Ket :
***** = flashback
7777777 = masa sekarang
Berhubungan dengan seorang Hyuuga
Berarti dengan sengaja mengangkat kaki dari klan.
Anggota seperti itu adalah seorang penghianat klan.
Dan seorang penghianat harus mati ditangan klan itu sendiri.
Demi kesucian Klan.
-The Creed of Uchiha Clan-
Sang Uchiha muda perlahan memejamkan matanya. Dalam ketenangan, ia mulai menarik nafas, berusaha menyatukan jiwa dan raganya dengan alam. Sorak-sorai ribuan manusia (yang menurutnya laknat) disekeliling tidak membuyarkan pikirannya yang sedang berkonsentrasi. Mengumpulkan energi lebih ke dalam tubuhnya. Ia menenggelamkan dirinya lebih dalam lagi, hingga sekelebat bayang wajah bermunculan secara acak mengisi pikirannya.
Jangan membunuh lagi
Suara lembut itu kembali menggaung di kepalanya. Membuat kedua alisnya saling bertaut, berusaha memfokuskan pikirannya lebih dalam. Tapi hanya kalimat itu yang terulang-ulang dalam otaknya.
Kumohon,
Jangan membunuh lagi,
Sasuke….
-
-
-
-
"The Dark Scar of a Yakuza"
-
A Naruto fanfiction by Dheeantzz
Disclaimer : Masashi Kishimoto (He lent me his Charas)
*****
"Tadaima…." Ucapnya sedikit berteriak saat tiba di Ruang depan dengan senyum sumringah yang merekat di wajah tampannya. Ia tau orang yang ia cari sedang melakukan sesuatu di dapur.
"Okaeri, Sasuke…." seorang wanita menjawab sambil berlari-lari kecil menghampirinya dengan Celemek lavender yang masih menggantung di tubuhnya. Buru-buru ia mengecup bibirnya.
Senyum Sasuke melebar tanpa kalimat berarti, bola matanya bergerak-gerak dari bawah ke atas. Menangkap satu pemandangan paling indah dalam hidupnya. Wanita yang ia cintai. Rambutnya yang biru kegelapan, wajahnya yang manis, mata bening lavendernya, bibir mungilnya, pipi gembilnya, hidung mancungnya, tubuh indahnya. Semuanya yang tidak bisa dia tarik dari saraf-saraf otaknya.
Hinata mengerutkan alis, bertanya-tanya dan menebak-nebak sendiri dalam hati. Apa yang sedang suaminya pikirkan. Sasuke adalah pria yang penuh dengan kejutan. Ia tau itu. Ia tersenyum tipis.
"Sasuke…?" tanyanya ragu sambil mengunci pandangan pada kedua bola mata obsidian milik suaminya. Menganalisis. Karena hanya dia yang bisa mendeskripsikan emosi tersirat di dalam mata hitamnya. Selang beberapa detik, ia membekap mulutnya. Ia berhasil menyimpulkan sesuatu.
Oh..
My..
God…
"Kyaa!" Hinata menjerit ketakutan. Tubuhnya terasa seperti terpelanting di udara dengan kecepatan cahaya. Dan dalam sekejap ia sudah berada dalam gendongan Sasuke. Pria itu merespon dengan terbahak keras.
"Sa..Sa..Sasuke… tapi masakannya belum selesai…" Hinata berusaha berontak dengan menarik-narik kerah kemeja Sasuke.
Sasuke hanya menyeringai nakal, "Hn.. tapi aku sudah.. lapar…" bisiknya panas di leher wanitanya, sembari melangkah ke dalam kamar pribadi mereka tanpa ingin mendengar protes.
Hinata hanya menghela nafas dengan senyum hangatnya, kehilangan alasan kuat untuk menghindar. Ia selalu kalah untuk urusan yang satu ini.
Damn him…
Hari ini akan sangat melelahkan…
Dan Pintu kamar ditutup..
7777777
Kedua matanya terbuka. Warna merah darah lensa matanya terlihat jelas dengan tiga tanda hitam berbentuk koma yang berputar di dalam garis lingkaran hitam sebagai lintasannya.
Ia meregangkan otot bahunya ke depan dan belakang. Mengangkat kedua tangannya yang mengepal, memposisikannya sejajar dengan dagunya. Kedua kakinya membentuk kuda-kuda sempurna.
Sorakan-sorakan penyemangat bergemuruh dari setiap penjuru lapangan terbuka yang luas itu. Namun tidak untuknya. Bukan untuknya yang seorang penghianat.
Sebilah samurai menari-nari di hadapannya. Desingannya terdengar sangat tajam dan mematikan tiap kali pedang itu dikibaskan oleh sang pemilik. sinar putih matahari memantul sempurna pada permukaannya yang terbuat dari perak murni. Menyilaukan mata.
Pertarungan yang tidak seimbang. Sama sekali tidak adil, menurut mereka yang orang awam. Dua petarung andal yang bertelanjang dada. Keduanya memiliki sebuah identitas yang terukir megah di atas punggung mereka. Seekor harimau dan seekor coyote. Hanya saja sang Harimau akan bertarung berbekal tangan kosong sedangkan sang Coyote berbekal sebilah pedang Samurai panjang. Yang sangat bersejarah, dengan ratusan kepala 'traitor' sebagai bukti keganasannya.
Namun inilah pertarungan yang adil untuk mereka. Sebuah tradisi yang sudah diwariskan secara turun temurun, untuk menumpas para penghianat klan.
"Yoo.. Sasuke-kun..", Sang lawan masih mengibaskan si perak dengan tangan kanannya. Dengan langkah santai menghampiri Sasuke, yang sedang menatapnya tajam.
"How come, moron?" ia berbisik dari balik topengnya dengan nada mengejek. "A Tiger like you.. can lost your fangs…", topeng itu digeser dari wajahnya, lalu dienyahkan sejauh mungkin dari genggaman, bergesekan dengan ribuan butir pasir kotor yang kemudian terangkat, bersenyawa dengan udara panas. Tampak warna lensa mata yang sama dengan milik Sasuke. Merah darah dengan tiga tanda koma berwarna hitam.
"I never lost my fangs until now…", Sasuke menjawab dengan datar. Membuat lawannya terbahak menghina, mengalahkan sorakan yang masih menderu.
"Hahahaha! Kamu tidak pernah berubah, Sasuke-kun.. naive as always.. Hmm…. I thought that 'girl' melted your sharp fangs..", Godanya lagi.
Tobi, pria itu, mulai berjalan mengitari Sasuke, layaknya bumi yang mengitari matahari. Keduanya diam sejenak, hingga teriakan-teriakan seperti, 'Bunuh dia, Tobi!' , 'Penghianat seperti dia hanya bisa mengotori Klan!!', dan kalimat-kalimat menjatuhkan lainnya terdengar jelas. Namun semua itu sama sekali tidak menciutkan nyali seorang Uchiha Sasuke. Yang sudah menyandang julukan The Tiger of Uchiha.
"She sharpened my fangs.." Sasuke menjawab. Suaranya terdengar berat. Amarah ia tanam disana.
"Haha! Oh.. Benarkah? Kalau begitu ayo kita buktikan…!!" Tobi mulai mengambil posisi berhadapan dengan Sasuke, mengambil langkah mundur, menciptakan jarak yang sesuai. Kemudian mengacungkan tinggi pedangnya, membuat sinar putih matahari diatasnya tercecar ke berbagai arah. Garis wajahnya berubah 180 derajat dari sebelumnya. Menyeringai seperti seorang Psikopat yang menemukan mangsanya. Sementara Sasuke memantapkan posisi kuda-kudanya, alisnya bertaut, berkonsentrasi. Angin yang kurang bersahabat bertiup dengan membawa serta debu dalam rangkulannya. Riuh para penonton meningkat deras. Suasana memanas.
Pertarungan antara dua Yakuza unggulan itupun dimulai. Dengan para petinggi Klan yang turut menyaksikan pertarungan yang mempertaruhkan nyawa tersebut.
"Ayo Harimau Uchiha… Tunjukkan taringmu…!!" Gerutunya.
To Be Continued
Created : Sunday, 19th April 2009
Publish : Sunday, 19th April 2009
Author's Note :
H – 1 UN = saya publish sebuah Fic baru. WooT!! Gila! Tapi harusnya hari tenang gini emang buat refreshing… (pdahal belom belajar..) Saya nggak tahan buat nuangin cerita ini. Takutnya malah jadi pikiran pas UN ntar.. (lebay ah..) tadinya mau one-shot.. tapi nggak jadi.. setidaknya sedikit tenang dah publish chap 1.. XD
Dan maaf pairingnya SasuHina. XD, saya bener2 jatuh cinta sama pairing ini. Jujur! Awalnya dislike.. nggak suka..! tapi gara2 sebuah Pic Sasuhina yang menurut saya bagus.. saya jadi bener2 kepincut ma SasuHina. Saya minta maaf sebesar-besarnya.. karena make pairing yang 'crack'. Dx hahay..
Soal Yakuza, jujur ceritanya sebagian besar terinspirasi sama game jepang bernama 'Yakuza 2', terima kasih buat Baka Ototou yang udah beli itu game.. XD.. Angst bener sial!! Dx
Saya senyam-senyum sendiri nulis ini.. terlebih bagian SasuHina-nya… grakakaakk!! (dasar mesum..!! Dx)
Oh ya maksudnya Identitas itu.. Tattoo.. karena orang2 Yakuza identik dengan Tattoo… iya nggak sih?
The Creed of Uchiha Clan? terinspirasi sama Jingweon Mafia di Yakuza 2. hahay...
Ok, Thanks a lot for reading this Fic, pal.. Owh I love you! Review Please..? I'll wait. saya ngerasa ada miss-typo tapi nggak tau lah.. Dx
