Disclaimer :

Naruto milik Masashi

Kishimoto

Pairing :

H. Sakura-H. Kakashi

Genre : Drama/Romance

Rate : M (Lemon)

NB : Fiksi ini dibuat hanya untuk tujuan menghibur. Saya, Hatake Miko tidak mengambil keuntungan apapun secara finansial. Selamat membaca!!

Guru dan Murid

Chapter 1

Kakashi POV

"Sensei, ahh .. ssshhh.. watashi wa..", lenguh seorang wanita berambut merah muda saat laki-laki berambut perak tengah memasukkan satu jarinya ke dalam vaginanya. Tangan lembutnya memegang tangan laki-laki yang mulai sibuk dengan vaginanya.

Nafasnya terengah-engah.

"Kimochi ne, Sakura?", ucap pria rambut perak itu yang kini tengah melumat bibir wanita itu dengan penuh nafsu.

"Hn.. hi..mo..ci yo, henhei (kimochi yo, sensei)", kata wanita itu disela-sela ciuman mereka.

"Ssshhh ... Ahh.. Aku tidak bisa menahannya lagi Sakura...", desahnya sambil membuka retsleting celananya, bersiap menaiki gadis berambut pink itu.

Seprei yang mereka tiduri kini sudah basah dengan keringat dari dua insan yang sedang memadu cinta itu.

"Aku akan masuk.. sebentar lagi .. Ku harap kau siap untuk ini, Sakura."

GUBRAAAAK...@%¥!!!!!!!

Seorang pria berambut perak jatuh tersungkur di samping ranjang tidurnya dengan seprei yg masih menyelimuti kakinya.

"Aaaarrghh.. Kepalaku.."

'Basah?', gumam Kakashi dalam hati melihat seprei bagian bawah kini basah dengan cairan. (Cairan apa ini?? *huahahhaha #author tertawa geli)

'Ini pasti karena aku tertidur saat membaca buku Icha-icha Paradise tadi malam.'

'Aku memimpikannya lagi!

Shikashi... Mimpi kali ini terasa begitu nyata. '

Ya, mimpi itu terasa sangat nyata bagi Kakashi. Kakashi memang sering mengkhayalkan melakukan itu dengan seorang wanita.

Kakashi memang shinobi yang sering menjalani banyak misi, selama ini dia hidup dengan mandiri, tapi tetap saja dia seorang laki-laki normal.

Ada kalanya tubuhnya menginginkan sentuhan dari seorang wanita. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini wajah muridnya yang selalu muncul dalam khayalan gilanya itu.

'Ah, mungkin yang dikatakan Tsunade-sama ada benarnya. Aku harus segera menikah.' kata Kakashi pada dirinya sendiri. Langkahnya gontai menuju wastafel sambil bercermin.

Sudah berapa tahun umurnya? 32?Setua itukah dirinya? Ah tidak. Ini pasti karena rambutnya yang beruban itu. Lebih tepatnya rambut berwarna perak!

"Bangun tidur, ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi..."

'Baka no Yamato!', umpat Kakashi dalam hati.

Yamato, soulmate sekaligus tetangga Kakashi itu memang terkadang suka bersikap menjengkelkan, setiap pagi mengumandangkan suara yang membuatnya bad mood.

'Pagi yg membosankan', gumam Kakashi setelah mengunci pintu apartemennya.

"Kakashi!!!", teriak seorang shinobi Konoha yg berelemen kayu.

"Yo, Yamato.", sapa Kakashi dengan senyum malas dibalik maskernya itu.

Yamato menghampiri Kakashi, sementara Kakashi terus melangkahkan kakinya.

"Mau kemana buru-buru begitu?", tanya Yamato ceplas-ceplos.

"Tsunade-sama memanggilku. Aku pikir akan ada misi penting kali ini.", jawab Kakashi sekenanya.

"Ah, sou ka..."

"Apa Naruto dan Sasuke ikut dalam misi ini?"

"Entahlah. Dia tidak memberitahuku soal itu."

"Hn? Kenapa mengikutiku?", delik Kakashi sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ah.. Kebetulan tujuan kita sama. Tapi aku tidak ada urusan dengan Tsunade-sama. Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengan Hayate."

"Semoga beruntung kalau begitu.", ucap Kakashi.

"Hei.. Kakashi! Aku tidak bicara soal cinta!"

"Aku tidak bilang begitu.", gumam Kakashi malas.

"Kau sendiri.. Sudah beruban begini masih saja belum punya pacar."

"Hn." Kakashi malas berkomentar.

"Berhentilah mengkhayalkan Sakura."

"Nani o itteru no, Yamato?? Sakura itu muridku.", tanya Kakashi berusaha memasang raut wajah santai, meski hatinya kini gelisah, bagaimana dia tahu apa yang ada di pikirannya selama ini?

"Ne.. Jujur saja. Dulu aku juga pernah mengkhayalkannya. Aku mengkhayal menyetubuhi dia. Memeluknya dari belakang sambil mengecup lehernya."

Kini hati Kakashi mulai agak panas. Dia sedikit memalingkan mukanya, kedua tangannya mengepal.

"Ya.. Aku tahu dia masih sangat belia waktu itu. Demo... Wajahnya begitu cantik, begitu menggoda...", tambah Yamato.

Kakashi sudah mulai akan melemparkan bogem ke wajah Yamato sebelum teriakan seorang wanita menghentikannya.

"Yamato-san..!!! Kemarilah!"

"Hayate! Gomen ne.. Agak terlambat kali ini..", ucap Yamato menghampiri gadis bernama Hayate itu.

'Haruno Sakura...', ucap Kakashi dalam hati sambil tetap melangkahkan kakinya ke ruangan Hokage.

Sudah 5 tahun berlalu semenjak gadis berambut merah muda itu menempuh pelatihan medis di Amegakure (Desa Hujan). Entah kapan tepatnya dia akan kembali ke Konoha, Kakashi tidak tahu.

Kembali Kakashi teringat dengan mimpinya pagi tadi. Ada sedikit rasa rindu di hatinya dan... rasa marah karena kata-kata yang diucapkan soulmatenya tadi. Atau lebih tepatnya cemburu.

Cemburu? Seorang Hatake merasa cemburu? Ah ... yang benar saja! Sampai saat ini belum ada satu wanita pun yang mengusik hatinya, sampai Sakura datang ke mimpinya.

Tidak. Sakura itu kan muridnya. Tidak mungkin. Tapi mimpi-mimpi itu ...

'Ah, sudahlah ...', kata Kakashi dalam hati sebelum pikirannya mulai memikirkan yang aneh-aneh.

"Kakashi-san!"

"Shizune.. Apa Tsunade-sama ada di ruangannya?"

"Masuklah. Tsunade-sama sudah menunggumu."

Tok-Tok-Tok

"Masuk!"

Kakashi membuka pintu. Kedua mata berbeda warnanya seketika membelalak.

Betapa terkejutnya Kakashi dengan apa yang ada di depan mata nya saat ini. Sampai-sampai dia tidak mendengar teriakan pemimpin Desa Konoha, Tsunade-sama.

Sesosok tubuh langsing berdiri di hadapannya.

Rambut pink panjang menjuntai, jari-jemari yang panjang, bokong yang padat berisi dan... sepasang buah dada yang Kakahi tafsir mungkin ukuran 34D. Kancing atas yang sengaja dibiarkan terbuka. Belahan itu...

'Argh !! Apa yang aku pikirkan?!', Kakashi mulai memarahi dirinya sendiri.

"Hatake Kakashi...!!!!", teriak Tsunade berhasil membangunkan Kakashi dari khayalan gilanya.

"Kau lupa menutup pintunya!"

"Ah, gomen.. Tsunade-sama.", ucap Kakashi, menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Kebiasaan lama memang sulit diubah.

"Kakashi-sensei.. Lama tidak bertemu!", sapa Sakura yang sudah 5 tahun tidak bertemu dengan senseinya itu.

Tidak banyak perubahan yang terjadi pada sensei si rambut perak, selain tubuhnya yang semakin kekar.

"Ah.. ya.. Sakura.."

"Kakashi, Sakura .. Kalian berdua duduklah."

"Doushita no, Tsunade-sama?", tanya Kakashi.

BRAAAK~~

Seraya berdiri, Tsunade meletakkan kedua tangannya di atas meja.

"Hmm.. Baiklah. Aku tidak punya banyak waktu. Karena itu aku langsung saja ke intinya. Rumah Sakit Konoha saat ini penuh dengan pasien korban luka. Kita sangat membutuhkan Ashitaba."

"Ashitaba?", tanya Kakashi

"Sejenis tanaman seledri yang digunakan untuk bahan ramuan obat penyembuh luka, sensei."

"Yang dikatakan Sakura benar. Tidak sia-sia latihanmu selama 5 tahun di Ame."

"Persediaan Ashitaba di Konoha tidak banyak, sementara masih banyak pasien yang memerlukan obat itu. Aku ingin kalian membawa tanaman itu padaku. Aku bisa saja meminta Shizune melakukan misi ini tapi, dia sangat kubutuhkan disini, terlebih ..."

Tsunade menghentikan kata-katanya.

Di dalam pikirannya terbayang dirinya yang sedang bermain judi sementara Shizune menjadi bendahara keuangannya.

"Terlebih?", tanya Sakura.

"Ah sudahlah. Ashitaba hanya tumbuh di perbatasan Desa Sunagakure. Berhati-hatilah kalian berdua. Selalu ada penjahat di setiap perbatasan desa."

"Ha'i, Tsunade-sama.", ucap Sakura dan Kakashi.

"Kakashi, Sakura. Kalian bisa berangkat lusa. Maaf merepotkanmu Sakura, padahal kau baru saja sampai di Konoha. Sumimasen."

"Ah.. daijoubu ..", ucap Sakura.

"Ngomong-ngomong, apa ada shinobi tampan dan keren yang menarik hatimu di Ame?? Ne ..?? Ne ..??", tanya Tsunade dengan mata sedikit mendelik ke arah Kakashi.

"Ah.. etto.. Watashi wa-", Sakura tersipu malu. Wajahnya kini memerah bak kepiting rebus.

"Ah, itu dia! Sudah aku duga!", sela Tsunade sebelum Sakura bisa melanjutkan perkataannya.

"5 tahun tinggal di Ame tidak mungkin kau tidak memiliki pacar saat ini, iya kan? Dan lagipula, aku dengar banyak gadis-gadis di desa tetangga yang mencari suami di Desa Ame karena rumornya laki-laki di Desa Ame sangat tampan dan keren dan ..."

"katanya.. mereka itu.. sangat hebat di ranjang. Ohohoho ...!!, tambahnya sambil sedikit berbisik.

Diam-diam di dalam hatinya dia tertawa, berhasil menarik perhatian Kakashi.

"Aaaah.. etto.. Tsunade-sama-", Sakura mulai gugup.

"Nah baiklah. Aku rasa aku terlalu banyak bicara. Kalian berdua boleh keluar sekarang."

"Apa tidak apa-apa mengirim Sakura ke dalam misi ini, Nona Tsunade? Dia kan baru saja sampai dari Desa Ame.", tanya Shizune sambil menggendong babi kecil kesayangan Tsunade.

"Hahahaha ... Sayang sekali kau tidak menyaksikan perbincangan kami tadi Shizune. Hmm.. ya... Tidak salah lagi..Aku melihat guratan kecemburuan disana!", jawab Tsunade.

"Hah..??"

"Aku tahu aku ini sedikit kejam tapi... Aku ingin muridku Sakura mendapatkan laki-laki terbaik yang akan jadi suaminya. Hatake Kakashi, shinobi peniru yang hebat. Kemampuan analisanya tidak diragukan. Dia selalu melaksanakan misinya dengan sempurna. Mereka benar-benar cocok."

"Tapi Nona Tsunade.."

"Oh ya, Shizune. Terima kasih untuk baju yang kau pilihkan untuk Sakura. Matanya yang selalu dingin itu bahkan tidak bisa beralih dari belahan dada Sakura. Hmm.. Dia mewarisi payudaraku yang besar ini. Guru dan murid seperti orang tua dan anak. Jangan sampai ada yang tahu soal ini, Shizune. Hanya aku dan kau yang mengetahui perjodohan ini. Lagipula... Aku punya kebun Ashitaba siap panen di rumah. Hohohoho...!!", ucap Tsunade sambil meninggalkan ruangan Hokage.

"Dasar .. Nona Tsunade.. Kakashi dan Sakura.. Hmm.."

Sementara itu, Kakashi dan Sakura berjalan keluar Kantor Konoha.

"Ne.. Sakura, bagaimana pelatihanmu di Ame?", tanya Kakashi berusaha mencairkan suasana.

"Sesungguhnya.. Agak membosankan. Aku harus beradaptasi dengan teman baru, tempat tinggal baru, dan astaga.. Hujan hampir setiap hari, sensei..!", jawabnya polos.

"Sou ka ..."

"Sakura !! Kakashi-sensei !!"

Sakura menengadahkan kepalanya.

'Hn.. Naruto no baka. Dan- Sasuke-kun.'

Kedua teman satu timnya itu menghampiri mereka.

"Demi Neptunus..!!! Apa yang kau lakukan disini Sakura-chan? Apa pelatihan di Ame sudah selesai? Oh iya, kapan kau sampai di Konoha?", Naruto si rambut pirang dengan tega melontarkan segudang pertanyaan pada rekan setimnya itu.

'Naruto no baka. Konoyaru! Kapan bocah ini akan dewasa?', umpat Sakura dalam hati.

"Naruto, Sasuke.. Bagaimana kabar kalian? Pagi tadi aku sampai Konoha dan lusa harus pergi bersama Kakashi-sensei. Ada misi dari Tsunade-sama.", ya .. beginilah seharusnya jawaban dari seorang Haruno Sakura yang dewasa.

"Demo.. Sakura-chan, bukannya kau ini baru sampai di Konoha ya.. Kenapa buru-buru untuk meninggalkan Konoha?", tanya Naruto sambil menggaruk-garuk dagunya.

"Yo, Naruto, apa kau tidak ingin menjenguk pacarmu?", tanya Kakashi ramah.

"Hn? Hinata-chan? Hinata-chan sudah kembali dari misi? Menjenguk? Rumah Sakit? Aaaaaa... gawat! Jaa ne, minna !!!!", sambil kocar-kacir Naruto meninggalkan mereka bertiga.

"S...Sasuke-kun..", ucap Sakura lemah.

"Ah!Sakura, mungkin ini agak mengejutkan bagimu ... Sasuke sudah menikah.", ucap Kakashi tiba-tiba.

"H-Hontou ni ?? Omedetou, Sasuke-kun..!!", ucap Sakura dengan senyumnya yang mengembang.

Ya, 5 tahun sudah cukup buatnya untuk melupakan Sasuke. Lagipula, saat ini ada yang lebih mengganggu pikirannya...

#To be continued ...

Yoooosshhh!!!! Chap 1 belum begitu keliatan lemon nya, minna..!!!

Kira2 siapa ya istri Sasuke-kun?

Jawaban kalian akan mempengaruhi isi dari chap.2. Voting terbanyak, itu yang bakal aku pilih buat jadi istrinya Sasuke.

BE FREE TO REVIEW..

Kemungkinan dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan aku bakal publish chap.2 .

Arigatou gozaimasssssssiu!

#HATAKE_MIKO

Kosa-kata Jepang

Shikashi : Tetapi

Baka : Bodoh

Sou ka : Begitu ya

Nani o itteru no : apa yang kau katakan

Demo : Tetapi

Doushita no : Ada apa

Sumimasen : Maaf merepotkan

Daijoubu : Tidak apa-apa

Watashi wa : Aku

Hontou ni : Benarkah?

Dare to issho ni : Dengan siapa?