Pria pendek berkulit putih dengan piyama bercorak wortel itu menatap iba pada adiknya yang masih sibuk menangis. Sejujurnya ia tidak iba dengan adiknya, well sedikit sih, hanya saja rasa ibanya lebih besar pada dua kotak tisu yang sudah di habiskan adiknya untuk membersihkan ingus yang tidak berhenti mengalir keluar dari hidung adiknnya.
"Sebenarnya dia kenapa?"
Remaja laki-laki berkulit tan yang tengah menenangkan adiknya yang sibuk menangis itu mengalihkan perhatiannya, ia memandang temannya dengan pandangan sedih lalu mulai menceritakan kenapa temannya itu menangis.
"Tadi Kyungsoo mengatakan perasaannya pada orang yang di sukainya hyung."
Si kakak menganggukkan kepalanya, ia akhirnya tau apa penyebabnya. Pasti pernyataan cinta adiknya yang bantet ini di tolak maka dari itu dia menangis heboh hingga mengeluarkan ingus.
"Dia di tolak?" si kakak sengaja bertanya.
Mendengar pertanyaan sang kakak, si adik alias Kyungsoo langsung bangkit dari duduknya. Dengan menggebu-gebu ia menceritakan tentang kejadian yang di alaminya.
"Tidak hanya itu hyung!" ia berteriak. "Setelah menolakku ia mengatakan jika mataku terlalu besar! Ia juga juga mengatakan jika dia memang gay tapi dia gay berkelas yang tidak menyukai pria bermata bulat sepertiku! Dia juga mengatakan bahwa aku mirip penguin!"
Sontak si kakak mengernyitkan dahinya. Orang bodoh macam apa yang menolak pernyataan cinta dari seseorang dengan alasan seperti itu? Sadar jika adiknya di hina, wajah sang kakak ikut memerah. Ia emosi! Kakak mana yang tidak emosi jika adiknya dihina? Apa yang salah dengan mata bulat? Bukankah itu langka? Orang Korea mana yang memiliki mata bulat selain adiknya? Seharusnya si bodoh itu menganggap adiknya orang istimewa!
"Siapa namanya!?"
Kyungsoo berhenti menangis remaja itu juga berhenti membersihkan ingusnya. "Na-namanya Park Chan Yeol."
"Sekolah dimana dia!?"
Kyungsoo kembali mendudukkan tubuhnya dan remaja berkulit tan di sampingnya juga kembali memeluknya. "I-ia tidak sekolah lagi hyung, ia sudah bekerja."
Suara sang adik yang terdengar sangat sengau membuat emosi sang kakak bertambah, rasanya ia ingin membuat orang yang sudah menolak adiknya merasakan apa yang di rasakan adiknya saat ini.
"Apa pekerjaannya?"
"Pe-penulis hyung."
"Berikan padaku alamat rumah dan nomor hpnya. Aku akan menemui orang yang sudah menolak adikku dan mematahkan tulangnya!"
Operetta
By Bunnie B
.
Warning; boyXboy, TYPO.
.
.
.
Happy reading^^
Pria berwajah cantik dengan rambut berwarna hitam legam yang saat ini tengah menyesap jus jeruknya menghela nafas kesal, ini sudah dua kali di lakukannya. Pertama saat temannya itu duduk di hadapannya dengan wajah suram dan langsung meminum jusnya, kedua saat temannya itu terus menghantukkan kepalanya di meja kantin.
"Kau gila ya?"
Tanpa menghentikan hantukkan kepalanya di meja, temannya itu menjawab, "Positive." tak tahan dengan tingkah gila temannya, pria itu berteriak. Membuat pengunjung kantin melihat kearah mereka dengan tatapan malas.
Siapa yang tidak tau kedua pemuda ini? Byun Baek Hyun dan Xi Luhan, si duo heboh dari jurusan keguruan.
"Byun Baek Hyun hentikan tingkah bodohmu!" teriak Luhan.
Sontak Baekhyun menghentikan kegiatannya, ia menatap malas Luhan. "TIdak usah berteriak bisakah?"
"Tidak!" Luhan kembali menjerit, "Lagi pula ada apa denganmu Byun Baek Hyun? Datang-datang langsung meminum minumanku, lalu mengantukkan kepalamu." Luhan menjeda kalimatnya saat melihat wajah Baekhyun yang terlihat amat suram. "Apa ibumu menahan mobilmu lagi? Atau kau putus cinta?" timpalnya.
Baekhyun menggelengkan kepalanya. Ibunya tidak menahan mobilnya, ia juga tidak sedang putus cinta. Ia hanya sedang frustasi memikirkan sang adik yang sudah 3 hari ini terus menangis. Bahkan sang adik sampai tidak masuk sekolah. Adiknya menjadi gila karena seseorang menolak pernyataan cintanya. Tidak hanya di tolak, adiknya juga di hina, di katai mirip penguin juga matanya yang bulat. Karena itu sang adik menangis dan itu membuatnya frustasi.
"Aku sudah berjanji pada Kyungsoo untuk mematahkan tulang orang yang membuatnya menangis selama 3 hari 2 malam Lu. Tapi sialnya, adikku yang bodoh itu tidak tau nomor hp dan alamat rumah orang yang di sukainya. Adikku yang bodoh itu hanya tau jika orang yang di sukainya itu sering pergi ke Café B." jelas Baekhyun.
"Pergi saja ke Café B kalau begitu."
"Aku sudah kesana Lu, tapi hasilnya nihil. Si gay berkelas tinggi itu tidak menampakkan batang hidungnya disana!"
"Memang kau tau bagaimana bentuk batang hidungnya?"
Baekhyun terdiam, ia baru sadar jika dia tidak menanyakan pada Kyungsoo bagaimana wajah orang yang sudah menolak perasaan adinya itu. "Astaga bodohnya aku!" Baekhyun berseru histeris.
"Kau memang bodoh." timpal Luhan.
"Bagiamana bisa aku tidak menanyakan pada Kyungsoo! Ya Tuhan!" Baekhyun terus memukul kepalanya dan Luhan kembali menghela nafasnya kesal.
"Hentikan Baekhyun! Memang siapa namanya?"
"Chanyeol, Park Chan Yeol. Dia yang…"
"Park Chan Yeol yang penulis itu!?" seru Luhan.
Baekhyun mengernyitkan dahinya, ia menatap Luhan dengan pandangan bertanya. Walaupun aneh begitu, Baekhyun adalah orang yang peka. Buktinya ketika ia mendengar perkataan Luhan serta raut wajah kaget yang terlihat seperti di buat-buat itu ia langsung mencurigai temannya.
"Aku tidak pernah mengatakan jika Chanyeol adalah seorang penulis."
Luhan gelagapan. "Park Chan Yeol hanya dia yang aku tau Baek."
"Sungguh? Seingatku, kau memuja pamanku yang bernama Park Chan Yeol juga. Oh seingatku juga kau memuja Park Chan Yeol EXO. Bagaimana bisa kau…"
"Aku akhir-akhir ini tengah menggilai tulisannya, karena itu aku kepikiran dia." Cepat-cepat Luhan memotong. "Anyway, kau mau pekerjaan?"
Baekhyun memutar bola matanya malas. "Kau bodoh atau apa? Aku sedang frustasi memikirkan bagaimana cara membalas dendamku pada Park Chan Yeol dan kau malah menawariku pekerjaan!"
Luhan tertawa layaknya seorang bos mafia yang tengah berbangga ria karena anak buahnya telah berhasil membunuh musuh mereka. "Park Chan Yeol si penulis itu membutuhkan pembantu Baek dan kau bisa melamar menjadi pembantunya dan membalaskan dendam mu. Mungkin kau bisa mencari kelemahannya dan mulai menghancurkannya melalui kelemahannya itu."
Baekhyun semakin mencurigai temannya ini, sungguh Baekhyun benar-benar curiga.
Luhan yang sadar Baekhyun menatapnya dengan pandangan berbeda kembali berkilah. "A-aku kan sudah bilang, aku sedang menggilai tulisannya Baek, jadi aku mencari tau semua tentangnya."
"Sungguh?"
Luhan menganggukkan kepalanya dengan semangat, ia juga memasang wajah meyakinkan agar temannya itu percaya.
"Baiklah." Baekhyun menghela nafasnya, jika bukan karena adiknya yang terus menangis Baekhyun bersumpah ia tidak akan pernah mau menjadi seorang pembantu. Heol! Ia calon pendidik, bagaimana bisa bekerja menjadi pembantu! "Kirim lewat SMS alamat rumahnya padaku, besok aku akan pergi melamar."
Setelah Baekhyun pergi, Luhan menghembuskan nafas lega. Ia sangat bersyukur, walaupun temannya itu peka terhadap sesuatu ia tetaplah bodoh dan mudah di bodohi. Dengan segera Luhan mengeluarkan ponselnya, ia menekan tombol speed dial nomor 8 dan ketika suara seseorang menyapa telinga, Luhan tersenyum.
"Aku berhasil membujuknya, sekarang lakukan rencana selanjutnya!"
TBC
.
.
.
.
[Cuap-cuap]
Heeeiiiii hoooooo~
Ketemu lagi bersama saya di FF baru dengan judul operetta! Yuhuuuu!
Sesungguhnya saya bukannya tidak mau update FF Chanyeol, saat lagi ngetik, di pertengahan tiba-tiba saya jadi bingung. Mau di buat END atau ada bumbu-bumbu lainnya, nah jadi biar entar jatuhnya gak GAJE saya harus menunda penulisan FF itu. Ha-ha-ha. Intinya mah ide lagi gak ada buat FF itu.
Terus tadi pas lagi di kamar mandi muncullah ide GAJE ini, teng tong. Sambil menunggu FF Chanyeol update marilah kalian membaca FF saya yang ini.
Beteweeeeeeh~~~
Yaampun review kalian buat FF sayang yang PISANG sama KEKASIHKu sungguh menggemaskan. Saya ampe ngakak sendiri baca, makasih ya yang udah review di FF itu. Sayang kalian xoxo.
Habis baca jangan lupa review loh^^
