"Wahh..." Gadis kecil itu membuka matanya dan terkagum dengan pemandangan yang ada di hadapannya.

"Indah sekali" Tangannya bergerak menengadah dan membiarkan beberapa bunga sakura yang sedang berguguran jatuh di permukaannya.

Pipinya merona dan rambut pirangnya yang indah jatuh hingga menyentuh jalanan di taman itu. Terlukis senyuman yang indah pada bibir mungil merah mudanya.

Angin mulai berhembus, mengibaskan helaian rambut senada emas.

Tawa kecilnya mengalun bagai alat musik yang dimainkan dari nirwana. Kakinya ia langkahkan menyusuri jalan setapak penuh gugusan bunga sakura. Gadis itu berlari sambil merentangkan tangannya dan terlihat begitu... bahagia.

Langkahnya mulai melambat dan akhirnya dirinya berhenti, tepat dihadapan seseorang yang memandanginya dengan tatapan rindu.

Tanpa kata satupun yang terucap, laki-laki itu lalu berjalan, mensejajarkan tubuh dengan gadis kecil itu dan memeluknya.

"Veena" ujar laki-laki itu berbisik tepat di telinga gadis itu.

Tanpa sadar gadis itu membalas pelukan pemuda berjas hitam itu. Butiran air mata keluar karena tidak mampu lagi dibendungnya, mengalir membasahi pipinya dan menetes di bahu laki-laki itu.

Beberapa saat setelahnya, pemuda itu memutuskan untuk melepaskan pelukannya dari gadis kecil yang dipanggilnya Veena. Namun, gadis kecil itu masih belum ingin untuk memecah pelukannya dengan laki-laki itu, walaupun pada akhirnya dekapan tangan itu mengendur dan merelakannya untuk berpisah.

"Veena" Ujar laki-laki itu sekali lagi sambil memandangi wajah yang terbingkai rambut senada emas.

Gadis itu kebingungan, dan meremat ujung kimono yang dikenakannya.

"Vaisravana, Bishamonten"

Gadis kecil itu tetap tidak mengerti apa yang dibicarakan pemuda tersebut.

"Itu namamu" terang laki-laki itu.

"lalu namaku Kazuma, nama yang kau berikan padaku" ujar laki-laki itu sambil menempelkan tangan mungil yang digenggamnya di depan dadanya.

"Ka..zu..ma" eja gadis kecil itu dengan terbata-bata.

"Iya, benar Kazuma" ujar Kazuma sambil tersenyum.

"Ayo Veena, kita pulang. Kami semua sangat merindukanmu" Kazuma berdiri lalu berjalan sambil menggandeng tangan Veena.

Veena berjalan dan mengeratkan pegangan tangannya pada Kazuma. Karena merasa tangannya digenggam cukup kuat oleh Veena, Kazuma mengalihkan pandangannya pada gadis kecil itu.

"Kau tak perlu takut Veena, kali ini... kali ini aku berjanji dengan namaku tidak akan kubiarkan hal buruk terjadi lagi" ujar Kazuma.

Veena hanya menganggukkan kepala dan berjalan di samping Kazuma.

"Sekarang mari kita sapa, keluarga kita. Keluarga yang Veena buat dan Veena telah jaga dengan sepenuh hati"

Kazuma membuka pintu sebuah mansion megah. Disana telah berkumpul para shinki yang Kazuma sebut sebagai keluarga Veena, memandang kearah Veena dengan senyuman secerah langit siang itu.

"Okaeri! Bishamon-sama/ Onee-sama" Sapa mereka sambil berhamburan ingin memeluk gadis kecil itu.

Air mata kembali menetes, sekali lagi tanpa sebab yang tak diketahui oleh Veena. Mata ungunya yang dibanjiri air mata bergerak menatap Kazuma yang sedang memasang senyum penuh ketulusan padanya.

"Okaeri Veena" ujar Kazuma setelah bertemu dengan iris ungu itu.

"Tadaima minna" ujar gadis kecil itu tanpa sadar.