Alunan musik dari Shamisen terdengar lembut mengiringi tarian Topeng Noh. Bagai terbius kecantikkan dan alunan musik nan berwarna ini banyak orang-orang dari kalangan atas atau Bangsawan rela menghabiskan uang mereka hanya untuk melihat tarian atau sekedar mendengar musik dari seorang wanita seniman yang disebut Geisha

--

--

Naruto © Masashi Kishimoto

-

Hana Kanzashi

Story : Murasaki Yui

-

Rated : T maybe change to Rated M

-

Warning : AU

--

--

Derap langkah anak-anak berlarian di jalan kecil kota konoha yang sangat indah dihiasi lampion bergelantungan sepanjang jalan. canda tawa anak-anak kecil itu terdengar sangat bahagia seakan tidak ada permasalahan dalam kehidupan kecil mereka yang sangat ironis.

Di jembatan kecil yang menghubungi jalan dan sungai tampak seorang gadis kecil berambut merah jambu dengan pakaian kucel berdiri di atas jembatan sungai Tenchi. Mata emeraldnya melihat lampu lampion yang tidak akan terang di siang hari namun akan sangat indah di malam hari. Gadis kecil ini bernama Sakura –seperti nama pohon sakura yang mekar di musim semi dengan bunga-bunga indah berwarna merah jambu dan akan gugur saat musim berganti. Pandangan mata emerald Sakura teralih, ia melirik kebelakang tubuhnya setelah mendengar langkah kaki seseorang mendekat

"Apa kau lapar?" tanya seorangan wanita berkimono dengan corak daun Semanggi berwarna hijau kebiruan "Kau mau mantau?" tanyanya lagi dan dijawab dengan anggukan perlahan oleh Sakura

"Domou arigatou" balas Sakura dengan senyuman diwajah manisnya yang tampak berdebu seraya mengambil koin perak yang diberikan wanita itu

"Kurenai-sama. Anda harus segera ke kedai sekarang" kata seorang gadis remaja yang juga mengenakan Kimono datang dengan tergesa-gesa. Wanita yang dipanggil Kurenai itu hanya menganguk yang berarti 'Iya'

"Ini untukmu" ujar Kurenai seraya melepaskan Hana Kanzashi yang tertusuk seperti konde di rambutnya dan memberikannya kepada Sakura

Sakura menatap Kurenai dengan tatapan bingung lalu tersenyum "Untukku" ucap gadis kecil berumur 9 tahun tersebut seraya menunjuk dirinya sendiri. Sakura tampak bingung karena menurutnya hanya seorang Geisha dan Maiko yang memakai Hana Kanzashi

Kurenai menganguk lalu mengambil tangan kanan Sakura dan meletakan Hana Kanzashi berwarna merah muda di tambah corak bunga sakura disana "Tersenyumlah karena wajahmu akan lebih manis bila kau tersenyum" ujar Kurenai sembari membuka payung kertas bercorak burung bangau yang berikan Maiko tadi lalu melengos pergi meningalkan Sakura yang menatapnya dengan bingung. Sesekali Kurenai melirik Sakura dan memberi senyuman sebelum ia benar-benar hilang dari pandangan gadis kecil itu

"Manis?" Sakura tersenyum saat mengingat kata-kata Kurenai tadi. Yang ada dipikirkan Sakura saat melihat wanita itu adalah Cantik. Walau kecantikan alami wanita tadi tertutup bedak yang sangat putih serta seucil aksen merah di bagian sekitar mata dan rambutnya yang digelung meninggalkan sedikit rambut di bagian telinga tetap tidak menutupi kecantikan dan kebaikannya "Seperti itukah sosok seorang Geisha"

-

-

-

-

-

Sakura berlari ke rumah kecilnya atau mungkin lebih tepatnya sebuah gubuk yang tidak pantas ditinggalli manusia. Tangan mungil Sakura membuka pintu geser rumahnya err… rumah bibinya

"Tadaima" sakura melangkahkan kakinya kesekeliling ruangan rumah, mata emeraldnya seperti mencari seseorang "Obaa-san?" langkah kaki mungil Sakura berjalan ke satu ruangan di rumahnya. tampak keterkejutan saat Sakura membuka dan melihat lemari kayu bambunya sudah kosong. Semua barang-barang berharga Sakura hilang termasuk baju bibinya yang ada hanya sebuah surat kecil yang ditulis dengan tinta hitam. Bibir Sakura yang tampak pucat bergetar. tanganya mengambil surat itu dan membacanya perlahan

-

-

-

-

-

Sakura mendongkakan kepalanya melihat langit yang sekarang sudah tampak gelap. Lampion yang tadi tidak terang sekarang indah menyinari sepanjang jalan kota Konoha. Biasanya melihat lampion di malam hari tepat dijembatan Tenchi pasti selalu bisa membuat sakura melupakan kejadian pahit yang sudah ia lewatti, tapi kini Sakura tidak bisa –ia tidak bisa menghentikkan air mata yang sudah keluar dari mata emerald yang sudah membasahi wajah cantiknya yang tampak kusam dan Sakura tidak bisa melupakan apa yang baru ia ketahui dari bibinya.

Titik hujan turun membasahi tubuh Sakura sekaligus membuat air sungai tenchi yang tenang menjadi beriak. Tangisan Sakura tidak berhenti walau hujan makin deras seakan-akan langit ikut menangis bersama bersama Sakura. Gadis kecil berambut merah muda ini tersenyum miris sembari menatap Hana Kansazhi yang ia gengam

'Tersenyumlah karena wajahmu akan lebih manis bila kau tersenyum'

Sakura tertunduk setelah mengingat kembali perkataan Kurenai. Di hapusnya air mata yang keluar dari emerald itu dengan punggung tangan

"Aku akan jadi Geisha"

TSUZUKU

--

--

Hana Kanzashi : Hiasan rambut seperti tusuk konde yang disisipkan ke rambut sewaktu memakai Kimono. Bentuk-bentuk bunganya dipakai sesuai dengan musim, kadang ditambah bentuk-bentuk dedaunan dan kupu-kupu

-

Geisha : Seniman/Penghibur yang sangat terkenal saat jaman Edo (1603-1868)

Maiko : Geisha yang masih dalam masa pelatihan

Shamisen : Alat musik dawai yang memiliki 3 senar dan dipetik mengunakan sejenis pick yang disebut Bachi

Tari Topeng Noh : Tarian yang mengunakan topeng dan selendang. Biasanya hanya dimainkan untuk kalangan atas

A/N : Akhirnya... bisa ngepublish fic ini juga, ide awal mau bikin fic ini gara-gara author nonton MEMOIRS OF A GEISHA dari ARTHUR GOLDEN. ceritanya bagus banget... padahal ni film sudah lama tapi author baru nontonnya beberapa bulan yang lalu (-_-)Anggap di fic ini konoha itu kyoto sebelum perang dunia kedua dan mungkin masalah surat akan author tulis di chapter selanjutnya

Okeiii! Onegai Review!!!