Ruang keluarga di rumah keluarga Namikaze sekarang hanya terisi oleh tiga orang. Kemeriahan yang ada di dalamnya sejak dua jam yang lalu sekarang sudah lenyap. Namun tidak dengan keceriaan si bocah berambut hitam yang baru saja merayakan pesta ulang tahunnya itu. Matanya masih saja memancarkan kilauan begitu melihat tumpukan-tumpukan kado yang ada di dekat meja tempat kue ulang tahunnya diletakkan itu. Walau cerdik, ia masihlah anak berumur 6 tahun yang menyukai hadiah yang dibungkus dengan lucu.
Menma Namikaze, si bocah, masih saja memeluk boneka tomatnya dengan gembira. Boneka tomat berukuran besar ini ia dapatkan dari kakak berambut hitam pantat ayam yang juga teman baik kakaknya itu. Kenapa harus tomat? Karena kakak rambut hitam itu sangat menyukai tomat, dan kebetulan Menma pun penyuka tomat. Lain dengan kakaknya yang tadi mendelik horor melihat teman baiknya itu memberikan kado berupa bantal tomat untuk adiknya. Sudah cukup ia merasa terteror dengan tomat-tomat di kulkas yang khusus disiapkan ibunya untuk Menma.
Lalu dimana orang tua Menma sekarang? Sayang sekali, dua hari lalu mereka malah harus pergi karena urusan bisnis ke luar kota dan tidak dapat kembali sebelum urusan mereka selesai, padahal hari ini adalah hari ulang tahun Menma. Beruntung sekali kakak Menma yang berambut pirang itu adalah kakak yang sangat protektif kepada adiknya sehingga tentu saja ia dapat diandalkan untuk menjaga Menma dan menyelesaikan persiapan pesta ulang tahunnya. Namun ia tidak sendiri. Teman baiknya bersedia membantunya menjaga Menma, bahkan menyiapkan keperluan ulang tahun Menma juga. Sungguh teman yang ideal bagi kakaknya.
Dan inilah yang membuat Menma berpikir bahwa sudah saatnya si teman baik itu berubah status dari 'teman baik kakak Menma' jadi 'calon kakak ipar Menma'.
Menma is Plotting!
Naruto©Masashi Kishimoto, inspirasi©adegan salah satu drama yang judulnya tidak saya ketahui, lainnya©chiimao13
Pairing: Sasunaru, Menma
Rating: T
Romance, Family
Warning: OOC, AU, TYPO, YAOI, BAHASA TIDAK BAKU, ETC
Don't Like Don't Read, make this a peaceful fandom! Perhatian, Menma disini jadi adik kandung dari Naruto.
Birthday Photo
"Menma, kamu belum lihat hadiah dari nii-chan kan?"
Menma menoleh dan memandang malas kakaknya yang nyengir lebar itu. Ia baru sadar dari tadi kakaknya malah belum memberinya hadiah sama sekali. Tapi rasanya ia tidak bisa merasa kegirangan saat kakaknya yang berbicara. Bukannya kenapa-kenapa, tapi selera kakaknya itu aneh, menurutnya. Masa juga tahun lalu Menma diberi hadiah ulang tahun berupa satu kardus ramen yang menurut kakaknya kualitasnya paling bagus di penjuru negri? Padahal Menma akan lebih suka kalau kakaknya memberinya satu kardus tomat kualitas terbaik saja. Menma kan tidak begitu suka ramen.
"Menma, nii-chan ini memang nggak bisa baca pikiran, tapi dari tampangmu nii-chan bisa tau apa isi hatimu lho. Nih lihat, nii-chan jadi sedih Menma mikir nggak perlu hadiah dari nii-chan."
Duh, kakak rambut pirang satu ini memang lucu sekali, batin Menma. Tentu saja walau Menma tidak suka dengan apa yang diberikan kakaknya, tapi Menma senang sekali kakaknya itu mau berusaha mencarikan hadiah terbagus untuk Menma. Menurut sang ibunda, kakaknya ini sampai rela menyisihkan uang sakunya setiap hari demi membeli ramen itu. Maklum, sepadan dengan kualitasnya, harganya pun mahal. Akhirnya tiap makan siang, Menma minta dibuatkan ramen hadiah dari kakaknya itu walaupun akhirnya dimasak dengan tomat banyak-banyak. Tentu saja itu karena Menma sayang pada kakaknya. Tidak jarang juga ia minta kakaknya makan ramen itu bersama dengannya waktu makan malam.
"Kau bodoh sih." Terdengar sahutan dari seorang pemuda rambut hitam yang sedang menata kado-kado Menma di depan meja.
"Sasuke! Nggak usah ikut-ikut!" protes si kakak dengan cemberut. Ia lalu mendekati Menma yang masih duduk di sofa. Tangannya menyembunyikan sesuatu di punggungnya.
"Aku hanya bicara fakta, Naruto. Nyatanya Menma lebih suka dekat denganku. Bahkan ia memanggilmu dengan nama tapi ia memanggilku dengan sebutan 'Sasuke-nii'. Iya kan, Menma?" Sasuke Uchiha, teman baik kakak Menma, hanya melirik Menma sekilas sambil memasang senyumnya. Setelah itu ia kembali sibuk menata-nata.
"Nggak usah dengerin apa kata si pantat ayam itu yah. Pokoknya Menma harus mau terima hadiah dari nii-chan." Naruto Namikaze, si kakak Menma, mendengus ke arah Sasuke lalu tersenyum manis ke arah adiknya.
Menma dari tadi memang tidak bersuara. Mengamati kakak dan calon 'calon kakak ipar Menma'-nya lebih menyenangkan.
"Tadaaa!" Dari balik badannya, Naruto menyodorkan sebuah kotak cake ke Menma.
Menma menatap kakaknya dengan heran. "Bukannya sudah ada cake?" Ia menunjuk ke arah cake yang sudah dibereskan Sasuke dan sekarang berada di atas meja makan. Cake itu sudah tinggal seperempat saja, tadi dibagikan ke tamu-tamu yang datang juga.
Jari telunjuk Naruto digoyangkan di depan mata Menma. "Ini cake khusus untuk pesta kecil kita bertiga, adik manis." Sebelah tangannya lalu membuka tutup kotak tersebut.
Mata Menma membulat melihatnya. Cake itu berbentuk tomat! Dan ada juga tulisan 'Happy birthday Menma' tertulis di atasnya. Baunya pun sedap dan terasa manis.
"Sasuke yang membantu mengajukan desain untuk cake-nya. Berterima kasihlah padanya juga." Naruto tersenyum melihat Menma masih memandangi cake tersebut dengan takjub.
Perlahan ada dua lengan memindahkan bantal tomat yang sedang dipeluk Menma ke samping badan si kecil itu, lalu mengangkat tubuh Menma dari sofa. "Si dobe ini ribut terus sih, ingin kasih kado yang bisa membuat Menma bangga punya kakak sepertinya," ucap si penggendong alias Sasuke. "Pokoknya sekarang kita akan foto dulu bertiga sampai puas, setelah itu baru kuenya kita makan. Dari tadi kamu dikerubuti oleh teman-teman saja kan?" Sasuke berkata dengan lembut sambil menggendong Menma mendekati meja. Tadi ternyata Sasuke menata kado-kado itu di depan meja karena akan digunakan untuk berfoto bersama.
"Iya. Masa kita bertiga malah tidak ada foto-foto bersama dengan pose-pose aneh?" sahut Naruto.
"Kau saja yang pose aneh, dobe. Nanti aku dan Menma pura-pura tidak kenal," sahut Sasuke tajam.
Bibir Naruto mengerucut. "Kau kenapa sensi sekali padaku sih, teme? Pakai ajak adik manisku berkomplot segala pula!"
Menma masih mengerjap takjub. Mungkin reaksinya akan sama seperti reaksi Naruto jika ia diberi kue ulang tahun berbentuk ramen (?!). Ia didudukkan Sasuke di kursi yang tadi ia tempati sewaktu pesta. Sementara itu, Naruto mengeluarkan cake itu dari dalam kotaknya dan menaruhnya di tatakan kertas di atas meja. Sasuke berjalan lagi untuk mengambil kamera beserta tripodnya dan menyiapkannya di depan meja.
Dalam hati, Menma ingin berteriak kalau ia sayang sekali pada Naruto dan juga pada Sasuke. Kedua pemuda yang umurnya berbeda 10 tahun darinya ini sangat baik pada Menma. Menma bisa merasakan kalau mereka benar-benar menyayanginya juga. Bahkan, beberapa teman Naruto yang pernah berkunjung ke rumah sampai bilang kalau jangan-jangan Menma itu anak dari Naruto dan Sasuke. Lihat saja, penampilannya sudah seperti perpaduan antara Naruto dan Sasuke. Ia suka tomat dan bisa bersikap dewasa seperti Sasuke, namun ia juga suka warna terang seperti Naruto dan kadang-kadang bisa memiliki ekspresi Naruto juga. Sungguh, diperlakukan begini, rasanya Menma ingin memeluk mereka berdua secara langsung.
"Naru, Sasu-nii…" Suara pelan Menma menghentikan Naruto dan Sasuke dari kegiatan mereka sebentar. Begitu menengok, mereka dapat melihat muka Menma yang masih terlihat berbinar itu menyunggingkan senyuman yang sangat manis. "Arigatou!"
~my kokoro goes brokoro~
Sesi foto-foto telah berjalan selama beberapa menit. Kamera dipasang dengan mode timer on agar mereka bisa berfoto bersama-sama. Berbagai pose aneh tentu saja sudah dilakukan… oleh Naruto tentunya. Sedangkan Menma dan Sasuke bersikap dewasa dengan berpose cool. Terkadang mereka malah berpose seolah tidak kenal dengan Naruto waktu si pemuda pirang itu memasang pose yang sekiranya agak menjijikkan. Naruto sendiri langsung mengamuk begitu mengecek hasil fotonya. Kenapa adiknya malah lebih kompak dengan Sasuke dibandingkan dengan dirinya?
Tapi di balik semua itu, Menma merasa saat-saat ini lebih menyenangkan daripada saat di pesta tadi. Ia lebih menikmati kedekatan di antara mereka bertiga dan berharap mereka akan bisa terus begini sampai kapan pun.
Karena itu… Menma ingin menyatukan Naruto dan Sasuke, bukan sebagai teman, tapi sama seperti yang telah ia pikirkan tadi, ia ingin membuat Sasuke menjadi bagian dalam keluarganya juga.
"Naru, Sasu-nii!" panggil Menma mendadak ketika Sasuke sedang menge-set timer lagi. "Nanti pose cium pipiku dua-duanya ya!" pintanya. Langsung saja Naruto memeluk adiknya itu.
"Uhhh sekarang pun akan kucium pipi kenyalmu itu, adikku yang manisss," ucapnya gemas sambil bersiap akan menggigit pipi Menma, sementara si korban hanya menggunakan tangannya untuk menjauhkan wajah Naruto dari dekatnya.
"Nggak mau! Maunya nanti barengan! Kalau aku sudah hitung sampai tiga, kalian cium pipiku!" tegas Menma. Kamera biasanya berbunyi kalau hitungan sudah masuk di bawah tiga, jadi Menma akan mulai menghitung dari situ.
"Baiklah kalau Menma maunya seperti itu." Sasuke berjalan kembali ke tempatnya di sebelah kanan Menma yang berdiri, tidak lupa menepuk pelan kepala Menma dengan sayang. Ia dan Naruto ada dalam posisi berlutut di kedua sisi Menma.
Menma sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyeringai dan bersikap sangat wajar sewaktu kamera sudah mulai berbunyi. Ia ingin rencana dadakannya berhasil. Bunyi penghitung waktu kamera yang pelan itu lama-lama berubah cepat, menandakan waktu pengambilan gambar sudah semakin dekat. Lalu Menma juga mulai menghitung.
"Satu!"
"Dua!" Sasuke dan Naruto sudah bersiap mencium pipi Menma.
"Tiga!"
Dengan cepat Menma berjongkok, meringkuk di antara Sasuke dan Naruto. Yang terjadi di atas Menma seiring dengan bunyi jepretan kamera sama seperti yang diharapkan Menma. Alih-alih mendapatkan pipi Menma, Sasuke dan Naruto yang menubruk Menma dari arah yang berlawanan itu saling bertubrukan… bibirnya. Ya, tidak sengaja bibir mereka bertemu satu sama lain.
Kedua korban Menma ini hanya bisa tersentak kaget dengan mata yang terbelalak. Pertama, mereka kaget tadi mendadak Menma merunduk. Kedua, mereka kaget dengan apa yang kini mereka sedang lakukan. Jepretan kamera sudah terdengar beberapa kali, dan pengambilan gambar pun selesai.
Perlahan, mereka menjauhkan diri sembari mata mereka melirik horor ke arah Menma yang mendongak sambil menunjukkan cengiran khas Naruto.
"Ini pasti jadi foto terkeren buat hari ini," ucap Menma tanpa rasa bersalah. Dalam hatinya, ia mencatat peristiwa hari ini.
Note 1: Berhasil membuat Naru dan Sasu-nii berciuman!
Enaknya apa lagi yang akan dilakukannya besok-besok ya?
to be continued...
Haha, fic laen belum kelar, malah nulis beginian. Saya memang dou shiyou mo nai ningen =P
Mind to RnR?
