"Sebenarnya apakah arti cinta yang sebenarnya? Ada kah yang bisa menjawabnya?"

Beberapa orang yang sedang duduk sembari memegang sebuah buku terdiam. Mereka memandang seorang wanita berambut pink sepunggung yang sedang membawakan materi tentang cinta.

"Tidak ada yang bisa menjawab?" wanita itu tersenyum, "Karena cinta adalah sesuatu yang datang dari hati dengan tulus dan murni, tanpa sebuah noda yang akan membuatnya menjadi rusak dan hancur."

You're Wife

.

.

.

.

Uchiha Sasuke, Haruno Sakura, Uzumaki Naruto, Hyuuga Hinata

.

.

.

©Aomine Sakura

.

.

.

Masashi Kishimoto

.

.

.

Dilarang COPAS dan PLAGIAT dalam bentuk apapunn!

Don't Like, Don't Read!

Selamat membaca!

oOo You're Wife oOo

"Dulu aku memiliki cerita tentang seorang pria yang telah mencuri hatiku dan membawa hatiku pergi. Sayangnya, kami-sama tidak memperbolehkanku untuk bersatu dengannya. Karena pada akhirnya, aku telah menikah dengan priaku dan memendam perasaan ini meski telah berkeluarga."

Seorang wanita muda, berusia sekitar 25 tahunan membawakan sebuah seminar dengan tema Cinta yang panjang. Wanita itu bernama, Namikaze Sakura, istri dari pengusaha muda yang sedang naik daun dan seorang penulis buku. Seorang ibu muda dengan satu anak berusia 4 tahun yang menggemaskan dan memiliki rambut kuning seperti ayahnya.

Sakura tersenyum tipis memandang tamu-tamu yang hadir di seminarnya. Dia kembali memulai ceritanya.

"Aku bertemu dengannya saat sekolah menengah atas. Pertama kali aku mengenalnya, aku tidak pernah tahu jika aku akan jatuh cinta padanya. Pemuda yang dingin, menyebalkan dan banyak dikagumi banyak orang.

Tetapi, saat aku dikirim untuk mewakili sekolah dalam suatu perkemahan. Aku berada satu tim dengannya dan juga teman-temanku yang lain. Aku masih ingat, saat baru sampai di tempat perkemahan. Dia memberikanku sebuah minuman berenergi dan makanan ringan. Dia banyak melindungiku dan aku tidak menyangka jika aku akan jatuh cinta padanya."

Sakura menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

"Namun, ternyata Kami-sama memiliki kehendak lain. Aku tidak bisa bersatu dengannya, meski aku mencintainya. Kesimpulannya, cinta terkadang tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, jika Kami-sama tidak menghendaki."

.

.

Seorang pria bermata onyx memandang seorang wanita yang sedang mengisi seminar. Seminar yang dibawakan olehnya baru saja selesai dan beberapa orang keluar, dan sebagian yang lainnya mengerubungi wanita itu untuk meminta tanda tangan.

Dia telah mendengarkan seminar yang dibawakan oleh Namikaze Sakura itu dari awal hingga akhir. Dan dia cukup paham, siapa yang dimaksud oleh wanita berambut pink itu.

Melangkahkan kakinya mendekat, dia bisa melihat wanita berambut pink itu sedang memasukan beberapa barang-barangnya ke dalam tas.

"Apa anda ingin meminta tanda tangan?" Sakura mengangkat kepalanya dan terkejut melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Sasuke-kun?!"

"Lama tidak berjumpa, Sakura."

.

Sakura duduk di dalam mobil Lamborghini milik pria itu dengan detak jantung yang sulit untuk di kendalikan. Di sampingnya, Sasuke Uchiha duduk dengan tenang sembari menyetir mobilnya di jalanan Tokyo yang padat, karena waktu sudah menunjukan jam makan malam.

Siapa yang tidak kenal dengan Sasuke Uchiha? Putra bungsu keluarga Uchiha, cucu dari pendiri Uchiha Corp dan seorang pebisnis paling kaya di Dunia. Mengalahkan kakek dan ayahnya, bahkan juga kakaknya.

"Sedang apa kamu di seminarku, Sasuke-kun?" tanya Sakura dengan pelan.

"Hn?" Sasuke mengangkat satu alisnya dan melirik Sakura sebelum kembali memfokuskan dirinya ke arah jalanan, "Aku sudah sering mendapatkan undangan untuk datang ke seminarmu. Tetapi aku selalu sibuk untuk bisa datang, kebetulan jadwalku sedang kosong dan aku menyempatkan diri untuk datang ke seminarmu."

Sakura tersenyum sedih sebelum memandang keluar jendela mobil milik Sasuke. Ada sesuatu yang berdenyut sakit, jauh di dalam dadanya.

"Aku tahu siapa yang kamu maksud dalam seminarmu." Sasuke kembali buka suara, "Aku terlalu pengecut untuk mengatakan semuanya, Sakura."

Sakura memandang Sasuke sebelum menarik nafas panjang.

"Itu sudah menjadi masa lalu kita, Sasuke-kun. Sekarang aku sudah menikah dan memiliki seorang putra yang menggemaskan."

"Seharusnya, aku dulu lebih cepat untuk menghargai perasaanku. Jika aku tahu akan jadi begini jadinya."

"Tidak ada yang perlu disesali, Sasuke-kun." Sakura tersenyum manis, "Aku kini menjadi istri dari Naruto-kun, dan cintaku kepadaku hanyalah cinta monyet. Semuanya sudah berubah."

Sasuke menghentikan mobilnya di sebuah restaurant mewah sebelum mengajak Sakura turun. Sasuke hanya bisa menarik nafas panjang sebelum mendudukan dirinya dan memanggil pelayan.

"Hn, pesan apa yang kamu mau, Sakura. Aku yang akan mentraktirmu."

.

Seharusnya dia lebih peka terhadap perasaannya. Jika dia telah jatuh cinta kepada wanita berambut pink itu saat mereka pertama kali bertemu. Ketika mereka dikirim untuk mengikuti lomba perkemahan bersama teman-teman mereka yang lain.

Dia masih ingat, ketika Sakura kedinginan. Dia dengan langsung melepas jaketnya dan memakaikannya kepada gadis berambut pink itu. Dia diam-diam memandang wajah Sakura saat tertidur, mengagumi kecantikan gadis berambut pink itu. Dan tanpa dia sadari, dia terlambat menyadari perasaannya.

Dia tidak tahu harus melakukan apa, ketika sahabatnya datang dan membawa gadis berambut pink itu bersamanya. Kini, gadis yang dia cintai telah dimiliki orang lain. Dia adalah istri dari sahabatnya sendiri.

.

"Terimakasih untuk makan malamnya, Sasuke-kun." Sakura tersenyum setelah mobil milik Sasuke berhenti di depan rumahnya yang megah.

"Hn."

"Mau mampir, Sasuke-kun?" tawar Sakura.

Sasuke memandang rumah megah yang terlihat lenggang itu.

"Hn. Aku masih banyak pekerjaan."

"Aa." Sakura tersenyum canggung, "Baiklah. Selamat malam, Sasuke-kun."

Sakura tersenyum ketika dirinya turun dari mobil milik Sasuke dan mobil Lamborghini itu melaju meninggalkannya. Hatinya berdenyut sakit kala dia melihat onyx milik Sasuke.

"Kenapa kamu datang menghampiriku, Sasuke-kun?"

Menarik nafas panjang, Sakura memantapkan hatinya sebelum masuk ke dalam rumah. Biar bagaimanapun, dia adalah nyonya Namikaze, tidak seharusnya dia mencintai lelaki lain disaat dia sudah memiliki suami yang tampan, kaya dan banyak dikagumi oleh wanita. Apalagi dengan kehadiran putra laki-lakinya yang mirip dengan ayahnya itu.

"Tadaima."

"Okaelinasai, kaa-chan!"

Sakura tertawa ketika seorang bocah lelaki berumur 4 tahun langsung memeluknya. Bocah lelaki itu tertawa-tawa ketika memeluk kakinya.

"Natsu! Jangan lari-lari, ayo pakai bajumu, dettebayou!" Naruto muncul membawa baju milik Natsu.

"Natsu maunya dipakaikan sama kaa-chan!" Natsu memandang Naruto dan tertawa khas milik ayahnya.

"Nanti Natsu bisa masuk angin," ucap Sakura tersenyum lalu mengambil baju dari tangan Naruto dan memakaikannya kepada Natsu, "Nah, kalau begini kan Natsu jadi tampan."

"Seperti papanya, dettebayou!" celetuk Naruto.

"Ish.. Natsu dan Tou-chan lebih tampan Natsu!" Natsu menjulurkan lidahnya sembari tertawa.

Sakura tidak bisa menahan tawanya ketika melihat bagaimana Natsu begitu mirip dengan sang ayah. Ya. Namikaze Natsu, putranya yang lucu dan menggemaskan dan hyperactive, seperti ayahnya. Wajahnya begitu mirip dengan ayahnya, tetapi kulit Natsu mirip dengannya.

"Bagaimana dengan seminarmu, Sakura?" Naruto menuntun Sakura duduk di sofa bersama putra mereka yang tidak bisa diam.

"Berjalan dengan lancar, Naruto-kun." Sakura tersenyum, "Tumben sekali kamu sudah pulang, biasanya kamu selalu pulang larut malam."

"Aku merindukan kalian, dettebayou!" Naruto mengerucutkan bibirnya, sekilas mirip sekali dengan Natsu.

"Wajahmu jadi mirip Natsu, Naruto-kun," ucap Sakura menggoda Naruto.

"Tidak milip! Wajahku lebih milip dengan kaa-chan!" Natsu buka suara.

"Iya, iya, wajahmu mirip dengan kaa-san." Sakura mencubit hidung Natsu sebelum bangkit dari duduknya, "Sebaiknya aku segera mandi. Kamu sudah makan malam, Naruto-kun?"

"Sudah, aku dan Natsu makan ramen tadi." Cengir Naruto.

"Baiklah, sebaiknya aku segera mandi."

.

Guyuran air shower membasahi tubuh Sakura. Memejamkan matanya, bayangan Sasuke terlintas di benaknya.

Tidakkah dia bisa melupakan Sasuke? Melupakan cinta pertamanya? Dia sudah bersuami, dia harus mengabdikan diri untuk suaminya.

Mengambil handuk, Sakura mengeringkan tubuh dan juga rambutnya. Keluar dari kamar mandi, emeraldnya menangkap sosok suaminya yang sedang tidur di tengah ranjang. Sepertinya suaminya itu begitu kelelahan.

Mengganti pakaiannya, Sakura segera merebahkan diri di sebelah Naruto dan memandang wajah tampan suaminya itu. Mengambil sesuatu dari balik bantalnya, dia mengelus foto itu dengan lembut.

"Aku mencintaimu."

oOo You're Wife oOo

"Ohayou!" suara cempreng milik Natsu memecah pagi hari.

Naruto yang sedang menyeruput kopinya mengusap rambut putranya dengan lembut.

"Kaa-chan, bolehkah aku minta lamen?" tanya Natsu penuh harap.

"Tidak ada ramen untuk sarapan, Natsu." Sakura meletakan sepanci Miso di meja makan, "Kamu bisa sakit perut di sekolah jika makan ramen."

"Tapi Natsu maunya Lamen!" Natsu mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

"Dengarkan apa kata Kaa-chan, Natsu." Naruto mengusap rambut putranya dengan lembut.

Dengan berat hati, Natsu melahap Miso yang diberikan oleh ibunya itu.

"Sakura, apa kamu tidak bosan berada di rumah terus menerus?" tanya Naruto.

Sakura yang sedang meneguk susu strawberrynya memandang suaminya dengan pandangan bingung.

"Aku lebih suka di rumah dan menulis, Naruto-kun." Sakura memandang Natsu yang memakan sarapannya dengan berat hati.

"Teme- maksudku Sasuke, membutuhkan seorang sekertaris. Aku akan mengusulkanmu untuk menjadi sekertarisnya."

Sakura terkejut mendengar usul Naruto. Ada sesuatu yang membuncah di dalam hatinya ketika mendengar perkataan Naruto.

"Aku tidak tahu, Naruto-kun. Aku lebih suka di rumah dan mengurus Natsu." Sakura tersenyum, "Bukankah begitu, Natsu?"

Natsu tidak menjawab, dia masih kesal karena tidak boleh sarapan ramen oleh ibunya.

"Jangan marah, dettebayou!" Naruto mengusap rambut Natsu sebelum bangkit, "Sebaiknya aku berangkat kerja, dettebayou. Ayo Natsu."

Natsu segera meminum susunya dengan wajah masih ditekuk. Sakura mencuri satu ciuman sebelum putranya berangkat ke sekolah. Naruto menunjukan cengirannya dan mencium bibir Sakura dengan lembut dan panjang.

"Aku mencintaimu, Sakura."

Haruskah dia menerima usulan suaminya untuk menjadi sekertaris Sasuke?

.

.

.

.

.

.

.

-TBC-

Yaaaaakkk! Sakura datang dengan fict baru lagi! :3 entah dapet ilham dari mana pengen bikin fict begini :D emang sengaja di bikin pendek :3

Sampai ketemu di chap depan!

-Aomine Sakura-