Disclaimer © Masashi Kishimoto

Pairing: NaruHina

Summary:

"Tapi Hinata, Kak Saku…" kata-kata mama tiba-tiba terhenti, seperti ia teringat sesuatu.

"Apa ma! Cuma sebentar kok. Kak Sakura cuma pergi sebentar, kan? Kak Sakura juga udah janji mau cerita sama Hinata." Kataku dari bangku taman setelah berhasil duduk di atasnya.

Keep Your Promise

By: Himawarino Kira

Chapter 1 (Jangan Tinggalkan Aku, Kakak!)


Saat itu…

Kulihat wanita cantik itu masih saja terdiam disana. Duduk termenung di sebuah bangku taman dihalaman depan rumah yang terbuka dan terlihat begitu asri ditemani angin sepoi sore, yang membuat suasana semakin dingin. Entah apa yang membuatnya masih bertahan ditempatnya sekarang, ditengah diginnya angin sore yang serasa langsung menusuk hingga ke tulang. Aku pun masih tetap megintipnya melalui jendela kamarku yang kecil. Kulihat ia sedang memegang sesuatu, entah apa. Sesekali ia melihat benda yang ada dalam genggamannya, lalu melihat kembali kearah depan. Entah apa yang dicarinya. Tak ada sesuatu. Tatapannya seperti sedang menunggu, dan mulai berkaca-kaca. Perlahan air mata pun mengalir di pipinya sambil menatap kembali kearah benda yang digenggamnya. Aku pun masih heran dan penasaran dibuatnya. Dengan polosnya, aku berjalan kearah wanita cantik itu, yang saat itu berusia 29 tahun. Memang usia yang sudah tidak muda lagi. Namun, ia masih tetap terlihat begitu cantik.

"Kakak ngapain?" tanyaku sambil megusap mataku yang mulai mengantuk.

Dengan segera ia mengusap air matanya lalu menoleh kearahku, dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

"Hinata kok belum tidur?" tanyanya padaku lalu mengusap kepalaku.

"Kak Sakura kok juga belum tidur?" Kataku dengan masih megusap mataku. Lalu aku kembali melihat wajah cantik kakak tercintaku. Kulihat ia sedang menatap sesuatu yang ada pada genggamannya. Dengan polosnya, kuambil benda itu lalu duduk disampingnya.

"Ini foto Kak Sasuke, kan?" tanyaku melihat kakakku. Ia pun tersenyum padaku.

"Iya, dik. Sudah lama kakak nggak ketemu sama Kak Sasu." Katanya padaku lalu melihat kearah depan.

"Kakak lihat apa di depan? Nggak ada apa-apa kok, kak." Kataku yakin setelah melihat lurus kearah depan, kearah tatapan Kak Sakura tertuju.

"Nggak ada apa-apa kok, dik." Jawab Kak Sakura tersenyum padaku.

"Memang Kak Sasu kemana, kak? Kok nggak pernah tengok kakak? Kak Sasu jahat ya sama kakak?" Kataku dengan santai. Sambil masih melihat foto Kak Sasuke yang terlihat menggenakan seragam tentara militer dan memegang senapan besar pada tangan kirinya. Sementara tangan kanannya memeluk Kak Sakura. Mereka terlihat begitu bahagia.

Apa yang bisa dipikirkan oleh anak kecil yang baru berusia 4 tahun sepertiku? Hanya kata-kata itu saja yang terlintas dalam pikiranku. Yang aku tau hanya jahat dan baik. Ya, memang aku nggak tau apa yang dirasain oleh orang yang usianya sangat jauh dariku, usia yang sudah sangat dewasa untuk merasakan yang namanya cinta. Aku masih kecil, sangat kanak-kanak, jadi hanya itu saja yang aku tahu.

"Nggak. Kak Sasuke nggak jahat sama kakak kok. Kak Sasuke nggak sempat tengok kakak karena dia ada tugas dik." Katanya lalu mengangkatku dalam pangkuannya.

"Memang tugas apa, kak? Penting ya?" tanyaku lagi dengan santai melihat kearah Kak Sakura sambil mengembalikan foto miliknya.

"Penting dong, dik. Kak Sasu kan melindungi orang-orang yang tidak bersalah. Melindugi mereka dari peperangan." Jawabnya lalu memelukku dengan erat dan terlihat kembali air matanya mengalir.

"Ooh… Kak Saku kok nangis lagi? Berarti Kak Sasuke jahat dong, kak." Tanyaku lagi dengan nada yang masih seperti itu dan aku pun mengusap air mata kakak tercintaku.

"Nggak kok, dik. Kakak cuma ngantuk. Kedalam yuk?" katanya setelah mengusap air matanya lalu menggendongku masuk ke dalam. Tak terasa hari sudah semakin larut. Aku pun tertidur dalam pelukannya yang sangat hangat. Diciumnya keningku seperti seorang ibu. Aku pun terlarut dalam tidur dan mimpi kanak-kanakku. Tak ada satupun ucapannya tadi yang aku ingat. Kini, yang aku rasakan hanyalah ketenangan dan kehangatan.

Keesokan hari…

"Mama, mama! Kak Sakura mana, ma?" tanyaku pada mama saat mengetahui Kak Sakura tidak ada di sampingku saat aku terbangun.

Mama tidak mengindahkan pertanyaanku sama sekali. Ia hanya terdiam melihat ke arahku dengan raut wajah yang terlihat sangat sedih. Aku pun semakin bingung. Kembali ku ulangi pertanyaanku sambil berjalan keluar mencari kakakku.

"Mama, Kak Sakura mana ma?" aku berjalan keluar dari kamar kecilku sambil masih megusap mata dan meguap. Kulihat sekeliling, namun tak kulihat Kak Sakura. Aku pun melanjutkan berjalan ke luar rumah, dengan langit yang masih terlihat gelap.

Maklum saja, aku masih sangat kecil, anak-anak yang masih sangat muda. Saat tidur, aku selalu ditemani orang dewasa, terutama kakakku. Jadi, jika tak ada orang disampingku sebelum matahari terbit, walaupun langit masih gelap, aku pasti terbangun. Karena rasa nyaman dan perlindungan dari orang yang tidur bersamaku tak ada.

Aku masih mencari-cari dengan rasa kantuk yang masih membalut mataku. Tiba-tiba orang yang kucari berlari dengan sangat tergesa-gesa dari arah belakangku menuju gerbang rumah dengan membawa sebuah tas ransel.

"Kaak Saakuraaaa mau kemanaaa!" teriakku spontan lalu berlari mengejarnya.

Kulihat ia sangat terburu-buru. Entah mau kemana. Namun, ia tetap menyempatkan diri berhenti walau hanya sedetik dan melihat kearahku sambil berkata, "Tunggu kakak ya, dik?"

Kulihat kembali benda yang keluar dari mata cantik kakakku, yang mengalir di pipinya yang kini terlihat lebih banyak dari sebelumnya. Tiba-tiba mama menggendongku, menghentikan langkahku mengejar kakak tercintaku.

"Mama, Kak Sakura mau kemana ma?" tanyaku lagi menatap kearah mama dengan penuh harapan.

"Kakakmu cuma pergi sebentar, sayang. Nanti juga kembali." Akhirnya mama menjawab pertanyaanku namun dengan raut wajah yang sangat sedih, dan terlihat menahan air mata itu agar tidak keluar.

"Tapi kok kakak bawa tas sambil nangis, ma? Kak Sasuke jahat ya sama kakak?" kalimat itupun kembali keluar dari mulutku dengan polosnya.

"Kenapa kamu tanya gitu, sayang?" kata mama yang sepertinya terlihat terkejut dengan pertanyaanku.

"Kemarin kakak nagis terus waktu lihat foto Kak Sasu. Terus kakak juga bilang kalau Kak Sasuke nggak pernah tengok kakak. Berarti Kak Sasuke jahat ya, ma?" tanyaku dengan polos tanpa mengerti apa yang aku katakan. Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.

"Mama nggak tau, nak." Kata mama yang kini terdengar sedikit purau.

Aku melompat turun dari gendongan mama, lalu berlari menuju bangku taman yang letaknya tidak begitu jauh dari tempatku sekarang, dan diiringi teriakan mama, "Kamu mau kemana, Ta?"

"Duduk disana, ma! Nata mau nunggu Kak Sakura." Jawabku berteriak sambil berlari menuju ke bangku taman.

"Tapi Hinata, Kak Saku…" kata-kata mama tiba-tiba terhenti, seperti ia teringat sesuatu.

"Apa ma! Cuma sebentar kok. Kak Sakura cuma pergi sebentar, kan? Kak Sakura juga udah janji mau cerita sama Hinata." Kataku dari bangku taman setelah berhasil duduk di atasnya.

"Yasudah, jangan main jauh-jauh ya?" kata mama melambaikan tangan yang ku balas juga dengan lambaian tangan sambil berkata, "Iyaaa, maa!". Mama pun masuk ke dalam rumah dengan kedua tangan menutup wajah.

Sakura… Cepat pulang. Batin mama.

Hari semakin siang, namun Kak Sakura belum datang juga. Perutku juga sudah berbunyi. Aku pun memutuskan untuk masuk kedalam sekedar mengambil makanan ringan sambil mengunggu kedatangan Kak Sakura.

Saat aku masuk ke rumah, kulihat mama sedang bercakap dengan seseorang di telepon, dengan wajah yang sangat terkejut dan dengan tangis yang meledak.

Tanpa ku sadari, aku melangkah menghampiri mama dan dengan air mata yang juga ikut keluar dariku. Tangisanku pun semakin menjadi melihat mama yang terus saja menangis. Saat aku sampai, mama terkejut melihatku. Dengan segera diusapnya air matanya lalu menggendongku sambil menahan agar air mata itu tidak lagi meledak keluar, sementara aku masih menangis tanpa aku tau kenapa aku menagis.

"Mama kenapa nangis, ma?" tanyaku dengan terisak-isak.

"Nggak kenapa, sayang. Kamu kenapa nagis?" Tanya mama balik dengan suara yang masih purau karena menangis.

"Hinata juga nggak tau, ma. Nata nangis karena liat mama nangis." Jawabku dengan polos dan tangisan yang semakin kencang.

"Sudah, jangan nangis dong sayang. Mama nggak kenapa kok. Mama udah nggak nangis lagi kok." Kata mama lalu mencium keningku, mengingatkan ku pada seseorang yang sangat sering mencium keningku. Ciuman seperti seorang ibu… ~~

"Mama, Kak Sakura kok belum pulang ma?" tanyaku tiba-tiba setelah aku selesai menangis, tepatnya saat mama mencium keningku.

Tiba-tiba, mama terdiam lagi. Dan terlihat kembali air matanya yang keluar dengan perlahan. Diusapnya air mata itu lalu ia pun berkata,

"Mama nggak tau, Hinata." Jawabnya singkat.

Hening pun menghamiri kami begitu lama. Dan aku hanya terdiam seribu kata melihat mama. Aku pun teringat kembali dengan tujuanku mesuk ke dalam rumah setelah ku rasakan perutku berbunyi kembali.

"Mama, aku lapar." Keluhku sambil memegang perutku.

"Ooh… Kamu pasti lapar ya dari tadi? Ayo, mama suapin. Mama ada ayam goreng." Dengan segera mama mengajakku ke dapur dan aku pun sangat senang saat mama menyebut ayam goreng, makanan favoritku. Dengan segera aku lupa pada semua peristiwa tadi, yang membuatku mengangis dan menanyakan seseorang yang sangat aku sayangi.

Selesai makan, aku berpamitan pada mama untuk kembali ke bangku taman. Kali ini aku tidak tau untuk apa aku ke bangku taman. Yang aku ingat hanya untuk pergi ke sana, tapi aku sungguh lupa untuk apa aku kesana. Jadi, aku hanya bermain saja disana. Bermain tanpa ada yang menemaniku. Kulihat mama tersenyum melihatku dari arah jendela rumah, melambai padaku yang juga ku balas dengan lambaian.

Sakura… Apa yang harus mama katakan pada adikmu? Mama berharap kamu diterima disisi-Nya dengan tenang, ya nak? Dan mudah-mudahan adikmu yang masih kecil ini tidak ingat dengan semuanya. Maafin mama, sayang? Tangisan mama pun kembali meledak.

to be continued…


Akhirnya… Selesai juga chapter 1 :D

Nah! Untuk para minna dan author yang sudah baca, arigato karena sudah baca dan mohon review-nya mengenai fic saya ini :) Mudah-mudahan kalian semua suka walaupun baru chapter pertama. Hhehe :D

Oke, sekian dulu untuk chapter ini dan tunggu kelanjutan di chapter berikutnya, ya?

Sayonara and see you next time! :D

Dattebayo!