Disclaimer : Masashi Kishimoto


Hari pertama Masa Orientasi Siswa dijalani dengan susah payah oleh semua murid termasuk Sakura Haruno. Siswi baru yang memiliki rambut berwarna merah muda dan memakai kaca mata bulat ini harus rela setiap kali di bully oleh para senpai mereka. Apalagi senpainya yang memiliki rambut berwarna merah yang bernama Karin. Entahlah apa yang membuat mereka tega membully Sakura. Mungkin dari penampilannya seperti orang culun?

Untunglah Sakura tidak menanggapi setiap perkataan dari para senpainya secara serius. Ia harus bersikap baik-baik, jangan sampai terpancing emosi kalau tidak ingin orang-orang mengetahui identitas Sakura yang sebenarnya.

Dengan pakaian ala orang gila khas anak MOS, gadis yang identik dengan bunga Sakura itu menyusuri jalan pulang kerumahnya. Tubuhnya terasa lelah dan sakit yang mendera di telapak tangannya. Salahkan para senpai-senpai itu yang tega menyuruh mereka bermain game tarik tambang.

Tidak berapa lama, gadis itu sudah sampai di dalam rumahnya yang kosong. Ia kemudian melangkahkan kaki-kakinya ke kamar miliknya. Sakura langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk. Ketika matanya hampir menutup akibat kelelahan dan rasa kantuk, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada e-mail masuk. Dengan menghela nafas berat, Sakura membuka e-mail itu dan membacanya.

.

.

.

Di salah satu rumah yang terletak di sebuah kompleks perumahan yang elit, seorang pemuda berambut biru kehitam-hitaman sedang duduk di atas kasur empuknya. Ia tampaknya sedang memikirkan sesuatu dan sangat frustasi dengan sesuatu tersebut sampai ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Rasanya, aku pernah bertemu dia. Tapi siapa dan dimana?" gumamnya pada dirinya sendiri. Pemuda itu merasa pusing karena memikirkan hal itu terus menerus.

"Sasuke? Apa ada masalah?" tanya seorang laki-laki yang mirip dengannya tapi laki-laki ini berambut panjang. Kepalanya menyembul dari balik pintu.

"Hn, tidak." Jawab Sasuke acuh. "Sebaiknya kau pergi nii-san!" sambungnya, masih dengan nada dingin.

"Tapi— " belum sempat lelaki itu membantah, Sasuke sudah berteriak mengusirnya. "Cepat pergi Itachi no baka!"

BLAMM

Pintu kamar itu dibanting dengan kasar oleh Sasuke. "Ck, dasar pengganggu!" rutuknya.

.

.

.

Seorang pria terlihat sedang duduk di sebuah kursi sambil membaca berkas-berkas di atas mejanya. Ia menghentikan aktivitasnya sejenak karena merasa lelah dan penat. Diliriknya jam yang bertengger manis di tangan kirinya—waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Pria itu menghela nafas sejenak dan kemudian tangan kanannya mengambil secangkir kopi yang tergeletak di meja kerjanya. Ia menyesap rasa pahit yang terdapat di kopi tersebut. Tiba-tiba, seseorang teknisi mengetuk pintu ruang kerjanya dengan tergesa-gesa. Dengan napas yang tersengal-sengal, ia memutar kenop pintu tersebut.

"Genma-sama, seseorang hacker telah menyerang sistem keamanan komputer kita!" Katanya dengan raut wajah panik.

Genma—yang merupakan kepala teknisi unit operasional tersebut langsung berdiri dari kursinya. Lalu ia berjalan melewati orang tersebut menuju ruang kontrol. Teknisi tersebut lalu mengikuti genma—masih dengan raut wajah panik.

Akhirnya mereka telah sampai di depan ruang kontrol tersebut. Lalu ia mengetikkan kata sandi di sebuah alat di samping pintu tersebut sehingga pintu itu terbuka secara otomatis. Lalu ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut dan diikuti oleh teknisi tadi.

Terlihat raut panik tercetak jelas di wajah para teknisi ruang kontrol tersebut. Masing-masing dari mereka sibuk dengan komputer-komputer di hadapannya. Sekitar lebih dari 20 teknisi komputer tersebut berusaha melindungi sistem komputer perusahaan mereka dari serangan worm yang telah dikirimkan oleh seorang hacker jenius.

Genma yang tadinya hanya melihat pergerakan worm itu melalui sebuah layar monitor besar, kini mulai mengetikkan sesuatu pada keyboard yang terhubung dengan komputer induk milik perusahaan itu. Ini tidak bisa dibiarkan, worm itu akan masuk ke sistem komputer perusahaan dan mengacaukannya. Atau bahkan lebih parahnya lagi, worm itu akan mencuri data-data penting perusahaan ini. Kalau sampai itu terjadi, saham perusahaan ini akan anjlok dan membuat perusahaan ini akan bangkrut.

"Aktifkan Supernova sekarang juga!" perintah Genma kepada seluruh teknisi.

Supernova adalah sebuah program antimalware buatan seorang ahli komputer jenius dari Rusia. Perusahaan ini menghabiskan uang sekitar satu juta dolar Amerika hanya untuk mendapatkan program ini. Antimalware yang canggih di tahun sekarang.

"Ha'i" jawab seluruh teknisi yang berada di ruangan tersebut.

Genma mulai mengamati cara kerja Supernova itu. Senyum miring pun tersungging di bibirnya tatkala matanya melihat sendiri program itu memusnahkan worm tersebut. Pria itu berpikir bahwa perusahaannya tidak sia-sia mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli program tersebut. Ini sebanding dengan hasil yang di dapat.

Namun tak berapa lama kemudian, dirinya dikejutkan tatkala seorang teknisi memberi tahu kepadanya bahwa worm itu hanyalah pengalihan saja. Ada worm lain yang tak terdeteksi oleh program antimalware tersebut yang berhasil melewatinya dengan memanfaatkan bug pada program itu.

"Shit! Cacing itu sangat pintar!" umpatnya kesal.

Kemudian seorang pria yang mengenakan setelan jas dan terlihat berwibawa memasuki ruangan tersebut. Pandangannya ia pusatkan kepada monitor besar itu. Genma yang mengetahui ada seseorang di sampingnya kemudian menoleh dan membungkuk hormat kepada atasannya tersebut. Pria itu merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Kemudian ia mengirimkan e-mail ke seseorang.

.

.

.

Seorang gadis tengah duduk mengamati laptop yang berada dihadapannya ini kaget ketika ponselnya bergetar menandakan ada e-mail masuk. Kemudian ia mengambil dan membacanya. Alisnya mengernyit heran karena isi e-mail itu, Dan kemudian mengela nafas kecewa.

'Hentikan!'

"Apa-apaan ini? Hah, tanggung sedikit lagi. Aku kan ingin melihat data-datanya." Gadis itu mengeluh dengan bibir yang mengerucut.

'Baiklah. Program antimalware milik perusahaan Anda tidak akan mempan melawan cacing-cacingku. Kalau Anda mau, saya menawarkan program antimalware buatan saya. Bisa dibilang ini adalah mahakaryaku. Harganya agak sedikit lebih mahal daripada program antimalware itu namun sebanding dengan kualitasnya. Jika anda berkenan silahkan balas e-mail saya, jangan lupa bayaranku ditransfer secepatnya.' Setelah mengetik kalimat itu, kemudian ia menekan tombol send. Maka terkirimlah e-mail itu kepada seseorang yang dituju.

.

.

.

Para teknisi perusahaan itu melihat bahwa worm yang mereka hadapi telah menghilang tanpa jejak. Mereka langsung mengecek sistem komputer mereka dan tidak menemukan tanda-tanda bahwa data-data perusahaan mereka tidak dicuri oleh worm tersebut. 'Ada apa sebenarnya ini?' kalimat itulah yang berada dibenak para teknisi.

"Aku menyuruh seorang hacker untuk menguji coba program tersebut." Seolah tahu apa yang ada di benak para teknisi tersebut. "—dan saya kecewa dengan hasilnya. Tapi saya masih berbaik hati tidak memecat kau—Genma" ujarnya dengan nada yang penuh penekanan.

"Gomenasai, Danzo-sama." Ucap Genma dengan nada penuh penyesalan. Ia membungkuk meminta maaf.

Semua membungkuk hormat kepada Danzo ketika pria itu keluar dari ruangan tersebut. Ia mengambil ponselnya dari saku celana dan melihat ada e-mail masuk dari hacker yang disuruhnya.

'Baiklah saya akan transfer ke rekening Anda secepatnya. Dan apa jaminannya kalau software buatan Anda bisa bisa dijebol oleh cracker?'

Satu menit kemudian, hacker itu membalas e-mail Danzo.

'Saya akan mengembalikkan uang Anda. Bagaimana? Deal?'

'Deal. Besok saya akan transfer uangnya.' Balas Danzo.

.

.

.

'Senang berbisnis dengan Anda, Tuan Danzo.' Balas hacker tersebut dengan seringainya. Kemudian ia mematikan laptopnya dan beranjak ke tempat tidur berukuran queen size. Tak lama setelah itu, matanya terpejam menandakan ia telah memasukki alam mimpinya.

.

.

.

Sakura—gadis yang berpenampilan culun dengan kaca mata bulat dan baju yang agak kebesaran datang ke sekolah barunya sejak pukul enam pagi tadi. Mungkin hanya dia yang baru datang, mengingat bel sekolah akan berdentang pukul setengah delapan nanti. Gadis itu memutuskan untuk berkeliling di sekolah barunya itu. Namun belum sempat kakinya melangkah, seorang pemuda berambut raven berjalan ke arahnya. Sakura yang melihat senpainya itu semakin dekat, terpaksa berjalan mundur.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Sasuke dengan nada dingin.

"A-aku…aku S-sakura." Jawab Sakura dengan ekspresi wajah ketakutan. Bagaimana tidak takut jika senpaimu menghampiri dirimu dengan tergesa-gesa dan menanyakan sesuatu dengan raut wajah menyeramkan.

"Bukan namamu, tapi—Arrghh?" Pemuda itu tidak melanjutkan kalimatnya dan menggeram frustasi.

"A-ano… apa Sasuke-senpai baik-baik saja?" tanya Sakura khawatir karena melihat Sasuke menggeram dan memijit pelipisnya.

"Apa kita pernah bertemu?" Bukannya malah menjawab tapi pemuda ini justru balik bertanya.

"A-aku rasa t-tidak pernah s-senpai." Jawab Sakura tergagap sambil menunduk. Keringat dingin mulai meluncur dari dahinya.

"Benarkah?" Sasuke mencoba memastikan. "—Perasaanku, aku pernah melihatmu di suatu tempat." Sambungnya lagi.

"A-ano mungkin senpai melihat orang lain yang mirip denganku. Lagi pula kenapa senpai ngotot akan hal it? Ki-kita kan baru bertemu kemarin pada acara MOS kemarin."

Seakan tersadar dari ke OOC-annya, pemuda itu berjalan meninggalkan Sakura. "Hn tidak apa-apa."

.

.

.

Pelajaran pertama akan dimulai beberapa menit lagi. Banyak siswa dan siswi sudah hadir dan duduk manis di kursinya masing-masing.

"Hai, namaku Ino. Hm… namamu siapa?" tanya seorang siswi berambut pirang yang dikuncir satu.

"Eh? N-namaku Sakura." Jawab Sakura dengan senyum aneh. Perpaduan antara senyum gugup dan bingung.

"Oh" Ino menganggukkan kepalanya.

'Kenapa gadis ini tidak menjauhiku seperti yang lain?' tanya Sakura bingung.

Beberapa menit kemudian, bel tanda pelajaran pertama terdengar. Dan ini adalah waktunya bagi para siswa dan siswi untuk menghabiskan waktunya dengan mendengarkan materi dari guru mereka.

.

.

.

Seorang siswi berambut merah muda duduk di dalam perpustakaan sekolah. Matanya tidak berhenti bergerak menelusuri kata per kata di dalam buku yang berada di hadapannya ini. Keadaan perpustakaan Konoha High School yang sepi membuatnya sangat berkonsentrasi menyerap setiap ilmu yang didapatnya dari bacaan tersebut. Buku yang berisi tentang dunia psikologi selalu menjadi buku bacaan kegemarannya.

Ia pun melirik jam dinding perpustakaan itu. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul setengah sebelas yang artinya, pelajaran akan segera dimulai. Sakura kembali menaruh buku tersebut ke tempatnya semula dan ia bergegas ke kelasnya. Ia tidak ingin mendapat hukuman dari senseinya karena terlamat masuk ke kelas.

Sakura berjalan menunduk karena melihat jam di tangannya sampai ketika ia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya. Kejadian ini berlangsung di depan pintu perpustakaan. Sakura meringis karena kepalanya menabrak dada seorang—"Senpai?" ia mendongak melihat siapa yang ditabraknya dan ternyata seorang Uchiha Sasuke yang berdiri angkuh dengan gaya 'stay cool'nya sedang menunduk melihat manik hijau dihadapannya—membuat gadis itu tertunduk enggan melihat tatapan matanya yang tajam bak elang.

"Go-gomenasai" ucap Sakura pelan sembari membungkuk kecil. Lalu ia berbalik dan berlari meninggalkan Sasuke yang masih berdiri menatap kepergian gadis itu.

Kesan yang didapat Sasuke setelah bertemu dengan Sakura beberapa kali adalah bahwa gadis itu berbeda dengan gadis lainnya. Bukan dari penampilannya namun dari sifatnya. Biasanya gadis lain akan memerah wajahnya dan berusaha untuk lebih dekat ketika berhadapan langsung dengan dirinya namun Sakura akan terlihat takut dan pergi menjauhinya. Bukankah itu wajar, eh Sasuke? Kouhai yang takut dengan senpainya.

.

.

.

Bel pulang telah berbunyi dengan nyaring ke seluruh penjuru Konoha High School beberapa menit yang lalu. Hampir seluruh kelas terlihat kosong karena ditinggal oleh penghuninya. Sakura lah yang pulang paling akhir diantara teman-teman sekelasnya. Gadis itu lebih memilih pulang belakangan karena ia tidak suka berdesak-desakan. Sembari menunggu sekolah sepi, ia menghapus papan tulis yang kotor akibat coretan-coretan kapur.

Ketika dirasanya sekolah sudah sepi, ia mengambil tasnya dan melangkah pulang. Namun disaat ia keluar dari kelas. Ia malah dicegat oleh senpai-senpainya.

"Ada apa Karin senpai?" tanya Sakura yang memasang wajah tenang.

"Hm… aku tadi melihatmu berdekat-dekatan dengan Sasuke-kun di depan perpus." Jawab Karin dengan nada yang menyiratkan ketidaksukaan.

"Memangnya kenapa?" tanya Sakura masih dengan sikap tenangnya seolah-olah menantang Karin dan teman-temannya.

"Memangnya kenapa?! Sasuke-kun itu hanya milikku!" tegas Karin menahan emosi.

"Memangnya Karin senpai dan Sasuke senpai sudah meresmikan hubungan kalian ya?" tanya Sakura yang justru terdengar menantang.

"Kau— " ucapan Karin belum sepenuhnya selesai.

"Aku tadi tidak sengaja menabraknya tadi. Aku tidak bermaksud untuk mendekatinya. Lagi pula aku tidak suka dengan Sasuke senpai. Sumimasen." Potong Sakura kemudian ia berlalu pergi meninggalkan Karin dan teman-temannya yang dilanda emosi tingkat tinggi.

Bersambung…


Worm adalah salah satu dari jenis dari Malware. Program ini dapat menggandakan diri sendiri pada sistem atau jaringan komputer tanpa campur tangan pihak ketiga sehingga dapat menyebabkan gangguan pada komputer bahkan worm ini dapat mencuri data-data atau informasi penting dari komputer yang diinfeksinya.

Hacker adalah orang yang mempelajari ,menganalisis, dan selanjutnya bila menginginkan bisa membuat , memodifikasi atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi, keamanan, dan lain-lain.

Bug adalah sebuah kesalahan, error, kekurangan, atau kegagalan yang sering terjadi pada program komputer sehingga menghambat jalannya program sebagaimana semestinya. Bug muncul dapat disebabkan akibat kesalahan mesin atau manusia yaitu berupa kesalahan kode dan kesalahan desain. Hampir semua program yang pernah dibuat manusia pasti mengandung bug dan memerlukan perbaikan yang biasa disebut sebagai ini yang dapat dimanfaatkan para hackers untuk membobol sistem komputer.

Antimalware adalah program yang diciptakan untuk mengamankan, mendeteksi dan menghapus malware dari sistem komputer.

Tambahan :

Malware adalah program yang diciptakan dengan maksud dan tujuan untuk mencari kelemahan sebuah sistem komputer. Umumnya program ini diciptakan untuk membobol dan merusak sistem operasi komputer. Contoh malware adalah Virus, Worm, Trojan Horse, Spyware, dan lain-lain.

Gomenasai minna-san, author kali ini maksa banget buat bikin cerita ini. Jika para readers tidak suka dengan cerita ini, author akan menghapusnya tapi jika readers ingin cerita ini dilanjutkan, author akan melanjutkan. Maafkan author yang membuat cerita gaje ini. Kritik dan Saran sangat dibutuhkan untuk kedepannya. Hehe sekali lagi author minta maaf banget.

Arigatou Gozaimashita minna-san :)