Disclaimer: All of the characters and NARUTO itself are Masashi Kishimoto's but this story is purely mine.

Warning: AU, OOC parah, typo, nistjah, sedikit (?)Non-Baku, gaje, bikin mual, jauh dari kata sempurna, dll.

.

.

.

(Haruno Sakura—Uchiha Sasuke)

.

.

.

SEASON

.

.

.

Happy Reading!

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

(Chapter 1 : Hari-hari pendekatan)

...

Musim semi datang. Haruno Sakura menyusuri jalan yang kini dipenuhi helaian bunga sakura. Jalan tampak berkilauan dengan pohon sakura yang berjejer di sisi jalan, membuat setiap pasangan yang berada di sana nampak bersinar. Namun lain halnya dengan Sakura, ia berjalan sendirian. Baginya, sudah terbiasa dengan status jomblo yang melekat pada dirinya karena pada dasarnya Sakura masih belum tertarik dengan lelaki manapun. Bukannya ia belok, tapi belum ada lelaki yang menyangkut di mata hatinya.

Beberapa pasangan melewatinya, membuat Sakura merasa sedikit sebal. Walaupun Sakura belum menyukai seseorang, tapi rasanya melihat pasangan yang bermesraan di depannya membuat ia jengkel. Bahkan sahabatnya sendiri, Yamanaka Ino, terang-terangan mengatakan padanya bahwa ia harus segera mendapat pacar. Sakura sebal, begini-begini ia memiliki tipe ideal. Jadi, Sakura harus mencari yang perfect dari yang ter-perfect.

Tampan, pintar, tinggi, bermata tajam, kaya... Yah, Sakura tidak mencari orang yang kaya juga. Ia bukan perempuan matrealistis. Sakura berpikir bahwa tidak akan ada lelaki yang seperti diinginkannya. Setidaknya untuk saat ini, sampai ia melihat langsung dengan kedua matanya. Seorang lelaki yang sangat tampan keluar dari lamborghini dengan elegan dan tatapan yang menawan. Mulutnya menganga, terpesona pada aura malaikat yang dikeluarkan lelaki berambut pantat ayam itu.

"Astaga, aku baru pertama kali melihatnya," Sakura terdiam dengan mata yang masih mengekori pergerakan lelaki itu. "Dia cowok yang kucari."

...

"Oooh... Kakak ganteng itu? Benar kau tidak mengenalnya?" Ino menatap tidak percaya pada Sakura yang menggelengkan kepalanya beberapa saat lalu. Gadis pirang cantik itu memutar bola matanya, "Semuanya juga tahu siapa kakak ganteng itu, kali!"

Sakura mendengus, "Iya, jadi kakak itu siapa?"

Saat ini keduanya berada di kelas setelah Sakura memutuskan berlari ke kelas untuk menanyakan sosok lelaki tampan yang baru saja dilihatnya. Kali ini Sakura benar-benar menemukan tipe idealnya. Lelaki yang sangat sempurna untuknya. Dan, memiliki teman seperti Ino ada untungnya juga. Pasalnya, Ino adalah ratu-nya informasi list pria tampan di sekolah.

"Kakak itu namanya Uchiha Sasuke. Dia itu sangat kaya, sangat tampan, sangat jenius, sangat populer, sangat rajin, sangat disukai oleh para guru dan murid perempuan di sekolah ini!" jelasnya bersemangat. "Banyak loh yang menyatakan cinta padanya, tapi ditolak mentah-mentah, serius deh!" lanjutnya sambil mengacungkan dua jarinya.

"Kok kau tahu?" tanya Sakura dengan alis yang mengernyit.

Ino mendengus kemudian memasang wajah sebal, "Yahhh... Aku pernah menembaknya." ujarnya dengan suara pelan. "Tapi ditolak mentah-mentah. Padahal waktu itu aku baru memanggil namanya saja, tapi Kak Sasuke seperti memiliki Indra ketujuh."

"Oops, kasihan!"

Sakura tertawa mendengar cerita Ino. Sahabatnya yang terkenal cantik dan berbodi seksi ini ditolak mentah-mentah, bahkan sebelum mengatakan kata suka. As you know, yang Sakura kenal, Ino adalah incaran para lelaki di SMP dulu. Tetapi semuanya ditolak oleh Ino karena waktu itu Ino menyukai Sai yang sampai kini masih dalam proses pedekate. Yah, waktu itu Ino berjuang keras agar Sai menyukainya, dan sekarang entah apa kabar hubungan mereka. Namun Sakura tidak tahu mengapa sahabatnya itu menembak Sasuke.

"Kalau kau menyukai Sai, lalu kenapa kau menembak Kak Sasuke?" tanyanya dengan satu alis terangkat.

"Yeah, you know, aku bosan. Sai terus saja menghindar. Aku kesal dengannya. Asal kau tahu ya, aku menembak Sasuke karena waktu itu ada Sai. Aku ingin tahu dia cemburu atau tidak, tapi apesnya malah malu sendiri." jelasnya dengan tampang kesal.

Sakura terdiam. "Aku menyukai Kak Sasuke. Aku ingin Kak Sasuke jadi pacarku." katanya dengan percaya diri. Kemudian ia bangkit.

"Mau kemana?" tanyanya heran.

"Mau nembak Kak Sasuke. Mau tidak, ya?" ucapnya sambil tersenyum cerah membuat mulut Ino menganga.

"Seriusan?"

...

Manik emerald-nya terfokus pada sosok Uchiha Sasuke yang kini berada di kantin sendirian. Makan sendiri, tetapi rasanya tidak sendirian. Karena banyak perempuan yang berkerubung di sekitar Sasuke. Tetapi sepertinya Sasuke tidak menanggapi mereka. Lagipula para perempuan itu juga sepertinya tidak berani duduk di bangku kosong sebelah Sasuke.

Sakura terkagum-kagum melihat ketampanan Sasuke. Orang yang sangat dingin tapi Sakura menyukainya. Ia berjalan pelan sambi membawa sebungkus roti yang dibawanya dari rumah. Sengaja ia bawa karena ia belum sarapan dari tadi pagi. Sakura berjalan ke arah Sasuke tanpa menghiraukan tatapan para perempuan yang menusuk ke arahnya. Toh, salah sendiri tidak mau duduk di samping Sasuke.

Dengan senyum konyol di wajahnya, ia duduk dan pergerakannya itu menuai perhatian Sasuke. Lelaki itu menoleh dengan tatapan dingin. Sebelum Sasuke ingin berbicara, gadis itu sudah berbicara duluan.

"Permisi, Kak. Saya mau duduk di sini, boleh?" tanya Sakura dengan senyum pepsodent.

"Kenapa duduk di sini? Tempatnya masih banyak." Sasuke berkata dengan ekspresi datarnya. Terdengar kikikan para perempuan yang menertawakan Sakura, namun ia tak mau ambil pusing. Toh, ia yang menanggung malu.

"Tapi saya betahnya di sini. Enak, sekalian penyegaran mata." jawabnya santai.

"Terserah."

Perkataan Sasuke membuat Sakura tidak bisa melanjutkan obrolan mereka. Sasuke kembali dengan kegiatan makannya dan Sakura bermain-main dengan roti bungkusnya. Pikirnya ia harus kembali berbicara dengan Sasuke. Sedingin apa lelaki sampai bisa mematahkan hati para wanita?

Sakura berdeham, "Kak Sasuke, boleh kenalan?"

Tanpa menoleh, Sasuke menjawab, "Buat apa kenalan kalau sendirinya tahu nama saya?"

"Elahh, Kak. Namanya juga pedekate, yang peka, dong!" ungkapnya blak-blakan.

"Saya ngga berminat."

Singkat. Jelas. Padat. Dan tentu saja mengundang banyak tawa ejekan dari para perempuan yang mencuri dengar percakapannya dengan Sasuke.

"Kak Sasuke, kenalin nama saya Haruno Sakura. Panggil aja Sakura. Mudah kan? Gampang kan?"

"Siapa?"

"Sakura, Kak, Sakuraaa!"

"Yang nanya."

Sakura merengut. Benar kata Ino, merebut hati Uchiha Sasuke memang tidak semudah yang ia perkirakan. Tapi bukan Haruno Sakura kalau memilih menyerah duluan sebelum berjuang. Jemarinya dengan gesit membuka bungkus roti dan memakannya. Ia menatap paras tampan kakak kelasnya dari samping. Tentu saja Sakura tahu kalau Sasuke risih. Benar, tatap saja sampai Sasuke yang judes sampai melihat ke arahnya.

Lah, benar, bukan? Kini Uchiha Sasuke menatap ke arahnya dengan pandangan datar seperti sebelumnya. Tapi Sakura tahu kalau Sasuke sedang kesal sekarang.

"Ada apa, sih? Kalau mau bicara, silakan sekarang juga."

Sakura cengengesan mendengarnya.

"Kakak pasti lahirnya pas musim semi, ya? Pas banyak bunga sakuranya, ya?" tebak Sakura asal-asalan dengan cengengesan.

Sasuke hanya menanggapinya dengan gumaman tak berarti, kesal dengan gadis di sampingnya.

"Soalnya tatapan kakak itu loh buat saya bersemi-semi!" ujarnya kemudian diikuti kekehan kecil.

Sasuke mendengus melihat betapa anehnya manusia satu ini, "Salah! Saya kan lahirnya pas musim dingin. Ngga lihat wajah saya yang dingin begini?"

Mendengar perkataan Sasuke, Sakura langsung menghentikan kekehannya kemudian menggaruk pipinya malu. Sial!

Hening. Sasuke kembali dengan kegiatan makannya dan Sakura yang diam-diam melirik wajah tampan Sasuke. Ia melihat Sasuke yang bangkit, terlihat piringnya sudah kosong dan bersiap untuk pergi meninggalkan Sakura. Melihat hal itu, ia terperangah. Lelaki yang hari ini ingin dikenalnya pergi meninggalkannya.

Dan sebelum Sasuke benar-benar pergi, Sakura berteriak, "KAK SASUKE, ADA YANG KETINGGALAN, NIH!"

Dengan sangat terpaksa, Sasuke menoleh. Suara itu hampir saja memecahkan gendang telinganya. Dengan datarnya ia menjawab, "Apa?"

"HATI SAYAAA!" teriaknya kemudian tertawa keras.

Kedua alis Sasuke berkedut sebelum akhirnya berkata, "Oh, emang sengaja ditinggal, kok. Abis berisik." ujarnya sambil berlalu meninggalkan Sakura yang kini syok.

Dan hari-hari berikutnya pun dimulai...

.

.

.

A/n : hallyu :) untuk kali ini, saya bakal bikin series fluffy perjalanan Sakura untuk meluluhkan hati Sasuke /halahala/ wkwk pokonya di sini Sasuke kalo digombalin uda ga mempan :v

Dan, maafkeun saya blm bisa lanjut ff yg lain karena msh buntu (trs knp nambah lagi ffnya njir!) wkwk di ff ini saya bakalan update seminggu sekali (maybe) kalo paketan ndukung lohya :""" sinyal indosat di sini soalnya dikiiit bat kek Cinta doi ke gue :'''' (anjay, baper!)

Sekian, RnR?

Salam hangat,

Reghyna Sheren Ocktavi :*