Percaya gak percaya, ini adalah kejadian yang pernah Fei alami sekitar seminggu lalu. Dan ini gak ada maksud bikin pairing Oliver x Hermione, tapi untuk jalan cerita yang seperti ini entah kenapa Fei merasa mereka berdua cocok… -dihajar-
.
Disclaimer: Oliver Wood, Hermione Granger, Quidditch, dan segala macam tentang HP adalah milik JKR. Tapi cerita ini adalah pengalaman Fei.
Warning: Salah satu curhatan akan kegalauan author.
.
.
CHAPTER 1
.
.
Pagi ini amat cerah, tetapi cuaca sedang berkebalikan dengan suasana hati seorang Hermione Granger. Ia sedang sebal dan kecewa sekali sejak semalam, tepatnya sejak makan malam kemarin. Bukan, bukan karena Ron mengejeknya atau Harry yang lagi-lagi ingin menyontek PR Ramuannya, bukan juga karena Malfoy yang menyebalkan itu. Tetapi ini dikarenakan sebuah pengumuman yang diberikan oleh kepala sekolah Hogwarts yang berisi bahwa mulai tahun depan materi Quidditch akan dimasukkan ke dalam ujian kelulusan, alias NEWT.
Tidak begitu masalah sebenarnya sewaktu Hermione mendengar pengumuman itu, tentang Quidditch akan menjadi materi yang diujikan di NEWT. Yang jadi masalahnya hanyalah bahwa tidak hanya teori Quidditch, melainkan praktiknya pun ikut diujikan. Bagi murid-murid yang tergabung atau yang pernah mengikuti uji coba tim Quidditch di asrama masing-masing mungkin tidak akan terlalu mengkhawatirkannya. Mereka sudah bisa praktiknya, hanya perlu menghapal teorinya saja yang pastinya tidak sulit. Sedangkan Hermione? Ia buta sama sekali. Pengetahuannya akan praktik Quidditch hanya sebatas bagaimana cara terbang menggunakan sapu terbang.
Hermione sudah berpikir bahwa ia akan meminjam sejumlah buku teori Quidditch dari perpustakaan sore nanti. Dan pagi ini, ia dan teman-teman seasramanya akan menjalani latihan dasar Quidditch yang sudah dijadwalkan Madam Hooch.
"Astaga, ini sudah seperti waktu kelas Flying pertama di kelas satu…" pikir Hermione dalam hatinya.
Sesampainya di lapangan, mereka sudah ditunggu oleh Madam Hooch dan seorang pemuda yang cukup tinggi dan berambut coklat. Wajah yang tidak asing bagi Hermione dan teman-teman sekelasnya. Tidak asing sama sekali. Sebab pemuda itu adalah mantan kapten tim Quidditch, dia adalah Oliver Wood.
"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Madam Hooch. "Tentunya kalian pasti sudah tahu apa yang akan kita lakukan hari ini disini. Oh dan sebelumnya kalian juga pasti sudah kenal dengan pemuda ini, Wood, dia dulu adalah kakak kelas kalian," jelas Madam Hooch.
Beberapa perempuan di sekitar Hermione langsung berbisik-bisik satu dengan yang lain. Membicarakan tentang Oliver Wood –ketampanannya lah, kehebatannya, dan sebagainya yang sebenarnya tidak ingin Hermione pedulikan.
"Sebagai murid kelas enam, meskipun bukan anggota tim Quidditch tentunya kalian juga pasti sudah bisa terbang dengan sapu terbang. Jadi saya tidak perlu mengajari kalian bagaimana cara terbang dengan benar, kita akan langsung saja ke materi Quidditch.
"Kudengar dari Kementrian, materi Quidditch yang diujikan hanya melemparkan Quaffle ke dalam salah satu dari tiga lingkaran disana. Kalian akan melempar Quaffle dalam jarak tujuh meter sebanyak lima kali, dan dalam jarak 10 meter sebanyak sekali. Itu saja sebenarnya.
"Satu hal yang akan sangat memudahkan kalian dalam melakukan hal ini adalah tidak ada kiper yang menjaga lingkaran maupun penghalang-penghalang lainnya. Kalian tidak perlu mengitari lapangan baru kemudian melempar Quaffle. Itu tidak perlu. Kalian hanya langsung melempar Quaffle-nya saja. Kalian semua sudah paham?" jelas Madam Hooch panjang lebar.
"Jelas!" jawab murid-murid Gryffindor.
"Wah, kalau begitu kita bisa lulus dengan mudah dong!" seru seorang siswi yang penampilannya agak centil.
"Tidak juga, itu semua tergantung dari mata dan tangan kalian. Kalau akurasi kalian salah atau saking tegangnya kau tidak melempar Quaffle dengan benar, itu sudah mengurangi banyak nilai kalian," kali ini Oliver yang menjelaskan.
"Dan maka dari itu, saya menghadirkan Wood disini untuk membantu kalian. Sekarang naiklah ke sapu masing-masing!" kata Madam Hooch yang juga naik ke sapu terbangnya.
Siswa-siswi mulai melayang-layang di udara di atas sapu masing-masing. Pertama-tama mereka melihat dulu bagaimana Oliver melempar Quaffle ke dalam lingkaran. Sungguh, saat itu juga pemuda tersebut mendapat banyak decak kagum dari mantan adik-adik kelasnya. Bagaimana tidak? Ternyata Oliver Wood yang terkenal sebagai keeper itu sebenarnya juga memiliki potensi dan talenta yang sama besarnya untuk menjadi chaser.
Setelah menyaksikan beberpa kali Oliver memasukkan Quaffle, pemuda itu menjelaskan dengan singkat apa-apa saja yang perlu diperhatikan dan bagaimana caranya untuk fokus saat melempar bola berwarna gelap itu. Kemudian mereka pun berbaris dengan rapi untuk melemparkan bola secara bergilir.
Oliver dan Madam Hooch memperhatikan teknik mereka. Bagi yang sudah berhasil melakukannya dengan benar dipersilahkan berlatih di lingkaran yang ada di sebelah kanan lapangan (mereka sedang ada di linkarang sebelah kiri). Untuk mereka yang masih belum bisa memasukkan Quaffle dengan benar terus berada di tempatnya.
Satu jam berlalu dan kebanyakan murid sudah ada di sisi sebelah kanan lapangan, berlatih di bawah pengawasan Madam Hooch. Sedangkan di sebelah kiri hanya tinggal ada Hermione, Neville, dan Ron. Ketiganya dipantau oleh Oliver.
Harry agak bingung. Bukan hanya Harry sebenarnya. Tetapi Madam Hooch, Oliver, dan beberapa murid yang ada disana juga merasa bingung. Ron Weasley, dia adalah pemain Quidditch, masakah ia tidak bisa memasukkan Quaffle sekali saja? Sungguh berkebalikan dengan Oliver.
Dengan sabar, sang mantan kapten Quidditch Gryffindor melatih Hermione, Neville, dan Ron. Terutama Hermione, gadis itu sudah mulai sebal dan sewot karena tidak pernah bisa. Berkali-kali Oliver menghampiri Hermione untuk memperlihatkan posisi tangan yang benar, tetapi Hermione tetap tidak bisa melakukannya. Mengapa?
'Karena aku memang tidak pernah dilahirkan untuk bisa Quidditch,' tutur Hermione dalam hatinya.
Dan lagi, Hermione merasa tidak nyaman saat ini. Dia memang agak malu pada fakta dia adalah satu diantara tiga orang di tempat itu yang masih belum bisa, agak malu juga karena dia adalah satu-satunya perempuan yang masih berada di sebelah kiri lapangan, malu juga karena ia jadi diperhatikan oleh teman-temannya dari seberang lapangan. Tapi ia tidak nyaman bukan karena itu. Ia tidak nyaman karena orang yang ada di dekatnya adalah Oliver Wood.
Tunggu, ia bukan penggemar Oliver Wood loh ya. Tetapi karena ia menyukai Oliver. Hermione Granger menyukai Oliver Wood.
Tidak masalah sebenarnya jika Hermione tetap memendam perasaannya itu dan tetap cuek kepada lelaki mana pun seperti yang biasa ia lakukan selama bertahun-tahun. Jika Oliver tersenyum padanya saat mengajari Quidditch, Hermione mau saja membalas senyum lelaki tampan tersebut. Tetapi ia tidak bisa. Karena rahasianya sudah diketahui oleh gebetannya satu itu.
.
-Flashback, libur kenaikan ke kelas 6-
.
Oliver yang sedang tiduran di kamarnya karena lelah bermain Quidditch dengan teman-temannya mendengar suara antukan paruh burung hantu yang mengetuk kaca jendelanya. Pemuda itu dengan rasa penasaran membuka jendelanya dan membiarkan burung kecil itu masuk. Oliver mengambil amplop berwarna putih bersih yang diikat di kaki hewan cantik tersebut. Dibukanya amplop itu dan ia menemukan secarik kertas yang ditorehkan tinta hitam dengan rapi.
'Dear Oliver Wood,
Maaf kalau aku tiba-tiba mengirimkan surat ini. Aku hanya ingin jujur padamu. Jadi begini, awalnya aku hanya tertarik padamu. Tetapi believe it or not, sekarang aku jadi suka kamu, entah kenapa, aku pun tidak mengerti.
Sudah, aku hanya ingin bilang itu. Oh, dan aku juga tidak pernah cerita pada siapa-siapa tentang aku suka padamu. Jadi aku pun berharap kalau kau tidak akan memberitahu siapa-siapa juga.
Terimakasih sudah membaca surat ini.
Dari Hermione Granger'
Oliver tidak habis pikir. Seorang Hermione Granger, teman sekelas Harry ternyata menyukainya. Hermione Granger yang sangat kutubuku dan tidak pernah tertarik pada apa pun selain bukunya, bahkan sama sekali tidak tertarik pada Quidditch ternyata menyukai mantan kapten tim Quidditch. Hermione menyukainya.
Tetapi bagaimana dengan perasaannya sendiri? Ia pun tidak tahu. Oliver tidak pernah membuka hati kepada perempuan mana pun. Ia terlalu berfokus pada Quidditch dan tidak pernah melirik pada gadis mana pun. Dia bahkan tidak melihat Angelina, Katie, dan Alicia sebagai perempuan. Yah, dia tahu kalau mereka perempuan, tetapi Oliver tetap memperlakukan semua anggota timnya dengan sama. Dan dia bukan gay loh ya.
Pemuda itu melipat kertas suratnya dengan rapi dan memasukkan kembali ke dalam amplop. Ia mengucapkan terimakasih kepada burung hantu yang mengantarkan suratnya sebelum hewan itu pergi meninggalkan kamar Oliver.
Satu hal yang membuat Oliver lega adalah, dia sudah tidak lagi murid Hogwarts. Ini berarti ia tidak perlu berhadapan dengan Hermione. Bukannya tidak ingin bertemu dengan gadis itu, tetapi ia hanya tidak tahu saja harus memasang wajah seperti apa nantinya. Walau begitu ia tahu, suatu saat nanti, entah cepat atau lambat, ia pasti akan bertemu dengan Hermione.
Dan dugaannya benar saat seminggu kemudian professor Dumbledore mendatangi rumahnya untuk memintanya membantu Madam Hooch mengajarkan Quidditch kepada murid-murid kelas enam di semester baru. Kelas enam. Berarti kelas Hermione.
.
-End flashback-
.
Oliver masih mengajari ketiga murid Gryffindor itu dengan sabar dibawah terik matahari. Walau memang masih pagi, entah kenapa cuaca memang sedang panas sekali hari itu. Tetapi untuk seorang Oliver Wood yang memang mencintai Quidditch dari lubuk hatinya yang terdalam, ini sudah tidak menjadi masalah. Ia tetap tersenyum mengajarkan adik-adik kelasnya, termasuk Hermione.
Tiba-tiba bel tanda pelajaran pertama usai pun berbunyi. Madam Hooch membunyikan peluitnya dan meminta murid-murid berkumpul dulu di tengah lapangan.
"Baiklah, minggu depan kita akan ambil nilai melempar Quaffle dari jarak tujuh meter. Bagi yang ingin berlatih, kalian bisa datang ke ruangan saya untuk meminjam Quaffle. Sekian, kalian boleh ke kelas selanjutnya," kata Madam Hooch.
Hermione akhirnya bisa bernafas lega sesaat. Setidaknya 'neraka' untuknya sudah berakhir untuk hari ini. Tetapi sialnya ternyata Madam Hooch ingin mengambil nilai minggu depan.
'Sial, masa' aku tidak lulus sekolah hanya gara-gara materi praktik Quidditch? Ini tidak lucu!' ujar Hermione kesal dalam hatinya sambil melangkah pergi dari lapangan bersama teman-teman sekelasnya.
.
.
~TBC~
.
.
Akan update secepatnya kalau sempat =="
Jangan lupa mampir ke Tanya Jawab dengan Karakter HP! *promosi* #plak
REVIEW!
