You're a Broken Man
.
.
.
.
Aomine Daiki, Haruno Sakura, Kagami Taiga
.
.
.
©Aomine Sakura
.
.
.
Masashi Kishimoto, Fujimaki Tadatoshi
.
.
.
Dilarang COPAS dalam bentuk APAPUN!
Don't Like Don't Read!
Selamat membaca!
oOo You're a Broken Man oOo
"Aomine Daiki!"
Seorang pemuda melangkahkan kakinya dan tidak menghiraukan panggilan dari seseorang yang ada di belakangnya. Menguap, dia melangkah dengan santai menuju atap sekolahnya.
"Aomine Daiki! Hentikan langkahmu itu!"
Pemuda yang di panggil Aomine Daiki itu menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya dengan malas. Dia memandang seorang gadis dengan rambut pink sepinggangnya dan pipi gembil yang mengggemaskan.
"Apa maumu?" tanyanya dengan malas.
"Aku ketua Komite Kedisiplinan yang baru disini! sebaiknya kamu mematuhi apa yang menjadi peraturan, Aomine!"
Aomine menguap dengan bosan dan melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu yang merasa diacuhkan.
"Aomine Daiki!"
Percuma saja dia berteriak, karena Aomine juga tidak akan mendengarkannya.
.
Haruno Sakura menarik nafas panjangnya dan menghembuskannya dengan gusar. Dia adalah ketua Komite Kedisiplinan yang baru dan tugasnya adalah mentertibkan murid-murid yang sukanya melanggar peraturan.
Salah satunya adalah Aomine Daiki.
Pemuda berambut biru navy yang selalu melanggar peraturan. Membolos di jam pelajaran, bertindak onar dan suka mengganggu beberapa murid-murid di akademi Touo. Dia baru seminggu menjadi ketua Komite kedisiplinan dan dia sudah merasa lelah menghadapi pemuda itu.
.
.
Aomine mulai memejamkan matanya ketika angin semilir menerpa tubuhnya. Tidur di atap sekolah memang pilihan yang baik ketika rasa penat mulai menyerangnya. Rasa damai mulai menyelimutinya, menghilangkan kepenatan yang menjadi temannya seharian ini.
Mimpi itu datang kembali. Dimana dia melihat teman semasa kecilnya itu menegak racun karena tidak kuat dengan penderitaan yang dialaminya. Tidak hanya gadis itu yang mengalaminya, dirinya bahkan mengalami hal yang lebih buruk dari itu.
"Maafkan aku, Dai-chan. Aku pikir, tadinya aku akan menemanimu hingga tua. Sepertinya aku tidak bisa."
Aomine membuka matanya dan menemukan dirinya ketiduran di atap sekolah hingga sore menjelang. Rasanya dia baru saja memejamkan matanya, rupanya hari berjalan dengan cepat.
Bangkit dari posisi tidurnya, Aomine mengambil tasnya yang dia bawa. Sambil menguap, dia melangkahkan kakinya turun dari atap sekolah. Dia ingin segera sampai di rumah dan melanjutkan tidurnya.
.
.
"Taigaaa!"
Sakura tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat orang yang dicarinya sedang duduk di sebuah cafe. Dengan senyum terkembang di bibirnya, Sakura langsung mendudukan diri di hadapan teman semasa kecilnya.
"Yosh."
Ya, dia adalah Kagami Taiga. Pemain basket dari tim Seirin dan teman semasa kecilnya. Teman semasa kecilnya bersama Himuro Tatsuya saat mereka berada di Amerika dulu.
Sakura lahir di Jepang dan besar di Amerika, disanalah dia bertemu dengan kedua teman laki-lakinya itu. Baginya, Kagami sudah menjadi kakak untuknya selain Tatsuya. Terkadang, mereka berdua juga membelanya dari teman-temannya yang mengganggunya.
Kemudian, Kagami dan Tatsuya memutuskan untuk pindah ke Jepang pada awal masuk sekolah menengah atas. Dia harus menunggu satu tahun kemudian, karena kedua orang tuanya baru dipindah tugaskan saat itu.
"Sudah lama menunggu, Taiga?" tanya Sakura, "Aku sudah berada di Jepang selama tiga bulan, tetapi tetap saja susah untuk menghafal jalannya."
"Tidak apa, yang penting kamu tidak tersesat." Kagami meneguk sodanya, "Aku akan memesan burger, apa kamu menginginkan sesuatu?"
"Um.. pesankan aku milkshake strawberry saja." Sakura tersenyum kecil.
"Baiklah."
Kagami berjalan untuk memesan burger dan milkshake strawberry. Dia datang membawa nampan berisi penuh dengan burger.
"Makanmu tidak berkurang, Taiga." Sakura menggelengkan kepalanya melihat porsi makan Kagami yang tidak berkurang sama sekali itu.
"Aku lapar sekali, kau tau." Kagami melahap burgernya sebelum menyerahkan salah satu burger miliknya kepada Sakura, "Setelah ini aku harus latihan untuk bisa mengikuti pertandingan Inter High."
"Aku melihatmu di televisi saat turnamen Winter Cup, Taiga. Kamu sungguh mengagumkan, aku belum pernah melihat pertandingan basket yang seperti itu."
"Aku senang mendengarnya." Kagami melahap burgernya, "Apa kamu sudah bertemu dengan Tatsuya?"
"Tentu saja. Dia terkadang datang ke rumahku hanya untuk menyerahkan berbagai makanan yang dibawanya, dia juga terkadang membawa temannya yang berambut ungu. Murasakibara, kalau aku tidak salah," ucap Sakura, "Dia malah yang menghabiskan seluruh makanan yang dibawa Tatsuya, gaya bicaranya juga lucu sekali."
"Lucu kamu bilang? Dia itu monster, kau tau?" Kagami memandang Sakura.
"Mana aku tahu, aku kan baru mengenalnya saja. Itu juga karena Tatsuya yang mengenalkannya padaku." Sakura mengerucutkan bibirnya, "Kapan kamu akan datang kerumahku? Tatsuya yang jauh di Akita saja bisa datang kerumahku, masa kamu yang ada di Tokyo tidak bisa mampir?"
Kagami menelan potongan burger terakhirnya sebelum menjawab.
"Aku sibuk." Kagami meminum sodanya.
"Alasan saja!"
"Hei, aku akan mengajakmu ke Gym tempatku berlatih. Bagaimana?" tanya Kagami.
Sakura menganggukan kepalanya dengan semangat sebelum mengikuti langkah Kagami keluar dari Maji burger. Mereka berjalan beriringan menuju Gym tempat Kagami berlatih, dari kejauhan dia bisa mendengar suara bola yang dipantulkan.
"Yosh!"
Kagami membuka pintu Gym dan mendapatkan lemparan bola. Untungnya Kagami dengan refleks menghindarinya.
"Kau dari mana saja, Bakagami!" sebuah cekikan langsung diterima Kagami dari pelatihnya.
"Sakithhh.. Pelatih!" Kagami mencoba melepaskan diri dari cekikan pelatihnya.
"Kau terlambat datang, Bakagami!" ucap Riko mencekik Kagami dengan semangat.
"Maafkan aku pelatih." Kagami mengusap lehernya, "Aku terlambat karena harus menemui teman lamaku."
"Jangan mencari alasan, Aho!" Junpei menjitak kepala Kagami dari belakang.
"Huaaa! Aku serius, kapten!" ucap Kagami, "Masuklah, Sakura."
Sakura masuk dengan malu-malu, dia memandang beberapa anggota tim basket Seirin yang sedang berkumpul. Junpei tidak bisa menahan dirinya untuk berdeham.
"Ehem.. jadi dia temanmu? Perkenalkan, namaku Hyuga-"
"Jangan coba-coba, Junpei-kun." Riko mulai mengeluarkan aura hitam dan membuat Junpei mundur di belakang Izuki. Riko lalu tersenyum manis memandang Sakura, "Perkenalkan, namaku Aida Riko dan aku pelatih tim basket Seirin."
"Salam kenal, Riko-san." Sakura membungkukan badannya.
Izuki berjalan mendekati Kagami dan membisikan sesuatu.
"Kenapa kamu tidak mengatakan jika memiliki teman secantik dia?"
Tiba-tiba saja sebuah pukulan mengenai belakang keapalanya. Izuki mengusap kepalanya dan memandang Junpei.
"Kembalilah berlatih, Aho!"
Sakura hanya bisa tertawa canggung melihat tim basket Seirin itu.
"Kamu berasal dari Akademi Touo?"
Sakura menolehkan kepalanya dan melihat seorang pemuda berambut biru muda di sampingnya.
"Kyaaaaaaaaaaaa!"
Kagami yang menerima operan dari Izuki menolehkan kepalanya. Dia bisa melihat Sakura menunjuk Kuroko dengan tangan yang sedikit gemetaran.
"Kau-"
"Doumo." Kuroko berucap tanpa dosa.
"Kenapa ada setan di Gym ini!" Sakura tidak bisa menahan kekagetannya.
"Dia bukan setan, Sakura-san." Riko tertawa canggung, "Dia salah satu anggota tim basket kami. Namanya Kuroko Tetsuya."
Kuroko memandang Sakura dengan pandangan polosnya.
"Dia memang unik, karena dia tidak memiliki hawa keberadaan." Izuki datang menghampiri.
"Syukurlah." Sakura mengelus dadanya, lalu memandang pemuda di hadapannya itu, "Lalu, kamu-"
"Izuki, Shun Izuki. Kamu bisa memanggilku dengan sebutan Izuki, senpai juga boleh, Izuki-kun juga boleh atau-"
"Hentikan pembicaraan tidak bergunamu itu, Izuki!" Riko memandang Izuki dengan galak.
Sakura tertawa sebelum menjawab pertanyaan Kuroko.
"Ya, aku berasal dari Akademi Touo." Sakura tersenyum manis.
"Kamu mengenal Aomine-kun?"
Sakura memandang Kuroko dengan pandangan tidak mengerti.
"Aomine Daiki maksudmu?" tanya Sakura memastikan.
Kuroko menganggukan kepalanya.
"Aku mengenalnya. Berandal menyebalkan yang sukanya bolos pelajaran, memakai seragam seenaknya sendiri dan suka sekali berkelahi."
"Kamu belum tahu bagaimana kekuatannya ketika bertanding dengan kami." Junpei datang membawa bola miliknya, "Meski sebenarnya Kagami masih lebih hebat darinya."
.
.
Aomine berjalan menuju sebuah rumah sederhana di ujung kompleks perumahan miliknya. Kompleks perumahannya sudah sepi, tapi tidak dengan rumahnya. Dia bisa mendengar suara keributan yang sudah dia hafal.
"Berhenti mengaturku, suami tidak berguna!"
"Apa kamu bilang! Kamu itu istri yang tidak berguna!"
"Aku tidak berguna katamu! Kamu yang selalu pulang mabuk-mabukan dan sukanya main perempuan!"
Aomine membuka pintu rumahnya dengan malas dan menemukan dua orang beda gander sedang beradu mulut dengan hebat. Setiap hari selalu seperti ini. Melepas sepatunya, Aomine melangkahkan kakinya melewati mereka tanpa beban.
"Daiki! Kembali kesini!"
Aomine mengabaikan panggilan ibunya. Dia segera masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan diri di atas ranjangnya. Sejenak, matanya memandang foto seorang gadis berambut pink yang sedang tersenyum manis. Gadis yang meninggalkannya, dalam lingkaran neraka yang tiada habisnya.
"Aku tahu bagaimana rasanya menjadi dirimu, Satsuki."
.
.
.
.
.
.
.
.
-TBC-
Hoho.. kembali lagi dengan Aomine Sakura disini! kali ini, Sakura sengaja masukin Kagami sebagai tokoh utama selain Aomine dan Sakura disini :3 semoga para reader bisa suka dengan karya milik Sakura!
Sampai ketemu di chap selanjutnya!
-Aomine Sakura-
