~FlorezztAquaLib~ Present .

I'M NOT ALONE ANYMORE

Main Cast ; Lee Sungmin (yeoja)

Cho Kyuhyun (namja)

Lee Hyukjae (yeoja)

Genre : Romance , Hurt

Rate : T

Length : twoshoot

Desclaimer : They are belong to God but this fanfic is mine.

Summary : Ia selalu sendirian semenjak Kyuhyun mengingkari janji yang mereka buat bersama. Ia tak pernah tahu bahwa ada seseorang di sampingnya yang kan memberikan penawar sakit hatinya. Summary tidak cocok dengan alurnya , maka dibaca ajja ya ...

Chapter 1

Sungmin POV

"hiks .. hiks..." lagi , selalu seperti ini setiap malamnya. Air mata ini selalu ingin keluar tiap mengingatnya , dan lagi kenapa pikiran ini selalu tertuju padanya. Aku lelah ,benar – benar lelah. Sudah 4 tahun berlalu semenjak kejadian itu tapi kenapa kenangan itu bahkan tak pernah hilang. Ternyata memang benar bahwa "Kau bisa menghapus jejak tapi kau tak akan bisa menghapus kenangan' dan sialnya , kenapa harus kenangan buruk yang kukenang. Apa ini bentuk hukuman dari Tuhan karena aku telah meninggalkannya ? Tuhan membiarkan aku terjebak dalam rasa cintaku sendiri , rasa cinta kepada sosok yang bahkan tak mengganggap aku ada , sosok yang meninggalkanku dengan segala sakitnya. Sosok yang akhhirnya berhasil membuatku merasakan sakit hati.

"Ya Tuhan.. hiks.. ku mohon kembalikan kyuniie-ku. Aku terlalu mencintainya .. hiks .. Aku janji tidak akan .. hhiks .. nakal lagi .. aku janji akan rajin beribadah asal Kau mau mengembalikan dia padaku .. hiks.." lagi , selalu doa itu yang kuucapkan tiap malamnya karena memang hanya itu yang kuinginkan. Aku menginginkan dia kembali kepadaku. Sesakit apapun dan seburuk apapun kenangan yang dia berikan takkan mengubah atau mengurangi rasa cinta ini. Aku takkan bisa membencinya. Aku malah membenci diriku sendiri yang tak pernah bisa melupakannya sekeras apapun aku mencoba. Dia takkan tergantikan.

Aku mengenalnya 4 tahun lalu , seorang sunbae yang sangat menyebalkan ,Cho Kyuhyun namanya, seorang sunbae bertubuh tinggi , berkulit pucat ,dengan hidung mancung dan rambut ikalnya yang mampu membuat semua yeoja di sekolahku memujanya. Tapi aku takkan terpesona oleh sunbae menyebalkan itu. Ck , ia seenaknya menyuruhku berulang kali. Sok kenal , sok memerintah , memangnya aku maidnya , begitu pikirku kala itu. Aku berharap hari itu adalah hari pertama dan terakhir aku melihat wajah menyebalkan dan mendengar nada memerintahnya itu. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain , karena beberapa tahun setelahnya aku harus mengenalnya bahkan menjalin hubungan dengan makhluk menyebalkan itu. Dia datang kala hubunganku dengan namjachingu ku renggang , dia datang dengan segala kebaikan dan penghiburannya. Dia menyatakan suka padaku dan memintaku agar menerimanya , kebaikannya membuat ku rela melepas namjachingu ku yang telah 2 tahun bersamaku. Aku tak peduli walau harus dimaki oleh mantan namjachingu ku karena bagiku dialah yang terpenting saat itu , dialah yang ada dihatiku.

Awal kebersamaan kami sangat membahagiakan."chagi , saranghae" aku ingat dia selalu megatakan hal itu setiap harinya. Selalu mengatakan rindu. Kami tertawa bersama , menangis bersama , ia selalu menemani ku tidur , menyanyikan lullaby. Dia selalu ada untukku. Dia selalu menjadi tempatku berkeluh kesah , bercerita , bermanja , hidupku bergantung padanya. Dia menjadi sosok kekasih , kakak , sahabat sekalius ayah bagiku. Dialah segalanya. Aku selalu memantapkan hatiku bahwa dialah jodohku , dialah separuh jiwaku. Aku bahagia.

Hingga suatu hari , kemalangan yang menimpanya harus mengakibatkan hubungan kami berakhir. Kemalangan yang membuatku berpikir betapa dewasanya dia sehingga memikirkan kebahagiaanku. "chagi , aku tak ingin membuatmu malu karena memiliki kekasih sepertiku. Kekasih yang bahkan untuk melanjutkan pendidikannya saja tak mampu. Aku ingin bisa membuatmu bangga padaku. Aku ingin bisa membahagiakanmu nanti. Karena itu bisakah kita menghentikan hubungan ini sebentar ? hanya sebentar . percayalah aku akan kembali padamu nanti".ucapnya kala itu. Aku kaget , tentu saja. Karena dia meminta berpisah sementara kami tak terlibat pertengkaran apapun.

"apa kyunnie akan meninggalkan ming sendiri ? lirihku.

"ne , aku akan pergi tapi ming tenang saja karena walaupun kita berpisah , hati ku tetap milikmu".

"kyunnie berjanji akan kembali pada ku kan nanti ?" tanyaku seraya menyodorkan jari kelingkingku , berharap dia mau melakukan pinky promise denganku. "ne , aku berjanji" , dia mengaitkan kelingking kami , menjawab pertanyaanku dengan senyum tulusnya. Tak ayal aku pun ikut tersenyum. Aku begitu terharu melihat betapa ia sangat mencintaiku , maka diiringi air mata ini , aku menyetujui keinginannya , mengakhiri hubungan kami. Hanya sebentar , kata itu yang selalu aku ucapkan tiap hari setelah membantuku agar lebih sabar menunggunya , menunggunya siap menjadi milikku lagi.

Sekarang sudah 4 tahun berlalu dan dia belum siap kembali kepadaku.

Sungmin POV End

Author POV

"eh ? lagi ? yak apa – apaan kyuhyun bodoh itu ? dia itu benar – benar ..".nada penuh kekesalan begitu terasa nyata keluar dari mulut seorang yeoja pirang kurus , Eunhyuk namanya , yang kini tengah menatap layar handphonenya dengan alis menyatu. "memangnya dia pikir setammpan apasih dia / badan kurus saja dibanggakan. Dan lagi , apa sih yang dilihat yeoja darinya ? kurasa mereka harus memeriksakan mata mereka . aku takut ada monster mata di dalamnya. Benar kan min ?" lanjut Eunhyuk penuh emosi. Emosi yang sampai ke ubun – ubun ketika mengingat pria yang baru saja dicibirnya. Tak mendengar sahutan dari sahabat di sampingnya , Eunhyuk menolehkan wajahnya menghadap gadis yang sedang membaca tersebut , gadis yang entah kenapa sepertinya tak terganggu dengan pekikannya barusan.

"minnie~ah , gwenchana ?" tanyannya heran. "hm , waeyo hyukkie?" Sungmin menjawab pertanyaannya tanpa menoleh. Dia terlalu fokus dengan bukunya , mungkin.

"kau ... tak kaget ? tak marah ?" Hyukkie memandang gadis itu lekat.

"marah karena apa ? apa kau berbuat kesalahan padaku ?" Sungmin menolehkan kepalanya , balas menatap Hyukkie "aku tak merasa kau membuatku marah atau semacamnya , lantas apa yang harus aku persalahkan ? kenapa aku harus marah?" .

"bukan .. bukan itu maksudku" Hyukkie mengelengkan kepalanya dengan gugup, hey ditatap selekat itu oleh Sungmin cukup membuatnya salah tingkah , padahal mereka sama – sama yeoja , itulah yang selalu Hyukkie permasalahkan. "maksud ku soal cho kyuhyun" ucapnya hati – hati , takut menyinggung perasaan sahabatnya itu.

Tak lama setelah nama itu terucap , Sungmin mengalihkan tatapannya kembali pada buku yang dipegangnya. "ada apa dengan kyunnie ?" pertanyaan dengan nada lirih itu terucap. Hatinya sakit kala menyebut nama itu lagi. Apa dia berpacaran dengan gadis lain lagi ? kali ini siapa ? Seohyun ? Victoria ? atau Haneul ? , hanya pertanyaan itu yang ada dikepalaya tiap ia mendengar Hyukkie menyebut nama pria itu.

"ehm .. itu .. dia berpacaran dengan gadis lain lagi " jawabnya ragu.

Seketika Sungmin berdiri , merapikan bukunya dengan gerakan asal , membuat Eunhyuk kaget. Ia mengelus dadanya dramatis seakan menenangkan jantungnya yang tadi hendak bermigrasi.

"maaf Hyuk , aku baru ingat kalau eomma menyuruhku ke suatu tempat . Maaf kita tak bisa pulang bersama".

"eh ? tapi min .." sebelum Eunhyuk menyelesaikan kalimatnya , Sungmin telah melangkahkan kakinya meninggalkan Eunhyuk sendirian di taman itu. Eunhyuk menatap kepergian Sungmin dalam diam , dia menatap punggung bergetar itu , tersenyum miris , membodohi kata - katanya barusan yang membuat sahabatnya kembali menangis. Pasti.

Aku tahu ahjumma tak menyuruhmu kemana – mana , min. Aku tahu tempat apa yang kau kunjungi , ya Tuhan , mengapa dia begitu kasihan. Kenapa Tuhan membiarkan sahabatnya itu terluka sedalam itu, erangnya frustasi , sedikit menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa sahabatnya.

Hyukkie benar , eomma sungmin tidak menyuruhnya kemanapun. Bahkan sang eomma menyuruhnya agar pulang cepat. Namun ia butuh tempat itu sekarang , tempat yang menjadi favoritnya , atap kampus. Hanya disana ia bisa menangis sepuasnya tanpa diganggu atau menggangu siapapun. Sungmin melangkahkan kakinya dengan tergesa begitu pintu yang menjadi tujuannya telah terlihat. Begitu pintu itu terbuka , semilir angin menyapanya , semilir angin yang harusnya bisa membuatnya tenang. Menghampiri pagar besi pembatas , menutup kedua matanya berharap ingatan akan sosok itu menghilang. Namun semakin ia paksa maka sosok itu terasa semakin nyata , mengganggu hatinya. Lagi dan lagi.

Ia menyerah , tak bisa mengusir sosok itu. Maka dengan langkah gontai , ia berjalan menuju sudut atap. Duduk bersila . Mengambil handphone di saku celananya , menekan beberapa digit angka yang sangat dihafalnya. Menunggu dengan sabar hingga seseorang disana mau menjawab panggilannya. Kemudian ketika panggilan itu terjawab.

"yeobeoseyo ?" sapa orang di seberang sana.

"yeobeoseyo kyunnie ?" sapanya gugup

"waeyo ming ? kenapa menghubungiku ? aku kan sudah memberitahumu agar tak menghubungiku ketika akhir pekan. Aku tak mau Seulgi curiga. Kau harus mengerti posisiku"

"tapi kyunnie ..."

"aku akan menghubungimu besok ming , oke . aku tutup"

Terputus , secara sepihak , tanpa Sungmin mengucapkan apapun. Tanpa sadar , ia menekuk lututnya , menyangga dagunya disana kemudian menangis tanpa suara , hanya air mata yang dengan sukarela keluar membentuk arus di kedua pipinya. Ia menenggelamkan wajahnya disana , menggengam kuat handphonenya seolah ingin menghancurkannya. Ia kecewa , ia sakit hati , sendirian.

"ARRGGHHH" teriaknya putus asa sembari melempar handphonenya sembarangan. BUGH BUGH BUGH , ia memukul dadanya yang berdenyut perih,. Memukul dengan sekuat tenaga berharap rasa sakit itu bisa hilang seketika. Puas memukul dadanya , ia terkulai lemah , membaringkan tubuhnya dilantai yang dingin , menekuk kakinya. Kembali menangis terisak.

"kyunnie .. hiks .. hiks... kyunnie .. ku mohon kembalilah.. hiks .. aku mencintaimu .." isaknya pilu.

t.b.c