Title : Trauma

Author : Kwon Chanmi

Casts : Taehyung, Hoseok, Jimin, Seokjin, Jungkook/?

Pairing : vhope

Genre : Romance, Tragedy, Hurt


Hoy gue balik nih bawa ff hina beginian. Niatnya tobat dari dunia per-yaoi-an tapi apadaya vhope moment semakin banyak nan menjamur astaga hamba takuat menahan fujo feel saya .gg

Sebenernya ini ff lama gue yang gue remake, gapapalah nge-remake ff sendiri. Ceritanya cast awalnya Zelo sama Hyosung, ini ff jaman gue masi suka liat cewe sama cowo, apadaya sekarang gue malah histerisnya liat cowo sama cowo. Bhay.

Karena kurang kerjaan maka terjadilah remake-an ff gue. Okesip banyak bacot tumben amat gue bhak, happy reading!

.

.


Cinta itu buta, terkadang aku terheran heran dan ingin sekali bertanya apakah cupid selalu menutup mata untuk memanah sasarannya? Bukankah hidup ini cukup kejam ketika kau mencintai saudara kandungmu sendiri hanya karna cupid sialan tak pernah membuka matanya ketika sedang mencari mangsa.


.

.

Kringg!

Jam wekker itu berdering, tanda surya sudah bersinar di ufuk timur. Seorang remaja lelaki berambut dirty blond tengah mencoba untuk membuka matanya, beberapa detik kemudian Ia duduk diranjangnya dan menghela nafasnya dengan lemas, Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruang kamarnya. Kamar yang suram dan gelap seolah Ia sedang terisolasi didalam penjara. "Pft, hyung kenapa kau tidak membuka jendelanya? Kamarku terasa sangat gelap" seru Taehyung (nama lelaki itu) sambil beranjak dari kasurnya lalu membuka jendela kamarnya.

Ia pun berjalan dengan lemas menuju meja makan, tak ada makanan satupun disana. Hanya ada air cola bekas semalam Taehyung menonton film kesukaannya. Taehyung mendercak, "Tsk, Ibu~ kenapa kau belum memasakkan makanan untukku?" Keluh Taehyung tanpa adanya jawaban dari siapapun.

Ia berjalan menuju ruang tengah lalu berbaring disofanya, kemudian Ia terfokus pada sebuah benda kosong yang berada diatas meja didepan sofanya. Ia tersenyum miris, "Ayah, asbaknya kosong. Apakah kau sudah berhenti merokok? Syukurlah hahaha" Taehyung tersenyum lalu tertawa keras. Seiring berjalannya jarum jam, kekehan yang ditimbulkan Taehyung perlahan menjadi suara isakan. Semakin lama isakan itu semakin kencang.

Kim Taehyung menangis.

Tidak usah terkejut melihat remaja ini menangis jam 6 pagi karena ini sudah menjadi ritual atau kebiasaan Taehyung setiap hari. Dan setiap hari, Ia sampai disekolah dengan mata yang sangat sembap dan bahkan beberapa orang mengira bahwa Ia terkena kasus bullying, padahal tak ada seorang pun yang berani membully Taehyung, mendekati saja tak berani karena Taehyung adalah murid yang terbilang anti sosial. Hanya ada 1 orang yang sangat nekat mendekati Taehyung walau Taehyung selalu memperlakukannya buruk, yaitu Park Jimin.

Suatu alasan mengapa remaja ini menangis adalah, flashback

10 TAHUN YANG LALU

"Taehyungie~ bangunlah" Suara lembut itu terngiang ditelinga Taehyung, bocah yang malam ini berusia 7tahun itu akhirnya bangun dengan rengekan karena merasa tidurnya terganggu. Saat bocah itu membuka matanya, terlihat kakaknya yang 3tahun lebih tua darinya menampakkan eyesmilenya, "Uh hyung~ katakan ini belum pagi?!" Tanya Taehyung dengan kesal lalu mencoba tidur. Namun kakak Taehyung malah menarik selimutnya berusaha menganggu Taehyung.

"Saengil chukkae hamnida, Kim Taehyung~!" Seru kakak Taehyung dengan tepuk tangan yang meriah, Taehyung melebarkan senyumannya karena Ia baru ingat hari ini hari ulangtahunnya. "Waa~! Hyung orang pertama yang mengucapkannya, aku sayang hyung!" Taehyung menghamburkan pelukannya kepada hyungnya. Hyungnya hanya membalas dengan gelengan, "Tidak"

"Hah? Apa maksudnya tidak?" Tanya Taehyung dengan wajah bingung sambil melepas pelukannya,

"Saengil chukkae hamnida~ Saengil chukkae hamnida~ Saranghaneun Taehyungie, saengil chukkae hamnida" Sepasang kekasih yang diketahui adalah Ibu dan Ayah Taehyung langsung menerobos masuk kedalam kamar Taehyung dan hyungnya dengan membawakan sekotak cheesecake besar dengan lilin berbentuk angka 7 yang menyala. Taehyung dengan perasaan terkejut langsung memeluk Ayahnya yang sedang tidak membawa kue, "Ayah Ibu aku menyayangi kalian!"

Mereka berempat pun berkumpul diruang tamu, lampu ruang tamu sengaja tidak dinyalakan, hanya ada cahaya lilin dari kue ulang tahun itu yang menyinari ruang gelap itu. Taehyung tampak antusias meniup lilinnya, namun Ia belum melakukannya karena gugup.

"Nah, sayang.. sebelum kau tiup lilinnya, kau harus mengucapkan harapanmu dalam hati" ucap Ibu Taehyung dengan lembut, Taehyung memandang Ibunya dengan bingung "Harapan yang seperti apa?"

"Apa saja" jawab Ayahnya.

"Kkk~ cepat katakan harapanmu, bodoh. Jangan menyia-nyiakan waktu. Besok aku masuk pagi" Keluh hyungnya yang membuat Taehyung terkekeh.

"Sabar hyungie, ok." Taehyung memejamkan matanya, lalu mengatupkan tangannya dan membatin, "Ya Tuhan, aku menyayangi Ibu, Ayah dan hyung.. Semoga kami berempat dapat bersama selamanya. Amin" Taehyung kemudian membuka matanya dan meniup lilinnya.

Pfft~

Seketika ruang tengah menjadi sangat gelap, namun meriah karena semua bertepuk tangan. "Yeay, lihat Hoseok, adik kecilmu sudah berumur 7tahun!" seru Ibu Taehyung sambil menarik Taehyung kedalam pelukannya, Hoseok (kakak Taehyung) hanya mengerucutkan bibirnya dengan sebal, "Ibu lebih menyayanginya daripada aku?"

Ibu Taehyung hanya terkekeh melihat aksi lucu anak sulungnya, "Kkk~ Tidak sayang kemarilah" Ibu Taehyung menarik Hoseok kedalam pelukannya juga, "Ibu menyayangi kalian berdua. Adil bukan?" Kemudian wanita paruh baya itu mencium pipi Hoseok dan Taehyung.

"Oh ya, memang kau mengharapkan apa?" tanya Hoseok dengan wajah yang sangat penasaran, Taehyung tampak berpikir "umm.. aku ingin punya mobil mainan baru!" Seru Taehyung, sial. Ia berbohong.

"Hahaha, lucunya. Kembalilah kekamar kalian, Ibu dan Ayah akan membereskan ini dan besok akan kuberi kau hadiah. Sekarang tidurlah" Ibu Taehyung mendorong Taehyung dan Hoseok untuk pergi kekamarnya. Hoseok dan Taehyung pun berjalan menuju kamarnya dilantai 2.

Sampai didalam kamarnya, Hoseok malah tampak gelisah, "Taehyungie, aku ingin kekamar mandi sebentar" Hoseok pun berlari kekamar mandi meninggalkan Taehyung. Taehyung pun berjalan kearah kasurnya, setelah Ia duduk dan hendak berbaring,

Pyarr!

Suara pecahan piring mengejutkan Taehyung, Ia bingung siapa yang dengan ceroboh memecahkan piring malam-malam begini. Karena penasaran, Ia pun berjalan kelantai 1, ruang tengah masih gelap seperti tadi.

Namun dimana ayah dan ibu? Ia pun berjalan mencari saklar lampu, namun Ia tersandung benda besar berlendir yang menyebabkan Taehyung terjatuh.

"Ugh!" Taehyung memekik kesakitan karena lututnya membentur lantai dengan cukup keras, benda sialan berbau amis apa yang telah membuatnya jatuh? Kemudian Taehyung menyadari sesuatu, bau-apa-ini?!

"Uggh amis sekali" Taehyung mencoba berdiri dan menyalan lampu ruang tengah, namun sial, Ia menyesal telah menyalakan lampu. Ternyata.. benda sialan berbau amis yang telah mendapat umpatan dari seorang Kim Taehyung adalah ayahnya sendiri! Lelaki paruh baya itu terbujur kaku diatas lantai, matanya terbuka namun tidak melakukan pergerakan. Taehyung dengan takut mencoba membangunkan ayahnya dengan cara menepuk pipinya, namun ketika Taehyung menepuk sedikit keras, wajah Ayahnya berpaling dan menampilkan luka goresan yang sangat besar dileher sang ayah. Taehyung terkejut dan seketika mundur, Ia menutup mulutnya dengan shock, darah itu terus mengalir keluar dari leher ayahnya.

"I-ini bukan candaan bukan?" tanya Taehyung pada dirinya sendiri, matanya berkaca-kaca melihatnya. Namun kekhawatirannya memuncak kala Ia mengingat dimana ibu dan hyungnya sekarang?

AAAA!

"Ibu!?" Suara jeritan itu membuat Taehyung dengan reflek menyebut nama ibunya lalu berjalan kedalam kamar orangtuanya, langkahnya terhenti ketika Ia melihat Ibunya yang terikat dengan mata tertutup kain basah, Taehyung yakin Ibunya sedang menangis saat ini. Lalu siapa seseorang yang berada didepan ibunya?!

Seseorang berbadan tegap dengan wajah tertutup topeng scream berdiri didepan ibunya dengan membawa satu galon cairan lalu menyiramkannya keseluruh tubuh Ibu Taehyung, lalu menggantung tangan Ibu Taehyung dilangit langit kamar, Ibu Taehyung berusaha berontak namun apadaya, matanya tertutup tak bisa melihat dimana kedua anaknya sekarang. Namun, salah satu anaknya sedang memperhatikan apa yang sedang seseorang itu lakukan. Ia tak punya cukup keberanian untuk mendekatinya. Ia takut. Sangat takut.

Seorang bertopeng itu kembali dengan membawa korek api, cairan itu.. adalah bensin! Taehyung membelalakan matanya ketika piyama Ibu Taehyung mulai terbakar, dan api itu semakin lama semakin membesar dan membakar keseluruhan badan Ibu bocah malang itu.

Taehyung terkejut, "HEI KAU HENTIKAN SEMUA INI! KAU PIKIR INI LUCU?! DASAR BODOH! KAU MAU AKU TERTAWA?! AKU TIDAK BISA TERTAWA KARENA INI BENAR BENAR TIDAK LUCU!" sontak Ia berteriak membuat sang pembunuh misterius menoleh kearah Taehyung, Taehyung terkejut dan bingung ketika penjahat itu mendekatinya. Ia berlari menjauhi penjahat itu, sesekali Taehyung mengambil piring-piring diatas meja makan dan dilemparkan kepada penjahat itu. Ketika penjahat itu berhenti, Taehyung berlari kearah kamarnya, tiba-tiba seseorang menariknya untuk masuk kedalam lemari pakaian.

Taehyung hendak berteriak namun terhenti ketika mendengar suara lembut lelaki itu, "jangan menangis Taehyungie, ada hyung disini" Hoseok memeluk Taehyung dengan erat seolah itu adalah pelukan terakhir mereka berdua. "Apakah tadi Ibu dan Ayah? Siapa pria bertopeng tadi?" isak Taehyung yang lalu berusaha ditenangkan oleh Hoseok. "sst, jangan berisik, kau tidak mau pria tadi menemukan kita kan?" Taehyung pun menggeleng cepat. Ia benar-benar tidak ingin mati saat ini.

Setengah jam mereka berdua berada didalam lemari, mereka mulai merasa kehabisan oksigen. "Kurasa pria itu telah pergi" bisik Hoseok sambil mencoba mengintip dari lubang kuncinya, Taehyung menatap hyungnya sambil berusaha menghentikan tangisannya, "Hyung aku lapar"

"Kau lapar? Baiklah akan kucarikan makanan. Kau tunggu disini ya" Hoseok pun keluar dari lemari dan menutup kembali pintu lemarinya agar adiknya tetap aman didalam sana, kemudian saat sampai didepan pintu kamarnya, Hoseok berteriak karena ternyata pria itu masih menunggu mereka berdua. "Lepaskan!" Teriak Hoseok sambil berusaha menahan tangisnya, kemudian Taehyung semakin panik dan akhirnya pingsan.

Aneh, baru satu jam rasanya mereka berempat tertawa bersama merayakan ulangtahun si bungsu ini. Namun kenapa di ulangtahunnya yang ketujuh ini sekaligus menjadi peristiwa maut sekeluarga?


2 HARI KEMUDIAN

Sekelompok polisi mendobrak lemari usang yang dijadikan tempat sembunyi oleh Taehyung, kemudian polisi menemukan Taehyung yang terjatuh tak sadarkan diri dari dalam lemari, "Hey ada seorang bocah disini!"

"Kurasa Ia berusaha bersembunyi dari pembunuh itu"

"Sialnya bocah ini tak bernapas, kurasa Ia juga mati karena kehabisan oksigen"

"bocah yang malang"

Sekelompok polisi itupun menggotong Taehyung menuju mobil ambulance, kemudian setelah diperiksa, denyut nadinya masi berdetak. "Anak ini selamat"

Taehyung dibawa kerumah sakit untuk mendapat perawatan lanjut karena pernapasannya lemah, kemudian Ia dimasukan kedalam panti asuhan karena umurnya yang cukup belia tidak memungkinkan dia untuk tinggal sendirian. Sudah beberapa kali Ia berusaha melarikan diri dari panti asuhan namun gagal. Hingga pada akhirnya saat umurnya sudah 15 tahun Ia memutuskan untuk tinggal sendiri, uang sekolah, uang sehari-hari, uang makan, biaya rumah ditanggung oleh panti asuhan karena pihak panti asuhan tau seberapa menderita hidup Taehyung.

.

FLASHBACK OFF

.

6.45, saatnya Taehyung untuk berangkat kesekolah. Ia keluar pintu rumahnya dengan wajah muram (seperti biasa) sambil membawa sebuah papan kesayangannya, setiap hari Ia selalu berangkat menggunakan skateboard, karena Ia tak punya alat transportasi apapun.

Sampai dilapangan sekolah, seorang lelaki lebih pendek dari Taehyung menghampirinya.

"Jja~!" Lelaki itu berusaha mengejutkan Taehyung namun hanya dibalas tatapan membunuh Taehyung. "Pergilah" perintahnya. Namun lelaki kecil itu tak menggubrisnya. "Hey, bodoh.. kau ada acara tidak sepulang sekolah?"

"Aku sibuk"

"Sibuk membuat matamu sembap seperti itu? Ayolah sekali-sekali kau harus mencari hiburan" Jimin, nama lelaki itu memukul bahu Taehyung pelan lalu merangkulnya. "Kau tau, aku sangat ingin bersenang-senang denganmu. Semua orang disekolah ini pernah bersenang-senang denganku, hanya kau yang belum pernah. Ayolah kali ini saja kau menghabiskan waktu denganku, ya ya ya!" Pinta Jimin dengan 'sedikit' paksaan. "Tak mau" jawab Taehyung singkat dengan penuh penolakan.

"Ayolah Kim Taehyung, kali ini saja" Jimin kemudian mendekat dan berbisik, "Kau uke kan? Kalau begitu aku memiliki kenalan sunbae tampan. Ayolahhh" Kali ini Jimin berusaha menarik-narik lengan seragam Taehyung. Taehyung menghela nafas, kali ini Taehyung sedikit tertarik dengan tawaran Jimin. Lagipula Ia belum pernah berpacaran sebelumnya mengingat masa lalunya yang begitu kelam.

"Baiklah, namun hanya kali ini saja Park Jimin" ucap Taehyung dengan sedikit penekanan pada nama lengkap Jimin. Jimin tersenyum puas, kali ini Ia berhasil merayu si kepala batu disekolah. "Oke jam 3 sepulang sekolah temui aku diparkiran mobil, dan jangan lupa bawa skateboard mu itu. Kurasa para sunbae akan tertarik dengan uke aneh sepertimu"

Kemudian Taehyung terdiam sebentar, "Park Jimin aku mulai ragu kemana kau akan membawaku nanti"

.


.

Benar dugaan Taehyung, tepat jam setengah 4 sore mereka sampai disebuah pub, Taehyung merutuki dirinya yang dengan bodohnya percaya kepada 'orang asing' bernama Jimin. "Park Jimin aku ingin pulang" pinta Taehyung dengan nada yang terkesan polos, "Oh ayolah bahkan kita belum memulai, hey.. berhentilah memanggil nama lengkapku, cukup Jimin-ah, atau Jiminie"

Taehyung mendercak sebal "Tsk aku tidak akan sudi memanggilmu Jiminie". Taehyung mengamati ruang remang-remang yang membuat matanya sedikit sakit akibat cahaya warna warni yang mati-menyala tiap detik. Ia dan Jimin duduk didepan para bartender yang sedang menyiapkan minuman. Mata Jimin terus berfokus pada para wanita yang sedang melakukan pole dance. Taehyung hanya terkekeh meremehkan, "sudah kuduga Jimin benar-benar mesum"

Beberapa detik kemudian, seorang wanita dengan pakaian serba mini menarik kerah Jimin dengan wajah menggodanya, "Uh, adik kecil apa yang sedang kau lakukan disini hm? Apakah kau kehilangan ibumu?" Ejek wanita itu, namun Jimin malah menarik pinggang wanita itu dan menenggelamkan kepalanya diperpotongan leher wanita itu "akan kutunjukkan seberapa dewasanya diriku, noona"

Ew. Hanya itu yang dapat Taehyung ucapkan ketika melihat temannya sedang asik bercumbu didepannya, "Park Jimin lakukan itu ditempat lain" perintah Taehyung sambil menendang bokong lelaki itu dengan santai, "Santai saja kawan, kalau kau mencariku aku ada dikamar 45" Kemudian Jimin pun menarik wanita itu menjauh kedalam sebuah ruangan.

Kemudian Taehyung menyesal telah menyuruhnya melakukannya ditempat lain. Ia pasti akan lama berada ditempat super tak jelas ini.

"Oh God yang benar saja" Taehyung menghela nafasnya sambil meminum sebuah cairan yang berada didepannya. Seorang bartender menatapnya dengan bingung, "mm.. hey bocah, itu bukan minumanmu" ucap seorang bartender dengan rambut dirty brown. Taehyung kemudian memuntahkan minuman itu lagi kedalam gelasnya membuat bartender itu menatap jijik dirinya. "Ngg.. Sekarang minuman itu bisa jadi milikmu" ucap bartender itu dengan tatapan geli.

"Ah aku bisa gila!" Teriak Taehyung sambil mengacak rambutnya

"Santai saja sayang,"

Suara itu mengagetkan Taehyung, bagaimana bisa tiba-tiba ada seseorang yg memanggilnya sayang. Taehyung segera menoleh keasal suara itu, orang itu kini berada dibelakang Taehyung, seorang lelaki dengan wajah paruh baya menarik pinggang Taehyung kedalam pelukannya dan dengan tangan nakalnya Ia mengerayangi seluruh badan Taehyung membuat Taehyung terlonjak

Brakk!

Dengan berani Taehyung memukul pria tua itu dengan skateboard kesayangannya "Hey pak tua! Jelaskan seberapa murahnya diriku!" Bentak Taehyung, beruntung suasana sedang ramai musik jadi tak ada yang memperhatikan, paling hanya beberapa bartender termasuk bartender yang tadi. "Ugh menyebalkan" Taehyung melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu. Namun seseorang terus memanggil namanya dan tampaknya orang itu mengikutinya, "Hey! Tunggu!"

Taehyung berhenti, tidak berani menoleh kebelakang. Ia menghela nafas terlebih dahulu lalu mengangkat sedikit skateboardnya untuk bersiap memukul lelaki itu lagi. "Hey! Bukankah kau-"

Bruak!

"Akkh!" Pekik seseorang, Ia terbujur kesakitan didepan pub, saat menoleh kebelakang Taehyung terkejut ternyata Ia bukan pria pedofilia itu tadi. Melainkan salah satu bartender di pub ini. "Oh astaga!" Taehyung panik karena hidung lelaki itu berdarah

.


.

Di salah satu sofa didalam pub, Taehyung dan bartender itu duduk bersama. Bukan karena Taehyung berubah menjadi seperti Jimin, bukan. Ini semua karena Taehyung telah melukai lelaki tak berdosa itu. Bahkan dimeja depan mereka saja sudah ada kotak P3K.

"Kau tak apa?" tanya Taehyung memastikan ketika bartender itu dengan perlahan menekan hidungnya dengan es batu. "A-aku bisa menyajikanmu minuman"

Kemudian bartender itu menatap heran Taehyung, "Kau ini bodoh atau apa? Aku bartender disini" ucap lelaki itu dengan sinis. Taehyung hanya memasang cengiran bodohnya. "Maaf, aku hanya merasa bersalah" Taehyung pun menunduk.

"Tak apa, lagipula kau melakukan hal yang benar. Jarang-jarang aku melihat seorang sepertimu. Maksudku, semua orang yang pernah kulihat disini jika sedang digoda oleh orang asing, mereka akan menikmatinya dan terkadang membuat aku muak melihatnya. Tsk, kukira semua orang disini sama. Tapi kau beda, aku suka" jelas lelaki itu panjang lebar sambil meletakkan es batu itu diatas meja, lelaki itu kemudian menghela nafas dan bersandar disofa. Taehyung terus mengamati lelaki itu dengan seksama, "Lalu jika kau muak melihat adegan dewasa disini, kenapa kau bekerja disini?" tanya Taehyung penasaran.

Bartender itu kembali menegakkan tubuhnya lalu menatap Taehyung bingung, "Nah kau sendiri, untuk apa ketempat hina seperti ini?" tanya bartender itu balik. "Aku diajak oleh temanku" ucap Taehyung sambil mengerjapkan matanya. "Kalau begitu sama, aku diajak bekerja disini oleh temanku, lagipula aku juga sedang butuh uang." Jawab lelaki itu.

Taehyung salut dengan bartender yang satu ini, entah kenapa Ia tak memiliki aura bejat seperti pengunjung atau bahkan bartender lainnya. Malah... Taehyung melihat aura malaikat didalam dirinya. "Siapa namamu, bocah?" tanya bartender itu.

"Aku Kim Taehyung" ucap Taehyung, bartender itupun mengangguk lalu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan, aku Hoseok"

"Tunggu,

.

.

.

SIAPA?!"

.

.

-TBC-

Wehehehee~ gajelas gajelas :v review yg banyak kalo mau lanjut, tar yang req adegan nc gue kasi deh, tapi kalo banyak yg req, kalo dikit ya kaga :v review ya jan sumbung/?