hai minna giman kabarnya?#SKSD

hahaha#tertawa nista..

saya author baru. dengan fic sasuhina percobaan ini.

Declimer (c) MASASHI KISHIMOTO

a/n : fic ini terinspirasi gambar SH yang berpose(hinata dirantai dan sasu yang memegang pipnya) sama seperti author moku-chan :*. hehehe fic ini aku persembahkan untuk author moku-chan yang udah hiatus. huwaaa#nangis lebay#ditimpuk reader. hehehe dari pada kelamaan yoo chech this out.

warning: canon, sedikit ooc, gaje, dan typo bertebaran(maklumlah author baru#pakk

Chapter 1

.

.

.

Pagi yang cerah mengawali hari seorang peri cantik berambut indigo bernama hinata-hime. Kenapa hime? Karena ia adalah putri raja di fairyland. Pagi itu seperti biasa hinata-hime bangun merapikan tempat tidur dan mandi. Memang terlihat biasa tetapi jika di perhatikan lebih detail. Pagi itu hinata-hime terlihat lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Karena apa? Hari ini bisa dikatakan hari besar karena hari ini adalah hari dimana ia akan kabur untuk melihat dunia luar. Ya hinata-hime telah lama menyusun rencana sejak sebulan yang lalu. Walaupun dia terlihat lemah tetapi terdapat sisi liar dalam dirinya. Dia memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bagaimana tidak dia hanya diperbolehkan berkeliaran didalam istananya hanya batas istana. Dan jika lewat istana ia akan mendapat hukuman terkurung dikamar. Bukan tanpa alasan raja melakukan itu dia takut hinata bernasib sama dengan ibu dan kakaknya yang telah tiada. Dengan senyum cerah hinata-hime menuruni tangga dengan cepat menyapa ayahnya untuk yang terakhir kalinya(eits bukan mati). Karena hari ini jugalah ayahnya akan menghadiri pertemuan raja-raja di fairyland. "ohayou, tou-sama" hinata berkata dengan wajah sumringahnya. "ohayou sayang, bagaimana tidurmu?" kata ayahnya. "sangat nyenyak" kata hinata jeda dan melanjutkan."apakah tou-sama akan pergi?" sambung hinata. "iya, hari ini ada pertemuan dengan raja-raja di fairyland. Mungkin sebulan lagi baru tou-san pulang. Jadi jaga dirimu ya." Kata raja seraya mencium kening hinata lembut. Karena terlalu gembira hinata-hime lagsung terbang mengelilingi plafon ruang makan. Tou-samanya yang melihat itu hanya menggeleng melihat perlakuan putrinya itu. Setelah tersadar apa yang dia lakukan tidaklah sopan. Hinata-hime segera terbang turun dan meminta maaf pada tou-samanya. "tou-sama maaf atas ketidak sopananku" hinata-hime berkata seraya menunduk. "sudahlah lagipula hanya terbang kenapa minta maaf? Sebaiknya kau kekamarmu karena tou-san akan pergi" kata tou-samanya. "ha'i" jawab hinata seraya terbang cepat menuju kamarnya. Dia sudah tidak sabar untuk keluar menuju dunia bebas yang dia inginkan.

.

.

.

Tak disangka ia terbang hingga telah berada didepan pintu. Membuka pintu kamarnya dan segera menguncinya. Ia berlari menuju lemari kesayanganya. Perlahan tapi pasti dia sampai di depan lemarinya tahulah jarak antara pintu masuk dan lemarinya yang tak bisa dibilang dekat itu. Tanpa membuang waktu perlahan dia membuka pelan kedua pintu lemarinya yang besar itu. Cahaya dari lemari menyeruak keluar tak ayal membuat hinata menutup mata . menghalau cahaya yang sangat menyilaukan itu. Dia tersenyum melihat pemandangan didepanya. Bagaimana tidak selama 5 tahun ini dia berusaha membuka segel lemarinya. Perlahan hinata melangkah menuju lubang didalam lemarinya itu. Perlahan, sangat perlahan malah. Dia tidak ingin tergesa-gesa untuk melihat dunia barunya. Saat melangkah hatinya begitu berdebar-debar. Saat hampir sampai tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan pelan, hinata tentu kaget dan reflek menoleh. Ia mendapati pengasuhnya nenek chiyo. Hinata bernafas lega 'ternyata hanya nenek chiyo' batin hinata. Chiyo menghampiri hinata dengan sebuah tas besar.

"hime-sama anda sebaiknya membawa ini, saya sangat takut jika terjadi sesuatu padamu hime-sama"

"terima kasih atas semua perhatianmu chiyo baa-san, tapi mungkin aku tidak memerlukanya" hinata berkata hati-hati agar tak menyakiti perasaan pengasuhnya itu. Tetapi melihat ekspresi pengasuhnya, hinata merasa tak tega dan menerima tas itu.

"mungkin ini berguna. Terima kasih chiyo baa-san" hinata berkata seraya tersenyum lembut kepada chiyo pengasuhnya.

"terima kasih kembali hime-sama. Aku sangat senang anda mau menerima pemberian terakhir saya" chiyo berkata sopan dan sedikit membungkuk. Hinata yang melihat hal itu memeluk chiyo dan berkata " sudahlah chiyo baa-san, tak perlu se formal itu. Aku telah menganggapmu seperti baa-sanku sendiri." Hinata berkata dengan ragu-ragu. Ia melihat pundak chiyo yang bergetar menandakan kalau dia sedang menangis. "saya akan merindukanmu hime-sama-.." "hinata baa-san" potong hinata cepat " iya hinata. Kembalilah kapan-kapan" hinata tersenyum seraya melepas pelukanya pada chiyo ia berbalik menghadap lemari tadi. Kali ini langkahnya cepat dan sedikit tergesa. Saat hampir sampai hinata berbalik dan mengucapkan kata terakhir " aku juga akan merindukanmu obaa-san" lalu ia menghilang menyisahkan sedikit air mata yang sempat menetes membasahi lantai.

.

.

.

'ah. Kenapa ini? Mengapa kepalaku terasa begitu pening?'

'tanganku, rasanya seperti terikat sesuatu'

'ah kakiku juga'

'Mengapa tubhku begitu berat'

'Ada apa ini?'

Hinata mencoba membuka matanya yang terasa begitu berat. Perlahan sangat perlahan menampakan iris lavendernya. Mengerjap beberapa kali dan membulat kaget secara bersamaan. Bagaimana tidak, Saat membuka mata ia telah mendapati sebuah mata merah yang langsung membuat tubuhnya serasa membeku. Serasa ada sesuatu yang mengekangnya. Itu akibat mata merah darah pemuda tampan didepanya. Hinata tampak masih membeku. Saat ini perasaanya campur aduk antara cemas, bingung, takut dan galau(eaa gelisah maksudnya =="). Lama mereka bertatapan dan itu membuat hinata tersadar kalau jarak mereka sangat dekat.

"akhirnya kau bangun juga penyusup." Sasuke. Lebih tepatnya uchiha sasuke pemuda yang tadi membuat hinata membeku, berbicara dengan penuh penekanan dan tatapanya yang mengintimidasi.

"si-siapa k-kau" hinata berkata dengan kesusahan karena alam bawah sadarnya masih terpengaruh sedikit gwnjutsu pemuda itu.

"seharusnya aku yang bertanya seperti itu .BODOH." masih dengan nada dingin dan tatapan mengintimidasinya, sasuke melepaskan gejutsunya dan menjauh dari hinata. Setelah terlepas dari genjutsu, hinata tampak terengah-engah dan tubuhnya berkeringat. Hinata tampak seperti orang yang habis berolahraga. Hinata memanfaatkan kesempatan ini untuk menghirup udara sebanyak mungkin. 'ah . air air air. Aku haus. Aku sangat haus. Butuh air. Tunggu! Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa aku disini? Apa yang aku lakukan? ' batin hinata. Hinata terus bergelung dengan pikiranya sendiri tanpa menyadari jika ada yang memperhatikannya. Sasuke dari tadi memang tak melepas pandangan mata sharingannya dari hinata. Hinata memang bukan ancaman yang besar. Ia akan langsung membunuhnya sekarang bila ia mau. Hanya saja si iblis orochimaru ingin memanfaatkan gadis ini untuk percobaannya. 'cih' sasuke mendecih dalam hati. Ia tak habis pikir. Mengapa gadis cengeng, lemah seperti dia bisa menjadi percobaan orochimaru si iblis itu. 'atau mungkin ada sesuatu yang disembunyikanya' batin sasuke. Sasuke kembali mengawasi gerak-gerik hinata setelah berhasil mengusir pikiran macam-macam yang sempat hinggap di kepalanya. Tidak ada yang mencurigakan dari setiap gerakan hinata. Hanya saja orochimaru selalu mengajarkannya untuk tetap waspada.

Sasuke pov

Apa yang sedang ia pikirkan? Tak ada yang mencurigakan. Tunggu! Kenapa aku peduli padanya? Masa bodoh. Cih. Saat aku masih bergelung dengan pikiranku gadis itu tiba-tiba mendongak dengan pandangan yang err.. ck menjijikan.

End sasuke pov

"a-ano bi-bisakah aku meminta a-air?" hinata berkata dengan wajah memelas andalanya. Sayangnya orang yang ia hadapi sekarang adalah uchiha sasuke. Bungsu uchiha yang kejam.

"kau pikir aku ini pelayanmu hn?" sasuke berkata sinis dengan expresi datar andalanya membuat hinata membatu tak berkutik.

'glek' hinata menelan ludah susah. Ini pertama kalinya ia menghadapi pemuda seperti sasuke.

Hinata menunduk. Ia tak tau lagi apa yang harus ia lakukan.

Tes

Tes

Tes

Menangis. Ya. Cuma itu yang dapat ia lakukan dengan keadaan sperti ini. Keadaan seperti budak yang kotor dan menjijikan. Kedua tangan dan kakinya dirantai.

Sasuke yang melihat hal itu lantas merasa makin muak dengan gadis cengeng di depanya itu.

"cih. Lemah, cengeng dasar perempuan munafik. " sasuke berkata sambil menghilang pergi tanpa menghiraukan hinata yang terus menangis.

Hinata yang mulai merasa kalau tak ada lagi seseorang. Perlahan-lahan berhenti menangis. Tetapi rasa hausnya makin menjadi. Ia mencoba membuka rantai dengan sihir yang dipelajarinya di dunia peri. Tetapi nampaknya tak akan bisa karena rantainya telah diberi segel.

Tapi hinata tak menyerah ia terus mencoba dan mencoba. Sesaat ia melupakan rasa hausnya. Ketika ia sampai pada batasnya. Ia tertunduk lesu 'hah hah hah hah. Lelah, haus. Air aku butuh air. Mengapa aku baru merasakanya ya?' tiba-tiba sebuah botol air menggelinding di kakinya. Sontak membuatnya mendongak. Mendapati suigetsu rekan sasuke di tim hebi.

"minumlah, kau haus kan?"

.

.

.

TBC

gimana? huuuh aku sudah tau ficku ini pasti ancur beud kn? hikz...#pundung.

sebagai newbie aku menerima semua bentuk kekesalan kalian terhadap fic ini (saran, kritik, flame, dll) atau yang sekedar mau berkomentar tentang ficku ini.

silahkan klik review di bawah jika ingin mengirim kekesalan dan komentarnya yah.

dan terimakasih untuk semuwanya jaa#ditimpuk sepatu

hikz.. yaudah.. jaa

20.06.13