That Girl is Mine

By Yamaguchiya Ayame

Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

Karena ini fanfic pertama saya di sini, maaf kalau gaje…

Happy reading, minna! ^^

Chapter One

Sakura's POV

Saat ini aku sedang duduk di bangkuku sambil membaca buku. Membaca buku sudah menjadi kebiasaanku sejak dulu, tapi keasyikanku terganggu oleh suara-suara histeris di belakangku. Tanpa menoleh pun aku dapat mengenali siapa saja orang-orang yang ada di belakangku. Siapa lagi kalau bukan sahabatku sendiri, Yamanaka Ino, si gadis berambut pirang itu. Ino tampak sedang asyik bercerita dengan Hinata dan Tenten yang juga sahabat-sahabatku.

"Bagaimana kau bisa seyakin itu, Ino?" tanya Tenten meragukan ucapan Ino.

"Aku sudah melakukan survei dari semua cerita bahkan film di mana tokoh utama laki-lakinya itu dingin dan acuh. Dan hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki seperti itu biasanya selalu hot dalam berpacaran," jelas Ino dengan bangganya. Mendengar ucapan Ino barusan, mau tidak mau membuatku tertarik juga. Dan entah mengapa pikiranku tiba-tiba tertuju pada seorang laki-laki yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan yang diucapkan Ino.

Laki-laki berambut raven dan selalu memasang wajah datar andalannya. Selalu bersikap acuh dan tidak peduli terhadap sekitarnya, seolah dia memiliki dunianya sendiri yang tidak bisa dimasuki oleh siapa pun. Yah… siapa lagi kalau bukan Uchiha Sasuke.

"I-Ino-chan, apa yang kau maksud adalah U-Uchiha-san?" tanya Hinata dengan wajah malu-malunya, seperti biasa…

"Bingo! Jawabanmu benar sekali, Hinata-chan! Karena itulah aku penasaran dengan Sasuke-kun, apa dia juga se-hot seperti yang kubayangkan," jawab Ino masih dengan semangatnya.

Tanpa sadar aku sudah menahan napasku sedari tadi. Bahkan buku yang menurutku menarik itu sudah tidak kuacuhkan lagi. Perhatianku justru terarah pada ucapan Ino barusan.

Aneh. Padahal aku tidak tertarik dengan Sasuke tapi kenapa ketika mendengar Ino berbicara seperti itu, hatiku menjadi terasa aneh, terasa nyeri begini… seperti ada ribuan jarum yang tidak kelihatan menusuknya.

Baiklah, sebelumnya biar kujelaskan dulu siapa Uchiha Sasuke yang saat ini sedang dijadikan bahan gosip oleh ketiga sahabatku ini. Uchiha Sasuke adalah murid laki-laki yang paling populer di sekolahku. Bahkan terlalu populernya, dia mempunyai fans club yang selalu setia mengikutinya ke mana pun dia pergi—di lingkungan sekolah ini maksudku—Sasuke juga murid yang paling rajin dan cerdas sehingga tidak heran jika dia menjadi langganan ranking 1 di sekolah. Selain itu, Sasuke juga merupakan Ketua OSIS di sini. Tapi bagiku, Sasuke adalah sainganku, karena aku mempunyai ambisi untuk mengalahkannya tapi sampai sekarang aku tidak pernah satu kalipun bisa mengalahkannya tapi bukan berarti aku menyerah, aku pasti bisa mengalahkannya suatu saat nanti.

"Hei, Sakura? Menurutmu bagaimana?" panggil Tenten. Aku meletakkan bukuku dan memutar bangkuku sehingga menghadap ke mereka.

"Apanya yang bagaimana?" tanyaku tidak mengerti.

"Apakah Ino bisa berhasil mendapatkan perhatian Uchiha-san?"

"Entahlah. Tapi kurasa tidak mungkin bisa, kalian tahu sendiri bukan seperti apa Uchiha itu. Lelaki paling susah untuk didekati, bukan hanya oleh perempuan, dengan sesame lelaki saja susah sekali. Dia sepertinya memiliki dunianya sendiri," jawabku santai. Ino langsung mendelikkan matanya ke arahku.

"Jadi menurutmu, aku akan gagal mendapatkannya? Hm, kita lihat saja nanti, aku sangat yakin bisa meruntuhkan si gunung es itu. Aku akan melakukan apa saja agar Uchiha mau melihat ke arahku. Mau bertaruh denganku, Sakura-chan, kalau aku bisa mendapatkan Uchiha maka kau harus mentraktirku makan sepuasnya di café yang kemarin itu?" tantang Ino. Aku hanya bisa menghela napas, karena aku tahu akan percuma saja mencegah Ino jika dia sudah bersemangat melakukan taruhan.

"Baiklah."

"Oke, kita sepakat. Ah, itu dia orangnya! Kalau begitu aku harus mulai bergerak sekarang. Sampai jumpa nanti, aku harus mengejar Sasuke sekarang." Lalu Ino pun berlari melesat keluar kelas, dan kulihat Sasuke memang berjalan melintas di depan kelasku. Dan Ino dengan cepat sudah berjalan di sampingnya, sepertinya Ino berusaha mengajak ngobrol Sasuke. Tapi yang kulihat sih Sasuke sama sekali tidak mendengarkan Ino, justru cenderung acuh. Kasihan Ino…

Akhirnya pelajaran hari ini pun selesai, aku, Hinata, dan Tenten pulang bersama. Ino tidak pulang bersama kami karena katanya dia masih ingin berjuang untuk mendapatkan perhatian dari Sasuke.

"Sakura, apa kau sudah menemukan tempat tinggal baru?" tanya Tenten.

"Belum. Hah… aku juga tidak tahu mencari ke mana. Bagaimana mungkin aku bisa mencari tempat tinggal baru hanya dalam waktu seminggu, bibi memang aneh. Mengusirku seenaknya saja!" umpatku kesal.

Yaa, saat ini aku sedang dalam masalah. Tempatku tinggal dulu bukan rumahku sendiri melainkan milik orang lain, aku menyewanya supaya bisa tetap tinggal di Tokyo. Tapi kemarin, tiba-tiba saja bibi pemilik rumah datang dan mengatakan bahwa aku harus mencari tempat tinggal baru karena rumah yang selama ini kusewa telah disewa oleh orang lain dengan harga yang lebih tinggi. Dan yang lebih membuatku kesal, bibi itu hanya memberiku waktu seminggu untuk mencari tempat tinggal baru. Bagaimana mungkin bisa aku mendapatkan tempat tinggal baru hanya dalam waktu seminggu apalagi mengingat ini adalah kota Tokyo yang padat. Menurutku sangat sulit menemukan tempat tinggal yang nyaman tapi dengan harga yang tidak terlalu mahal.

"Kalau tidak salah di daerah tempat tinggal saudaraku ada rumah yang menyewakan kamar kosong. Rumahnya juga tidak terlalu jauh dengan sekolah, jadi kau tidak perlu berangkat pagi-pagi. Apa kau tertarik?" tawar Tenten. Aku langsung membulatkan mataku.

"Benarkah? Di mana itu?" tanyaku penasaran.

"Tidak jauh dari sini. Tapi aku tidak bisa mengantarmu ke sana karena aku sudah berjanji dengan ibuku untuk membantunya membersihkan rumah. Tapi kalau kau memang tertarik aku bisa memberikanmu alamatnya."

"Terima kasih, Tenten. Kau memang temanku yang sangat baik sekali. Yang selalu bisa kuandalkan."

"Kau berlebihan sekali. Baiklah, ini alamatnya. Hati-hati di jalan. Jaa."

"Jaa, Tenten, Hinata. Kalian berdua juga hati-hati di jalan."

Dan kami pun berpisah…

~T.B.C~

To Be Continue

Fiuh… akhirnya selesai juga fanfic ini.

Sebenarnya ide cerita ini sudah ada sejak lama di dalam otak tapi tidak ada waktu untuk menuliskannya.

Gomen kalo ceritanya sedikit aneh dan gaje

Dan terakhir, mohon reviewnya please….

Arigatou Gozaimsu…..