"Brothers and Love"
.
.
Jimin x Yoongi x Jungkook
.
.
Warning : Boys Love. Typo bertebaran. Cerita membosankan(?)
.
.
Kalau gak suka, jangan baca! Kalau suka, review nya juseyo~ *puppy eyes*
.
.
Kisah tentang cinta ketiga lelaki yang sudah bersama-sama selama sekian tahun. Dan ketika salah satu dari mereka merasakan namanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Namun bisakah tali cinta persaudaraan tetap membuat mereka bersama-sama?
.
.
Happy Reading ^^
"Jiminie hyung..." Jungkook kecil yang melihat Bocah yang lebih tua 2tahun darinya mengenakan Snapback kebesaran yang membuat hampir seluruh rambut hitamnya tertutupi tengah memperhatikan Yoongi yang dengan lincahnya memainkan selang air menyiram bunga-bunga yang berada dihalaman belakang rumahnya. Jungkook merasa kesal karena terus diacuhkan Jimin, kemudian ia menghentakan kedua kakinya menghampiri Jimin dan segera menarik ujung baju jimin cukup kencang.
Jimin merasa aktivitas-menatap-sang-malaikatnya terganggu terpaksa menolehkan kepalanya pada Jungkook kecil yang sedang menatapnya sebal. jimin menghela nafas dan membetulkan posisi Snapbacknya.
"Ada apa?" tanya Jimin sedikit ketus. Jungkook kemudian melipat kedua tangannya didepan dadanya sambil mengembungkan kedua pipinya. Itu tampak menggemaskan.
"Kenapa Jiminie hyung selalu mempelhatikan yoongi hyung?"
"Karena Jimin tidak ingin Yoongi hyung tiba-tiba kenapa-kenapa. Jimin ingin melindungi Yoongi hyung."
Jungkook mempoutkan bibirnya. karena bagi bocah berumur 5 tahun ini kalimat seperti itu perlu ia cerna baik-baik. melindungi? apa artinya seperti pangeran yang memakai perisai dan pedang yang sedang menolong tuan putri nya dari bahaya seperti di buku dongeng yang selalu Eomma bacakan untuknya? tapi yang jungkook lihat sekarang, jimin sama sekali tidak memakai perisai atau pedang apapun ditangannya.
Jungkook beralih menatap Yoongi. Hyung-nya yang satu ini pun sedang tidak dalam bahaya sama sekali. Untuk apa Jimin hyung melindunginya?
"Maksud hyungie apa? Kookie tidak mengelti." Ujar Jungkook kembali menatap Jimin. Jimin memutar kedua bola matanya malas mendengar Bocah 2 tahun dibawahnya ini terus bertanya.
"Dengar yah kookie, Jimin itu ingin melindungi Yoongi hyung dari apapun. Jimin yang pantas melakukannya dan Jimin akan terus bersama yoongi hyung." kata Jimin sembari mengangkat dagunya-sombong-. Jungkook memiringkan kepalanya tanda ia masih kebingungan.
"kenapa hyungie melasa pantas melakukannya dan halus telus belsama yoongi hyung? Bagaimana sama kookie?"
"Karena Jimin tahu segalanya tentang yoongi hyung. dan Jimin cinta yoongi hyung. Kookie kan tidak tau apa-apa tentang Yoongi Hyung, jadi tidak boleh." ucap Jimin yang kembali beralih menatap Yoongi yang sedang menyiram bunga dengan wajah gembiranya. Jungkook mengerjapkan matanya kemudian mengangguk.
Cinta? tahu segalanya?
'kalau begitu kookie juga...'
12 TAHUN KEMUDIAN
"Jiminie hyung! ayo makan eskrim." Pinta namja bergigi kelinci itu dengan manja seraya memeluk lengan hyungnya. Jimin mengerenyitkan alisnya dan menghela nafas.
"Kookie-ah, lepaskan tanganku." kata Jimin berusaha menarik kembali lengannya. seorang pria berkulit pucat yang sedang duduk dihadapan keduanya hanya bisa terkekeh.
"Kookie-ya, kenapa kau jadi manja seperti itu sih?" tanya pria berkulit pucat itu -Yoongi.
"Biarkan saja." jawab Jungkook acuh tak acuh pada Yoongi, Yoongi mendelik dibuatnya. Jungkook kembali memeluk manja lengan Jimin.
"Jiminie hyung jebal! aku ingin eskrim."
"Aish… baiklah, tunggu disini." Jimin berdiri dari duduknya dengan malas. tapi sebelum ia beranjak, ia menoleh pada Yoongi. "Hyung, kau juga ingin eskrim?"
"Aku? Tentu saja. Aku ingin eskrim kesukaanku, jimin. kau tau kan?"
Jimin tersenyum lalu mengangguk. dan melangkahkan kakinya menuju kedai eskrim yang tak jauh dari tempat mereka sedang beristirahat.
Ya, ketiganya kini sedang duduk santai di bawah pohon disebuah taman Kota. mereka memang sudah terbiasa seperti ini, selalu bertiga selama 17 tahun.
Jungkook menyandarkan punggungnya pada batang pohon dibelakangnya. Yoongi merapikan buku-buku yang baru saja ia baca dan memasukannya kembali kedalam tas yang ia bawa. Jungkook terus memperhatikan Yoongi.
"Yoongi Hyung?"
"Hm?" Yoongi dengan malasnya menatap Jungkook ada-apa?. tapi jungkook malah menggelengkan kepalanya, membuat Yoongi melanjutkan kembali aktivitas sebelumnya.
Yoongi's PoV
Beberapa tahun ini, aku merasa sesuatu berbeda dari sahabat kecilku yang sudah aku anggap seperti adikku sendiri, Jeon Jungkook. kami memang bukan saudara kandung tetapi kami selalu bersama hingga sesuatu yang berbeda akan sangat mudah dirasakan. seperti halnya diriku pada Jungkook.
7 Tahun yang lalu Jungkook sangat dekat denganku. Ia benar-benar tidak bisa jauh dariku dan selalu berkelahi dengan Jimin. Jimin sampai sekarang tetap sama dengan sikap over-nya dan tingkah-tingkah konyolnya, hanya saja ia semakin err-tampan sekarang. Aku bahkan dapat merasakan sesuatu yang aneh didalam dadaku jika Jimin tengah tersenyum atau berbicara padaku. membuatku sangat berdebar.
Oh tidak. kembali pada Jungkook. lihatlah sekarang. entah sejak kapan ia jadi seperti ini. memeluk lengan Jimin dengan manja sambil menjilati eskrimnya. dan ia tampak sangat membenciku sekarang, terlihat bagaimana ia berbicara padaku. Aku sendiri tidak tau letak kesalahanku padanya.
"Oh jadi Yoongi hyung suka eksrim vanilla dan coklat yang ditaburi kacang almond?" tanya Jungkook dengan nada seperti tidak suka mungkin.
Aku hanya mengangguk dan kembali menjilati eskrimku. Aku tidak mau terlalu mengambil hati semua tingkah aneh jungkook padaku.
"Yoongi hyung?" mendengar Jimin memanggilku, aku segera menolehkan wajah padanya. belum sempat aku menjawabnya, aku sudah dapat merasakan ibu jari Jimin mengusap pelan ujung bibirku.
Aku terdiam, dan yang ku rasakan seketika wajahku memanas. Jimin terus menatapku kemudian tersenyum. Entah kenapa aku buru-buru menundukan kepalaku dan tersenyum kikuk membalasnya.
"T-terima kasih, Jimin-ah."
"Haha, tidak masalah Yoongi hyung. aku tau kau menyukainya. kau tampak menggemaskan." Ujar Jimin sembari mengusap pelan surailku. Aku melanjutkan menjilati eskrimku dan melirik pada Jungkook. Ia tengah menatap kami. Dengan pandangan yang terlihat kesal.
Ada apa dengannya?
Apa ia cemburu?
Apa ia menyukai Jimin?
.
.
.
Pagi itu Yoongi berjalan sendirian di koridor sekolahnya. Saat hendak mengambil buku sehelai kertas memo terjatuh dari dalam lokernya. Yoongi terkejut dan memungut kertas memo itu.
Temui aku dihalaman belakang sekolah saat pulang sekolah.
You know me.
.
.
.
Author PoV
Suasana canggung pada itu dirasakan keduanya ketika Jungkook pergi untuk membeli beberapa cemilan. Yoongi, Jimin dan Jungkook sudah biasa bersantai dibelakang sekolah ketika sekolah sudah sepi.
Yoongi dan Jimin duduk bersampingan dibawah pohon belakang sekolah. keduanya menatap langit dengan pikiran masing-masing. sesekali keduanya saling melirik dan pandangan mereka bertemu, membuat keduanya salah tingkah.
Jimin menggerakan tangannya gelisah. ia mengulurkan tangannya meraih jemari Yoongi yang terdiam diatas lututnya.
Yoongi yang merasakan jemarinya digenggam oleh tangan Jimin, refleks menolehkan kepalanya kearah jimin. jimin menatap yoongi tepat pada manik coklat Yoongi. Yoongi seakan terhipnotis dengan pandangan itu membuatnya terpaku menatap manik hitam jimin.
Jimin mengeratkan genggamannya pada jemari Yoongi seraya mencondongkan tubuhnya pada Yoongi. mendekatkan wajahnya pada wajah yoongi. Yoongi seakan mengerti, memejamkan kedua matanya. Jimin melakukan hal yang sama dengan yoongi sampai akhirnya bibir tebal jimin mendarat diatas bibir yoongi.
Hanya perlu beberapa detik Jimin mempersatukan bibirnya dengan bibir Yoongi sampai ia melepaskan ciuman itu dengan lembut. kemudian kembali menatap Yoongi.
Yoongi merasakan kedua pipinya tengah merona. jantungnya benar-benar berdebar kencang akibat ciuman lembut tadi. Ia tak menyangka Jimin melakukan hal itu padanya. Bahkan itu adalah first kiss nya.
"Min Yoongi." Jimin memanggil nama yoongi dengan suara lembutnya. Yoongi tidak dapat lagi merasakan jiwanya ada didalam tubuhnya karena sangking melayang dengan semua yang Jimin lakukan saat ini.
"Ya?" Yoongi berusaha mengontrol dirinya agar tidak berteriak dan meninju wajah Jimin karena terlalu malu dan bahagia nya ini. Ia perlahan menatap ragu pada Jimin.
Tidak lama Jimin meraih pipi Yoongi. Mengelusnya dengan ibu jarinya dengan lembut kemudian jimin tersenyum.
"Aku mencintaimu, Yoongi."
.
.
.
"A-"
BRUK
"Uh?"
Yoongi maupun Jimin menoleh pada suara yang berhasil menginstrupsi acara mereka dengan terkejut. Tiba-tiba suara benda terjatuh terdengar dengan jelas dari samping mereka.
Benar saja. Jimin dan Yoongi membulatkan kedua matanya ketika mereka menangkap sosok Jungkook yang berdiri tengah menatap mereka. Bungkusan cemilan itu terjatuh dari tangan Jungkook.
"K-Kookie-ya?" ucap Yoongi yang baru tersadar dari keterkejutannya. Jungkook masih terdiam. Yoongi kebingungan kemudian ia menoleh pada Jimin dan berbisik "lakukan sesuatu! biar aku yang jelaskan padanya."
Jimin mengangguk ragu, kemudian menghampiri Jungkook yang masih berdiri. segera Jimin meraih bungkusan cemilan yang terjatuh disamping Jungkook.
"Wah. kookie-ah? kau tidak membeli keripik kesukaan yoongi hyung dan aku? kalau begitu aku akan membelinya dulu ya! ya yoongi hyung?" Jimin memberi satu kedipan pada Yoongi. yoongi tersenyum dan mengangguk setelahnya.
"Tentu. Kookie-ya, kemarilah."
.
.
.
Jungkook masih dengan ekspresi datarnya mendudukan dirinya didepan yoongi setelah jimin pergi meninggalkan mereka berdua. yoongi menatap ragu pada jungkook sambil mengigit bibir bawahnya.
"Kookie! Kau tau, aku dapat memo kalau aku akan bertemu seseorang sekarang. Kau disini temani aku ya." Yoongi berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Hm."
"K-kookie-ya. Itu yang kau lihat atau kau dengar tadi. maafkan aku. A-aku tau kau menyukainya. Aku tidak bermaksud untuk mer—"
BUK
Tiba-tiba Jungkook mendorong tubuh Yoongi pada batang pohon dibelakangnya. Jungkook mengurung Yoongi diantara lengannya. Jungkook terus menatap lekat kedua mata Yoongi.
Yoongi membeku karena sikap tiba-tiba adik kecilnya ini. Ia menahan nafasnya ketika wajah Jungkook terus mendekat.
"Yoongi hyung..." Jungkook berbisik tepat ditelinga Yoongi.
"Aku mohon... jauhi jimin."
kedua mata yoongi membulat sempurna. Dugaannya benar. Jungkook menyukai Jimin dan jadinya akan seperti ini.
"Karena aku..." Jungkook menjauhkan wajahnya dari telinga Yoongi beralih menatap wajah yoongi. pandangannya melembut membuat Yoongi berdebar melihatnya.
"Aku mencintaimu hyung."
.
.
.
Suga's PoV
"Aku mencintaimu hyung."
Jungkook?
mencintaiku?
Diluar dugaan aku bisa dengan cepat mengendalikan jiwaku yang sempat pergi entah kemana. Jungkook masih terus menatapku. aku benar benar bingung dibuatnya.
Perkiraanku selama ini semua salah. Aku mengira Jeon Jungkook mencintai Park Jimin bukan Min Yoongi. aku tidak pernah berfikir seperti ini.
"Katakan padaku jika kau sedang berbohong Jeon Jungkook?" kataku seraya mengusap pipinya dengan tanganku. aku menatapnya takut. selama ini aku sungguh hanya menganggapnya sebagai adik kecil.
Adik yang paling aku sayangi.
Tidak pernah lebih.
Jungkook menggeram pelan. Ia menautkan alisnya, memperlihatkan tatapan seriusnya. membuat aku perlahan menelan saliva.
"Berhenti menganggapku anak kecil, Min Yoongi! Aku yang menulis memo itu untukmu." Jungkook membentakku dan meninjukan tangannya pada pohon dibelakangku. Aku kembali dibuat terkejut olehnya. Jungkook tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tidak pernah.
"Hentikan Jeon Jungkook! Kau keterlaluan!"
Aku mendorong bahunya kuat hingga Jungkook jatuh terduduk, kemudian berlari meninggalkannya.
Kenapa ia seperti ini? dihadapanku ini bukan Jeon Jungkook.
Aku kesal.
Aku bingung.
Author PoV
Jungkook terkejut saat kedua tangan Yoongi mendorongnya hingga jatuh terduduk. Ia sadar apa yang ia lakukan. Ia bodoh.
"Yoongi hyung!" Jungkook segera bangkit dan ikut berlari, mengejar Yoongi yang belum jauh didepannya.
Yoongi terus berlari tanpa memperdulikan Jungkook yang terus meneriakan namanya. Yoongi benar-benar dibuat bingung oleh Jungkook. Yoongi tidak ingin Jungkook seperti ini. Yoongi tidak mau.
Dan lagi...
Yoongi mencintai orang lain. Bukan dia. Bukan Jeon Jungkook.
BRUK
Tanpa diduga. Yoongi yang berlari tanpa melihat jalanan itu menabrak Jimin yang sedang berjalan didepannya. Jimin dengan sigap menarik lengan Yoongi agar keseimbangannya terjaga. Refleks, Yoongi mendongak mendapati Jimin menatapnya dengan penuh tanda tanya. Jimin semakin terkejut saat ia melihat air mata mengalir dari pelupuk mata Yoongi ketika Yoongi menatapnya.
"Yoongi hyung, ada apa? Kenapa kau menangis?!" Dengan cepat Jimin membawa Yoongi kedalam pelukannya. Yoongi membalas pelukan Jimin dengan erat. Ia mulai terisak disana. Entah Ia merasa dapat mengeluarkan semuanya pada Jimin.
Yoongi mengerti. Kini yoongi yakin, ia memang mencintai orang ini, Park Jimin.
Jimin semakin panik saat merasakan Yoongi yang semakin terisak. Tangannya tak henti megelus punggung Yoongi dengan sangat lembut.
"Yoo-" "YOONGI HYUNG!"
Jimin kembali merapatkan mulutnya ketika suara Jungkook terdengar. Ia menoleh. Melihat Jungkook tengah berlari menghampirinya dan Yoongi. Kini Jungkook berada tepat dihadapan Jimin dengan Yoongi masih berada dipelukan Jimin. Jimin merasakan jika Yoongi semakin mengeratkan pelukannya.
Jungkook memandang punggung Yoongi. Kedua matanya semakin sendu saat melihat bahu Yoongi bergetar karena menangis.
"Y-Yoongi Hyung..."
"Jungkook! Apa kau yang membuat Yoongi menangis? Apa yang kau lakukan padanya hah?!"
Jungkook menghela nafas dan kemudian mendelik pada Jimin. Jimin merasakan sesuatu yang berbeda dari tatapan Jungkook.
"Ini semua karenamu!" Jungkook berteriak penuh emosi.
"A-apa maksudmu?" Tanya Jimin kebingungan. Tentu saja ia bingung, ia sendiri benar-benar tidak mengerti dengan Jungkook selama ini.
"Aku benci padamu hyung! Kau selalu mengetahui apapun tentang Yoongi Hyung, kau sangat tampak mencintai Yoongi Hyung, dan hanya kau yang bisa mendapatkannya!" Jungkook menjatuhkan lututnya diatas tanah sembari mengacak rambutnya frustasi.
Yoongi yang mendengar Jungkook, mencoba menghentikan isakannya. Jimin semakin mengeratkan pelukannya pada Yoongi.
"Lalu apa masalahnya? Selama ini walau aku mencintai Yoongi, aku juga menyayangimu seperti Adikku sendiri."
Jungkook menunduk dalam. Bibirnya sedikit bergetar.
"Aku—" Ia mendongak, memandangi punggung sempit Yoongi dengan tatapan lembut. "—mencintai Yoongi Hyung."
"!"
Jimin membelalakan kedua mata hitamnya. Jimin seakan tersedak bola basket yang sering dimainkan Yoongi. Jungkook yang selama ini bermanja padanya ternyata mencintai Yoongi?
Tangan kecil Yoongi mendorong pelan tubuh Jimin agar melepaskan pelukannya. Hatinya benar-benar perih ketika Adik kecilnya harus memiliki perasaan padanya sedangkan ia sudah tidak bisa pergi lagi dari pesona Park Jimin. Yoongi menoleh pada Jungkook yang sedang memandanginya.
"Jeon Jungkook." Yoongi menggenggam erat tangan Jimin sebelum ia melangkahkan kakinya menghampiri Jungkook. Yoongi mensejajarkan tubuhnya dengan berjongkok didepan Jungkook.
"Yoongi Hyung?" Yoongi hanya tersenyum menanggapi panggilan Jungkook, tangannya terangkat meraih tangan Jungkook untuk ia genggam dan mengajaknya berdiri.
Jungkook membalas genggaman Yoongi dengan erat.
"Aku mencintai kalian berdua." Yoongi menunjukkan senyuman manis pada keduanya. "Jungkook dan Jimin, sama sama adikku. Walaupun aku memiliki sesuatu yang spesial untuk Jimin tapi aku tidak akan merusak persaudaraan kita. Aku dan Jimin akan tetap seperti ini, bersamamu, Jungkook. Kau mengerti kan?"
Jungkook mengangguk ragu. Mungkin benar, tanpa adanya ikatan lebih. Yoongi Hyung akan terus bersamaku dan juga Jimin Hyung.
"Aku juga mencintai kalian berdua. Haha." Ujar Jimin kemudian memeluk keduanya.
Setelah beberapa saat, ketiganya melepaskan pelukan. Yoongi merasa sesuatu yang berat telah hilang sekarang.
"Jadi sekarang jangan menjauhiku lagi, oke Jeon Jungkook?" Yoongi beralih memeluk Jungkook. Jungkook dengan senang hati membalas pelukan Hyung mungil didepannya dengan erat.
"Tapi aku sebal, Hyung." Jungkook mengerucutkan bibirnya dan mendelik pada Jimin. Jimin mengedipkan matanya dengan cepat. Bingung.
"Kenapa menatapku seperti itu lagi, bocah!" Jimin mendengus. Tiba-tiba seringaian terlukis dibibir Jungkook, ia menjauhkan Yoongi yang berada dipelukannya dari Jimin.
"Jimin Hyung sudah menciummu kan?" Bisik Jungkook tepat disisi telinga Yoongi.
Tiba-tiba semburat merah menjalar dipipi Yoongi. Ia berusaha melepaskan diri dari Jungkook tapi lengan Jungkook menahan tengkuk Yoongi dengan erat. Yoongi bisa merasakan kalau Jungkook menyeretnya dari tempat semula.
"L-Lalu kenapa?"
"Sekarang giliranku. Boleh?"
Seketika kedua mata kecil Yoongi membulat. Jungkook melepaskan pelukannya, dan dapat Yoongi lihat dengan samar sebuh seringaian Jungkook tujukan padanya.
"JEON JUNGKOOK!" Yoongi berteriak kencang ketika Jungkook menarik lengannya kencang dan membawa Yoongi berlari menjauhi Jimin. Jimin melihat Jungkook membawa lari Yoongi menjadi kesal.
"JUNGKOOK! KEMBALIKAN YOONGI HYUNG!" Jimin ikut berlari mengejar Jungkook. Yoongi menoleh kebelakang dan mengulurkan tangannya pada Jimin dengan wajah memelas. seperti sandera yang tengah dibawa kabur oleh penculik dan meminta pertolongan pada sang pangeran -_-
"TOLONG AKU PARK JIMIN!"
"HAHAHA"
Dan bisa ditebak, suara tawa iblis itu keluar dari bibir seorang Jeon Jungkook.
.
.
END
.
.
Hai! Bertemu lagi sama littlesugar wkwk, dengan ff aneh ini -_-"
Aku berusaha gak benci sama jungkook walau sebenernya cinta banget jadi aku buat ff ini, aku benci sama Jungkook kalo gangguin YoonMin moment... sebel banget TT3TT
Jadi kepikiran deh buat ff ini... gak nyambung ya? iya sih..
Btw, makasih untuk semuanya yang nyempetin waktu buat baca ff ini ^^
Jangan lupa kasih kritik dan sarannya dikolom review(?) :3
Annyeong~ *pyeong
