Love is Sin

Main Casts:

Kris Wu as Kris Wu

Byun Baekhyun as Baekhyun Wu

Enjoy~~

Baekhyun POV

Ketika cinta mengharuskanku untuk memilih. Akhirnya aku memutuskan memilih nya.
Sebuah keputusan yang baik? Menurutku, ya. Aku puas dengan apa yang kuputuskan. Walau umma dan appaku benar benar menentang keras apa keputusanku. Tapi kurasa ini yang terbaik.

Kris. Namja yang menurutku sempurna itulah pilihanku. Dia membuatku lupa akan segalanya.
Apa Kris kaya? Tidak. Dia tidak membawaku tinggal di sebuah apartemen mewah dengan perabotan mahal di dalamnya.
Kami hanya tinggal di sebuah apartemen sempit di daerah yang bisa kusebut, kumuh.
Untuk makan kami pun, aku harus menjadi tukang cuci piring di sebuah restoran kecil. Walau hanya mendapat ramen sisa. Setidaknya itu cukup untuk membuat perut kami tidak terasa ngilu akibat lambung yang kosong karena tidak diberi asupan.

Tapi aku tidak memikirkan semua hal itu. Bukan limpahan harta, istana yang mengagumkan, dan mobil mewah dengan supir di dalamnnya yang kuinginkan dari Kris. Aku hanya ingin cinta Kris. Dan Kris memberiku semua cintanya. Itu yang membuatku tidak menyesali keputusanku.

"morning, sugar" sapa Kris lembut seraya memeluk pinggangku dari belakang. Suaranya terdengar berat, seperti biasa. Aku suka itu.
Suara lembut bariton itu selalu membuatku nyaman. Aku tersenyum ceria.

"hey.. kau membuatku kaget Kris" ucapku pelan kemudian memukul lembut lengan kekar yang sedang melilit pinggangku. Sang empu sedikit terkekeh merasakannya. Ia semakin mengeratkan lilitannya di pinggangku.

"tidak bekerja? kau bisa terlambat mengantarkan koran korannya Kris" ucapku sambil mengelus lengannya dengan lembut

"tidak.. biarkan aku memelukmu dulu" elak Kris

Aku menghela nafas, kemudian membalikkan tubuhku untuk menghadap padanya.

"kau sudah terlambat" ucapku sambil menatap matanya dalam.

Kris tersenyum dan masih mengaitkan lengan kekarnya pada pinggangku.

Namun tatapan Kris berubah dengan cepat setelah kubalikkan tubuhku.
Ia menatapku nanar. Punggung tangannya membelai lembut pipiku. Terasa sedikit sakit.
Aku meringis sedikit merasakan tangannya menjelajahi rahang dan pipiku.
"maafkan aku" sesal Kris kemudian mengelus bibir bawahku yang sedikit luka akibat ulahnya sendiri kemarin malam

"tidak apa. Lukanya sebentar lagi kering kok"ucapku basa basi.
Kris masih menatapku dengan penuh rasa sesal di setiap tatapan yang ia beri padaku.

"Kris.. aku tidak apa.. sungguh" ujarku sekali lagi padanya.

"seharusnya, aku tidak berbuat sekasar itu padamu. Aku sudah membuatmu terluka seperti ini. Kau tak seharusnya memilihku"

Aku menatapnya datar. Ini yang ku benci. Mendengar kalimat itu.

"Kris bisakah kau berhenti mengatakan itu? Kata katamu seakan mengatakan kalau aku menyesal memilihmu" kataku lantang

"aku tidak pernah menyesal memilihmu, aku bahagia denganmu" lanjutku. Kusentuh rahang kekarnya itu lembut dan menatapnya dalam

"aku selalu mencintaimu" ujarku dan kuberikan senyuman lembutku padanya.

"aku lebih mencintaimu" balas Kris lembut. Kris sangat berbeda dengan yang semalam. Pagi ini begitu lembut. Sangat lembut. Ia membelai seluruh permukaan kulitku dengan belaian sayangnya.

Baekhyun POV end

Brak!

"Kris?" Baekhyun terkejut dan menghentikan kegiatan membacanya ketika Kris mendobrak paksa pintu itu agar bisa terbuka dan memberikan jalan untuk Kris masuk.

Kris seakan tuli, ia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam tanpa memerdulikan Baekhyun. Dan melewati Baekhyun yang masih terduduk menatapnya bingung.

Baekhyun kesal melihat Kris yang tidak sedikitpun meresponnya.
Segera Baekhyun meraih dan menahan Kris yang hendak menuju kamar.

"kau kenapa? mencuri lagi? Habis dihajar eoh?" tanpa berpikir dua kali Baekhyun berucap hal -yang sedikit membahayakan- jika kondisi Kris seperti itu

Kris tidak bisa menahan emosinya. Emosinya benar benar sudah bergejolak dan sepertinya akan pecah.

Dan sebuah tamparan kasar mendarat di pipi putih Baekhyun.
Baekhyun menahan teriakkannya. Ia tidak mau membuat keributan malam malam seperti itu. Air matanya mengalir, tapi isakkannya tertahan. Pipinya terasa panas dan perih. Tamparan Kris benar benar kasar sampai sampai membuat sudut bibir Baekhyunnya mengeluarkan sedikit darah segar.

"apa? Kau mau protes? Aku mencuri untuk mendapatkan uang! Untuk menghidupimu!" teriak Kris.
Wajah Kris hanya berjarak sekitar berberapa cm dari wajah Baekhyun. Tatapannya tajam seakan menusuk mata Baekhyun.

"bisakah kau dengarkan aku kali ini? berhentilah mencuri. Kau sudah memiliki pekerjaan yang layak Kris. Kau bisa menghidupiku, walau hanya sebagai pengantar koran!" Baekhyun balas berteriak. Tubuhnya semakin bergetar.

Kris tersenyum meremehkan. Ia mendengus dan lagi lagi menyunggingkan senyuman menyebalkan itu.

"kenapa kau sangat ingin ikut campur mengenai pekerjaanku hah? Kau.."

"aku istrimu Kris wu!" Potong Baekhyun. Baekhyun teriak lebih kencang. Isakkannya tidak tertahan lagi. Baekhyun terisak. Tubuhnya bergetar semakin hebat sambil menutup wajahnya yang basah karena air mata yang mengalir deras dari kedua matanya.

Kris, yang emosinya belum stabil, mendorong kasar tubuh Baekhyun. Membuat punggung Baekhyun membentur tembok. Namja yang terdorong itu semakin meringis dalam isakkannya. Aliran air matanya masih mengalir deras. Ia menatap Kris dalam, memohon pada suaminya agar ia segera menstabilkan emosinya. Namun Kris tidak mengindahkan hal itu. Ia menghimpit tubuh mungil Baekhyun di tembok, membuat Baekhyun terjepit. Baekhyun berusaha berontak dengan terus mendorong dorong tubuh Kris. Namun apa daya? Tubuhnya terlalu lemas untuk mendorong Kris. Ia hanya terisak pasrah dan terus memohon agar Kris melepaskannya.

Kris memulai aksi kasarnya pada Baekhyun. Dan di malam itu, mereka menghabiskan "malam" mereka. Ah bukan. Sepertinya malam milik Kris seorang. Baekhyun terus terisak dan pasrah dengan perlakuan Kris padanya.
.

"sekasar apa aku semalam?" Kris menatap Baekhyun lekat.

Baekhyun tersenyum kecut.
"Aku mencintaimu Kris. Tapi jujur. Aku tidak menyukai sikapmu kemari malam. Kau selalu tidak bisa mengendalikan emosimu"

"maaf" sesal Kris sekali lagi.

"bokongku sakit" ucap Baekhyun polos kemudian mengerucutkan bibirnya lucu

Kris terkekeh geli mendengarnya. Baekhyun langsung menatap Kris dengan tatapan -death puppy glare-nya. "jangan tertawa!"

Kris langsung menormalkan ekspresinya. Ia hanya tersenyum sembari menatap Baekhyun lembut.
"Nanti malam.. aku akan bawakan makanan enak untukmu. I promise"
Baekhyun tersenyum hangat. Ia perlahan menempelkan bibir tipis namun kissable miliknya pada bibir Kris dan sedikit melumatnya. Walau terasa sakit. Tapi Baekhyun berusaha untuk menikmati ciuman yang ia beri untuk Krisnya itu.

"kau harus kerja! Cepat! Nanti gajimu dipotong" Baekhyun tersenyum dan langsung mendorong tubuh jangkung itu dari pelukannya. Kris menghela nafas kecewa tapi tetap menuruti perkataan Baekhyun. Ia mengangguk kemudian mengecup puncak kepala Baekhyun dan sedikit mengendusnya.

"aku tidak akan pulang larut malam" ucap Kris lembut

"Kris"

"ya?"

"kumohon.. jangan mencuri lagi"

"tidak akan"

"saranghae"

"nado sarangahae baby"

Blam!
Kris menutup pintu apartemennya dengan hati hati.
Meninggalkan Baekhyun sendiri di apartemen kecil itu.

"tidak.. aku merasa mual lagi" Baekhyun segera membekap mulutnya sendiri dan cepat lari menuju tolietnya.

Kemudian Baekhyun memuntahkan isi perutnya walau hasilnya nihil. Hanya air liur yang sedikit kental yang ia keluarkan.

Baekhyun menghela napas. Bibirnya pucat sepenuhnya. Ia bersandar pada tembok toiletnya sembari memegang perutnya.

"Baekhyun-ah.. umma punya kabar untukmu" seorang yeoja memasuki kamar Baekhyun. Yeoja itu berjalan perlahan mendekati buah hati satu satunya yang sedang asyik membaca buku.

"apa itu umma?"

"Hasil tes kemarin." Ummanya memberi jeda "sebenarnya.. kau bisa hamil, kau adalah seorang intersex"

"ba-bagaimana mungkin? Tapi aku namja umma" Baekhyun segera menegakkan posisi duduknya. Dan menatap seperti sedang menginterogasi yeoja cantik yang duduk di hadapannya.

Raut wajah yeoja itu sulit diartikan. Sangat sulit diartikan. Yeoja itu menatap dalam namja mungil yang berstatus sebagai anaknya itu.


Baekhyun membulatkan kedua bola matanya ketika mengingat ucapan ummanya dulu. Bayangan masa lalu, saat ummanya memberitahu kalau Baekhyun adalah seorang intersex, kembali terputar di pikirannya.

"apa aku.. hamil.."


Kris POV

"sepertinya sudah tidur.." bisikku pelan atau hampir tak terdengar malah, ketika aku tidak menemukan Baekhyun di dalam penglihatanku. Ku gerakkan sudut pandangku ke seluruh sudut apartemen. Baekhyun tetap tidak kutemukan.

Tenggorokkanku sepertinya sedikit sakit. Mungkin kering. Jadi akhirnya, aku membawa tubuhku berjalan ke dapur untuk mendapatkan sedikit air segar. Aku membuka kulkas kecil yang hanya memiliki satu pintu itu.
Membungkuk sedikit karena tinggi kulkas itu hanya sampai dadaku. Dan memasukkan wajahku kedalam kulkas untuk mencari minuman segar dari dalammya

"Kris"
Tubuhku terkejut setengah mati mendengar suara lembut itu. Aku langsung mengenali suara itu. Tentu saja. Suara lembut yang aku dengar adalah suara khas dari namja cantik yang sekarang berstatus sebagai istriku, Baekhyun.

"kau belum tidur?" Tanyaku dengan tidak membalikkan tubuhku.

Aku mendengar langkahnya mendekatiku. Ia menyentuh pundaakku dan sedikit menarikku untuk sedikit berbalik. Aku tahu, Baekhyun ingin menatapku.

Terpaksa, kubalikkan tubuhku dan menampilkan wajah yang sudah penuh dengan memar itu pada Baekhyun.

Baekhyun membulatkan matanya. Ia menatap kecewa sekaligus menatap tidak pecaya padaku.

"Kris.. kau, mencuri lagi?" Sekarang Baekhyun menatapku kecewa. Aku tidak menjawab pertanyaan itu.

"aku membawakan makanan enak, sesuai janjiku tadi pagi" aku berjalan menuju meja dapur dan meletakan kresek yang masih kubawa.

Baekhyun tidak meresponku kali ini. Aku menghela nafas panjang dan menatap baekhyun.

" luka di wajahku ini akibat tonjokkan 2 orang yang menghajarku ketika aku hendak menolong seorang anak yang hampir di perkosa" lanjutku panjang lebar. Tapi sayangnya yang kukatakan barusan adalah sebuah kebohongan. Aku sengaja mengarang itu untuk membuat Baekhyun tidak kecewa.

Sebenarnya dari dulu aku ingin sekali berhenti mencopet, mencuri, atau apapun yang kuanggap sejenisnya. Tapi sulit sekali. Hidup ini terlalu keras. Kejujuran bukan lagi prinsip yang kujunjung tinggi sekarang. Namun, kurasa yang terpenting sekarang adalah kebohongan. Ironis bukan? Itu semua kulakukan karena aku tidak ingin membuat Baekhyun meninggalkanku hanya karena hidup sengsara dengan namja brengsek sepertiku.

Tak lama aku melihat senyuman bahagia di wajah Baekhyun. Senyuman itu tidak tertangkap terlalu jelas olehku karena aku hanya menangkapnya dari ekor mataku

"gomawo" Baekhyun berlari kecil padaku dan memelukku erat

Aku tersenyum kecut dan membalas pelukan Baekhyun.
Baekhyun mendongak menatapku. Ia tersenyum manis. Tidak ada raut curiga diwajahnya, sangat percayakah ia padaku? Tidak bisa kah ia melihat topengku yang menyembunyikan banyak dosa yang ku simpan?

Baekhyun masih tersenyum menatapku.
"ayo makan bersama"

Aku menangguk dan menuruti keingingannya. Kami pun duduk berhadapan. Meja makan adalah penghalang diantara aku dan Baekhyun sekarang.

Baekhyun beranjak dari duduknya dengan terus menyunggingkan senyuman cerianya dan berlalu dari hadapanku. Terlalu senang kah ia ketika mendengar kebohonganku barusan?

"Kris tutup matamu" perintah Baekhyun. Aku yang hanya bisa mendengar suaranya menurut dan menutup mataku

"nah sekarang kau boleh membuka matamu" perintah Baekhyun lagi padaku.

Aku membuka mataku perlahan. Dan melihat sebuah benda yang Baekhyun perlihatkan. Baekhyun semakin mendekatkan benda itu. Dan, sebuah test pack? Aku terkejut melihat sebuah test pack tepat di depan kedua mataku. Aku membulatkan mataku bermaksud untuk memfokuskan penglihatanku pada test pack itu. Ditengah testpack itu terlihat jelas dua strip berwarna merah, yang membuatku semakin melotot.
Aku melemparkan tatapanku pada Baekhyun yang masih tersenyum manis padaku.
"aku hamil" ujarnya gembira

"mwo? Kau hamil?" tanyaku tidak percaya. Baekhyun langsung mengangguk cepat sebagai responnya

"kau ingat kan? Aku bisa hamil" Baekhyun mengelus perutnya sayang.
Aku menutup mulutku dan menormalkan sikap terkejutku.
sekarang aku tersenyum bahagia. Bagaimana aku tidak bahagia? Baekhyun sedang menandung seorang calon anak kami.

Kini, giliranku yang beranjak dari kursiku dan berjongkok di hadapan Baekhyun yang masih terduduk sambil mengelus perutnya. Aku menarik kursi Baekhyun sehingga ia duduk menghadap padaku.
Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kuulurkan tangaku untuk melingkarkan lenganku pada pinggang rampingnya. Kemudian aku mendekatkan wajahku pada perut yang masih terlihat datar itu. Sedikit mengendus dan mengecup perut itu dengan sayang.

Baekhyun mengelus rambutku lembut. Aku masih menempelkan hidung dan bibirku pada perut yang tertutup piyama itu, dan masih menikmati mengendus wangi tubuh Baekhyun yang selalu membuatku mabuk.

"aku akan mengontrol emosiku mulai saat ini agar tidak melukai kalian.. aku janji" janjiku dalam hati

Kris POV end


Kris mengayuh pedal sepedanya santai. Seperti biasa, Kris menuju kantornya menggunakan sepeda kesayangannya itu.
Ia datang ke tempat itu dan disambut dengan senyuman tulus dari ahjusshi atasannya. Kris membuka topinya lalu membungkuk sopan padanya.

"kerjamu bagus Kris, sekarang tolong antarkan koran koran ini" ucapnya sembari menepuk pundak Kris.

Kris mengangguk dan tersenyum. Ia mengangkat kantung yang berisi koran koran yang siap untuk diantarkan ke semua rumah rumah yang memesan koran itu.

Kemudian Kris kembali mengayuhkan sepeda dan mulai mengantarkan koran koran itu pergi.

.

Saat di pertigaan komplek perumahan yang bisa dibilang cukup elit, Kris menghentikan sepedanya. Suasana daerah itu cukup sepi. Jarang sekali mobil atau motor yang melintas di daerah itu.

Kris berhenti mengayuh lalu mengeluarkan sebuah bekal yang sudah Baekhyun saji dengan rapi, dan tentu dengan penuh cinta. Sebelum berangkat, Baekhyun memberi Kris bekal sandwich sederhana buatannya. Ia kesiangan, jadi ia tidak sempat memasak sarapan untuk sang suami. Dasar Baekhyun.

Belum saja Kris menggigit sandwich lezat itu, Kris merasakan lengannya ditarik paksa. Kris kebingungan. Ia melihat dua orang namja bertubuh kekar, layaknya seorang bodyguard yang mencengkram lengan bagian atasnya. Memaksa Kris untuk turun dari sepedanya.

"apa apaan ini? Lepas!" berontak Kris. Ia memberikan tatapan tajam pada kedua namja itu sembari terus memberontak. Namun kedua namja itu masih saja menarik Kris kasar membuat Kris turun dari sepedanya, dan membuat sepeda Kris terjatuh karena tidak seimbang. Tidak lupa dengan sandwich buatan istrinya yang sedari tadi ia bayangkan kelezatannya kini jatuh ke tanah dan mulai kotor.

Kris terseret paksa oleh kedua namja itu. Ia dibawa ke dalam sebuah mobil, yang baginya lebih dari kata mewah –mungkin-

Ia terus meberontak "siapa kalian huh?" Kris terus memberikan tatapan tajamnya. Kemudian Kris melihat seorang yeoja, yang duduk di jok depan di samping jok pengemudi, menoleh padanya. Kris tercengang melihat siapa yeoja itu.

"kemana, anakku Kris? Berikan anakku kembali, dasar penculik" seru yeoja itu. nada bicaranya sungguh tajam dan penuh rasa dendam.

Kris mendecih "aku tidak menculiknya, anakmu adalah istriku sekarang" balas Kris dingin.

"kembalikan anakku brengsek!" nada dan volume bicara yeoja setengah baya itu mulai meninggi

"cih.. Ia istriku. Biar kupertegas nyonya Byun. Dia Istriku" ucap Kris dengan menambah sedikit penekanan intonasi di kata istriku

"lagipula Baekhyun tidak akan pernah pergi meninggalkanku. Dia sudah memutuskannya bukan? Ia memilihku" ucap Kris percaya diri

"apa yang mebuatmu percaya diri begitu eoh?" nyonya Byun tertawa meremehkan

"bagaimana jika kukatakan bahwa aku berhasil menghamili anak semata wayangmu itu?" ujar Kris dengan nada yang sedikit belagu.

"kurang ajar kau, aku sungguh tidak sudi memiliki cucu dari seorang pendosa sepertimu"

"ch..sayangnya itu sudah terjadi. Aku adalah appa dari anak yang Baekhyun kandung. Bahkan sekarang namanya bukan Byun Baekhyun lagi, melainkan Wu Baekhyun" ujar Kris menantang.

Habislah kesabaran nyonya Byun. Ia menurunkan kaca mobilnya dan memberi isyarat pada salah satu bodyguardnya untuk mendekat. Ia membisikan seuatu pada bodyguardnya, membuat si namja bertubuh kekar itu menangguk dan mengeluarkan Kris dari dalam mobil dengan cara menarik kerah baju kemeja Kris dengan kasar.

Kris sengaja tidak berontak kali ini, berusaha menahan emosinya. Ia hanya memasrahkan diri untuk diperlakukan seperti itu.

Sampai akhirnya, tubuhnya dilempar keluar membuatnya tersungkur di tanah. Meninju wajah kris kemudian, sebagai bonusnya. Kris langsung meringis merasakan betapa kerasnya pukulan namja berjas dan berdasi hitam itu.

Lalu Kris menatap intens nyonya Byun yang dari tadi menatap lurus kedepan dan enggan menoleh pada Kris. Kris berdiri dari tanah dan sedikit membersihkan celana belakangnya yang sedikit kotor. Kris tertawa meremehkan. "kau tidak bisa membawanya dariku, dasar tua jalang!" teriak Kris saat mobil nyonya Byun mulai menjauh.


Tin!

Sebuah mobil mengkalsoni Kris tiba tiba. Apa lagi ini?

Kris menoleh dengan tidak menghentikan gerakan kaki panjangnya dan terus mengayuh sepedanya. Kemudian Kris kembali memfokuskan pandangannya menatap jalan dengan tidak memerdulikan mobil yang menglaksoninya terus sedari tadi. Mobil itu semakin menyisi ke trotoar dan membuat sepeda yang kris kendarai sedikit oleng karena terhimpit. Akhirnya Kris menghentikan sepedanya dan menatap kesal kearah kaca mobil di sampingnya.

Mobil itu masih terparkir di samping Kris. Tidak lama kemudian, seorang namja jangkung namun sedikit lebih pendek dari Kris, keluar dari dalam mobil itu mengenakan kemeja biru langit dengan dasi menggantung rapi dilehernya. Lengkap dengan sepasang sepatu hitam mengkilat yang ia pakai. Terlihat seperti namja kantoran, bagi Kris.

Kris menatap malas ketika mengetahui siapa namja itu. Namja itu mendecih melihat Kris yang menatapnya datar.

"bagaimana kabar baekhyun?" tanya namja berambut ikal itu pada kris. Namun Kris diam.

Merasa tidak direspon, namja itu bertanya lagi "Kris, bagaimana kabar baekhyun?"

"bagaimana jika kubilang... dia hamil?" akhirnya Kris menjawab.

Refleks, namja yang berdiri di hadapan Kris mengepalkan telapak tangannya hingga buku buku jarinya mulai memutih.

"beraninya kau membuatnya hamil, pecundang" Jawab namja pada Kris semakin menajam. Nafasnya mulai berhembus kasar. Ingin rasanya namja itu menghajar Kris habis habisan

Kris tertawa renyah mendengarnya. "Man! Namja yang kau sebut brengsek itu adalah suaminya" ucap kris ditengah tawanya

Namja itu semaki mengepalkan telapak tangannya marah.

"seharusnya marganya adalah marga park sekarang, namun karena namja brengsek sepertimu.." namja itu memberi jeda

.

"Kris" suara lembut baekhyun membelai indra pendengaran Kris. Membuat Kris menoleh padanya. Kris membeku melihat siapa yang memanggilnya barusan. Ia menegakkan tubuhnya, yang sedari tadi bersandar di bangku taman, kemudian berdiri menghadap pada Baekhyun.

Wajah Kris benar benar syok. Ia tidak habis pikir, apa yang dilakukan Baekhyun di hari, pernikahanya ini. Seharusnya sekarang Baekhyun berdiri di altar dan mengucap janji suci bersama Chanyeol.

Baekhyun masih berdiri dihadapan Kris. Penampilannya sungguh manis dan cantik dengan tuxedo putih pernikahannya, membuat kagum bagi siapa saja yang melihatnya. Baekhyun sangat terlihat seperti malaikat tanpa sayap bagi Kris

"Baekhyun? Kenapa kau disini? Bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Chanyeol?" tanya Kris memastikan

Baekhyun menggeleng cepat dan langsung menghambur untuk memeluk tubuh Kris erat.

"apa yang kau lakukan disini hm?" tanya Kris. Baekhyun semakin mengeratkan pelukannya.

"aku sudah memutuskannya. Aku memilihmu Kris. Lamarlah aku. aku ingin menjadi istrimu. Mengandung anakmu. Dan hidup bahagia bersama" ujar baekhyun tulus.

Kris tersenyum bahagia mendengarnya kemudian membalas pelukan malaikat kecil tanpa sayap itu lembut.

"saranghae"

"nado saranghae"

.

Kris mengangat bahunya dan tersenyum santai. Ia menghampiri namja, yang ia kenal dengan nama Chanyeol itu, kemudian menepuk pundaknya.

"aku harus pergi. Aku tidak punya waktu banyak" ujar Kris

"perhatikan kata katamu Kris" ucap Chanyeol menakut nakuti

Kris tidak memedulikannya, kemudian menegakkan sepedanya yang tergeletak di trotoar. Kembali menaiki sepedanya dan kembali mengayuh menjauh dari sana.

Chanyeol menatap Kris yang menjauh dari sana dengan penuh rasa benci. Kepalan telapak tangannya melonggar. Kemudian menaikkan ujung bibirnya yang akhirnya membentuk sebuah seriangaian.

"kau akan menyesali kata katamu barusan, Kris"

TBC

a/n: dan lagi benwubacon mempersembahkan cerita baru dari Krisbaek :D terusin jangaan? saya banyakin Krisbaek karena saya shippernya Krisbaek banget xD

Reviewnya jangan lupa chingudeul~

Seperti kalimat saya yang biasa. Review kalian akan membuat saya lebih semangat bikin next chap

Gomaptaa #bow