Sunwoo pikir Hyunjae hyung adalah manusia yang paling berisik dan paling menyebalkan.

Tidak ada yang bisa menyaingi kerusuhan yang ditimbulkan oleh Hyunjae hyung jika laki-laki itu berada di sekitar.

Pokoknya, kakak kandung yang lebih tua tiga tahun dari Sunwoo itu adalah makhluk termenjengkelkan yang pernah ia temui di dunia.

Tapi itu adalah teori lama.

Sekarang, Sunwoo menemukan kandidat untuk menyaingi tahta yang dimiliki Hyunjae hyung.

Siapa lagi kalau bukan anak laki-laki itu.

Son Youngjae namanya.

"Sunwoo! Ayo pulang bareng!"

"Sunwoo! Aku pinjam catatan sejarah punya kamu boleh?"

"Sunwoo, aku minta roti kamu dong! Punyaku habis!"

"Sunwoo, dompetku hilang, kamu mau kan bayar ongkos taksinya dulu?"

"Sunwoo! Bantu aku kerjakan tugas matematika ya!"

"Sunwoo! Punggungku sakit, bisa bawakan tasku?"

"Sunwoo!"

"Sunwoo!"

Sejujurnya, Sunwoo tidak keberatan jika namanya dipanggil-panggil begitu. Ia malah bersyukur karena ada manusia yang menganggapnya dekat dan tidak ragu menghubunginya jika diperlukan.

Tapi kalau diganggu setiap hari, Sunwoo kan jengah juga. Apalagi anak pirang itu suka sekali meminta tolong ini itu padanya setiap hari.

Huh, memangnya Sunwoo ini pembantunya apa? Menyebalkan sekali!

Kemarin anak itu pinjam payung miliknya dan belum dikembalikan. Minggu lalu bahkan Youngjae menerobos masuk ke rumah Sunwoo di tengah malam untuk mencontek karena bocah pirang itu lupa mengerjakan tugas biologi.

Dasar anak manja ini memang super merepotkan!

"Sunwoo!" Youngjae berlari kecil menghampiri Sunwoo yang sedang duduk sendirian di kelas untuk bermain game.

"Apa?" Sunwoo bertanya tenang meski hatinya mulai mencelos.

Pasti bocah ini mau meminta sesuatu darinya lagi.

"Boleh aku pinjam ponsel kamu?" Tanya Youngjae sambil menghempaskan bokongnya di kursi terdekat. "Baterai ponselku habis. Aku mau kirim pesan buat mama kalau hari ini aku pulang agak telat soalnya klub bahasa mau kumpul seb-."

"Kamu enggak lihat aku lagi main game?" Sunwoo malah balik bertanya ketus.

"Oh... maaf. Aku cuma pinjam sebentar kok."

"Enggak bisa. Aku sudah hampir bikin highscore."

"Pleaseee?"

"Enggak."

"Please please please?"

"Enggak."

Youngjae mengangkat sebelah mulutnya sambil berjengit. "Kamu pelit amat sih."

"Emang." Balas Sunwoo jahat.

Biar saja ia terlihat kejam. Yang penting Youngjae tidak lagi mengganggunya setiap saat.

Sekali-kali, anak ini memang harus Sunwoo beri pelajaran supaya tidak bergantung padanya terus.

"Aku pinjam pada Hyunjoon saja kalau gitu."

Derit kursi terdengar tanda Youngjae akan beranjak dari tempatnya. Tapi Sunwoo keburu mencegah sebelum Youngjae betulan pergi.

"Ehh kenapa harus pinjam pada Hyunjoon? Kamu itu, memangnya teman kamu cuma dia seorang apa?" Niat Sunwoo cuma bertanya biasa saja, tapi ia tidak mampu menyembunyikan raut wajah tidak sukanya saat mendengar ucapan Youngjae tadi.

"Nih, ambil." Kata Sunwoo lagi dengan nada seolah-olah terpaksa kemudian ia menyerahkan ponselnya pada genggaman Youngjae.

"Loh katanya sedang sibuk main game?"

Sunwoo mengedikan bahu seraya mendengus. "Hubungi saja mama kamu itu. Cepat ya! Nanti lawan-lawanku keburu hidup lagi kalau kelamaan dipause."

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Youngjae mengangguk sebelum Sunwoo berubah pikiran. "Daritadi kek. Kalau sudah cemburu baru dipinjami."

"Cemburu jidat kamu! Sembarangan!"

Youngjae mengedikan bahu kemudian mengetik pesan untuk mamanya cepat. "Kamu kok enggak pulang? Sebentar lagi hujan lho."

"Nanti. Aku malas pulang terus ketemu Hyunjae hyung."

"Kalau gitu tunggu aku ya? Acara klub bahasa enggak bakal lama kok. Habis itu kita pulang bareng."

Sunwoo segera saja mengiyakan bahkan tanpa berpikir dulu. "Oke."

Satu detik berikutnya, Sunwoo baru sadar. Kok ia mematuhi semua omongan Youngjae terus sih. Kan ia mau memberi anak itu pelajaran supaya mandiri.

"Enggak jadi. Aku mau pulang sekarang." Koreksi Sunwoo cepat.

"Yah... Tunggu aku dong." Ekspresi wajah Youngjae tampak kecewa.

Sunwoo pun mana tega melihatnya.

"Y-ya sudah... aku tunggu kamu pulang..."

Dasar lemah! Dasar tidak jantan kamu, Sunwoo. Batin Sunwoo meraung-raung frustasi.

"Benar ya?" Sekarang Youngjae tersenyum senang sampai matanya berbinar-binar.

"Iya."

Mau tidak mau senyuman Youngjae semakin lebar melihat kelakuan Kim Sunwoo, teman pertamanya di sekolah yang selalu bersikap manis padanya meski Sunwoo sendiri tidak pernah menyadari itu semua.

Bahkan saking manisnya Youngjae suka sekali mengerjai anak itu sampai membuatnya kerepotan. Toh, Sunwoo tidak pernah protes kok kalau Youngjae minta tolong ini itu.

Semakin membuat Sunwoo kesal, semakin senanglah Youngjae melihatnya.

"Trims Sunwoo!" Kata Youngjae tulus dan penuh perasaan.

"Sama-sama, Youngjae."

"Eeeh! Panggil aku Eric kalau di sekolah!"

"Oke, Youngjae."

Youngjae melotot, mengacungkan jari tengahnya pada Sunwoo yang tengah tertawa keras di sisinya

.

.

FIN

Paan si ini wqwq aku pengen bikin school life gitu, yang masih clueless soal cinta. Tapi malah jadi gini HHH sayang sekali /sad.

Btw ini bakal dipost di akun wattpad juga jadi bukan plagiat ya, luvs.