Disclaimer: All characters belong to Masashi Kishimoto. But this story purely mine. I don't take any material profit from this work. It's just because I love it.

Warning: drabble, au, miss-typos, plotless & conflictless, and other stuffs.

Note: it feels like … coming home. been a long time gak mampir di rumah ini, so, tadaima? :")


this is why i hate you

.

Sakura membenci Naruto. Ia akan mengulangnya berkali-kali sampai semua orang mempercayai.

Sakura membenci Naruto. Meski senyumnya yang lebar terlihat seperti spektrum warna-warni dan secerah matahari, meski tawanya riang dan membuatnya hangat sampai ke hati, meski telapaknya lebar dan senang merayapi tangan Sakura hingga ke jari-jemari.

Sakura membenci Naruto. Dalam batas infiniti, hingga berlanjut sampai nanti, nanti, nanti, dan tak akan pernah berhenti.

Ia akan meneriakkannya pada lelaki itu, dengan kilat nyata di netra, juga bias-bias kecil di muka.

Seperti sekarang ini.

"Aku membencimu, Namikaze Naruto!"

Namun Naruto hanya tertawa, dengan mata yang seterang biasa, dan senyum yang hangat seperti hari-hari sebelumnya. Naruto akan menarik tubuhnya, mendekapnya di dada, dan memberi kecup ringan di jidat lebarnya.

Sembari menjawab dalam lesap tawa.

"Terima kasih, Sakura-chan."

Dan terima kasih itu membungkamnya. Membawanya masuk pada kenyamanan yang absolut di rongga dada. Sakura menggigit bibirnya, masih mengumpat dalam hati akan Naruto dengan interjeksi yang sama. Aku membencimu. Pokoknya aku membencimu.

"Sakura-chan bebas membenciku, kok."

"Memang benci!"

"Sangat benci?"

"Sangat benci."

"Sebesar apa?"

"Sebesar kepala baka-mu!"

Dan Naruto tertawa lagi, dengan intensitas yang lebih kencang dari yang tadi. Kalau sudah begini, lelaki itu hanya berhenti menanggapi, tak ada lagi ujar-ujar sana-sini. Sebab ia akan menyubtitusinya dengan satu kecupan di pipi, "Sebesar apa pun Sakura-chan membenciku—" ciuman di sudut bibir sekali, "—aku akan tetap mencintaimu." Dan di bibir berkali-kali.

Sakura geming pada suaranya, mata memejam, dan inderanya dipenuhi oleh uar-uar harum Naruto. Dalam ciumannya, ia dapat merasakan lengkung kurva di atas bibirnya, yang memaksanya ikut tersenyum dalam gelap-gelap menyenangkan dan kepak-kepak bahagia di rongga dada.

Karena itulah Sakura membenci Naruto. Sangat benci.

… sebab lelaki itu terus membuatnya jatuh cinta berkali-kali.

.

.

(end.)


note: sebelum ditagih, come hell's progress is on going dan semoga bisa update bulan ini. makasih yang sudah nunggu! :")