TOO LATE
by: ambudaff
Kenangan 1
Hari Pertama Aku Mulai Bekerja
Hari yang indah. Mulai hari ini aku bekerja, di toko Wilbur, Hogsmeade. Toko itu menjual berbagai bahan ramuan. Yah, seperti Apothecary di Diagon Alley, tetapi yang ini lebih bersih dan teratur.
Wilbur sendiri –oya, dia seorang pria yang sudah tua, serius kalau sedang bekerja, tetapi kalau waktu makan siang tiba, kau akan sakit perut tertawa-tawa mendengar lelucon-leluconnya—biasanya bekerja ditemani seorang asisten, tetapi karena asistennya itu menikah, maka ia mencari penggantinya.
Dan aku terpilih.
Mengapa ini jadi istimewa?
Karena aku bukan penyihir. Aku seorang Squib. Karenanya aku tidak bisa membuat ramuan. Kau tahu, sepertinya seorang Muggle juga bisa membuat ramuan. Tetapi yang jelas, tanpa kekuatan sihir, ramuannya akan berbeda dengan yang dibuat oleh seorang penyihir. Meski bahan-bahannya persis sama.
Meski aku tidak bisa membuat ramuan, tapi aku hapal bahan-bahan ramuan. Aku bisa menunjukkan dengan mata tertutup, yang mana daun Athelas, yang mana tumbuhan Asphodel, yang mana taring Nundu. Pokoknya aku hapal semua. Kenapa? Eh, soalnya Nenek menyukai membuat ramuan, dan ia tadinya berharap Mum meneruskan kesukaan itu. Ternyata Mum tidak suka. Lalu saat aku lahir, Nenek berharap aku yang akan meneruskannya. Tetapi aku malah tidak punya darah sihir sama sekali. Yah, Nenek tidak putus harapan, dia mengajariku menghapal bahan-bahannya.
Sayang sekali dia sudah meninggal. Hari ini seharusnya membuat dia bangga, aku berhasil bekerja di toko bahan ramuan. Yah, semoga dia bahagia di alam sana.
Hari ini juga ada kejadian yang memalukan. Ada seseorang datang, laki-laki, tinggi, berambut hitam dan wajahnya masam. Karena Wilbur sedang sibuk melayani pelanggan lain, aku yang melayaninya. Semua bahan yang dia minta, kusediakan. Kecuali satu. Darah Unicorn. Itu hanya bisa dibeli dengan menunjukkan Surat dari Kementrian. Lagipula, kupikir di toko Wilbur, bahan itu tidak ada.
Tapi dia bersikeras. Dan berkata kalau dia biasa membeli itu di sini. Kami sempat bersitegang. Lalu Wilbur melihat kami, dan mendekat.
"Profesor Snape! Maafkan, asisten saya ini baru. Maafkan. Mari, kita langsung mengambil di Kamar Persediaan," katanya ramah.
Profesor? Wah, dia seorang guru! Aku tidak pernah sekolah di sekolah penyihir, soalnya. Yah, namanya juga Squib!
"Anna, kamu ikut!" Wilbur mengajakku. Ke mana?
Ke Kamar Persediaan!
Tadinya kukira di belakang ruang ini tidak ada pintu ke kanan, mengapa sekarang jadi ada? Oh, well, nanti saja kutanyakan pada Wilbur. Pokoknya, sekarang dia menyuruhku menimbang Darah Unicorn, lalu kami ke depan lagi, aku menjumlah belanjaannya, dan Wilbur memasukkan jumlahnya dalam rekening Professor Snape. Lalu dia pergi.
Oya, dia sempat memandangku sejenak, seakan dia menilaiku dari atas rambut sampai ke ujung kaki. Tapi dia tidak berkata apa-apa. Lalu dia pergi. Begitu saja.
Karena saat itu tidak ada pelanggan, Wilbur lalu mengambil kesempatan untuk memberi aku 'kuliah'. Ya, benar, ada bahan-bahan yang tidak dapat dibeli begitu saja, harus ada Surat dari Kementrian. Ada orang yang hanya memerlukannya sesekali, jadi aku harus menanyakan Surat itu kalau ada orang yang mau membeli bahan-bahan kategori Terlarang. Tapi juga ada orang yang sudah mendapat ijin untuk selalu menggunakan bahan-bahan itu. Misalnya seperti orang yang tadi, Profesor Snape. Pekerjaannya sebagai Guru Ramuan di Hogwarts –Aih! Aku benar-benar iri padanya—membuatnya selalu memerlukan bahan-bahan Terlarang. Jadi dia punya Ijin Terusan.
"Lalu, bagaimana aku bisa tahu kalau seseorang punya Ijin Terusan?" tanyaku. Aku tidak ingin tampil bodoh lagi seperti tadi. Memalukan! Ya, kalau orang yang bawa Surat kan gampang, tinggal tanya saja. Kalau dia ingin bahan Terlarang dan tidak bawa Surat, aku tolak saja. Kalau orang yang punya Ijin Terusan?
"Bawa saja ke Kamar Persediaan," sahut Wilbur enteng. "Kalau orang itu tidak punya Ijin Terusan, Kamar itu tidak akan ada. Tidak akan terlihat. Kalau seperti Profesor Snape tadi, Kamar itu langsung kelihatan kan? Kamu juga tadi pagi tidak melihat Kamar itu kan?"
Aku mengangguk.
Jadi, tambah satu pengetahuanku.
Aku mengantuk. Mau tidur dulu. Besok tidak boleh kesiangan.
TBC
