Disclaimer : KHR milik amano akira! Bukan milik saya.
Warning! Typo, abal-abal, tulisan jelek, tidak rapi. Harap dimaklumi.
"Italy"
"Japan"
Thought
.
.
.
Di ruang bawah tanah besar dan gelap yang berada di kota Sicily, terdapat anak laki-laki yang dari perawakannya berumur 13 tahun. Ia memiliki rambur blonde spiky dan mata biru yang jernih, ia memakai baju kumal serta rantai dipergelangan kaki dan tangannya.
Tatapannya kosong karena sebuah insiden yang menimpa anak tersebut beberapa minggu yang lalu. Kedua orang tuanya terbunuh didepannya karena hutang yang dimiliki keluarga mereka. Lalu pembunuh tersebut membawanya dan menjualnya sebagai budak.
"Cepat berdiri! Kalian akan mendapatkan klien!" seorang lelaki berjas memasuki ruangan dimana bocah blonde tersebut dan beberapa anak lain disekap, sambil menyuruh anak anak ditempat tersebut untuk berdiri.
Tidak jarang juga pria itu menendang salah satu anak yang berada disitu, bocah blonde menatap marah pria berjas tersebut. Jika saja ia lebih kuat.
Pria tersebut mendorong bocah blonde tersebut hingga terjerembab di tanah kasar, cairan merah mengalir di pelipisnya. Bocah itu meringis dalam diam, lalu bangkit dan meneruskan langkah gontainya bersama anak-anak yang lain menuju ruangan tempat para manusia busuk itu menjual mereka.
Pelelangan.
Bocah itu sangat takut, kakinya gemetar, setiap langkah yang diambil terasa sangat berat. Bocah itu menahan nafas saat ia tiba ditempat pelelangan lebih cepat dari yang diduga.
Banyak orang mulai menonton mereka sambil menyerukan harga yang tinggi, berharap bisa membawa pulang satu budak untuk disiksa.
Dikota ini memang sering terjadi perbudakan yang dilakukan oleh para mafia, pelelangan bahkan pembunuhan seakan bukan menjadi masalah besar di Italy saat itu.
Satu anak telah terbeli, anak tersebut meronta dan berteriak ketakutan saat seseorang berbadan besar menariknya turun dari pondium dengan kasar, bocah blonde tersebut menatap horror kearah anak yang ditarik dengan tidak manusiawi tersebut. Kebencian dan ketakutan yang besar mulai menyelimutinya saat gilirannya telah tiba.
Banyak orang telah menawarnya dengan harga yang sangat tinggi, ia benci suara seruan para mafia tersebut lalu menatap jijik mereka. Berdoa agar siapa saja, siapapun diluar sana yang mau menyelamatkannya.
Pikirannya seakan berhenti saat harga telah ditentukan, dan pria besar mulai berjalan kearahnya, ia mulai berjalan mundur. Ketakutanya membuat suaranya tidak bisa keluar, membayangkan apa yang akan ia hadapi membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
Rantai ditangannya ditarik kasar hingga ia terjatuh, tanpa sempat berdiri pria besar tersebut tetap menyeret bocah blonde tersebut.
Bocah tersebut mulai memberontak dengan tenaganya yang tidak akan sebanding dengan pria besar tersebut, tetapi dengan keadaan tersebut ia tidak bisa berpikir jernih. Bocah tersebut melakukan apapun agar bisa melarikan diri, memukul, menarik, menendang.
Bocah tersebut dapat mendengar para mafiosso tertawa terbahak bahak dengan aksinya, usaha yang ia lalukan untuk mempertahankan hidupnya hanya dianggap sebagai guyonan? Bocah tersebut semakin marah lalu semakin memberontak, suara tawa terdengar semakin keras dan menggema.
Pria yang menarik bocah tersebut mulai kesal lalu ia menendang perut bocah itu dengan keras, bocah itu jatuh tersungkur sambil memegangi perutnya.
Pria tersebut langsung terkejut saat bocah itu mendongakkan kepalanya, menunjukkan sepasang orb senja yang menyala marah.
Jauh berbeda dengan orb biru yang dimilikinya sesaat lalu.
Pria tersebut menjadi marah dengan tatapan bocah tersebut lalu memukul bocah tersebut dengan keras hingga terpental kebelakang.
Sorakan para mafiosso terdengar keras, bocah tersebut masih menatap marah pria itu dengan iris senjanya sambil perlahan berdiri.
Saat pria besar itu akan memukul bocah itu lagi, tiba tiba terdengar ledakan keras dari atap.
Lubang besar tiba tiba terbentuk diiringi debuman keras yang menghantam pria besar tersebut, bocah itu terbalak. Suara terkejut pun mulai menggema dengan keras di ruangan besar tersebut.
Sebelum asap mulai menghilang tiba tiba sesosok brunette melesat dengan cepat membantai satu persatu mafiosso yang ada disana dengan tangan kosong.
Suara tembakan dan dentuman terdengar keras, bocah tersebut melihat si brunette dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.
Sosok brunette menghindari tembakan peluru yang diarahkan kepadanya dengan gesit, sambil memukul dan menendangi para mafiosso ditempat itu.
Brunette mengambil revolver dari salah satu orang yang telah ia kalahkan lalu menembakkannya dengan akurat kearah kepala para mafiosso tersebut, darah menggenang dimana mana.
Bocah tersebut tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok gadis brunette dengan rambut sepaha tersebut, ia bahkan menghiraukan tatapan terkejut dan ketakutan yang dikeluarkan anak-anak disampingnya.
Brunette mengalihkan pandangannya kebelakang. Kearah bocah tersebut, nafasnya seakan berhenti saat ia melihat iris senja yang tenang dan kuat pada sosok brunette tersebut.
Sosoknya indah dengan rambut lurus sepaha dan sedikit spiky diatasnya seperti bocah itu, sepasang orb senja yang indah serta kulit porselen yang tetap indah maupun tergenang oleh darah.
Gadis tersebut memakai jas dan dasi hitam dengan kemeja orange, mini skirt hitam, serta stoking hitam yang menutupi kaki jenjangnya.
Benar benar perwujudan dari kecantikan itu sendiri.
Wanita itu menatapnya sesaat, lalu menghampirinya. Menghiraukan tumpukan mayat dan genangan darah yang ia injak, dan berhenti tepat di depannya lalu berlutut.
Gadis itu menatap tenang iris orange bocah tersebut, lalu tersenyum lembut. Entah mengapa bocah tersebut merasa sangat tenang saat melihat senyuman gadis tersebut.
Bocah tersebut terkejut saat melihat orb senja brunette tersebut tiba-tiba berubah menjadi caramel besar dan lembut. Gadis itu membuka mulutnya, mengeluarkan suara yang paling indah yang pernah bocah itu dengarkan.
"siapa namamu?"
.
.
.
.
.
Halo, ini adalah fic pertama saya. mohon kritik (tolong jangan pedes pedes) dan saran pliss. . . .
