Merlin And The Little Witch
Aku duduk menghadap taman bunga milik Merlin. Duduk di bangku ayunan miliknya sambil menatap hamparan bunga yang ia tanam sendiri di pekarangannya.
Oh ya, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Rosella White. Umurku sudah delapan tahun. Saat ini, aku sedang berada di rumah kawanku, Merlin. Pria tua yang ramah dan bijaksana, menurutku...
Banyak orang mengira ia orang yang galak, tapi sebenarnya tidak kok. Aku heran kenapa orang-orang mengiranya seperti itu. padahal, dia sama sekali tidak menakutkan ataupun galak. Buktinya, dia memperbolehkanku datang setiap saat dan berbincang-bincang dengannya. Ia bahkan membuatkanku teh dan kue yang enak.
Aku suka disamping Merlin. Serasa bersama seorang kakek. Ibuku bilang Kakekku sudah meninggal sebelum aku lahir. Aku tidak punya kakek. Jadi, semua perasaan sayangku untuk Kakek, tercurah pada Merlin.
"Jadi, ada kabar baru, Ella?" Tanya Merlin sambil membawa nampan berisi teh dan kue gula. Aku mengambil salah satu kue gula itu dan tersenyum padanya.
"Yup, Nyonya Smith menanyakan keadaan mu saat ini. " Ucapku sebelum malah kueku. Merlin tertawa mendengarnya.
"Kurasa dia menyukaimu, Merlin. Apa kau menyukainya? Kalau aku sih tidak. Dia sangat membosankan, tukang gossip, dan menyebalkan." Ucapku yang disambut dengan usapan kepala dari Merlin. Aku menatapnya, Ia terlihat sedih sekali. Duh… harusnya aku tidak bilang begitu tentang Nyonya Smith.
"Maaf…" Ucapku pelan.
"Untuk apa?"
"Mangatakan hal yang kau tidak sukai." Ucapku polos.
"Apa maksudmu? Kau tidak bersalah apa-apa, Ella. Kau benar, Nyonya Smith memang orang yang membosankan."
Aku terkikik geli mendengarnya. Merlin tersenyum lagi. Kalau bukan itu. apa yang membuat Merlin sedih ya?
Merlin tidak pernah memberitahukan tentang dirinya. Ataupun siapa saja teman masa dulunya. Seperti apa masa lalunya pun aku juga tidak tahu. Setiap kali aku menanyakan adakah orang yang ia sukai. Wajahnya jadi terlihat sangat sedih. Terkadang, aku suka melihat Merlin duduk di tepi danau sendirian. Menatap reruntuhan di seberang sana dengan wajah sedih.
Pernah, sekali waktu aku bertanya akan masa lalu Merlin.
"Merlin, sebenarnya masa lalumu seperti apa, sih?" Tanyaku sambil mengambil bunga mawar putih dikebun Merlin.
Saat aku melihat ia sama sekali tidak menjawab. Saat aku melihatnya, wajahnya berubah sendu. Saat itu aku aku langsung memberikannya bunga yang aku petik kepadanya. Ia kembali tersenyum namun dengan senyum sendu. Aku merasa tidak enak dengannya. Harusnya aku tidak menanyakan hal itu.
Aku kemudian memeluknya. Ia pun membalas pelukanku. Mulai dari hari itu, aku pun tidak pernah menanyakan apapun mengenai masa lalunya.
Hingga suatu ketika, seseorang bernama Modred datang. Ia menarikku dan menanyakan soal Emrys. Aku tidak tahu siapa dia. Tapi dia terus memaksaku untuk mengataknya. Hingga Merlin datang dan memelukku, menjauhkan aku darinya.
Ada apa sebenarnya aku pun tidak tahu. Karena setelah itu, Merlin membawaku pulang kerumah.
"Apa yang kau pikirkan, Ella?" Tanya Merlin.
Duh aku ngelamun lagi. malunya….
Aku tersenyum kearah Merlin menggelengkan kepalaku perlahan. Merlin menatapku dengan bingung.
"Ada apa, Ella?"
"Mmm… apa aku boleh tau sesuatu, Merlin?" Tanyaku ragu.
"Ada apa?"
"Emrys itu siapa?"
Kedua alis Merlin naik. Ia kemudian menyesap tehnya pelan.
"Well, dia kenalan lama." Ucapnya singkat.
TRRRR TRRRR TRRRR
Telephon rumah Merlin berbunyi. Ia kemudian bangkit dan pergi untuk mengangkatnya.
"Ya, dia ada disini. Kau tidak perlu khawatir. Apa? Baiklah kalau begitu." Ucap Merlin
Aku melihatnya bingung. Siapa yang telephon ya? Ketika ia sudah menutup telephonya.
"Ella, Waktunya pulang…."
Ups… aku lupa waktu. Sekarang ternyata sudah sore. Seharunya aku sudah pulang saat ini. Kemudian aku memeluk Merlin.
"Sampai jumpa, Merlin." Ucapku sambil melambaikan tangan dari jauh.
TBC
Hallo, ini fic pertama Mia di fandom Merlin. Hope you like and enjoy it! Maaf kalo ceritanya ngawur ma aneh, typo dimana-mana, OOC, OOT, dll.
salam kenal semua...
