First Meeting (Third side)
Shinoa dan teman-temannya berlari mengikuti Yuu yang sudah mendahului mereka. Terlihat dari kejauhan kalau Yuu telah menusuk dari belakang seekor vampir yang telah menyerang Letnan Kolonel Guren.
"Yuu bodoh! Padahal tadi kau hampir membunuh vampir itu!" sebuah teriakan terdengar dari mulut Mitsuba. "Mengapa kau tak mengaktifkan kutukan iblisnya?" tanya Mitsuba saat ia telah sampai di hadapan Yuu.
"Ada apa, Yuu-kun?" Yoichi pun ikut heran dengan tingkah Yuu yang berubah drastis saat mendekati vampir yang sedikit lagi dapat ia bunuh.
"Yuu-san," panggil Shinoa sembari berbalik menatap punggung Yuu.
"Mika. Salah satu keluargaku..."
Yuu dan Shinoa berbalik untuk melihat vampir yang baru saja menghindar dari Yuu dan Letnan Kolonel.
"Ada di antara para vampir itu."
'Mika? Bukankah dia sudah mati? Atau dia dihidupkan kembali menjadi ... vampir?' Shinoa bertanya dalam benaknya sendiri. Ia menoleh dan memperhatikan lebih seksama lagi orang yang disebut-sebut oleh Yuu sebagai Mika itu.
Selagi Yuu melempari Mika pertanyaan, Shinoa tenggelam sendiri dalam fantasinya.
'Oh my Demons... sejak kapan Yuu punya saudara gak sedarah seganteng itu.'
...
Setidaknya begitulah pikiran yang ada di dalam gadis Hiragi tersebut saat ini.
Disclaimer: Owari no Seraph © Kagami Takaya
Warning: Spoiler (maybe), OOC sesuai kebutuhan, Semi-canon, Divergence, CrackPair.
Kumpulan Drabble fanfiksi Owari no Seraph
Double H
Anger (Shinoa side)
"Jadi kau benar-benar Mika?" Yuu-san kembali mempertanyakan hal yang sama kepada orang tampan bernama Mika itu. Entah mengapa, rasanya aku jadi menyebut Mika ini tampan.
Yah, memang begitu sih.
"Y-Yuu-chan?"
Lihat saja. Wajahnya sedikit memerah melihat Yuu-san yang sepertinya terharu dan masih merasa bermimpi bisa bertemu dengan keluarga yang bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali. Wajah merah pada kulit yang pucat... bukankah itu manis?
Apalagi ditambah dengan warna suaranya yang tidak seperti Yuu-san. Hanya dengan mendengar suaranya, telah membuatku ingin memacarinya.
Apalagi dengan rambut pirang yang indah itu. Rasanya aku ingin menyisir rambutnya seratus kali tiap hari. Gigi taring vampirnya juga mengkilat, membuatku ingin menyikatnya dengan sikat gigi khusus buatanku.
"Kalau kau sampai menyentuhnya dengan tangan busukmu, aku akan membunuhmu."
Eh? Apa yang kulewatkan?
...
Lihat, bahkan ekspresi marahnya saja juga begitu menawan dan gagah. Rasanya aku tidak rela kalau Yuu-san memang memiliki saudara seperti Mika. Untuk selanjutnya aku akan mendekatinya secara personal. Aku harus berusaha walaupun ia akan marah sejadi-jadinya.
Who is She? (Michaela side)
"Kalau begitu, mau kubantu?" Ferid mendekati dan menyentuh lenganku dengan tangan busuknya. "Aku akan menghentikan manusia yang lainnya..."
Ferid kemudian menunjuk Yuu-chan dengan telunjuk kanannya. Hal itu membuatku menolehkan kepala ke belakang kanan dan melirikkan manik biruku juga ke kanan.
"Jadi, kau bisa menyelamatkan tuan putrimu yang berharga itu." Aku pun memandangi Yuu-chan dan manusia di sekelilingnya.
Yuu-chan. Dia sudah memiliki teman sekarang. Itu karena dia sendiri sebenarnya adalah orang yang baik hati dan perhatian.
Tapi, Yuu-chan, karena sifatmu itu kau akhirnya ditipu oleh mereka. Manusia.
Manusia itu makhluk yang tamak seperti manusia di sekitarmu itu.
Aku mengeratkan peganganku pada pedangku, membuat pedangku mengeluarkan lilitannya untuk melilit tangan kananku ini. Kemudian warna pedangku berubah menjadi merah. Kembali kupandangi komplotan manusia tamak di sekitar Yuu-chan.
Hmph. Mereka semua hanyalah manusia bu-
Siapa gadis berambut ungu dengan pita ungu itu?
Mengapa Yuu-chan punya teman gadis manis seperti dia?
Mengapa aku bisa kalah olehnya dalam hal gadis?
"Kalau begitu, ayo kita bunuh semua manusia di sana. Kecuali Yuu-chanmu tentunya."
"Tidak."
"Eh?"
"Sisakan yang gadis ungu juga." sahutku dengan tatapan tajam yang masih mengarah ke gadis berambut ungu itu.
...
"Huh?"
Internal Disagree (Shinoa side)
"Sial! Muncul bangsawan vampir yang lain lagi," umpat Letnan Kolonel Guren sambil memegangi luka di dada kirinya. Ia pun berusaha berdiri dan mulai kembali bergumam, "ini sudah berakhir."
"Semuanya, bersiaplah untuk mundur!"
"HAH?!"
Maksudku...
Kami baru saja sampai di medan perang dan Letnan Kolonel sudah meminta kami untuk mundur? Aku belum puas memperlihatkan kepada para vampir itu tentang ketajaman sabitku. Juga keahlianku dalam memainkannya. Yang baru saja tampil itu baru Yuu-san!
Dan lagi. Aku belum puas menatapi pemuda berambut pirang itu.
"Tu-tungu sebentar! Keluargaku, Mika, masih ada di sana! Jadi, kita tidak bisa mundur!"
Bagus Yuu-san, aku mendukungmu. Dia keluargamu yang perlu kau selamatkan untuk kemudian menjadi tunanganku secepatnya.
"Jadi, kau lebih memilih kalau semua orang dibunuh di sini?" Guren memberi alasan yang kiranya tidak bisa dibantah Yuu-san.
"Yuu-kun." Yoichi juga sepertinya mendukung rencana Letnan Kolonel. Begitu juga dengan rekanku yang lain. Kalau sudah begini apa boleh buat. Aku harus...
"Yuu-san..."
'Jangan menyerah begitu saja, bego.'
Tentu saja aku tidak bisa berkata seperti itu.
Bring Her Too (Michaela side)
"Pertama, akan kucicipi darah..."
Suara tebasan pedangku begitu nyaring menebas lengan Ferid. Tentu saja aku takkan membiarkannya menyentuh Yuu-chan barang sehelai rambut pun.
Pedangku terangkat ke atas setelah tebasan itu. Jubah putihku berkibar. Mataku memelototi Ferid. Lengan Ferid pun juga melayang di udara, membiarkan darah vampir juga berterbangan kemana-mana.
"A-ha. Tak perlu semarah itu." katanya sambil berjalan sdikit ke arahku dan menangkap lengan terpotongnya itu dengan santai. Ia kembali memandang di tempat Yuu-chan berdiri. "Aku hanya bercanda soal itu."
"Mika." Yuu-chan yang memanggilku membuatku menoleh ke arahnya.
Aku mendekatinya dengan langkah tegas. Ia terlihat ketakutan denganku yang berwajah seperti vampir yang mengerikan. Atau mungkin juga takut karena alasan lain. Bahkan ia melangkah mundur hingga terjatuh.
"Yuu-chan, tinggalkan semuanya di sini dan larilah bersamaku!" kataku sambil menyarungkan kembali pedangku ke tempatnya.
Aku menatapnya sebentar.
"Tunggu. Bawa juga gadis berpita ungu itu bersamamu dan baru kita lari bersama!"
"Hah?"
End? Hmm... I don't think so.
A/N: Hai! Aku datang ke fandom ini! Bagaimana kabar fandom ini? Apa baik seperti di fandom lain? Aku masih baru di sini. :3 Ternyata entri fanfik OnS juga masih minor, yah. :'3
Aku penggemar MikaShin. Because of complicated reason. Hehe. Entah sejak kapan aku bisa kepikiran ide drabble kayak begini. Yah, semoga aku bisa lanjutin ini drabble. :') Eh? Tapi ada lanjutannya gak ya? *digantungin*
Pokoknya, aku minta maaf kalau ada yang kurang berkenan. Terutama crackpair-nya. Bukan maksud apa, kok. Beneran. Suer. Sumpeh. Ngkeweh(?). Hanya melampiaskan hasrat Shinoa yang terselubung saja. Juga Hasrat Mika yang paling dalam. :') Terima kasih juga sudah mau baca ini. Apalagi sampai sempatkan diri untuk me-review. Itu... pokoknya makasih. ;)
Pokoknya, tunggu aja kalau ada yang baru. Kan bisa tuh sambil nunggu nulis review dulu atau teror di-pm. *apa banget sih kamu* *najis* *dasar cowok butuh belaian*
