DARK CITY
Cast:
Jeon Jungkook a.k.a Jungkook (GS)
Kim Taehyung a.k.a Taehyung
Min Yoongi a.k.a Suga (GS)
Park Jimin a.k.a Jimin
Kim Seokjin a.k.a Jin (GS)
Kim Namjoon a.k.a Namjoon
Jung Hoseok a.k.a Hoseok
Kim Jongin a.k.a Kai
Park Junsoo a.k.a Leeteuk
Pair: Vkook (main pairing), YoonMin, NamJin, A little Jikook
Genre: Fantasy, Romance
Rated: M
WARNING: Some typo! GS (gender switch) for all uke, don't like don't read! NC! Contain smut! Do not edit and copy. This story is mine.
.
.
.
.
"Eomma! Jangan tinggalkan aku, kumohon! Lepaskan aku! Lepaskan! Eomma!"
Jungkook memberontak dan berteriak terhadap seseorang yang tengah menggendong dan membawanya dengan paksa. Ia tidak mengenali orang itu, namun tak berapa lama ia pingsan akibat gas gelap yang entah dari mana asalnya. Itulah kali terakhir Jungkook melihat ibunya, saat itu ia masih berumur 7 tahun.
.
.
.
.
Hai semua, kenalin, saya JeonXXX, sebenarnya ini bukan kali pertama saya bikin FF, saya udah beberapa kali bikin FF di akun lain, tapi gak pernah selesai. Nah, untuk yang satu ini, saya gak tau dapet ide aneh dari mana, tapi saya harap kali saya bakal bikin FF ini sampe beres. Bener – bener lagi niat bikin FF kali ini. Terinspirasi dari Avatar (aang), X-Man, Batman, dan EXO. Mungkin akan selalu diupdate tiap hari minggu. Dengan catatan kalau reviewnya memuaskan ya.^^ Ini FF saya gak copas dari mana – mana, ini murni ide saya. Jangan baca prolognya aja, ceritanya gak semembosankan prolognya kok. :P
CHAPTER 1: The Transformation
Jungkook POV
Selama kurang lebih 10 tahun aku dan beberapa orang dikurung ditempat yang bahkan kami tidak tau dimana, tempat ini hampir seluruh dindingnya serbuat dari baja, tidak ada jendela, hanya ada beberapa ventilasi. Yang aku syukuri saat ini adalah bahwa aku tidak sendirian, disini aku ditemani oleh 2 orang lelaki yaitu Jimin dan Suga, dan 2 orang wanita yaitu Jin dan Suga. Aku paling akrab dengan teman sekamarku, Jin eonni, dia benar – orang yang baik dan pengertian. Di sini, kami diurus oleh seorang lelaki tua yang umurnya mungkin sekitar 50 tahun, ia selalu berkata bahwa kami adalah orang – orang penting, diluar sana terlalu berhaya bagi kami, karena banyak orang jahat berniat untuk membunuh kami, itulah sebabnya kami disembunyikan di sini. Ia juga mengajari kami semua mata pelajaran umum seperti layaknya sekolah – sekolah normal. Namun aku tau Suga eonni tidak percaya akan hal ini, ia selalu berkata kepada kami bahwa Leeteuk, lelaki tua itu, selama ini berbohong. Tapi aku yakin Leeteuk seonsaeng-nim tidak berbohong, ia adalah orang yang baik.
.
.
.
.
"Kepada semua murid, aku akan memulai pelajaran yang sesungguhnya pada hari ini, kalian semua harus masuk ke ruangan B79X, aku akan menunggu kalian disana."
Pengumuman melalui speaker di dalam kamar membangunkanku dan Jin eonni. Ini benar – benar menyebalkan, aku tidak mengerti kenapa di setiap kamar dipasangi speaker seperti ini. Mengapa pula repot – repot seperti itu, bahkan pengumuman itu hanya ditujukan untuk 5 orang. Walau begitu, mau tidak mau, aku dan Jin eonni bangun, membersihkan diri, lalu segera menuju ruangan yang ia maksudkan itu. Ruangan itu kurang lebih seperti ruang kelas di sekolah – sekolah biasa, namun lebih luas, langit – langitnya nampak tinggi dan seperti biasa, dindingnya terbuat dari baja dan tidak ada ventilasi. Kami pun duduk sendiri – sendiri secara terpisah. Dan tak berapa lama dia datang.
"Jadi sekarang akan ku jelaskan mengapa kalian ku kumpulkan disini. Hal mengerikan telah terjadi di dunia. Kekuatan hitam tengah menyelimuti hampir seluruhnya. Kai, dia si pemilik kekuatan hitam itu. Dengan sejentik jari ia bisa berubah menjadi makhluk yang menyeramkan, ia juga mampu memberikan rasa sakit terhadap siapa saja yang berurusan dengannya, ia memiliki pasukan, yang kebanyakan dari pasukannya adalah orang paksaan. Ia ingin membunuh semua pemilik elemen inti. Biar kujelaskan, kalian termasuk orang – orang pemilik elemen inti, kalian bukan manusia biasa, kalian berbeda." Ujarnya yang membuat kami semua tersentak kaget.
"Bagaimana mungkin? Kami hanya bocah – bocah biasa. Tidak ada yang spesial dari kami." Seru Suga eonni tiba – tiba.
"Kalian hanya belum mengalami pendewasaan, kalian akan mengalami perubahan setelah umur 17 tahun. Memang tak pasti bagaimana perubahannya dan kapan perubahannya akan terjadi. Setiap orang akan mengalami perubahan yang berbeda – beda, tugasku adalah mengembangkan kemampuan baru kalian nanti. Seharusnya kalian bertujuh, tapi, 2 dari kalian kemungkinan sudah berhasil dibunuh oleh Kai, karena aku tidak dapat menemukan mereka." Balas Leeteuk seonsaeng-nim.
"Bagaimana kau tau kalau kami adalah orang – orang terpilih? Kau yakin tidak salah orang?" Kata Suga eonni lagi.
"Itulah salah satu kemampuanku." Balas Leeteuk seonsaeng-nim singkat.
Setelah itu ia memulai pelajarannya mengenai hal – hal aneh dan menunjukan apa saja yang bisa ia lakukan seperti membaca pikiran, dan ia memiliki kepintaran jauh diatas rata – rata. Ia juga bisa melacak keberadaan seseorang walau tidak sempurna.
.
.
.
.
Sungguh, ini benar – benar hari yang panjang, kelas selesai sekitar pukul 12 siang. Aku dan Jin eonni pun langsung masuk ke kamar dan mulai berbincang – bincang mengenai pelajaran tadi.
"Kookie, sebenarnya aku sudah mengalami perubahan semenjak 2 tahun yang lalu dan seonsaeng-nim bilang aku harus merahasiakannya hingga hari ini tiba. Kau bisa lihat iris mataku berubah menjadi ungu." Jin eonni lalu menunjukan iris matanya yang berwarna ungu kepadaku.
"Jadi hanya seperti itu perubahannya? Cih, payah sekali." Kataku tak terkesan.
Namun kemudian ia menceritakan padaku bahwa ia bisa menyembuhkan luka ditubuhnya sendiri, ia pun melukai tangannya dengan gunting dan ajaibnya dalam beberapa detik luka itu segera lenyap.
"Woah! Keren sekali eonni! Aku tidak menyangka bahwa kemampuannya bisa sekeren ini! Aku jadi tidak sabar mengalami perubahan." Ujarku tak percaya.
.
.
.
.
Hari demi hari berlalu, teman - temanku sudah mulai mengalamin perubahan. Contohnya saja, Hoseok oppa, Suga eonni dan Jimin. Tiga hari yang lalu, sewaktu aku tidak sengaja menjatuhkan gelas berisi air minumanku, Jimin reflek untuk menghentikan kejadian itu. Namun bukannya menangkap gelas itu, ia malah membuat airnya keluar dari gelas dan melayang diudara, semenjak itu ia dicap sebagai pengendali air oleh Leeteuk seonsaeng-nim. Kemudian Suga eonni, akhir – akhir ini ia tidak perlu mengisi baterai mp3nya dengan charger karena hanya dengan sentuhan jari ia dapat mengisinya, hal ini memungkinkan bahwa kemapuannya berhubungan dengan listrik. Dan terakhir Hoseok oppa, saat duduk dikelas, tiba – tiba saja ia jatuh dari kursi, tubuhnya menembus kursi itu dan ia hampir tenggelam ditanah saking paniknya, namun beruntung ada Leeteuk seonsaeng-nim yang segera membantunya untuk relax sehingga ia tidak tenggelam disana. Dan setelah diperhatikan lagi, iris mata mereka juga berubah warna, mata Jimin menjadi biru gelap, Suga eonni menjadi kuning, dan Hoseok oppa menjadi biru terang.
Yang sangat aku sayangkan adalah kenyataan bahwa aku adalah satu – satunya yang belum mengalami perubahan. Aku mulai merasa bahwa perkiraan Leeteuk seonsaeng-nim mungkin meleset. Aku melihat mereka latihan setiap hari dengan Leeteuk seonsaeng-nim untuk meningkatkan kemampuan mereka, tetapi yang dapat kulakukan hanyalah memandangi mereka layaknya orang bodoh.
Pagi ini aku menemani Jin eonni latihan, ia diminta untuk mencoba kekuatannya untuk menyembuhkan orang lain, sehingga aku dijadikan kelinci percobaannya. Ia pun menggores tanganku dengan pisau kecil. Aku pun sedikit meringis sakit, tapi beruntunglah aku karena ia berhasil mengembalikan tanganku seperti semula.
.
.
.
.
"Kook-ah, kenapa menyendiri begitu? Apa ada yang salah?" tanya Jimin yang tiba – tiba menghampiriku yang memang sedang duduk dipojokan ruangan latihan karena bosan. Selama ini kami latihan indoor.
"Tidak apa – apa. Aku hanya bingung kenapa aku tidak mengalami perubahan apapun. Apa mungkin Leeteuk seonsaeng-nim selama ini salah?" Ujarku sedih.
"Tidak Kook, kau kan yang paling muda, wajar saja kalau kau belum mmengalami perubahan. Jangan bersedih. Kalau kau ada masalah, ceritakanlah padaku. Aku pasti akan membantumu." Balasnya lalu memelukku.
Aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa dia menyukaiku, akhir – akhir ini aku sering tidak sengaja menangkap basah bahwa ia tengah meperhatikanku di kelas. Dan sekarang ia memelukku, jujur saja aku agak sedikit risih dengan kejadian ini, tetapi apa boleh buat jika dia melakukan hal ini, tidak mungkin aku menampis tangannya. Jadi yang kulakukan hanya diam dan membiarkan ia melakukannya kepadaku.
.
.
.
.
.
.
Sudah hampir 1 tahun semenjak hari itu, aku masih belum ngengalami perubahan apapun, dan pada akhirnya kami diperbolehkan untuk keluar dari tempat aneh itu untuk melakukan latihan. Ini adalah yang pertama kalinya bagi kami untuk keluar dan menghirup udara langsung dari alam setelah 10 tahun.
.
"Sekarang aku akan mengizinkan kalian keluar masuk dari tempat ini secara bebas. Tapi ingat, hanya untuk latihan saja dan sebelum jam 6 sore kalian harus sudah berada di dalam lagi, dunia luar sangat berbahaya, kalian harus berhati – hati. Dan terakhir, kalian harus minta izin padaku terlebih dahulu jika ingin keluar. Jangan meremehkanku, aku bisa melacak dan membaca pikiran kalian." Kata Leeteuk seonsaeng-nim tegas sebelum ia membukakan pintu untuk kami.
.
Kami semua berbaris didepan pintu yang benar – benar tebal, Leeteuk seonsaeng-nim pun menempelkan jarinya ke meja kode, yang membuat pintu itu terbuka. Tempat ini ternyata benar – benar dilindungi secara ketat. Pintu itu pun terbuka, nampaklah anak anak tangga yang terbuat dari kayu, kami pun berjalan perlahan menaiki tangga itu hingga memasuki sebuah gubuk kayu yang napak kotor dan berdebu. Kami lalu berjalan perlahan keluar dari gubuk itu diikuti oleh Leeteuk seonsaeng-nim.
Tampaklah pohon – pohon nan hijau yang sangat tinggi yang hampir menutupi seluruh langit, tanahnya terlihat segar dan banyak daun daun kering yang menghiasinya, udaranya bergitu sejuk meskipun di siang hari. Ternyata selama ini kami berada di tengah hutan dan tempat tinggal kami posisinya dibawah tanah dengan pintu keluar yang menyambung dengan sebuah gubuk tua. Kami semua tercengang melihat alam yang benar – benar Indah.
"Ikuti aku, aku akan menunjukan apa – apa saja yang ada ditempat ini." Kata Leeteuk seonsaeng-nim tiba – tiba lalu memimpin kami berjalan – jalan sekitar gubuk.
Ia menujukan kami sebuah sungai serta air terjun yang amat indah, sebuah tebing yang tinggi dan sebuah lahan yang pohonnya tidak terlalu rapat. Tempat ini benar – benar luar biasa. Ia memberi tahu kami bahwa setiap malam akan ada pemandangan yang sangat indah di atas tebing itu. Namun tak lama setelah berkeliling, ia membawa kami kembali ke depan gubuk dan memberi kami waktu untuk berbebas ria. Sedangkan ia duduk di kursi di teras gubuk itu.
"Kalau kalian ingin kembali ke markas, kalian hanya perlu menempelkan sidik jari kalian ke kotak kayu di dinding sebelah kanan tepat di depan pintu masuk menuju markas. Mengerti? Setelah kalian masuk, pintu akan tertutup dengan sendirinya. Sebaliknya jika kalian ingin keluar dari markas, kalian cukup menempelkan sidik jadi kalian ke meja kode yang kalian lihat tadi." Ujar Seonsaeng-nim.
Pada kesempatan itu, Suga eonni dengan malas kembali ke kamarnya, Hoseok oppa dan Jin eonni berkeliling berdua, sedangkan Jimin langsung mengajakku ke air terjun tadi. Tapi aku memintanya untuk menunggu sebentar, karena aku ingin menanyakan sesuatu pada Seonsaeng-nim.
"Seonsaeng-nim, kau bilang dunia telah dikuasai oleh Kai, tetapi sepertinya tempat ini tidak telihat sedang dikuasai oleh kekuatan hitam." kataku langsung menghampirinya.
"Begini, Kai memang telah menguasai dunia, tapi tempat ini jauh dari jangkauannya. Walau begitu, menurut ramalan, tak lama lagi ia akan datang kemari. Itu sebabnya kita harus bergegas cepat sebelum ia datang. Kita harus mempersiapkan tameng yang kuat untuk melawannya." Balas Seonsaeng-nim serius.
Setelah itu, aku pun mengangguk dan seketika itu juga Jimin segera menggandeng tanganku menagih janjiku untuk menemaninya untuk melihat air terjun, lalu kami berjalan bersama menuju air terjun. Saat sampai, ia menyuruhku untuk duduk disebuah batu disisi sungai aliran air terjun itu bersamanya. Kami pun memandangi air terjun bersama. Tiba – tiba saja ia memanggilku dan tak disangka saat aku menoleh, dengan cepat mencium bibirku. Aku dengan reflek mendorongnya sekuat tenaga hingga ia terjatuh dari batu ke tanah.
"PARK JIMIN! Kau benar – benar- mengapa kau menciumku! Kita bahkan tidak mempunyai hubungan apapun! Dan itu ciuman pertamaku tau!" kataku antara sedih dan kesal, tanpa kusadari aku meneteskan air mata.
Aku menangis, tapi aku heran mengapa aku tidak mendapat respon apapun dari Jimin. Aku pun menoleh kebawah, saat aku benar – benar memperhatikan dirinya yang terjatuh, aku melihat bibirnya menjadi hijau dan busa mulai keluar dari mulutnya. Aku sangat terkejut dan panik, seketika itu juga aku berteriak sekencang kencangnya agar mendapat bantuan.
"TOLONG! TOLONG!" teriakku berharap ada yang mendengar. Tapi tidak ada yang kunjung datang.
"Jimin, kumohon bertahanlah—" kataku lirih.
"Kookie! Ada apa?" entah dari mana Jin eonni berlari menghampiriku disusul dengan Hoseok oppa, untunglah mereka mendengar teriakanku.
Aku langsung menjelaskan apa yang terjadi pada Jimin, dan meminta Jin eonni untuk menyembuhkannya. Jin eonni langsung mengarahkan tangannya menutupin bibir Jimin dan mengerahkan seluruh kemampuannya. Aku benar – benar takut hal buruk terjadi pada Jimin, walau kuakui aku membencinya karena menciumku secara sembarangan. Setelah dirasa cukup, Jin eonni menarik kembali tangannya dan bibir Jimin terlihat normal lagi. Jimin pingsan, badannya digotong oleh Hoseok oppa. Aku dan Jin eonni lalu mengikutinya dari belakang.
"Apa dia baik – baik saja?" tanyaku pada Jin eonni.
"Iya, nanti dia pasti akan sadar, tenanglah Kookie." Balasnya lembut.
Sesampainya di markas, kami menceritakan semuanya kepada Leeteuk seonsaeng-nim dan membaringkan Jimin di kamarnya.
"Kurasa kau mulai mengalami perubahan, mungkin itu salah satu dari kemampuanmu. Lihat iris matamu berwarna hijau." Kata Leeteuk seonsaeng-nim.
Aku tidak tahu apa aku harus senang atau tidak. Menurutku ini adalah kemampuan yang teraneh diantara yang lain. Ini aneh, senjataku hanya sebuah ciuman? Aku bukan wanita murahan yang bisa mencium siapa saja seperti itu. Ini benar - benar gila.
.
.
.
.
Malam ini aku tidak bisa tidur, aku terus memikirkan kejadian tadi siang. Aku mencoba membangunkan Jin eonni, tetapi ia sepertinya malah kesal padaku. Kucoba lagi untuk tidur, namun tiba - tiba terlintas dipikiranku untuk keluar menuju tebing, aku ingat seonsaeng-nim bilang bahwa malam hari ada pemandangan yang indah disana. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk keluar secara diam – diam, aku yakin semua orang termasuk seonsaeng-nim sudah tertidur.
Aku mengambil senter dikolong tempat tidurku dan mengendap – endap keluar dari markas, kutempelkan jariku ke meja kode dan pintu pun terbuka. Aku pun berjalan keluar pelan. Diluar sangat gelap, tapi ada banyak kunang – kunang, sehingga terlihat sangat indah. Kemudian aku berjalan santai menuju ke tebing, jaraknya tidak terlalu jauh dari markas menurutku, itu sebabnya aku berani.
Tak berapa lama setelah berjalan, aku mulai kebingungan, sepertinya aku salah jalan. Walau begitu aku tetap terus berjalan. Tiba – tiba aku mendengar sesuatu di semak – semak. Aku pun reflek mengarahkan senterku ke semak – semak itu. Tetapi tidak ada apa – apa disana. Saat aku menoleh kedepan, tiba tiba "WOOSH", semburan api hampir mengenai wajahku, aku tidak tau dari mana asal api itu. Aku benar – benar ketakutan dan segera berlari sekencang mungkin menjauhi sumber api itu. Sampai akhirnya aku tersandung akar pohon dan terjatuh, kakiku terluka dan mengeluarkan darah, senterku terlempar jauh. Ini sakit, aku memikirkan Jin eonni, aku berharap dia disini menemaniku dan menyembuhkan luka ini. Tapi aku yakin ini sia – sia, tidak mungkin ia datang ke sini. Aku pun mulai menangis, aku sangat takut.
Kudengar langkah kaki seseorang mendekatiku, aku semakin takut, yang dapat ku lakukan hanyalah menangis. Orang itu terus mendekat hingga hanya satu langkah didepanku, kemudian ia berjongkok disana, kepalanya semakin mendekatiku. Aku tidak dapat melihat wajahnya, terlalu gelap.
"Apa kau suruhan Kai? Apa yang kau lakukan diwilayahku, di tengah malam seperti ini? Mau membunuhku?" tanya orang itu.
"Ti-tidak, a-aku tersesat. A-aku tidak b-bermaksud memasuki wilayahmu. Sungguh." Kataku sambil sesekali terisak karena menangis saking ketakutannya.
Tiba – tiba cahaya api menyala dan semua menjadi terang. Api itu berasal dari tangan orang itu. Aku pun dapat melihat wajahnya. Hanya satu kata yang muncul pertama kali di benakku saat melihat wajahnya, "tampan".
