Disc:
Naruto: Masashi Kishimoto
.
.
.
TWO SHOT
Pairing: Naruto x Hinata
Genre: romance/hurt/comfort
Rating: T
Setting: dunia shinobi
Rabu, 13 Juni 2017
.
.
.
Fic request for Mariati
.
.
.
HINATA YANG BERBEDA
By Hikasya
.
.
.
Chapter 1. Hinata hidup lagi?
.
.
.
Mengusap sekali pada batu nisan yang bertuliskan "Hyuga Hinata", seorang pria menampakkan mimik wajah yang begitu kelam. Matanya yang berwarna biru, meredup sayu. Hatinya terluka karena harus menahan segala kepedihan. Perasaannya bergetar bagaikan lirik lagu tanpa musik. Waktu terasa terhenti ketika dia mengingat semua apa yang terjadi pada sosok gadis yang bernama Hyuga Hinata.
"Hinata...," ucap laki-laki berambut pirang yang diketahui bernama Uzumaki Naruto."Beristirahatlah dengan tenang di sana. Aku akan terus mendoakanmu dan mengunjungimu setiap hari. Itulah janjiku padamu. Lalu... Maaf, jika aku baru menyadari perasaanmu itu..."
TES!
Perlahan-lahan tetesan bening melimpah ruah dari sudut dua matanya. Dia sadar bahwa dia menangis. Dia memegang batu nisan itu dengan kuat. Menundukkan kepalanya sedalam-dalamnya. Menangis sejadi-jadinya.
Ya, dia sudah terlambat menyadari perasaan Hinata itu. Dia baru mengetahuinya ketika Hinata menyatakan perasaannya padanya.
.
.
.
FLASHBACK
.
.
.
Waktu itu, masih terjadi perang dunia ninja yang keempat, Hinata yang sangat sekarat karena terkena serangan dari Obito, mengatakan kalimat terakhir itu pada Naruto yang memeluknya. Naruto tampak terkejut saat mendengarkannya.
"... Mu-Mungkin hidupku sampai di sini saja. A-Aku tidak bisa bertahan lagi..."
"Bertahanlah, Hinata! Kau harus bertahan!"
"Ti-Tidak bisa, Naruto...," kata Hinata dengan nada parau karena semua tubuhnya sudah dipenuhi luka yang sangat parah."A-Aku harap kau memenangkan peperangan ini. Lin-Lindungilah semua orang. A-Aku mohon... Padamu. La-Lalu satu lagi..."
"Hinata..."
Naruto menitikkan air matanya, bersamaan Hinata yang dipeluknya ini, memegang pipi kirinya dengan erat dan membisikkan sesuatu padanya. Senyuman lembut terukir di wajah Hinata yang pucat.
"A-Aku sangat mencintaimu, Naruto..."
Saat itu juga, Hinata menutup kedua matanya perlahan-lahan. Tangannya yang memegang pipi kiri Naruto, langsung jatuh begitu saja. Tubuhnya tidak bergerak lagi.
Menyaksikan semua ini, Naruto menjadi syok. Kedua matanya terbelalak keluar.
Suara kerasnya meledak dahsyat di tengah peperangan itu.
"TI-TIDAK! HINATAAAAA!"
.
.
.
FLASHBACK END
.
.
.
Begitulah cerita singkatnya. Naruto masih mengingatnya sampai sekarang.
Dia menangis seorang diri di area pemakaman itu. Hanya kesunyian yang menemaninya di sana. Tampak sebuket bunga matahari terletak di dekat batu nisan Hinata, yang diberikan Naruto, beberapa menit yang lalu.
Tak lama kemudian, tangisan Naruto mereda. Naruto mengelap sisa-sisa air matanya dengan lengan kanannya. Rambut pirangnya yang dipotong pendek, sejenak bersinar karena diterpa cahaya pagi sang surya. Awan-awan yang semula menutupi langit, berpisah dari kelompok mereka, dan memberikan ruang bagi sang surya untuk memberikan sinar keceriaan ke permukaan bumi.
Dia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Sekali lagi, tangan kanannya yang terbalut kain putih itu, memegang batu nisan itu. Wajahnya masih suram, tapi seulas senyum tipis dapat terlihat jelas. Walaupun senyuman itu adalah senyuman yang dipaksakan.
"Baiklah, Hinata. Aku pulang dulu. Besok aku akan kemari lagi untuk menemuimu."
Begitulah yang dikatakannya. Dia bangkit berdiri dan berjalan pelan meninggalkan pemakaman itu.
.
.
.
Di jalanan desa Konoha yang begitu ramai dan bising, tampak Naruto yang berjalan di antara orang-orang yang lalu lalang. Dia memasukkan kedua tangannya di dalam kantong jaket jingganya. Sedikit menundukkan kepalanya. Menampakkan raut wajah yang masih kusam.
Para gadis yang ada di jalanan itu, berteriak histeris ketika melihat Naruto yang lewat. Pasalnya, mereka adalah penggemar yang begitu mengagumi Naruto, sang pahlawan besar yang telah memenangkan perang dunia ninja keempat itu.
"KYAAAA! ITU NARUTO-KUN!"
"AYO! DEKATI DIA!"
"AKU INGIN MEMBERIKAN HADIAH INI PADANYA!"
"PASTI DIA SUKA DENGAN HADIAHKU INI!"
Semua gadis saling bersahut-sahutan lalu berlari cepat untuk menghampiri Naruto.
DRAP! DRAP! DRAP!
Naruto pun terkejut dan mendadak menghentikan langkahnya ketika para fansgirl-nya datang menyerbunya. Dia kewalahan dibuatnya.
"Eh? Eh? Ada apa ini!?" tanya Naruto yang merasa bingung.
"Naruto-kun! Terimalah hadiahku ini!" spontan semua gadis berkata kompak sambil menghujani Naruto dengan berbagai hadiah sehingga Naruto kewalahan menerimanya.
SET!
Dari ujung jalan itu, di antara keramaian, tampak seorang gadis yang berjalan. Rambut panjangnya yang berwarna indigo, terayun lembut di udara setiap kali dia berjalan. Kedua matanya berwarna lavender, tampak sayu sekali. Kulitnya yang berwarna putih. Tubuhnya yang langsing dibalut dengan kimono berwarna putih berlengan panjang. Obi berwarna ungu membelit bagian bawah dadanya. Bawahannya adalah celana pendek berwarna hitam. Sepatu ninja berwarna hitam membungkus kedua kakinya.
Kebetulan seorang gadis berambut merah muda pendek dan bermata hijau, Haruno Sakura, berdiri di depan toko bunga milik Yamanaka Ino. Dia sedang berbicara akrab dengan Ino.
"Tunggu! Aku harus memberitahukan ini pada Naruto."
"Iya, Sakura. Kalau cepat diberitahu, itu lebih baik baik."
"Baiklah, Ino. Aku pergi dulu."
Sakura tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ino. Ino juga melambaikan tangannya dan membalas senyuman Sakura itu.
Begitu Sakura berbalik, tiba-tiba kedua matanya terbelalak keluar karena melihat gadis berambut indigo itu lewat. Begitu juga dengan Ino.
"...!" Sakura syok di tempat."I-Itu, kan!?"
Ino juga syok.
"Hei, Sa-Sakura... Apa kau melihat apa yang kulihat tadi!?"
"A-Aku melihatnya... O-Orang tadi adalah... Hinata!?"
"Bu-Bukankah... Hinata sudah meninggal dua tahun yang lalu!?"
"I-Ini tidak mungkin! HINATA!"
Langsung saja Sakura berlari mengejar, begitu gadis yang diduga Hinata itu sudah berjalan sedikit jauh dari toko bunga Ino berada. Ino melihat kepergian Sakura dengan penuh pertanyaan di hatinya.
Apakah dia salah lihat?
Tidak mungkin Hinata hidup lagi.
DRAP! DRAP! DRAP!
Sakura berlari secepat mungkin. Berusaha menghindari setiap orang yang berjalan dari arah berlawanan darinya. Dia ingin memastikan gadis misterius itu, memanglah Hyuga Hinata.
"HINATA! TUNGGU! HINATAAAA!"
Gadis misterius itu menghentikan langkahnya karena merasa dirinya dipanggil. Dia menoleh ke arah belakang, Sakura yang datang mendekatinya.
Sakura menghentikan larinya. Dia sangat terengah-engah. Memandang wajah gadis yang berdiri di depannya ini.
"Ada apa?" gadis itu bersuara datar, dan ekspresi wajahnya juga sangat datar."Apa kau mengenaliku?"
Suaranya begitu lembut. Persis seperti Hinata. Sakura terpaku sebentar lalu mengeluarkan suaranya dari tenggorokannya yang terasa tercekat.
"A-Apa kau adalah Hyuga Hinata?"
Untuk sesaat saja, gadis itu terdiam. Kemudian mengangguk pelan.
"Aku memang Hinata. Tapi, bukan Hyuga. Melainkan Ootsutsuki Hinata."
"Ootsutsuki!?"
Kembali Sakura terkejut mendengarnya. Gadis yang diketahui memang bernama Hinata, mengangguk pelan.
"Begitulah."
"A-Asalmu darimana?"
Hinata memandang ke arah langit. Sakura yang merasa heran, juga memandang ke arah langit.
"Aku datang dari langit dan baru saja menginjakkan kakiku di sini, bersama ibuku. Karena ada keperluan mendadak, kami menemui keluarga Hyuga yang ada di desa Konoha ini...," Hinata menurunkan pandangannya dan memandang Sakura lagi."Aku tidak tahu jika ada orang yang mengenaliku di sini. Memangnya aku ini mirip dengan orang yang bernama Hyuga Hinata itu?"
"Ya, kau sangat mirip dengan Hyuga Hinata. Bahkan namamu juga sama dengannya. Hanya berbeda marga saja."
"Oh ya?"
"Suaramu juga mirip... Tapi..."
"Tapi apa?"
"Hmmm..."
Sakura enggan mengatakannya bahwa sifat Hinata yang ini berbeda dengan Hinata yang meninggal. Wajah Hinata ini terlihat datar tanpa menunjukkan ekspresinya sama sekali. Selain itu, dia tidak terlihat pemalu dan lemah lembut seperti Hinata. Terkesan kaku dan dingin.
Setelah terdiam cukup lama, Sakura tersenyum.
"Ah, tidak. Hanya itu yang ingin kukatakan."
"Oh."
"Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Haruno Sakura. Salam kenal ya."
Sakura mengulurkan tangan kanannya pada Hinata. Hinata agak ragu, kemudian menjawab tanpa membalas uluran tangan Sakura.
"Salam kenal juga."
"Ng...," Sakura menyadari Hinata yang tidak membalas uluran tangannya lalu tertawa kikuk."Kuharap kita bisa berteman baik."
"Lihat saja nanti."
Usai mengatakan itu, Hinata malah berbalik dan menyelonong pergi dari hadapan Sakura. Sakura pun melongo disertai sweatdrop di kepalanya.
'Dingin sekali. Sifatnya memang berbeda dengan Hinata,' batin Sakura di dalam hatinya.
Dia berdiri terpaku di tempatnya, dan menyaksikan kepergian Hinata itu. Hinata menghilang di antara keramaian tersebut.
Sementara itu, Naruto tampak memegang setumpuk hadiah yang menjulang tinggi sehingga menghalangi wajahnya. Para gadis masih asyik mengerubunginya seperti lalat begitu.
"Hai, Naruto-nii."
Seseorang menyapanya dengan nada riang. Naruto tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia mengetahui suara siapa itu.
"KONOHAMARU, TOLONG AKU!"
Ya, Sarutobi Konohamaru namanya. Seorang anak laki-laki berambut hitam dan bermata hitam. Berusia sekitar 16 tahun.
"Ah, apa yang bisa kutolong, Nii-san?" Konohamaru melongo melihat Naruto yang datang ke arahnya.
"Tolong bawakan semua ini!" pinta Naruto yang langsung menghujani Konohamaru dengan tumpukan hadiah menjulang tinggi itu.
"A-Apa!? Tu-Tunggu dulu!"
BRAAK! GEDUBRAAAK!
Alhasil, Konohamaru terjatuh ke belakang beserta tumpukan hadiah-hadiah itu. Sedangkan Naruto sudah kabur duluan untuk menghindari para gadis yang terus berdatangan ke arahnya.
"WAAAAA!" Naruto berteriak keras sambil berlari cepat dan mengetahui para fansgirl mengejarnya.
"NARUTO-KUN! TUNGGU! JANGAN LARI! pekik para fansgirl bersamaan.
Terjadilah aksi kejar-kejaran yang seru di jalanan itu. Orang-orang yang lewat di jalanan itu, terheran-heran melihatnya. Begitu juga dengan Hinata yang kebetulan lewat di jalan yang dilewati Naruto.
Dalam adegan yang dibuat "slow motion", pergerakan semua orang melambat. Naruto yang berlari lambat berpapasan dengan Hinata yang melihat ke arahnya.
"...!"
DEG!
Jantung Naruto berdetak keras saat matanya beradu dengan mata Hinata. Kedua matanya membulat sempurna. Dia terkejut setengah mati.
'Hinata?' batin Naruto yang kemudian berlari cepat ke arah sebuah gang sempit.
Gerakan adegan kembali normal. Hinata tadi, yang terpaku melihat Naruto, juga merasakan jantungnya yang berdetak keras.
'Siapa laki-laki itu? Kenapa hatiku berdetak keras saat melihatnya? Ada sesuatu yang terjadi padaku.'
Gadis itu membatin di dalam hati. Lantas memutuskan melanjutkan perjalanannya.
SYAAAT!
Dengan gerakan cepat, Naruto menginjakkan kedua kakinya di atas tembok sebuah bangunan. Lalu melompat ke atas dan mendarat di puncak bangunan itu. Dia menghentikan langkahnya sejenak di sana.
Bayangan sosok Hinata yang diilihatnya di jalanan itu, terlintas di dalam pikirannya. Dia pun berpikir kalau dia melihat hantu Hinata.
'Apa yang kulihat tadi adalah hantu?'
Dia merenungkan semua itu sendirian. Memandang ke arah langit yang begitu cerah. Sinar mentari terasa menghangatkan jiwanya yang terasa beku.
'Mungkin karena aku merindukan Hinata. Makanya aku berhalusinasi melihat Hinata yang berdiri di jalanan itu. Haaah..."
Dihelakannya napasnya yang terasa berat. Terdengar suara yang menggema di gendang telinganya.
["Hei, kau tidak berhalusinasi, bocah. Gadis tadi memang manusia. Bukan hantu Hinata."]
"Uhm...," Naruto mengangkat salah satu alisnya."Apa benar itu, Kurama?"
["Ya, aku merasakannya begitu. Gadis itu sangat mirip dengan Hinata. Aku sampai kaget saat melihatnya tadi."]
"Jadi?"
["Kejar dia dan pastikan siapa dia. Kau penasaran, bukan?"]
"Tentu saja penasaran, datebayoo."
["Hehehe... Sudah kuduga begitu. Ayo, sana pergi!"]
"Baiklah, Kurama!"
Naruto mengangguk tegas. Dia tertawa lebar dengan hati yang terasa ringan. Rasa sedih yang sempat menyerangnya, menghilang begitu saja berkat hiburan dari musang berekor sembilan yang bernama Kurama. Kurama yang bersemayam di dalam tubuh Naruto, menunjukkan seringaiannya yang lebar.
SYAAAAT! SYAAAAT! SYAAAAT!
Naruto melompat dari satu bangunan ke bangunan yang lain. Dia mengambil alternatif perjalanan di atas, guna menghindari para fansgirl-nya yang mungkin mencarinya sekarang. Tujuannya adalah mencari sosok Hinata tadi.
Tak membutuhkan waktu yang lama, dia menemukan sosok Hinata tadi. Dia mendarat di sebuah gang sempit dan mengintip ke arah Hinata yang berdiri tak jauh darinya.
Tempat mereka berada saat ini, tidak terlalu ramai. Hanya beberapa orang yang lewat di sana, dan tidak tampak pula para fansgirl Naruto tersebut.
Sosok Hinata itu terlihat berdiri di depan sebuah toko perlengkapan ninja. Dia sedang melihat-lihat sebuah senjata yang dipajang di etalase toko tersebut.
'Benar. Gadis itu memang mirip dengan Hinata. Tapi, ini tidak mungkin. Bagaimana bisa ada orang yang sangat mirip dengan Hinata?'
Naruto terus mengamati gadis itu. Gadis itu tetap berdiri di sana, celingak-celinguk. Sesekali dia memandang jalanan sekitar lalu menyadari Naruto yang berdiri di sana.
"...!"
Terkejut saat pandangan gadis itu tertuju padanya, Naruto buru-buru menyembunyikan dirinya lebih dalam ke gang sempit itu. Takut ketahuan.
Tapi, gadis itu malah mendatangi tempatnya bersembunyi.
"Hei, siapa kau?"
Naruto tersentak kaget begitu Hinata berdiri di sampingnya. Dia mundur beberapa langkah ke kiri, berjalan seperti kepiting, dan...
SYAAAAT!
Memanjat dinding. Melompat ke atas dan kabur begitu saja.
Hinata yang ditinggalkan, melongo dibuatnya.
"Laki-laki yang aneh...," ujarnya sambil memegangi atas dada kirinya."Tapi, jantungku terus berdebar-debar kencang saat melihatnya. Tanda apa ini?"
Kedua mata lavendernya menyipit lembut. Wajahnya datar tanpa ekspresi, padahal dia tengah tersenyum sekarang.
"Kata ibu, jika hatiku berdetak kencang saat bertemu seorang laki-laki untuk pertama kalinya, itu menandakan bahwa laki-laki itu yang ditakdirkan untuk menjadi suamiku kelak. Apa mungkin... Laki-laki itu adalah orang yang ditakdirkan menjadi suamiku?"
Dia memandang ke arah langit. Kedua matanya tetap menyipit lembut. Tangannya masih memegang atas dada kirinya. Merasakan setiap debaran jantungnya yang begitu menyenangkan baginya.
Dia telah jatuh cinta pada sosok pahlawan besar itu. Takdir Tuhan telah mempertemukannya dengan calon jodohnya di desa Konoha ini. Dia berharap semua impiannya terwujudkan.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
FIC REQUEST UNTUK MARIATI SUDAH JADI!
Maaf, telat buatnya. Semoga kamu suka ya.
Oke, segini saja dulu. Sambungannya akan saya lanjutkan ke chapter 2. Chapter yang terakhir.
Akankah Ootsutsuki Hinata mendapatkan cintanya?
Kita lihat saja nanti.
Terima kasih banyak.
Bye.
Rabu, 13 Juni 2017
