Summary: 250 tahun setelah Boboiboy dan teman-temannya mati, Fng sebagai ras alien yang berumur panjang, masih hidup dalam kesepian dan terus menjaga semua jam kuasa teman-temannya. Hingga suatu hari ada hal aneh terjadi di jam kuasa Boboiboy. Friendship, KaiFang brotherhood. AU canon. Angst.

.

.

Boboiboy milik Animonsta Studios

Saya tak mendapatkan keuntungan materi apapun dari sini.

.

.

Chapter I

Memori

.

.

Sepasang mata delima mengamati layar transparan. Semua informasi tertera sebagai guratan pada udara bebas, seperti tulisan hantu. Beberapa dekade lalu, teknologi ini masih dikira khayalan, tapi karena ambisi maka imajinasi menjadi riil. Alasan lain akibat kompetisi keras dengan para kriminal kelas berat—TAPOPS dituntut harus mampu melampaui kecanggihan teknologi para kriminal bila mereka masih mau menang perang. Ia pikir perang bersenjata takkan terjadi lagi karena itu ide primitif, tapi ia rasa primitif atau tidak, semua makhluk pada dasarnya terprogram untuk berperang. Terprogram sombong dan rakus kejayaan semu. Primitif kali ini bukanlah merujuk pada teknologi tapi cara berpikir dan bertindak-tanduk, lihat saja bagaimana cerdasnya mereka justru melahirkan teknologi persenjataan dengan daya membunuh jauh lebih efisien dan efektif dalam skala masif. Seperti genosida pada kampung halamannya dulu, lebih 250 tahun silam. Yang menyebabkan ia terusir bersama kakaknya.

Betapa kurang ajarnya mereka, tiba-tiba datang membawa senjata lalu mengatakan klaim jika tanah tempatnya lahir adalah milik mereka?

Fang—nama pria dewasa itu—lalu menepis kenangan usang tersebut. Kejadian itu sudah sangat lama, ia bahkan tak ingat seperti apa rumah masa kecilnya dulu tapi ia ingat wajah para penyamun tersebut. Fang tak marah lagi karena mereka semua sudah mati. Kebanyakan yang ia kenal sudah mati. Bahkan orang-orang dekatnya—Boboiboy, Yaya, Ying, Gopal, Papa Zola dan Koko Ci—semuanya tak bertahan melalui arus waktu. Mereka memilih opsi ke dimensi tak terobservasi. Fang pikir manusia itu mati terlalu cepat dan gemar menyisakan rasa sedih yang tak kunjung pupus jua. Umur panjang Fang membuatnya merasa ia sedang berdiri di antara lautan wajah tak ia kenali—semua orang berganti terlalu cepat untuk ia tangkap dan ia hargai. Umurnya sebagai ras asing memaksanya hidup sampai 35.000 tahun dalam matematika manusia. Fang pikir itu estimasi yang terlalu optimis, mengingat betapa berbahayanya misinya. Fang takkan heran jika ia akan mati lebih cepat.

Fang melambaikan tangannya—sontak semua data-data yang melayang pada udara segera lenyap tak berbekas. Ruangan kerjanya menjadi gelap dan terasa begitu sepi, walaupun besar dan berfasilitas lengkap. Fang adalah seorang komandan sekarang, ia membawahi beberapa kapten dan beberapa awak pesawat—pantaslah ia mendapatkan ruangan seindah dan seluas ini. TAPOPS sudah berubah total semenjak ia pertama masuk dahulu. Sekarang TAPOPS tak lagi memiliki samaran konyol sebagai tempat laundri. Berbeda dengan dahulu, TAPOPS sekarang sangat jaya dan bermarkas di planet terpencil yang cukup dingin dan bersahabat lingkungannya. Lokasi planetnya sangat rahasia. Tak hanya masalah lokasi, pasukan TAPOPS sudah begitu banyak dengan cabang di seluruh penjuru galaksi. TAPOPS sudah sangat maju daripada ketika Boboiboy dan teman-temannya berusia 14 tahun dan di bawah pimpinan Komandan Koko Ci yang putus asa serta seorang laksamana yang pensiun.

Mata Fang melirik sebuah foto di sudut ruangan, mencari sesuatu. Ada gambar ia, Boboiboy, Yaya, Ying, Gopal, Papa Zola, Cattus, dan Koko Ci di sana—belakangan ini Fang kerap menatapi secarik foto tersebut, mengenang masa menggembirakan. Hanya saja semua orang di foto itu sudah mati kecuali Cattus yang sudah tua sekali sekarang dan berada di rumah sakit hewan menunggu ajal. Fang pikir seharusnya dari awal ia mendengar dan mengikuti teladan kakaknya, Jendral Kaizo, yang memilih untuk tidak bersua dan berkerabat terlalu dekat dengan makhluk berumur pendek. Akibatnya Fang harus menahan hantaman bertubi-tubi pahitnya umur panjangnya. Fang kira kakaknya memahami filosofi kehilangan terlalu dalam—dan Kaizo sangat lihai dalam memisahkan diri dari orang lain. Mungkin Kaizo anggap umur panjangnya bukanlah untuk menenun hubungan manis dan berakhir menyedihkan. Ras alien Kaizo dan Fang adalah ras yang terkenal dapat mencintai terlalu dalam namun juga bisa meramu kegelapan hati yang sangat pekat. Bagi ras itu, entah sangat sayang atau sangat benci, tak ada tengah-tengah.

Fang kira karena inilah Kaizo membangun benteng besar pada dirinya, ia tak mau dilumpuhkan perasaanya sendiri. Ikatan kekerabatan jika semakin akrab maka akan semakin erat pula jeratnya melilit hati mereka, karenanya ketika ikatan itu tiba-tiba disentak maka akan semakin terasa sakit. Fang pikir bekas luka di hatinya takkan hilang walau sembuh, seperti pengingat bahwa hal-hal yang indah selalu cepat musnah. Rasa manisnya kekerabatan akan segera berganti menjadi getirnya duka cita. Seperti bagaimana semua orang dekatnya lenyap menyisakan Fang di antara reruntuhan memori masa lalu.

Fang masih ingat bagaimana semua teman-temannya satu demi satu dimangsa kefanaan. Pertama yang pergi adalah Gopal dan Papa Zola. Sungguh Fang tak terkejut karena mereka begitu enggan mengikuti perang apapun, mereka hidup sejauh ini hanya karena keberuntungan belaka dan keberuntungan itu takkan mengalir selamanya. Papa Zola dan Gopal tewas ketika Fang berumur 18 tahun. Pesawat mereka ditembak misil oleh perompak angkasa dan jatuh ke dalam samudra. Gopal tak sempat memakai pengamannya dan mengalami cedera parah—tulang lehernya patah. Kepala Papa Zola terkena panel dan tak sadarkan diri, air laut memasuki kabin mereka dan membuat Papa Zola tewas kehabisan nafas. Mereka semua hampir tak selamat akibat benturan sangat keras dan air dalam kabin. Hanya Fang yang masih sadar saat itu, semua temannya pingsan atau mati dengan luka serius—sambil bertahan dari luka parah, Fang berjuang menyelamatkan sebanyak yang ia bisa dan melepas sinyal SOS. Mereka semua diselamatkan oleh tim EDU (Emergency Dispatch Unit) TAPOPS. Boboiboy, Yaya dan Ying koma selama sebulan. Fang koma selama tiga hari karena tubuhnya lebih kuat daripada manusia. Tapi Gopal dan Papa Zola terlambat untuk diselamatkan dan mengalami cedera paling fatal. Mereka meninggal dalam meja operasi.

Pemakaman keduanya digelar empat hari kemudian, di tanah kelahiran mereka. Fang hadir dengan kursi roda, Kaizo juga turut berada di sana karena standar prosedur. Banyak anggota TAPOPS yang turut hadir bersama anggota keluarga dan sahabat—kecuali Boboiboy, Yaya dan Ying yang masih koma. Ayah Gopal pingsan saat melihat jenazah anaknya. Mama Zila dan Pipi tampak mengusap air mata berkali-kali. Fang merasa remuk rasanya melihat pemandangan itu. Sayup-sayup di tengah suasana, Fang mendengar kalimat Kaizo.

"Hidup mulia atau mati terhormat."

Fang pikir itu kalimat simpatik yang dingin tapi ia tak bisa menyalahkan kakaknya. Itu adalah kematian yang terhormat bagi dua penakut itu.

Ketika Boboiboy, Yaya dan Ying sudah baikan dan menanyai dimana Papa Zola dan Gopal berada, barulah Fang beritakan. Boboiboy menangis, ia tak bisa diajak bicara sama sekali untuk beberapa hari. Yaya dan Ying tak bersuara, mereka hanya menampilkan wajah kosong.

Mereka bertiga kerap berziarah ke makam keduanya. Boboiboy berkata ia adalah abang Pipi sekarang dan akan selalu menjaga adik kecilnya, meneruskan tekad Papa Zola. Mama Zila hanya tersenyum sedih mendengar itu.

Tepat 5 tahun setelah kematian Gopal dan Papa Zola, Yaya dan Ying menyusul. Mereka gugur dalam misi. Ketika itu Yaya terperangkap dalam kebakaran di markas musuh dan Ying berusaha menyelamatkan tapi tak ada yang sadar kalau bahan peledak ditanam di dekat Yaya. Tak lama kemudian, markas itu meledak. Jasad dua gadis itu tak berbentuk lagi, langsung menjadi abu karena panasnya api. Boboiboy dan Fang cedera parah terkena imbas ledakan tersebut, meski jarak mereka cukup jauh dari lokasi kejadian. Gelombang kejut dari bom itu merusak telinga Boboiboy dan Fang—mereka menjadi tuli permanen dan menderita gegar otak sedang. Namun karena teknologi medis yang canggih, mereka kembali mendapatkan pendengaran mereka dan gegar otak perlahan sembuh tanpa gejala.

Pemakaman kedua gadis itu begitu suram, karena Yaya dan Ying begitu disukai oleh anggota TAPOPS lain. Boboiboy tampak sangat terpukul, tapi daripada bersedih kehilangan, ia lebih membenci dirinya sendiri. Semenjak hari penguburan itu, ia lalu menghadap Komandan Koko Ci dan menyerahkan lencana perwiranya. Boboiboy memutuskan untuk pensiun dan tak mau lagi berhubungan dengan power sphera.

"Tapi kita memerlukanmu," ujar Koko Ci. Boboiboy, pria muda berusia 22 tahun, membalasnya.

"Aku bukan lagi bocah usia 14 tahun yang begitu bersemangat menyelamatkan semuanya dan menganggap jam kuasa seperti game tanpa mengerti bahayanya," jawabnya dingin. "Anak kecil akan cepat dewasa saat ia berada di medan perang dan kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Aku tak mau benda ini. Ambillah."

Boboiboy lalu melepas jam kuasanya dan menaruhnya di depan Koko Ci. Ia lalu memberikan hormat dan berbalik ke belakang. Fang kira ini adalah keputusan luar biasa dan seperti bukan Boboiboy biasanya. Boboiboy adalah orang idealis yang tak takut menerapkan nilai-nilai moral. Namun Fang rasa, pribadi seseorang bisa menjadi keruh saat kehilangan dan ketakutan. Boboiboy hanya terlalu takut semua yang ia sayangi pergi. Ia masih ada kedua orang tuanya, Tok Aba, Ochobot dan Fang. Ia rasa ia tak mau mempertaruhkan nyawa orang lain lagi. Lebih baik ia berhenti. Ia bukan anak idealis berumur 14 tahun yang tak mengenal kejamnya perang. Dia sudah berubah dan idealismenya sudah musnah bersamaan dengan jasad-jasad temannya. Sudah cukup. Ia ingin kembali ke rumah.

"Kau bisa ikut aku ke bumi," ajak Boboiboy penuh harap. "Kita bisa jadi saudara. Tok Aba takkan keberatan tambah satu cucu lagi."

Fang tersenyum geli. Ia menepuk koper besar milik temannya itu.

"Aku sudah punya kakak, ingat? Tapi, terimakasih tawarannya, aku tak bisa ikut kau ke bumi. Titip salam untuk Atok, ya?"

Boboiboy tampak kecewa tapi ia menghargai keputusan kawan lamanya itu. Ia kembali ke bumi, bersama Ochobot dan Cattus.

Walau telah berpisah, Fang kerap mengirimkan pesan dan mereka masih menjalin komunikasi. Tahun yang sama Boboiboy berhenti dari TAPOPS adalah tahun yang sama ketika Tok Aba meninggal tenang. Fang datang ke pemakaman tersebut bersama Koko Ci. Boboiboy dan kedua orang tuanya hadir di sana, begitu juga sanak keluarga. Wajah Boboiboy terlihat letih dan sendu, raut wajah yang sama ketika Fang dahulu kehilangan semuanya. Ia lalu berkata.

"Seperti inikah perasaanmu saat kehilangan semuanya?"

Fang tersenyum tawar. Ia meremas pelan bahu sahabatnya.

"Mereka bukan milik kita. Kita tak ada hak menahan mereka."

Boboiboy tak menjawab, ia hanya mengeringkan air matanya.

Itu terakhir kali Fang melihat sahabatnya. Hanya dari pesan singkat saja mereka tahu kabar masing-masing. Sayangnya lambat laun karena terpisah jarak dan kesibukan yang melenakan, pertemanan mereka kian merenggang dan mendingin—itu adalah hal yang wajar. Fang terus mengembara dalam misi milyaran tahun cahaya jauhnya sementara Boboiboy menjalani hidup normal dan mendapat pekerjaan normal sebagai polisi hutan. Ia menikahi seorang gadis melayu yang dua tahun lebih muda daripadanya dan mereka bahagia. Fang hendak datang ke pernikahannya tapi ia tak bisa akibat misi sensitif. Boboiboy mengerti dan hanya tersenyum kecewa saja.

Pada akhirnya Boboiboy meninggal dengan tenang pada usia 35 tahun dalam pelukan anak satu-satunya. Kanker otak merenggutnya secara perlahan, diduga akibat terkena radiasi luar angkasa saat Boboiboy dahulu di TAPOPS. Manusia memang sangat sensitif pada radiasi radioaktif, meskipun TAPOPS sudah melakukan tindakan preventif pada agen manusia. Ochobot sangat terpukul dan memilih dinon-aktifkan selamanya dalam brankas TAPOPS karena ia tak kuat menghadapi sahabatnya yang sudah tiada. Cattus murung berminggu-minggu, kucing itu tidur di lemari pakaian Boboiboy karena merindukan tuannya. Fang marah sekali saat tahu sahabatnya menyembunyikan penyakitnya tapi kemudian ia menangis sepuas hati di dalam kamarnya. Ia mengunjungi makam sahabatnya itu dan bercerita hingga suaranya parau. Fang berjanji itu terakhir kalinya ia menjejakkan kaki di bumi. Bumi adalah tanah haram baginya, semua yang ia sayangi telah sirna. Buat apa lagi ia di sana?

Fang terbangun perlahan dari lamunannya mengenai masa ratusan tahun lalu, bagaimana ia kehilangan semua orang. Kini mendung selalu hadir rasanya, Fang tak tahu ia harus kemana. Sunyi sekali galaksi ini bila tiada yang bisa diajak bersama-sama menjelajah. 250 tahun sudah berlalu dan Fang tak menangis lagi saat mengenang masa bersama rekan-rekannya, hanya nyeri yang melelahkan saat menyusuri memori lama itu.

Fang mengusap wajahnya sambil menghela nafas.

"Piiip," sebuah suara halus menghapus sempurna tayangan memorinya. Fang melirik enggan. Ada pesan masuk. Jemari panjangnya menekan tanda terima.

"Fang, kamu sudah baca laporan kandidat kepala keamanan?" tanya orang itu—Sai.

"Aku belum baca," jawab Fang. Bawahannya itu tak pernah memanggilnya dengan pangkat sesuai tapi Fang maafkan selama tidak di hadapan personel lain. Mereka teman lama.

"Kepala keamanan Sterile Room power sphera sudah pensiun berlaku seminggu lagi dalam WZD (White Zone Dateline). Kau harus lihat para kandidat pengganti dan melantiknya," kata Sai.

Fang mengelus dagunya. Kamar steril itu selain memuat ribuan power sphera yang disita juga memuat jam kuasa Boboiboy, Yaya, Ying dan Gopal. Ochobot juga berada pada mode dorman alias non-aktif selama 250 tahun lebih tanpa diusik sedikitpun. Fang selalu menghindari kamar steril ini karena banyaknya memori tak mengenakkan, tapi sebagai komandan ia harus awasi. Maka Fang hanya mengangguk.

"Oke, nanti aku baca laporannya. Kita akan rapat esok pukul 9 WZT (White Zone Timeline). Panggil dewan komisaris dan katakan semua harus hadir."

"Oke, oke."

Fang segera mengaktifkan layar yang bebas di udara itu. Terlihat sebuah dokumen biru dengan nama-nama 5 kandidat baru, salah satunya Shielda, adik kembar Sai. Fang lebih cenderung memilih Shielda karena ia tahu jejak rekam wanita cerdik itu, tapi ia harus rapat dahulu. Shielda dan Sai yang menjadi keluarga barunya, kedua kembar kakak-beradik itu juga kehilangan keluarga mereka dan mereka menjalin ikatan erat dengan Fang terutama saat Boboiboy dan lainnya telah tiada. Fang bersyukur Sai dan Shielda bukan manusia dan berumur hampir sepanjang dirinya. Ia begitu sayang pada keduanya—karena sentimen ini juga yang membuat Fang berhati-hati takut terbawa perasaan dalam melantik Shielda. Nepotisme sangat dilarang di TAPOPS dan akan berhadapan dengan dewan komisaris, bahkan komisaris luar bisa ikut terlibat. Boleh jadi Jendral Kaizo sendiri ikut turun tangan. Fang lebih suka disidang di depan semua anggota komisaris daripada berhadapan satu-lawan-satu dengan kakaknya.

Mengingat Kaizo membuat Fang merasa ironis. Ia tak dekat dengan kakak kandungnya sendiri tapi ia malah mengangkat Sai dan Shielda sebagai saudaranya. Fang tak paham isi kepala Kaizo, mereka sudah jauh sekali sekarang. Ditambah lagi Kaizo yang sudah menjadi jendral membuat mereka kian jarang bertemu, Kaizo hampir selalu berada di markas pusat bersama elit lain. Misinya sekarang adalah berunding di meja dingin dengan para mafia dan menyusun strategi besar. Fang memahami itu. Ia hanya berharap kakaknya tak mengisolasi dirinya. Namun Fang sudah mencoret nama Kaizo dari benaknya, ia sudah mengubur kakaknya bersama Boboiboy di bumi. Fang takkan mengejar-ngejar kakaknya terus sepanjang masa, sudah saatnya ia melepaskan diri dari bayang "abang terbaik" dan menerima kalau Kaizo bukan orang yang sama lagi. Entah karena apa Kaizo senantiasa bersikap seolah-olah Fang bukan keluarganya lagi, untuk apa Fang menyakiti dirinya sendiri dengan terus berharap pada hal yang tiada? Ia sudah dewasa sekarang, ia harus bersikap dewasa pula.

"Fang melamun terus," komentar Sai. Fang terlonjak kaget.

"Kenapa kau masih di sini?" tanya Fang, agak defensif. "Kukira sudah mati transmisi kita!"

Sai melempar cengiran manis. Rambut cokelatnya tersibak. Walau berumur ratusan tahun, Sai masih terlihat muda sama seperti Fang. Hanya perawakan dan wajah mereka menjadi lebih dewasa, tak ada pipi chubby lagi.

"Aku belum selesai bicara dan kau tak matikan transmisi," balas Sai.

"Ya sudah, apa lagi yang harus kau laporkan?" tanya Fang sambil memijat keningnya. Sai pikir wajah dewasa Fang sangat mirip dengan Kaizo, hanya saja fitur wajah Fang lebih ramah dan halus. Kaizo lebih dingin.

"Ada gosip baru diperbincangkan. Komisaris akan hancurkan power sphera lama," sambung Sai. Fang terperanjat.

"Kenapa baru sekarang ada gosip begini?"

"Entahlah, mungkin masalah manajemen ruang. Memelihara puluhan ribu power sphera itu memakan biaya juga. Jadi power sphera lama akan dimusnahkan."

"Itu berarti Ochobot masuk daftar penghancuran, bukan? Dia sudah 250 tahun hibernasi," ujar Fang. Sai tampak merasa bersalah.

"Iya. Ada wacana hendak menghancurkan jam-jam kuasa Boboiboy, Yaya, Ying dan Gopal juga. Terlalu beresiko kalau semuanya dibiarkan begitu saja. Antisipasi pencurian," ujar Sai. "Kau 'kan tahu Ochobot dan jam kuasa Boboiboy, Yaya, Ying dan Gopal sengaja tak dipakai agen khusus berkuasa karena komisaris tahu kau mewarisinya. Tapi mau sampai berapa lama mereka semua didiamkan, Fang?" tanya Sai. Fang agak marah mendengarnya.

"Mereka semua adalah milikku. Akulah pewaris dan penjaganya, ini invasi hak pribadi namanya!"

"Sayangnya dari awal memang Ochobot, Boboiboy, Yaya, Ying dan Gopal adalah anggota TAPOPS. TAPOPS bisa mengambil dan mengamankan barang pribadi para bawahannya bila mengancam keamanan," ujar Sai. Wajahnya tampak bersimpati. "Jika kita mati Fang, kita juga akan diperlakukan begitu. Kau tahu standar prosedurnya, kau komandan sekarang."

Fang berang. Ia lalu mematikan transmisi mereka tanpa salam. Wajahnya ia benamkan di antara kedua tangannya.

Ia tiba-tiba terlonjak bangun dari kursi dan tergesa-gesa ke arah Kamar Steril. Ia hendak memastikan tak ada sesuatu, memastikan semua barang peninggalan teman-temannya masih utuh. Ia cemas dewan komisaris sudah mengirim personel ke sana.

Fang tiba di sebuah pintu besi raksasa dengan panel sandi. Ia lalu memindai retina dan kedua tangannya. Setelahnya ia mengetikkan serangkaian sandi—sesaat kemudian sederet gerigi kunci berputar halus. Pintu terbuka dengan bunyi mendesis.

Ruangan itu sangat luas, dengan daya tampung 8000 orang dewasa. Jejeran rapi power sphera tersusun dalam kapsul kaca transparan beserta status mereka. Fang berjalan melalui semua barisan kapsul, menuju barisan paling belakang. Di sanalah Ochobot dan keempat jam kuasa berada dalam kondisi dorman. Fang berjalan cepat-cepat, jantungnya berdegup kencang. Was-was. Ia merapalkan doa dalam hati semoga saja semuanya masih utuh, semoga saja...

Sampailah ia di sana. Kapsul kaca itu utuh, tak tersentuh. Fang cepat-cepat menghampirinya dan menghitung semua jam kuasa. Masih berjumlah empat. Ia menghembuskan nafas lega.

Tapi sedetik kemudian, Fang muram. Benarlah apa yang diucapkan Sai tadi, walau masih rumor sudah membuat Fang berpikir. Mau sampai kapan Ochobot dan keempat jam kuasanya dipendam di sini? Tunggu 1000 tahun?

Fang menatap sekeliling. Dalam satu deret dengan kapsul Ochobot ada kapsul-kapsul kaca lain. Fang melihat semua power sphera yang pernah diselamatkan oleh Boboiboy dan teman-temannya di sana. Masih ada Hookabot milik Kapten Separo, Loopabot, Apibot, Simenbot, Cardbot milik Jokertu, Magnetbot dan Stealthbot milik Vargoba, Belonbot, dan banyak lagi. Semua ini akan dihancurkan dalam waktu dekat, entah kapan. Bellbot milik Cattus pun akan dihancurkan juga, setelah Cattus mati. Kucing alien itu sudah tua sekali sekarang dan tergolek lemah menunggu maut dalam kamar rumah sakit. Laksamana Tarung sudah mangkat dalam bertugas. Koko Ci pun demikian. Orang tua dan kampung halamannya hancur. Semua hal hancur dan musnah di depan Fang dan Fang merasa kecewa. Tak bisakah ia memiliki mereka semua selamanya? Setelah ini, apakah Sai dan Shielda akan mati juga meninggalkan Fang sendirian? Apa memang ia ditakdirkan hidup dalam kesunyian?

Fang mengatur nafasnya yang naik-turun karena gejolak perasaannya. Dengan kasar ia mengelap wajahnya, rasanya ia hendak memukul sesuatu. Fang gemas karena ia tak bisa berbuat apapun melawan kehendak dewan komisaris, ia harap besok ia bisa membujuk mereka agar jangan menghancurkan semua sfera kuasa tua beserta keempat jam kuasa. Dia 'kan komandan di sini, mereka harus mendengarkan perkataannya juga! Tak mungkin ucapannya benar-benar tak berpengaruh, bukan?

Fang melihat lagi Ochobot dan keempat jam kuasa itu. Mereka semua masih seperti dahulu, seolah-olah baru saja dipakai pemilik mereka. Jemari Fang menekan serangkaian sandi pada panel—kapsul itu terbuka tanpa suara, memberikan Fang akses ke isinya. Dengan ragu, Fang membelai Ochobot. Dingin sekali. Seperti mayat. Fang cepat-cepat menarik tangannya.

Ia melihat keempat jam kuasa berwarna-warni mengelilingi Ochobot, seolah persembahan. Paling depan adalah jam milik mendiang Boboiboy. Tangannya meraih jam kuasa oranye itu dan mengenggamnya pelan. Terasa hangat, seolah baru saja dilepaskan dari pergelangan tangan temannya. Seakan Boboiboy akan segera kembali, seakan ia bisa datang kapan saja. Seakan sebentar lagi Fang akan mendengar celotehan Yaya dan Ying. Seolah ia bisa mendengar bunyi kunyahan Gopal. Seakan semua teman-temannya hanya pergi sebentar dan akan menemui Fang lagi.

Fang tersenyum sedih. Ia lalu menaruh kembali jam kuasa Boboiboy—tanpa sengaja ia menekan sebuah tombol pada sisi samping jam kuasa itu. Layarnya menyala.

Melihat akibat kecerobohannya itu, Fang terkesiap dan segera non-aktifkan jam kuasa tersebut tapi nihil. Ada simbol kuning familiar pada layarnya. Fang tak mengerti, ia seharusnya bisa non-aktifkan lagi jam kuasa ini. Dahulu dia juga yang atur mode hibernasi pada Ochobot dan keempat jam kuasa lain. Mungkinkah rusak? pikir Fang. Tapi jam kuasa bukan barang buatan manusia, jam kuasa bisa berumur sampai 5000 tahun tanpa perbaikan apapun, bahkan bisa bertahan bila dibenamkan ke lahar berapi. Fang rasa tak mungkin rusak!

Fang mengutak-atik jam itu dan jam itu masih tak mau di non-aktifkan seolah memiliki kehendak sendiri. Semua usaha Fang gagal, jam itu masih keras kepala tak mau kembali dorman. Putus asa, Fang akhirnya memutuskan mencabut paksa daya baterainya—tapi saat itu pula terjadi hal aneh. Muncul logo sebuah elemen pada layar tersebut dan jam kuasanya mulai bersinar. Fang terkejut dan melepaskan genggamannya—jam kuasa itu jatuh menggelinding di lantai. Cahayanya semakin bersinar terang membutakan pandangannya dan Fang menutup mata, tak tahu apa yang akan terjadi.

Dua detik kemudian, cahaya misterius itu meredup dan Fang membuka matanya dengan ragu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat sebuah elemen Boboiboy berdiri di depannya. Elemen itu memakai atribut Gempa dengan mata keemasan, perawakannya seperti Boboiboy ketika berumur 22 tahun, saat terakhir Boboiboy menggunakan jam kuasa sebelum diserahkan ke Koko Ci.

Fang terhenyak, membisu karena tak percaya. Otaknya memproses lamban apa yang sedang terjadi. Wajahnya memutih dan jantungnya mencelos. Ia terasa seperti dalam mimpi. Ada apa ini? Kenapa temannya ada?

Sementara itu, Gempa balas menatap Fang dengan ekspresi tak mengerti kenapa wajah Fang pucat begitu. Fang memijat kepalanya yang pening. Dunianya terasa berputar dan keringat dingin mulai membasahi kulitnya. Ia hendak muntah karena tegang. Dengan ragu ia berkata.

"Bo... Boboiboy?" panggilnya. Gempa tampak semakin heran.

"Iya, ini aku. Kau kenapa, Fang? Sakit?" tanyanya. Gempa menghampirinya, raut wajahnya begitu familiar. Raut wajah yang sama ketika Boboiboy masih hidup dahulu, yang selalu mengkhawatirkan teman-temannya.

Fang mulai merasakan kesadarannya menipis dan matanya berkunang-kunang. Ia pingsan seketika. Gempa berseru kaget.

"Astaga, Fang! Kau lupa sarapan, ya!"

.

.

.

Bersambung

.

.

A/N

Jangan terkecoh, hahaha. Ini ff bakal angst bercampur fluff (dikit). Akan ada konflik, saya berencana eksplor tentang jam kuasa dan KaiFang.

Mengenai update ff saya yang lain, jujur saya bingung mau update yang mana dulu karena keterbatasan waktu. Ada saran saya harus update yang mana? Silakan ketik di review. Dan jika di ff ini ada yang hendak disampaikan, baik saran, kritik dan tanggapan silakan ya!