Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Suara letusan pistol terus terdengar memekakan telinga saat mendengarnya tapi tidak dengan gadis berambut hitam legam yang tampak kualahan membalas serangan dari beberapa orang berbaju hitam yang sedang bersembunyi dari balik dinding yang sudah hancur.

"Kitsune, berhati-hatilah. Tunggu aku sebentar lagi." suara dari headset kembali terdengar di telinga gadis bermata sapphire yang tampak tidak peduli.

Gadis itu keluar dari tempat persembunyiannya karena pelurunya sudah habis, beberapa pria yang tadi bersembunyi ikut keluar bersama senjata api di tangan mereka.

"Gadis kecil." ujar salah satu dari mereka sambil tertawa meremehkan tapi gadis itu tidak peduli dan semakin berjalan mendekat dan..

Bugh!

Dia berhasil menendang selangkangan salah satu dari mereka dan perkelahian di antara mereka tidak bisa di hindari lagi dan gerakan gadis itu begitu cepat dalam menghindari setiap pukulan yang mengarah kepadanya bahkan peluru-peluru yang berusaha masuk kedalam tubuhnya pun tidak bisa karena keahliannya dalam menghindari setiap puluru yang datang.

"Kitsune!" seru seorang pria yang baru saja datang dengan menenteng dua buah pistol di tangannya.

"Kau terlambat Ichibi, mereka sudah K.O." ujar gadis yang di panggil Kitsune.

Pria berambut hitam itu menggelengkan kepalanya pelan, "Ya sudah, sebaiknya kita segera pergi karena polisi akan datang dan mengurus mereka." gadis itu mengangguk setuju dan mengikuti kemana langkah kaki yang di ambil oleh pria yang dia panggil Ichibi.

"Apakah malam ini kita mendapat misi double seperti malam kemarin?" tanya gadis itu seraya menghapus darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Tidak dan ku rasa selama satu minggu ini kita akan di beri libur." jawab pria itu datar.

"Oh bagus dengan begitu aku bisa bersantai dan istirahat." sahut gadis itu dan pria itu hanya menganggukan kepala.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My Girl is Agent

Chapters 1

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Naruto pov

Perkenalkan namaku Namikaze Naruto dan usiaku tujuh belas tahun. Hahahaha kerenkan? Akhirnya usiaku genap tujuh belas tahun dan aku bisa buat KTP beserta SIM karena aku sudah bisa mengendarai motor dan mobil.

Aku anak kedua dari Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Hari-hari ku tidak ada yang menyenangkan kalau di rumah. Kenapa? Karena ayah dan ibu ku selalu bertengkar layaknya anjing dan kucing. Saling menyalahkan dan tidak mau akur. Bahkan mereka jarang berada di dalam rumah, mereka selalu berada di luar rumah untuk menyibukan diri dengan perkerjaan masing-masing.

Ayahku adalah seorang President direktur di Nami Group sedangkan ibuku adalah perancang pakaian yang terkenal ke seluruh penjuru negeri. Dan kakak ku Namikaze Kurama sedang sibuk mengejar S2 di Jerman agar bisa memimpin perusahaan ayah nanti.

Hidup di keluarga yang kaya taya itu tidak menyenangkan karena kami para anak hanya bisa menangis berharap kalau orang tua kami akan melihat dan memperhatikan kami. Mereka memang memberikan uang yang banyak kepada kami tapi tidak dengan kasih sayang dan kalau di tanya pasti di jawab ini semua mereka lakukan untuk kami. Itu sangat menyebalkan sekali Arrrrrrghh...

Oh tuhan taukah mereka kalau uang tidak menjamin hidup akan selalu bahagia?

Au ah. mending main aja sama Deidara yang baru saja pulang dari misi melenyapkan ketua kelompok Saka.

Oh ya satu lagi, kalian tahu tidak kalau aku ini agent rahasia looooo... Wiiiih keren yak? Kayak di film-film action gimana gitu.

Jadi gini ceritanya. Aku dulu masih usia lima belas tahun, taulah kan kalau dulu waktu itu aku masih imut-imut gimana gitu. Nah aku ini anak yang bisa di bilang jenius dalam mengporasikan sistem komputer bahkan aku jago hajar orang, mendali emas dari pertandingan olimpiade Karate, Tekwondo dan Wingchun berhasil aku sabet dalam kurun waktu dua tahun.

Bangga kagak bapak dan emak lu? Kalau elu jadi gue. Ya bangga lah oy tapi sayangnya ayah sama ibu gue kagak tahu dengan apa yang gue lakuin di luar rumah, sedih deh beby. Gak apa yah kalau gue pakek elu, gue, gua, ane dan tetek bengek tu bahasa yang penting gue nyaman!

Kembali ke laptop! Eh maksudnya kembali ke novel! Salah coeg cerpen! Alah cerita kaleee...

Baiklah. Di dalam sebuah negara yang maju dan makmur ternyata menyimpan rahasia yang besar, ibaratnya sisi gelap dan sisi gelapnya duaaaaar... Yaelah kayak ngedongeng aja ni gue ah!

Okelah. Jadi waktu aku mau masuk SMA ada kelompok bernama ANBU yang tiba-tida datang dan menawarkan perkerjaan yang menggiurkan kepadaku.

Apalagi kalau buka agent rahasia di bawah naungan ANBU. Siapa yang tak kenal dengan nama ANBU. Mereka adalah badan tempat agent rahasia bersemayam, bobok, makan, mendapat misi dan D L L.

Usia bukan halangan kami para jiwa pencari kedamaian dan ketentraman di alam semesta #plak!

Aku dilatih selama satu tahun lalu setelahnya barulah aku mulai mendapat banyak misi.

Hari-hari membosankanku mulai menghilang, bergantikan dengan kecerian karena teman-teman ku di ANBU banyak yang seumuran meski hanya berjumlah lima orang. Mereka semua menyenangkan dan merubahku menjadi seperti ini.

Jika di rumah aku murung maka tidak di saat aku bersama mereka.

Tok! Tok! Tok!

Owalah siapa malem-malem gini ngetuk pintu kamar princes? Padahal princes kan lagi curhat, ni malah ganggu. Kesel ah beby.

"Iya tunggu bentar napa seh? Jangan kuat-kuat nanti pintu kamar gue ancur!" teriakku kesal. Ya ampun tu orang kuat banget gendor pintu kayak gak ada hari esok.

Cklek.

Ku buka pintu kamar dengan kuat dan siap teriak-teriak tapi orang yang berdiri didepan pintu kamar ku lebih dulu memelukku erat.

Kak Kurama! Oooyy kakak gue akhirnya balek oy... Huaaa... ya Alloh makasih udah jawab doa ane karena akhirnya kakak gue pulang.. hiks.. hiks... nangis bombay dulu ah.

"Ya ampun dek, kakak kangen banget sama kamu, kamu baik-baikkan selama gak ada kakak di rumah? Kamu gak nakalkan?" tanya kak Kurama setelah melepaskan pelukkannya.

Kedua mata sapphire gue yang cantik menatap kedua sapphire punya kak Kurama dengan berbinar penuh keriduan. Kakak, dinda mu yang cantik jelita ini rindu padamu kakanda. Oooo kakanda...

"Kakak lama banget sih hueeeeee..." aku langsung menangis keras dan kak Kurama memelukku erat.

"Maafin kakak ya dek, kakak janji gak bakal ninggali kamu lagi." kata kak Kurama dengan serius, ugh dedek jadi terharu bang!

"Janji ya?" aku langsung menyodorkan jari kelingking ku tepat di depan wajah kakak.

Kak Kurama tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku. "Kakak janji."

"Yeeeeeee..."

...

Author pov

Satu bulan kemudian.

Naruto tersenyum lebar sambil berlari-lari kecil di loby perusahaan ayahnya. Saat ini ayahnya sedang keluar negeri untuk beberapa hari jadi yang mengendalikan perusahaan sementara adalah Kurama.

Hari ini Naruto sudah memasakan makanan kesukaan Kurama. Dan yah semoga saja kakak tercintanya itu mau memakan makanan yang dia buat dan kalau tidak mau nanti dia paksa saja atau ancam saja sekalin tapi oh jangan nanti Kurama malah takut dan Naruto tidak mau Kurama pergi lagi.

Wahai kakanda jangan tinggalkan adik mu yang cantik kayak bidadari jatuh dari atap rumah ini (?)

Sangkin senangnya Naruto hari ini, tanpa sadar dia menambrak seorang pria berstelan jas biru dongker yang terlihat tampan dan menawan apalagi wajahnya tampan kayak dewa-dewa Yunani atau dia adalah titisan nabi Yusuf(?) yang katanya membuat banyak wanita mengiris jarinya sendiri.

Oh god cuci mata bentar.

Seperti slowmotion. Tubuh Naruto yang hampir jatuh dengan cepat pria itu tarik kembali hingga Naruto berada di dalam dekapannya yang hangat dan memabukan.

"Bisakah kau melepaskan tangan mu dari kerah jas ku nona?" tanyanya dengan nada dingin.

'Cih dia tidak romantis sama sekali.' gerutu Naruto dalam hati sambil melepaskan diri dari pria dingin itu.

Kedua sapphire Naruto menyipit saat melihat pria itu berbalik memunggunginya untuk mengambil map miliknya yang jatuh.

Naruto menutup mulutnya yang hampir tertawa keras. Rambut pria itu mirip bokong unggas yang suka di makan Chouji.

"Oy mas ini abad keberapa sih? Tu kepala atau bokong ayam?" celetuk Naruto sambil tertawa geli sedangkan pria itu menaikan sebelah alisnya lalu menatap Naruto tajam. Beraninya gadis itu menghina model rambutnya yang membuat gadis-gadis lain keleper-keleper.

"Kau–"

"Sasuke!" Pria itu menghentikan perkataannya saat suara rekan bisnisnya memanggil namanya.

"Apa?" sahut Sasuke ketus membuat Kurama hanya bisa nyengir gaje.

"Ini ponsel mu ketinggalan." ujar Kurama seraya menyerahkan Ipond 6 kepada Sasuke.

"Hn." hanya itu yang Sasuke gumamkan dari mulut sexynya.

"Ya elah ini orang, apa susahnya coba cuma bilang makasih, terima kasih, thanks atau makasih cinta. Yaelah..." sebelah alis Sasuke kembali naik karena mendengar gerutuan Naruto yang terdengar jelas di telinganya.

"Naruto, kamu sedang apa disini?" tanya Kurama setelah sadar kalau adiknya berada di dekat Sasuke.

"Aku datang membawa bekal untuk kakak!" seru Naruto heboh lalu mendorong tubuh Sasuke yang berdiri disampingnya dengan tubuhnya sendiri.

"Cih!" Sasuke berdecih pelan karena Naruto mendorongnya dengan cukup kuat hingga Sasuke hampir oleng dan menghantam lantai keramik.

Kurama tersenyum lebar dan menerima rantang kecil yang Naruto bawa untuknya, "Kalau begitu ayo masuk dan kita makan." ujarnya membuat kedua sapphire Naruto berbinar senang lalu mengangguk antusias.

"Tuan Sasuke tolong maafkan kecerobohan adikku." ujar Kurama tidak enak hati sambil membungkukkan badannya sembilan puluh derajat kepada Sasuke.

Naruto mengeriyit bingung melihatnya sedangkan Sasuke kembali bergumam tidak jelas lalu pergi begitu saja entah kemana.

"Unggas sombong, nanti kalau di sembilih dan jadi sate, abis idup lo!" gerutu Naruto saat Sasuke berjalan pergi.

"Hus! Kamu tidak boleh berbicara seperti itu Naruto." tegur Kurama seraya mengamit lengan adiknya sayang.

Naruto mengerucutkan bibirnya kedepan dengan ekspresi lucu karena Kurama menegurnya tadi.

"Jangan di monyongin bibirnya nanti di patuk ayam."

"Biarin!" balas Naruto cepat dan Kurama terkekeh geli mendengarnya.

Lanjut?