Chapter 1
Apa yang harus dilakukan oleh seorang yang sedang patah hati? menangis, seolah seperti biasa atau kau ingin mengubah dirimu jauh dari orang yang telah membuatmu patah hati. Mungkin Kuroko Tetsuna salah satu orangnya.
"Jadi nona, seperti apa pilihanmu?" seseorang memberi beberapa model tato terbaru kepada gadis berambut biru tersebut.
"aku ingin yang ini." jawab gadis itu menunjuk model tato dengan tulisan 'let it be'.
Mencoba untuk melupakan masalalumu yang pahit, mencoba hal baru yang belum pernah kau coba. Mmbuatmu lupa bagaimana kejamnya dunia kepadamu. Membawamu terbuai diatas awan, dan berharap tak akan jatuh terhempas kebumi.
Tetsuna duduk menopang dagunya dengan tangan di sofa khusus di tempat pembuatan tato itu.
Sang pembuat tato masih sibuk membuat tato di punggung Tetsuna yang setengah terekspos.
*FlashBack
Seorang gadis bersurai biru memakai gaun pengantin putih berlari ditengah keramaian kota Newyork. Airmata tak henti keluar dari kedua bola mata biru lautnya itu.
"Kau Kagami Taiga, apakau bersedia untuk menjadikan Kuroko Tetsuna sebagai istimu ?" ucap pendeta memandang Kagami yang memanang kearah Kuroko Tetsuna. Tetsuna tersenyum tulus kearah Kagami. Bagaimana tidak? Ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya. Hanya terjadi sekali dalam hidupnya.
"Aku..."
"Aku membatalkan pernikahan ini"
Semua tamu yang hadir di Gereja itu memandangi Kagami dengan wajah yang terkejut. Apa Llaki itu gila? Membatalkan pernikahan disaat Ikrar itu berlangsung.
"Aku membatalkan pernikahan ini pendeta, aku tidak bisa menikahi Kuroko Tetsuna. Aku tidak bisa" tutur Kagami pada pendeta tersebut.
"Kau... Jangan membuat lelucon seprti ini Taiga-kun" Tetsuna memandangi wajah Kagami, Calon suaminya itu . Ini pasti bercanda. Setelah apa yang telah ia alami selama ini, berpacaran, bertunangan dan pernikannya batal? Ini tidak mungkin.
"Hiks hiks a-apa " Tetsuna duduk ditaman kota. Ia sudah capk untuk sekedar berlari menjauh. Ia lelah dengan semua ini.
"Ke-kenapa hiks tuhan ?" isak tetsuna. Kenapa ? Apasalahnya?
Tetsuna yang malang. Harusnya saat ini kau sudah berbulan madu bersama calon suamimu itu. Tapi nyatanya kau malah duduk dibalkon sambil mengihisap puntung rokok yang sudah habis setengahnya. Menngadahkan wajahnya menatap langit sambil menyemburkan asap dari rokok yang dihisapnya.
"Ukh..ukh" tetsuna memegangi dadanya yang terasa sakit saat asap rokok masuk ke paru-parunya. Sakitnya bahkan belum sebanding dengan sakitnya perasaan Tetsuna saat ini.
"Harusnya kau sudah...ukh... bahagia tetsuna" gumam sisurai biru sambil terus mnghisap rokok yang ada di tangannya. Bola mata biru bak lautan itu menerawang jauh ke langit atas kota Tokyo.
"Ukh...dasar pengecut hiks meninggalkanku setelah ukh semua yang sudah kita jalani hiks" Tetsuna terisak, putunng rokok yang masih seperempat lagi jatuh begitu saja kelantai apartemen itu. Air mata yag tadinnya ia tahan malah turun semakin deras. Tetsuna memeluk lututnya erat. Harusnya ia tau, bajingan seprti orang itu sebaiknya dijauhi. Ia mngabaikan perkataan semua momoi teman bainya, mengabaikan fakta bahwa si brengsek itu memang benar-benar brengsek.
"Hiks apa slahku hiks " tanya tetsuna entah pada siapa.
"Rokok itu tidak baik untukmu Suna" Mayuzumi Chihiro sepupu Tetsuna yang tinggal di Jepang. Bejalan mendekati balkon Apartermen sepupunya. Ia sudah tau apa yang terjadi pada Tetsuna. Benar-benar gadis yang malang. Sedih ? sudah pasti dan Keluarga Kuroko pasti sedang menanggung malu yang besar saat ini.
"Ukh... ukh bukan urusanmu... ukh" Tetsuna terbatuk sambil mrmegangi dadanya
"Sudah kubilang itu tidak baik untukmu! Kau tidak pernah masuk dunia Kelam ini Tetsuna!" Bentak Mayuzumi. Ia tidak tahan melihat ini. Dia kenal betul sepupunya ini dan Tetsuna bukan orang seperti itu
"Kau tidak bisa disini" nada mayuzumi melunak, dipeluknya tubuh mungil nan ringkik milik Tetsuna itu. Dielusnya lembut surai panjannya.
"Masih banyak Leleaki diluar sana"
"Bukan hanya sibrengsek itu" lanjut Mayuzumi.
"Jadi pekerjaan sambilanmu saat ini menjadi pmain piano nodayo?" tanya seorang pmuda berkacamata pada teman yang duduk disampingnya. Padahal pemuda bersurai merah itu adalah pewaris Akashi Corp, Salah satu perusahaan terbesar di Jepang. Bahkan sebenarnya hal itu sudah cukup bahkan lebih untuk sekedar menjadi biaya hidupnya.
"Ya"
"Dan meninggalkan Seika sendirian nodayo ?" pemudah berkaca mata itu, atau kau bisa memanggilnya Midorima Shintarou. Seorang Dokter yang mengepalai Rumah sakit Keluarga Midorima, Midorima Hostpital. Sambil menengguk segalas kecil wine yang ia pesan. Ya, pemuda itu bukan penyuka alkohol. Pemuda berambut hijau emerald itu memandangi temannya yaang masih bungkam.
Akashi Seijuurou menghela nafas, kemudian memandang sahabatnya sejak masih Junior High School itu.
"Aku masih punya otou-san shintarou, dan lagi pula seika adalah anak yang penurut"
"Akashi?"
"hmn"
"Apakau tidak bosan hidup melajang seperti ini? Lagi pula banyak gadis diluar sana yang berharap kau menjadi pasangan mereka nodayo. Tapi bukannya aku perduli no..." ucapa pria kacamata itu terputus saat seorang gadis dngan surai biru panjangnya tiba-tiba duduk disamping Pemuda kacamata yang bernama midorima shintarou itu.
"Aku ingin... hik wine lagi" pinta Gadis Tetsuna. Dari wajahnya semua orang bisa tau jika gadis itu telah mabuk berat. Matanya sayu, wajahnya yang putihnya memerah karena kebanyakan minum alkohol. Jalannya saja sudah sempoyongan.
Akashi SeiJuurou, pemuda yang duduk disamping midorima tadi terus mengamati gadis mabuk itu.
"Dasar tidak sopan nodayo" gerutu Midorima saat melihat gadis surai biru itu.
"Dia sedang mabuk Shintarou" balas akashi sambil berjalan kearah gadis yang bersiap meminum wine yang telah dituang kedalam gelas.
"Hentikan" Akashi sambil menahan tangan gadis bersurai biru tersebut. Tetsuna memandang akashi sebentar kemudian tersenyum.
"Ah! Taiga-kun lama tidak bertemu ya," ujar tetsuna sambil mengalungkan tangan mungilnya dileher seijuurou. Seijuurou hanya memandang tetsuna datar. Beusaha menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh. Shintarou hanya bisa mengamati kejadian itu. Dasar wanita Gila.
"Kenapa hik kau meninggalkan aku hik Taiga?" tetsuya makin mngeratkan pelukannya pada leher seijuurou . Mendekatkan wajah mereka berdua.
Chuu!
Tetsuna mencium bibir Seijuurou, melumatnya, meminta akses lidahnya untuk masuk kedalam rongga hangat seijuurou.
"Kau mabuk nona" seijuurou melepaskan tautan itu sambil menahan tubuhTetsuna supaya tidak ambruk.
"hiks kumohon jangan lakukan ini padaku" Tetsuna menangis sambil memeluk Seijuurou. Menjadikan dada Seijuurou sebagai sandaran.
"Akan kuantar kau pulang nona" ucap Seijuurou sambil menggendong tetsuya yang akan ambruk.
"Aku pergi dulu Shintarou, sampai jumpa!"
Midorima Shintarou yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa tercengang dengan kejadian barusan. Ia melihat Seijuurou membopong tubuh Gadis itu masuk dalam mobil mewahnya, Kemudian melaju meninggalakan Bar tersebut. Oh, demi bisa membuatnya gila. Seseorang tidak dikenal tiba-tiba datang dan mencium Seijuurou, Midorima rasa gadis itu sudah tidak waras. Untung saja gadis itu mabuk, kalau tidak Midorima tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Akashi pada gadis itu.
AN: Cerita ini terinspirasi dari film SOMEWHERE ONLY WE KNOW. Jadi jika ada kesamaan mohon dimaklumi karena beberapa scene saya ambil dari film itu. Dan selamat membaca !
