Yup, halo semuaaa…!! Sudah lama, aku tidak membuat fic atas keinginanku sendiri. Habis banyak request yang belum dibikin, dan rasanya jadi nggak enak hati sama author lain kalau belum dikerjakan (^^')a
Tapi akhirnya setelah beberapa request yang sudah dikerjakan, aku jadi sedikit lega dan bisa membuat fic yang ingin aku buat atas kemauan sendiri dengan tenang (^O^)
Kali ini aku pingin buat SasoSaku, habis sepertinya SasuSaku dah banyak yang bikin kan? (^_^) Hehe, makanya aku buat fic ini. Lagipula Pairing SasoSaku menurutku nggak jelek-jelek amat kok, dan ini pairing yang paling kusuka setelah SasuSaku (^^)b
Nah, semoga suka dan selamat membacaaaa...!!
Disclaimer : Always Masashi Kishimoto...
Genre : Romance/Friendship/Crime
Pairing : SasoSaku
MY BUTLER IS SUCK !!
CHAPTER 1 : JUST GET STARTED !!
PRAK PRAK !!
"Hmm, benar-benar menipis ya," gumam seorang pria yang wajahnya dipenuhi piercing dan berambut oranye. Setelah melemparkan uangnya dengan sembarang di atas meja, dia menguap lalu membaringkan diri di atas sofa.
"Un, kenapa lagi Pein..!? Uangnya kurang lagi, un?" tanya laki-laki berambut blond panjang dan diikat buntut kuda. Dia mendekati Pein lalu duduk di bawahnya.
"Hm, begitulah Deidara. Kenapa ya, hidup ini menyebalkan sekali," jawab Pein asal. Deidara tertawa kecil mendengarnya.
"Hei kalian..!! Hentikan berkhayal seperti itu, menyebalkan sekali. Aku jijik melihatnya..!!" gumam laki-laki berambut merah, wajahnya yang baby face terlihat mengkerut melihat tingkah kedua teman atau rekannya itu.
"Ah, ada Sasori-kun rupanya," sindir Pein yang bangkit kembali dari tidurnya. "Bagaimana..?? Dapat..!?" tanya Pein itu lagi. Sasori menghela nafas panjang lalu merogoh sakunya.
"Nih, baru segini yang gua dapet," gumam Sasori. Saat mendengar keluhan panjang dari Pein dan Deidara, dia hanya mendengus.
"Memang kalian berapa, heh..??" ketus Sasori akhirnya. Dan setelah itu kedua temannya itupun cengengesan tanpa dosa. Sasori memutar bola matanya bosan.
"Tuh kan, lebih dikit dari gua aja sombong," gumam Sasori lalu melirik Pein, "Kau juga, dasar pemimpin tidak berguna," gumam Sasori lagi dengan lancarnya. Pein langsung membelalakkan matanya dan berdiri.
"Hei..!! Jangan mentang-mentang dapat sedikit lebih banyak lalu kau jadi sombong, Sasori..!! Ingat..! Kau itu sudah menjadi pencuri yang dibenci orang banyak, jangan sampai kau juga dibenci kawananmu sendiri..!!" jelas Pein. Dan apakah respon Sasori? Dia hanya menguap lebar.
"Hoaaaah, terus..!?" tanya Sasori sambil mengangkat sebelah alisnya dan menggaruk rambutnya. Pein semakin panas, dan untunglah Deidara datang melerai.
"Sudah, sudah un..!! Kalian seperti anak kecil saja, daripada bertengkar ada yang menarik di sini un," gumam Deidara lalu mengambil koran hari ini. Dia menunjukkan pada teman-temannya sebuah kolom besar di pojok kanan bawah. Sasori dan Pein mengangkat alisnya melihat tulisan...
-
-
-
DICARI..!!
SEORANG BUTLER BERPENGALAMAN DAN MEMPUNYAI KEAHLIAN UNTUK MENJADI PELAYAN SEKALIGUS PELINDUNG KELUARGA HARUNO.
GAJI 10 JUTA PER BULAN.
BILA TERTARIK, HUBUNGI MILA HARUNO - 08XXXXXXX
-
-
-
"WOW..!! 10 juta per bulan..!? Bisa kaya mendadak nih kita," gumam Pein sambil cengar cengir sendiri. Sedangkan Sasori dengan santainya melempar koran itu dan duduk kembali di sofanya.
"Hei Saso-"
"Gua nggak tertarik, kalian aja.." jawab Sasori dengan santainya. Pein dan Deidara membelalakkan matanya.
"Uuuun..!? Nggak tertarik..!? Kok bisa, un..!? 10 juta per bulan, lho un," bujuk Deidara. Tapi laki-laki baby face itu tetap tidak bergeming, dia menepis tangan Deidara sejadi-jadinya.
"Sudah kubilang, gue nggak mau..!! Kenapa ngotot sih..!? Lagian kalo harus kerja melayani apalagi melindungi, mana mau gue..!!" jawab Sasori dengan tajam. Deidara menghela nafas panjang, sedangkan Pein tersenyum karena mempunyai sebuah rencana besar.
"Ayolah Sasori, lu gak mau jadi orang kaya hah..!?" tanya Pein sambil menepuk bahu anak buahnya itu. Sasori mendelik padanya.
"Ya maulah..!! Siapa yang nggak mau jadi orang kaya..!? Orang gila namanya kalo nggak mau jadi orang kaya!! Tapi masalahnya, gue gak mau kerja apalagi kayak jadi pem-ban-tu gitu..!! Mending gue nyopet dah, toh gue lebih jago dari kalian..!!" gerutu Sasori panjang lebar dengan sombongnya.
"Yah elu, gue punya rencana supaya kita bisa kaya dengan cepat dan lu hanya perlu kerja di keluarga Haruno yang kaya raya itu satu bulan aja," kata Pein dengan seringaian liciknya. Sasori melirik ke arah bosnya itu, begitu pula Deidara.
"Keluarga Haruno pasti punya banyak barang yang mahal dan kalau kita jual, kita bisa untung besar..!! Nah untuk memudahkan kita melakukan pencurian ini, kita butuh satu orang yang bekerja dari dalam," bisik Pein. Sasori dan Deidara masih terdiam.
"Setelah kita dapat keuntungan itu, maka yang bekerja dari dalam harus mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari keluarga Haruno. Jadi begitu menerima uang 10 juta sebagai gaji, maka kita langsung keluar dan kabur sejauh-jauhnya kalau perlu ke luar negri. Bayangkan saja, hasil penjualan barang-barang yang kita curi dan ditambah 10 juta gratis, wow kaya mendadak kita..!!" jelas Pein sambil cengengesan begitu pula Deidara, hanya Sasori yang terdiam.
"Jadi, kesimpulannya yang menaruh beban berat adalah yang menjadi butler kan?" gumam Sasori sambil mengangkat sebelah alisnya. Pein dan Deidara mengangguk bersamaan.
"Lalu? Siapa yang jadi butlernya..??" pertanyaan Sasori sukses menciptakan keheningan yang mendalam di antara mereka. Saling memandang satu sama lain, dan masing-masing dari mereka berpikir...
Deidara, bagus saja jadi pelayan. Tapi masalahnya, dia adalah penakut berat. Ada ayam numpang lewat aja dia ngacir entah ke mana...
Pein, memang bagus jadi pelindung dan memang karena itulah dia dipilih menjadi bos. Tapi masalahnya, dia tidak bisa memasak. Telor ceplok aja sampai menjadi (sangat) hitam karena digoreng selama 2 jam olehnya dan itu berulang kali terjadi hingga Deidara terkena sembelit akut...
Sasori, emm bagus jadi pelindung dan pelayan. Tapi sifatnya kurang ramah dan terkesan galak. Pernah ada seorang yang tidak sengaja menyenggolnya, langsung dia hajar sampai babak belur dan orang itu masuk ruang ICU selama seminggu...
Jadi..??
"Sasori..!! Ya, Sasori..!! Kau saja yang jadi butlernya..!!" seru Pein tiba-tiba. Sasori membelalak kaget begitu pula Deidara.
"Hah..!? Nggak mau gue..!! Kan lu yang ngusulin, ya udah lu aja yang jadi butlernya..!!" jawab Sasori sedikit emosi.
"Ya betul un, bos kayak gak tahu aja gimana sifat Sasori itu..!! Bisa-bisa keluarga Haruno masuk ruang ICU semua un..!!" gumam Deidara dengan polos dan dia mendapat death glare khas dari Sasori.
"Tapi poin penting yang harus dimilik seorang butler cuma Sasori yang punya di antara kita. Ayolah Sasori, ini juga demi kau kok," bujuk Pein lagi. Sasori mendecih.
"Heh, kalian pikir gampang apa..!?" tanya Sasori lagi.
"Ya sudah, karena kau yang berperan besar karena menjadi butlernya. Kau setengahnya deh..!!" jawab Pein akhirnya.
"Uuuun..!? Kalau gitu kita sedikit banget dong Pein un..!?" tanya Deidara yang lengannya langsung dicubit Pein. Lalu laki-laki berpiercing itu berbisik padanya...
"Ssst, tenanglah Deidara. Ini juga supaya si Sasori itu mau..!!" bisik Pein. Akhirnya Deidara hanya mengangguk pasrah.
"Jadi, bagaimana Sasori..!?" tanya Pein lagi. Sasori terdiam lalu tersenyum.
"Huh, sepertinya menarik. Apa boleh buat kalau kalian memaksa, tapi jangan lupa janji kalian untuk memberikan setengahnya padaku, oke..!?" gumam Sasori lalu berbalik. Sedangkan Pein dan Deidara berkali-kali mengutuk laki-laki di depan mereka...
"Dasar mata duitan, dasar mata duitan...!!!"
-
-
-
Hari H
"Hoi, gimana..??" tanya Sasori sambil membetulkan kerahnya di depan cermin lalu berbalik berhadapan dengan kedua rekannya.
"Wow..!! Keren sekali Sasori, un..!! Kau benar-benar sudah seperti butler keluarga yang kaya dan terhormat un..!!" puji Deidara dengan polos. Sasori tersenyum bangga dan semakin mengangkat kerahnya.
"Hei hei, baru digituin aja bangga..!! Kau harus ingat tugasmu Sasori..!!" perintah Pein. Laki-laki baby face ini kembali memutar bola matanya bosan.
"Iya iya serahkan padaku," jawab Sasori sambil menyeringai. Pein pun menghela nafas panjang.
"Un, kapan kau berangkat Sasori..!?" tanya Deidara, Sasori melihat jam di tangannya lalu matanya membelalak lebar.
"Hah..!? Udah jam segini..!? Sial, gua berangkat sekarang..!!" teriak Sasori sambil berlari lalu membanting pintu.
"Un, kenapa terkesan mengkhawatirkan ya..??" gumam Deidara sambil menggaruk pipinya. Pein hanya tertawa.
"Hahaha biar saja Deidara. Kalau dia melakukan kesalahan fatal, aku sudah siap menghajarnya lagipula aku sangat menantikan hari itu hahahaha..!!" tawa Pein dengan puas lalu dia masuk ke kamarnya. Deidara hanya geleng-geleng kepala.
Di bagian Sasori, laki-laki itu sedang berlari dengan cepatnya di pinggir jalan. Begitu merasa dirinya hampir berantakan lagi, dia langsung menahan taxi agar dirinya tidak berantakan lebih dari ini. Sebelumnya dia memang sudah sempat menelpon Mila Haruno yang ada di koran itu, dan perempuan itu setuju dan sedang menunggu kedatangannya. Berkali-kali Sasori menghela nafas panjang apa yang harus dilakukannya...
Taxi pun berhenti di alamat yang dia tuju. Sasori membelalakkan matanya terkagum dengan pemandangan yang ada di depannya. Rumah mewah tingkat tiga dengan cat warna biru muda yang kelihatan mengkilat. Pagarnya pun besar dan tinggi menandakan keluarga elit yang tinggal di sana. Setelah membayar uang taxi, Sasori pun masuk dengan ragu. Dia menekan belnya...
TING TONG
"Ah, siapa ya..??" tanya seorang wanita cantik dengan rambut pink yang agak tua sambil tersenyum. Sasori blushing melihatnya hingga dia salah tingkah..
"Ah, ng.. saya Sasori yang tadi menelpon untuk menjadi butler di sini," gumam Sasori dengan sopan yang SANGAT berlawanan dengan sifatnya selama ini.
"Oh, kau yang namanya Sasori ya? Aku Mila Haruno yang menerima telponmu tadi, ayo silahkan masuk," gumam Mila lalu membuka pintu lebih lebar. Sasori mengangguk dan kemudian masuk.
"Nah, walaupun aku tulis di koran kalau aku membutuhkan butler untuk keluargaku, sebenarnya kau hanya perlu menjadi butler khusus anak gadisku satu-satunya," gumam Mila sambil tersenyum. Sasori mengangkat alisnya bingung.
"Jadi.. saya hanya perlu melayani anak gadis anda, nona..??" tanya Sasori, Mila mengangguk lalu dia mmemanggil anaknya itu...
"Sakuraaa, turun nak. Ini butler khusus untukmu, yang ibu ceritakan itu. Sakuraaa..." teriak Mila lagi yang tidak mendapat respon dari anaknya yang bernama Sakura itu.
Lalu terdengar suara pintu di buka dan seorang gadis berambut pink keluar dan memegang pegangan tangga. Dia melongo ke bawah dan melihat Sasori dengan tatapan malas. Mereka berdua bertatapan hingga akhirnya Sakura membuang muka dan menatap ibunya.
"Apa sih..!? Ngapain ibu nyari butler segala untukku..!?" ketus Sakura.
"Kok begitu sih Sakura, kau harus lebih ramah sedikit. Dia Sasori, sekarang dia butler yang akan melayanimu dengan sungguh-sungguh supaya kau tidak sendirian lagi," jawab Mila. Sakura mendecih.
"Apa hubungannya mempunyai butler dengan kesendirianku..?? Lagipula sampai kapanpun, aku akan sendirian dan itu tidak akan berubah..!! Sekalipun aku diberi butler khusus..!!" gumam Sakura lalu dia berbalik ke kamarnya dan membanting pintu. Sasori hanya terbengong melihat tingkah anak itu.
"Maaf ya Sasori, Sakura memang seperti itu. Sifatnya kasar dan tidak mau berteman dengan siapa saja, saya saja sampai kewalahan menghadapinya. Dia... selalu menganggap semua orang membencinya, termasuk juga saya. Mungkin... karena saya terlalu sibuk bekerja setelah suami saya meninggal," gumam Mila dnegan tatapan sedih. Sasori bisa melihat Mila sedikit menitikkan air mata yang langsung di usap olehnya.
"Ah maaf, saya jadi cerita yang tidak perlu. Kalau bisa, saya ingin menyerahkan Sakura padamu, tolong jaga dia," gumam Mila lalu setelah itu dia pergi. Sasori melihat sekelilingnya lalu mengangkat bahu.
"Hem, sepertinya keadaannya mudah. Ya sudahlah, yang penting taklukkan cewek singa itu," gumam Sasori lalu dia berjalan hingga ke depan pintu Sakura.
TOK TOK
KRIEEEET
"Apa..!?" ketus Sakura saat menyadari yang berada di depannya adalah Sasori.
"Ah emm, tidak. Saya hanya ingin memperkenalkan diri kepada nona muda," gumam Sasori sambil membungkuk. Sakura mengangkat alisnya.
"Saya Sasori. Saya butler yang khusus melayani nona muda. Jika ada keinginan, sampaikan saja pada saya. Sebisa mungkin saya akan melakukan yang terbaik untuk nona. Dan saya akan melindungi nona sebagai seorang butler," jelas Sasori sambil menaruh telapak tangan di dadanya yang bidang. Sakura terdiam lalu lama-kelamaan dia menyeringai...
"Jadi.... kau akan melakukan apa saja untukku, butler..??" tanya Sakura dengan senyum licik. Sasori mengangguk walau perasaannya mengatakan firasat tidak enak...
BRAAAK
"A.. Apa ini..!?" gumam Sasori bingung. Sakura tertawa kemenangan.
"Hahahahaha, itu spreiku. Bersihkan ya, sebenarnya baru gua pakai sekali sih, tapi uh jijik deh pokoknya bersihkan yaaa..!!" gumam Sakura dengan nada jutek menyebalkan. Sasori dengan (berusaha) sabar memungut sprei yang jatuh di bawahnya itu dan mencium bau yang tidak enak...
"Ng, baunya kok.. bau kencing. Apa anda ngompol..??" tanya Sasori bingung. Dengan sukses Sakura melempar sandalnya di wajah Sasori.
"Sembarangan..!! Oh ya, gua baru inget kalau tadi Pakkun si anjing tetangga datang berkunjung dan sepertinya dia pipis di spreiku itu," gumam Sakura dengan senyum mengejek.
"Dan sepertinya, karena terkena wajahmu sandalku jadi ikut kotor nih. Bersihkan juga ya," gumam Sakura dengan santainya. Lalu perempuan itu kembali masuk ke dalam kamarnya. Baru saja Sasori akan mengutuknya, Sakura keluar lagi...
"Setelah ini, siapin makan buat gue. Ayam goreng yang tidak terlalu crispy dan juga tidak terlalu empuk..!! Salah sedikit gua hukum lo, butler jelek..!!"
BRAAAK
Sakura kembali membanting pintunya...
Sasori terdiam menatap pintu di depannya. Lama-kelamaan dia menggertakan giginya dan terasa hawa membunuh keluar dari tubuhnya. Matanya menatap tajam dan seakan ingin menghancurkan pintu di depannya...
"CEWEK SIALAN..!! Lihat saja nanti, lu akan nyesel setelah berbuat begini ke gue..!!"
To Be Continued
Horeeee, bisa buat SasoSaku..!! Senangnya :3
Dan seperti biasa, sepertinya saya akan memasukkan Sasuke sebagai penghalang mereka..!! Hohoho fic tidak ada artinya tanpa kehadiran Sasukeee..!! 3:) *dibantai rame-rame*
Haha bercanda, minta reviewnya yaaa.. :D
