Disclaimer: Bleach belong to Poppholic Uki *Zraasskkk* *dibacok Kubo Tite*… yang nyempil2 lainx cuma minjem g bilang2
Rate: Te nyerempet Em, dikit.
Warning: Siapkan kantong plastik, obat masuk angin, minyak kayu putih, sand bag, obat tetes mata dan hati yang lapang. Buat jaga2 coz ini fic kemungkinan besar abal, ga mutu, typhos berceceran, OOC pula. AU. Bad languages n little tamarine
Kamu Kan Punya Papa! ?
-part 1-
By
Poppyholic Uki
...
"Sudah pagi, bangunlah."
"Ng..."
"Bangun dong! Jangan bergulung di selimut!"
"Nng... Nanti, 10 eh 5 menit lagi..."
"Katanya minta dibangunkan pagi-pagi? Ayo!"
"Enggak mau..."
"Dasar pemalas."
"Ngg... Aku masih ngantuk..."
"Bangun-KYAA!"
"Pagi-pagi, sudah semangat ya... Rukia? Apa kau mau saingan dengan 'ini'?"
"Mesum! Ichigo! Lepaskan aku! Telurnya nanti gosong!"
"Omong kosong! Tadi kudengar suara kompor sudah dimatikan."
"Nasinya belum kumatikan!"
"Mmh... Tidak mau nasi... Aku mau sarapan yang 'lain'..."
"Mmmphh..."
Pembaca sekalian pasti bingung kan? Tiba-tiba disuguhi adegan 'pengantin baru'. Ini adalah salah satu daerah pemukiman yang padat penduduk di Tokyo. Kota tujuan urbanisasi utama di Jepang. Tidak tahu apa yang disebut dengan urbanisasi? Apa? Jepang juga tidak tahu? Ke laut saja sana!
Di sebuah apartemen kecil dengan satu ruang keluarga, satu kamar mandi, satu toilet, satu dapur mungil, satu beranda, dan satu kamar tidur. Adegan ini tidak terjadi di dapur, melainkan kamar tidur.
Bicara masalah kamar tidur, para pembaca pasti bisa menebak apa yang kira-kira terjadi. Tunggu, mungkin ada yang tidak mengerti. Oke.
Begini, anda sekalian tahu tentang musim kawin yang melanda dunia fauna dalam beberapa waktu kan? Manusia juga seperti itu, hanya saja musim kawin manusia tidak jelas. Buktinya, populasi manusia diperkirakan akan mencapai tujuh miliar jiwa pada tahun... Eh, tahun berapa ya? Sepertinya saya lupa. Lagipula fanfiksi ini tidak akan membahas kemungkinan krisis energi dan air, serta ledakan populasi yang akan terjadi beberapa tahun mendatang.
Lalu apa hubungannya dengan adegan di atas? Pernah lihat sepasang merpati? Tidak? Kalau ayam? Jarang? Sapi bagaimana? Kurang jelas? Kucing atau anjing? Nah, kira-kira seperti itu. Salah satu tujuan hewan mencari pasangannya adalah untuk melestarikan keturunan. Sama seperti dua ekor –ehem– maaf, sepasang manusia ini. Dua anak manusia *saya tidak menyebutkan dua anak monyet bukan?* dalam ruang tertutup yang ada kasur dan bantalnya. Hanya berdua. Bisa dipastikan mereka akan melakukan proses reproduksi.
"Mmm..."
"Ahhh..."
"Mmmhhh..."
"Uhhh..."
"Mmmmpp..."
"Ahhh... ahhh... I-ichi..."
Sialan! Baru ditinggal sebentar, mereka hampir selesai dengan 'appetizer'nya! Wow, wow tunggu dulu! Bisa pembaca bayangkan, pria yang ada di sana itu bukan lagi manusia, tapi hewan liar! Beruang? Bison? Ah bukan. Great Kudu? Tidak mirip. Kecoak? Tida-eh? Tunggu. Kecoa itu hewan liar bukan? Eng... Serigala? Ah iya! Serigala! Pria dengan rambut nyentrik itu terlihat seperti serigala yang mendapatkan mangsanya. Liar sekali. Sepertinya 'main course' akan dihidangkan. Si pria bersiap-siap, melakukan ancang-ancang. Siap-siap... Ya! Ya! Dan-
Tereeeng... *intro* Tereeng... Tereeng... Tereeeeng... Maaf ku tak pernah berterus terang, bukan ku tak mempercayaimu... Namun sebelum ku berganti rupa, ingin aku menemuimu...
"Nghh... Ichi...go... ponselmu..."
"Nanti saja. Sekarang aku mau-"
Ku 'kan bermandi cahaya bulan yang cemerlang di malam yang cerah...
"Ichi..."
Memang telah lama kurasakan ingin menolong yang lemah...
"Ckk!" Si pria meraih ponselnya dengan wajah super keki. Ya iyalah, masa ya iya dong?
Tiba-tiba keajaiban terjadi... Kekuatan muncul di diri-
"Kutabare! Kau menggangguku, dasar sial! Ada apa? Apa? BAGAIMANA BISA BEGITU! BUKKOROSHITTE YARU! AKU KE SANA!"
"Ichi?"
"Maaf. Tolong siapkan sarapanku, Rukia."
"Ada kejadian?"
"Sepertinya begitu."
Sepertinya rusak sudah momen indah pagi ini. Si wanita, Rukia Kuchiki, kembali melanjutkan kegiatan yang sebelumnya terabaikan oleh ulah kekasihnya. Yah, saya tahu pikiran pembaca semua. Tanpa ikatan pernikahan, kumpul kebo. Tidak bermoral. Memang. Tapi hal ini sudah lumrah di Tokyo. HEH! Anak baik, jangan ditiru, ya! Dosa!
Dan walau sudah cuci muka, wajah si pria tetap kusut. Meski sangat disayangkan, tapi saya sangat bersyukur akan adanya panggilan telepon tadi. Sebab jika tidak, ceritanya tidak akan mulai. Mereka berdua ini bukan tokoh utamanya. Apa? Pembaca bertanya kenapa si pria tidak mandi pagi? Ini Jepang, bung!
Kembali pada si karakter pembantu pria dalam fanfiksi ini.
Si pria duduk dan sarapan di meja ruang keluarga, dengan membiarkan dirinya bertelanjang dada. Pembaca pernah melihat tubuh atlet bola basket? Kira-kira mirip seperti itu. Hei, seka mimisannya!
Kalau kita melihat dari sudut yang lain, kita bisa melihat sebuah lukisan. Di dinding? Ah bukan, di punggung si pria. Jangan berpikir bahwa itu lukisannya 'Monalisa' karya Leonardo da Vinci atau 'Sunflower' karya Van Gough ya? Di punggungnya terlukis Hachibutsu Ashura. Tidak ada yang tahu? Ashura adalah dewa keadilan yang jatuh ke dalam kegelapan dalam mitologi Hindu, seiring dengan penyebaran agama Buddha di India, mitologi tentang Ashura ini kemudian bercampur, dan di Jepang dikenal dengan Hachibutsu Ashura. Saya hanya tahu secara garis besar kisahnya dalam agama Buddha di Jepang. Kisah versi Hindunya yang saya baca di sebuah manga, sudah diacak-acak oleh sekelompok mangaka.
Perlu pembaca ketahui, orang-orang yang mentato tubuhnya dengan lukisan dewa/dewi di Jepang biasanya adalah anggota suatu keluarga. Oh salah, bukan keluarga tapi 'keluarga'. Anda tidak mengerti? Maksud saya adalah si pria adalah anggota gokudo. Eng... kurang jelas? Kalau saya ganti istilahnya dengan yakuza? Wah ternyata istilah yakuza lebih dikenal di sini daripada gokudo ya?
Pembaca sekali –eh? Si pria sudah pergi?
...
Mari kita intip sebuah apartemen di tempat yang lain.
Suasananya lebih minimalis dan tertata begitu... simetris. Ada seorang pria yang masih tidur di ranjangnya yang empuk. Wajahnya begitu tenang penuh kedamaian, cocok sekali jika menjadi bintang iklan obat tidur atau bantal kesehatan. Dan tidak ada wanita disampingnya. Aman.
Tuk... *intro* Tuk.. Tukk... Suka! Suka! Suka! Suka! Suka! Suka! Aku suka... Suka! Suka! Suka! Suka! Suka! Suka! Si Ikkyu...
"Nghh."
Akalnya banyak dan selalu pintar... Penuh dengan keberanian, itulah Si Ikkyu... Biarpun nakal tapi tetap jujur... Bila Ikkyu berkelahi selalu kala-
"Jika kau tidak memberiku alasan yang masuk akal, mati kau!" Si pria bertekanan darah rendah itu marah karena mimpinya buyar.
"Apa? Kau mengganggu tidurku hanya karena hal seperti itu? Kisama! Tunggu aku di sana!"
Si pria berambut hitam mencuci mukanya dan mengganti bajunya. Pilihannya kali ini kemeja biru gelap, dasi dan setelan jas warna hitam. Tidak buruk. Si pria melepaskan kaos lengan panjang yang dipakainya. Pembaca sekalian, kali ini juga kita kembali melihat sebuah lukisan di punggung. Lukisan Senjuu Kanon, Dewi Kanon yang berlengan seribu. Ya. Pria ini juga bagian dari gokudo. Dan coba lihat, koleksi dasinya banyak sekali! Apa semua itu dari sutera? Jasnya juga banyak. Seleranya boleh juga.
Ah! Dia keburu pergi!
...
"Yo!"
"Rupanya kau juga, Ichigo?"
"Yah. Si babon sialan itu mengganggu acara spesialku pagi-pagi. Ada kejadian gawat ya? Sampai kau juga diganggu."
"Tidak tahu. Suara si rambut merah kurang ajar itu terdengar panik."
"Oh? Aku tidak menyangka Uryuu-sama bisa mengkhawatirkan si bodoh Renji."
"Jangan mengejekku Ichibon. Aku kemari hanya untuk menginjakkan kakiku di wajahnya!"
Pembaca yang budiman, perlu diketahui bahwa nama kedua pria ini adalah Ichigo Kurosaki dan Uryuu Ishida. Saya rasa, saya tidak perlu menjelaskan ciri-ciri keduanya. Anda tentu tahu, bukan? Eh? Apa? Tidak kenal? Ayolah! Ini fanfiksi Bleach, bukan Sponge Bob!
Mereka berdua adalah salah dua dari jenderal muda dari keluarga Yamamoto. Keluarga Yamamoto adalah salah satu keluarga yang berkuasa di daerah Kanto dan Kansai selain keluarga Shihouin, kelompok Kariya, kelompok Aizen, keluarga Kugou dan keluarga Kasumiyoji. Mohon dengan sangat kepada anda semua untuk tidak menambahkan keluarga Cemara ke dalam daftar.
Tempat yang mereka berdua datangi ini bukan rumah keluarga Yamamoto. Bukan pula taman bermain untuk kencan, apalagi posyandu. Lantai dua gedung Lembaga Keuangan Yamamoto ini adalah salah satu markas mereka.
"Ichigo! Uryuu! Kalian datang juga!" sambut pria yang wajahnya bertato.
PLAAKKK
Sebuah sepatu melayang dan mengenai wajah pria itu, Renji Abarai, salah satu dari jenderal muda. Wajahnya yang memang agak sepat itu jadi makin memprihatinkan.
"Ada apa sampai kau menggangguku? Siapa yang dibawa oleh ogami?" tanya Uryuu. Perlu saya jelaskan, ogami yang berarti serigala ini adalah sebutan gokudo untuk polisi.
"Shiba? Hisagi? Chad? Iba? Kanonji?" tanya Ichigo.
"Jangan-jangan Oyabun atau Ketua Muda Kyoraku terlibat masalah? Apa Ukitake-san sudah dihubungi?" tambah Uryuu. Oyabun adalah sebutan untuk bos atau kepala keluarga gokudo.
"Bukan! Bukan mereka!"
"Lantas?"
"Zaraki!"
"Apa lagi ulah si bongsor kali ini? Merampok? Memperkosa? Membunuh? Atau dia ditangkap karena mengutil di minimarket?" tanya Ichigo.
"Di-dia..."
"Lenji-kun, main yukk!" Anak perempuan berambut pink menggelayut mesra di tangan Renji. Sungguh pemandangan yang janggal pastinya. Saya informasikan, lembaga keuangan ini adalah kedok praktek rentenir yang sudah sangat umum dilakukan oleh gokudo. Pembaca tidak mengerti? Saya tambahkan sedikit, berbeda dengan triad atau gengster, gokudo dengan terang-terangan menjalankan bisnisnya. Kecuali untuk obat-obat terlarang dan perdagangan manusia. Hampir mirip dengan mafioso, hanya saja gokudo lebih berani. Jika anda sekalian jalan-jalan di kota-kota besar di Jepang, anda bisa dengan mudah menemukan sebuah kantor yang papan namanya bertuliskan kantor keluarga gokudo tertentu.
"Anak siapa ini?" tanya Uryuu.
"Anak Zaraki."
"UAPPAAA?" Kedua jenderal muda kompak kagetnya sambil menyembur seperti patung Merlion, ikonnya Singapura. Jenderal Muda Abarai basah dari ujung kaki hingga ujung rambut. Penggambaranya lebay ya? Tapi kalau tidak begitu fanfiksi ini tidak lucu dong?
.
.
Mari kita lihat kejadian beberapa jam yang lalu.
"Ouuhh..."
Di suatu kamar love hotel, tampak sepasang manusia berlainan jenis kelamin *sudah saya bilang kalau fic ini bebas shonen-ai?* sedang melakukan... kegiatan reproduksi. Yah, kan tidak mungkin kalau mereka berdua di dalam kamar love hotel sedang melakukan lomba makan kerupuk, pengajian atau pertandingan bola basket? Gulat mungkin iya, gulat di ranjang. Dan di saat sedang seru-serunya tiba-tiba terdengar suara ponsel yang masih berada dalam saku pakaian salah satu dari mereka.
Seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik... Oh senangnya, aku senang sekali...
"Mengganggu saja," gerutu pria berambut merah.
"Ja-ngan... berhenti... a-aku..."
Kalau begini aku jadi sibuk, berusaha mengejar-kejar dia...
Renji terburu-buru merogoh-rogoh pakaian yang berseliweran di sofa. Jangan tanya saya apakah dia masih menggunakan celana dalam atau tidak, silahkan pembaca bayangkan sendiri. Suara ponsel makin nyaring.
Matahari menyinari... semua perasaan cinta... Tapi mengapa-
"Ada apa Zaraki? Apa? Apa? Aku tidak mendengar dengan jelas? Apa? Ah sudahlah! Sebutkan saja posisimu sekarang! Ya, hmm... Halo? Halo? Zaraki itu suara sia-"
"Abarai-sama, ayo-"
"Aku pulang duluan Hime. Ada yang harus kuurus."
"Tidak mau..."
"Besok aku ke tempatmu lagi, oke?"
Renji segera menuju tempat Zaraki berada. Tidak begitu jauh dari hotel tempatnya bermain tadi. Selisih satu stasiun dan bisa dicapai dalam beberapa menit dengan mobil. Tempatnya adalah sebuah tempat pachinko.
Apa yang Renji temukan di sana, pembaca sekalian? Renji menemukan Zaraki bermain kuda-kudaan bersama seorang gadis kecil, dan Zarakilah kudanya!
"Aa... Renji... gantikan aku... bermain... Sudah tidak... kuat..."
BRUUKKK
Zaraki roboh.
.
.
"Begitu..." Renji menyudahi ceritanya.
"Lalu anak ini datang dari mana? Kenapa bisa bersama Zaraki? Dia anak katagi, kan?" tanya Uryuu. Pembaca sekalian, katagi adalah istilah gokudo untuk orang-orang yang melakukan pekerjaan halal.
"A-aku tidak tahu."
"Namanya?" tanya Ichigo.
"E-entahlah. Ume barangkali. Ehehehe..." Renji mencoba tertawa, tampak bodoh.
"Inpo! Harusnya kau tanyakan!" Ichigo emosi.
"Aku lupa!"
"Seenaknya menggangguku untuk hal yang seharusnya bisa kau tangani sendiri! Babon bodoh!"
"Jangan marah dong Uryuun. Kan, kau cuma bangun lebih awal..."
"Lebih awal? Lebih awal katamu? Dasar si babon jelek ini!"
"A-ADU-DUH! SU-SUDAH! AM-AMPUN! AWWW! AMPUUUNNN!"
Uryuu menjewer telinga Renji karena geram. Selain karena mimpi indahnya buyar, yang saya tidak tahu mimpi apa, Uryuu belum sarapan. Tidak seperti rekannya, Ichigo, yang masih sempat sarapan pagi, Uryuu yang tinggal sendiri itu tidak sempat menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri karena Renji begitu heboh di telepon seakan langit akan runtuh. Dan begitu sampai, ia malah mendapat keterangan yang masih belum jelas. Uryuu benci itu.
"Adik kecil, namamu siapa?" tanya Ichigo.
"Yachilu Kusajishi. Umul tujuh tahun."
"Kau datang dari mana?"
"Eng... dali sana... eh salah! Dali situ!" Yachiru menjawab dengan jawaban khas anak kecil yang buta arah.
"Bagaimana ini?"
"Mungkin Zaraki tahu," jawab Renji.
"Lalu dia sekarang di mana?" tanya Uryuu.
"Dia... sedang berjuang mendapatkan pakaian untuk anak ini. Soalnya dia tidak mungkin menggunakan atasan piyama punya Kiyone ini terus-terusan kan?"
Mari kita alihkan pandangan ke tampat yang lain.
Di sebuah pusat perbelanjaan, tampak sosok sangar yang sedang berjuang mendapatkan pakaian anak-anak yang sedang didiskon. Pembaca ingat perjuangan Mamanya Shin-chan dalam berburu baju diskon? Begitulah keadaan Zaraki Kenpachi, salah satu jenderal muda keluarga Yamamoto, saat ini.
"Minggir! Ini milikku!"
"Punyaku!"
"Minggir, nek!"
"Hei itu sudah kutandai!"
"Milikku!"
"Punyaku!"
"Jangan tarik rambutku!"
"Awas!"
Impian yang indah, khayalan yang tinggi... Kabulkanlah Wedding Dress... Seperti Mamaku, cinta yang sejati akankahku temukan...?
Suara ponsel Zaraki tidak terdengar. Ditelan oleh keriuhan ibu-ibu yang berburu pakaian seperti piranha.
"Punyaku!"
"Punyaku!"
"Berani kau ya!"
"Milikku!"
"Aku yang melihatnya duluan!"
"Minggir jelek!"
Ingin kusampaikan irama hatiku dan sedikit keinginan... Mataku berputar di antara bunga dan cahayanya sang surya...
...
Kembali kepada tiga orang jenderal muda dari keluarga Yamamoto. Pembaca sekalian, saat ini mereka bertiga –ehem– maksud saya berempat dengan Yachiru berada di rumah induk keluarga Yamamoto. Sepertinya ada kejadian yang sangat penting sehingga semua petinggi diminta hadir. Ah, dari tadi saya menyebut-nyebut jenderal muda tapi saya belum menjelaskannya ya? Maaf.
Jenderal muda adalah sebutan untuk orang-orang muda potensial dan membawahi kelompok atau regunya sendiri. Ketua muda? Lebih mirip seperti wakil ketua, yang jelas ketua muda adalah tangan kanan atau orang kepercayaan yang paling dekat dengan Oyabun. Ketua besar? Jangan melawak ah! Ketua besar kan sebutan orang yang paling berpengaruh pada kasus wisma atlet? Eh ada yang tidak tahu? Saran saya, bacalah koran dan menonton berita.
Wah saya jadi melantur tidak jelas.
Ketiga jenderal muda itu membawa Yachiru karena ada panggilan untuk berkumpul di rumah induk. Yachiru terus menempel pada mereka dan tidak mau ditinggal sendirian. Menurut Ichigo sebaiknya mereka membawanya, karena mungkin saja sekretaris Oyabun, Rangiku Matsumoto, yang memiliki tubuh keibuan itu ada di sana. Lagipula Zaraki belum kembali. Di lain pihak, Uryuu berpendapat sebaiknya Yachiru dibawa ke kantor polisi dan dilaporkan sebagai anak hilang atau tersesat. Renjilah yang menolak usul Uryuu ini, karena dirinya alergi dengan polisi.
Di ruang keluarga semua anggota keluarga inti berada di sana. Oyabun, Yamamoto Shigekuni, menyesap tehnya pelan-pelan. Perlu pembaca ketahui, Oyanbun tidak kuat dengan makanan dan minuman panas, tapi demi menjaga wibawanya Oyabun rela menahan penderitaannya. Padahal semua anggota 'keluarga'nya sudah tahu hal itu, diam-diam. Duduk di sebelah kanannya adalah pengacara keluarga Yamamoto, Juushirou Ukitake. Dan di sebelah kiri Oyabun adalah si ketua muda, Shusui Kyouraku. Perlu diingat mereka bertiga bukan sedang ikut lomba cerdas cermat ya? Bukan. Barulah berturut-turut para petinggi lainnya.
Pembaca bingung kenapa ketua muda yang merupakan tangan kanan kepercayaan Oyabun malah duduk di sebelah kiri? Begini, keluarga Gokudo Yamamoto telah berlangsung selama 4 generasi. Jadi keluarga ini merupakan keluarga yang telah lama membangun kerajaan bisnisnya. Adat di Jepang jaman dulu mengatakan posisi sebelah kiri adalah posisi yang lebih baik daripada posisi sebelah kanan. Makanya menteri kiri alias sadaijin jaman dulu lebih tinggi dari pada menteri kanan. Pada zaman Heian posisi menteri kiri didominasi oleh klan Fujiwara- Ah! Tidak! Saya melantur lagi!
Oke kembali ke fanfiksi ini.
Rapat kali ini membahas tentang kelanjutan rencana ekspansi mereka di Perfektur Saitama dan Gunma, bukan arisan. Kenapa tiba-tiba? Soalnya Oyabun sudah merancang strategi bisnis dan sekarang ingin menentukan siapa yang tepat untuk dikirim ke sana. Kali ini keluarga-keluarga cabang tidak dipanggil. Jangan pernah samakan rapat keluarga gokudo akan seramai rapat gengster, atau triad. Gokudo, sebagaimana perusahaan lain di Jepang, melakukan rapat dengan tertib dan tenang. Pengambilan sebuah keputusan akan memakan waktu yang lama. Anda mungkin bisa membayangkan betapa tenangnya rapat keluarga Yamamoto ini. Kalau diilustrasikan secara lebay, suara langkah laba-laba saja bisa terdengar.
DRAAPP... DRAAPP... DRAAPP...
GRRREEEKKK... *suara pintu digeser*
DRAAPP
GUBRAAKKK...
Di saat hening seperti itu tiba-tiba Yachiru berlari menerobos masuk dan menginjak kaki Ukitake dan menabrak Oyabun. Kok bisa? Yachiru menerobos dari pintu untuk tuan rumah.
"Icchi... aku lapel..." Yachiru langsung menggelayuti pundak Ichigo dengan manja.
"..." Uryuu terdiam.
"..." Ichigo terdiam.
"..." Renji terdiam.
"..." Oyabun terdiam.
"..." Ukitake terdiam.
"..." Hisagi terdiam.
"..." Semua terdiam. Saya akui saya malas untuk menyebutkan nama para peserta satu per satu. Pembaca kira-kira sendiri saja ya siapa saja yang hadir di rapat ini.
"Icchi... kepingin lamen polsi besal pake udang..."
"..." Ichigo masih terdiam.
"Icchi sakit? Kok diem? Mau pelmen ga?"
'Mati aku!' teriak Ichigo dalam hati.
'Gawat! Bagaimana ini Ichigo?' pikir Renji.
'Matilah kau Ichigo!' batin Uryuu.
'Lho itu anaknya Ichigo-san sama siapa?' tanya Hisagi Shuuhei dalam hati.
"EHM HM!" Oyabun berdehem.
"Maaf Oyabun!" Uryuu segera ber-ojigi.
"… Ini karena Renji tidak mau membawa anak ini ke kantor polisi!" beber Uryuu.
"Maafkan saya Oyabun! Alergi saya pada ogami belum sembuh! Kata Ichigo tadi anak ini sudah dititipkan pada Matsumoto-san!" terang Renji sambil ber-ojigi.
"Maafkan saya Oyabun! Saya tidak tahu kalau Matsumoto-san tidak ada!" Ichigo ikut ojigi bersama rekannya. Tiga orang jenderal muda menundukkan kepalanya di hadapan Oyabun.
"Nona kecil, namamu siapa?" tanya Ukitake.
"Yachilu Kushajishi, umul tujuh tahun."
"Lalu anak ini anak siapa-" ucapan Oyabun terputus karena suara heboh.
BRAAKKK..
DRAP.. DRAP... DRAP...
GREEKKKK...
"MAAF OYABUN! SAYA TERLAMBAT!" teriak Zaraki panik. Di tangannya, ada kantong belanja hasil perburuannya. Oyabun dan ketua muda menoleh pada Zaraki.
"Anak ini anaknya Zaraki, Oyabun!" Tiga jenderal muda kompak menunjuk rekannya yang baru tiba.
"Ken-chan!" Yachiru menghambur pada Zaraki, meninggalkan Ukitake.
"Ken-chan kok lama...? Aku lapel..."
Bersambung ke part 2...
Begini, uki g sanggup menerjemahkan kata2 dlm bahasa jepang yang bercetak miring ini… So, uki biarin aja gitu. Btw uki kasih translate bahasa inggrisx yg artinya lebih mendekati
~ Kutabare = kira2 sama kyk f*ck you
~ Bukkoroshitte yaru = I'm going to hit you till you die (ini emang bhs kasar di Jepang)
~ Kisama = b*stard
~ Inpo = impoten
Ketemu lagi ma fic ancur buatan uki! Tadinya mo bikin oneshot cuma kayaknya kepanjangan. Apa ya... mmm... yah seperti biasa fic uki emang g menarik minat reader... Uki sadar kok... *minum teh* but, inilah fic rate M (yang di beri rate sesuai ma saran author2 lain) pertama uki. Ring tone kwartet jenderal muda ada yang tahu?
Tengkyu udah baca fic ini... uki terima kritik dan saran... mohon para flamers n alayers untuk tidak mengganggu, coz if you scratch my back then I'll scratch your back too ^_^
RnR-nya pak, bu...
