Title : Me Or My Brother

Author: Micky_Milky
Genre: Romance/ Drama/ Family

Rate : T

Disclaimer: Ryohogo Narita

Pairing: Shizuo X Izaya

Length: Chaptered

Warning : Typo, Yaoi, Ooc, Oc, alur kecepatan. Dll

.

.

.

Chap 1

Enjoy reading

Semilir angin menyejukkan mengelus lembut surai pirang milik pemuda yang sekarang bernapas pendek-pendek, wajahnya berkeringat deras, manik madunya menatap kesal kearah empat kawanan seniornya di sekolah. SMA Raira yang mulanya damai berubah total saat sosok itu mulai mengamuk. Tak sengajah menguping niat 'baik' sang senpai, Shizuo Heiwajima mendadak panas, darahnya mendidih ke ubun-ubun, niat hati ingin bermalas di atap sekolah menjadi berbelok untuk menghabisi para pecundang didepanya.

"Siapa yang ingin kau tembak, hah.. kau kira bisa mendapatkanya semudah itu. Sana pergi..."

BRAK...

Tiang listrik itu menabrak pagar sekolah mereka menghancurkan sang pagar dan membuat sang tiang listrik tergeletak menghalang jalan utama di depan sekolah mereka. Keempat pemuda yang diperkirakan berumur tujuh belas tahun lebih itu berlari meninggalkan sekolah mereka, mengabaikan jam pelajaran ke tiga mereka. Lebih baik bolos dari pada mati, jika nasib baik masih berpihak mungkin mereka masuk rumah sakit dengan patah tulang di sana sini.

"Heh... Shizu-chan."

Perhatian Shizuo teralih pada sosok pria bermanik merah berambut hitam yang memandangnya bingung, matanya mengamati halaman sekolah mereka, melihat betapa buruknya tempat ini sekarang.

"Izaya-kun?"

"Heh~ habis olahraga berat, Shizu-chan?"

Shizuo mendengus, dia berbalik arah mengabaikan sosok pria kurus itu, kini matanya menatap nyala akan keberadaan sebuah jam tangan yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berpijak, menggeretakkan giginya kesal, Shizuo melangkah maju, mengijak jam tangan mahal itu sekali saja dan melihat hasil jerih payanya, jam itu remuk tak berbekas. Tanpa rasa bersalah pria itu berjalan kesal meninggalkan si kurus bingung.

.

.

"Ne... ne... Shizu-chan, lihat."

Heiwajima Shizuo mengerling sekali kekiri, di bawah sana tepat di halaman sekolah mereka pria itu melihat sosok yang sangat dia kenal berjalan santai di temani beberapa gadis di sampingnya, wajahnya datar tak berekspresi. Moodnya sedang tak baik, kehadiran Izaya di sampingnya cukup membuat telinganya panas mendengar pemuda itu sibuk mengoceh ini dan itu. Bermaksud hemat tenaga, pemuda bersurai pirang palsu itu berusaha mengabaikan kehadiran manusia berisik di sampingnya saat ini.

"Kasuka memang selalu tampan ya, Shizu-chan, sungguh siapapun yang menjadi kekasihnya pasti sangat bahagia."

Pemuda yang sedari tadi sibuk mengoceh di samping Shizuo saat ini tersenyum senang saat melihat adik kelas mereka yang juga bersetatus sebagai adik kandung dari pemuda bersurai pirang di sampingnya saat ini, dia tak menghiraukan bagaimana Shizuo berusaha menulihkan pendengarannya dari pemuda bertubuh lebih pendek darinya itu. Sungguh, Shizuo lagi tak ingin main 'ayo tangkap aku' dengan pemuda itu saat ini, dia capek dan cukup lelah sedari pagi ibunya mengoceh karena dia merusak pagar rumah mereka kembali.

"Diam lah, suaramu berisik sekali."

"Ne... ne... Shizu-chan, apa Kasuka memiliki kekasih?"

Pertanyaan itu sontak membuat mata Shizuo yang tadinya terpejam terbuka lebar, melihat sosok Orihara Izaya tersenyum memandang adiknya. Pemuda itu tak sama sekali melihatnya, mata beriris merah itu malah memandang penuh minat pada sosok sang adik yang setingkat di bawah mereka, wajah Shizuo kini beralih sempurnah melihat adiknya di bawah sana berjalan dengan langkah pelan mengabaikan panggil para siswi.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Kalau aku jadi Kekasih Kasuka, bagaimana? Kami cocokkan?"

Shizuo terdiam sejenak, ada rasa sesak di dadanya, rasa kesal bercampur perih, dia benci mendengar kata-kata itu dari sosok pemuda berwajah licik itu. Dan ini kenapa dia tak suka Izaya mengungkit bagaimana populernya sang adik dari pada dia, apa salahnya coba, mereka satu gen, satu rahim dan satu orang tua, kenapa Kasuka terlihat lebih menawan dari dirinya? Jujur saja selama ini Shizuo tak pernah berfikir panjang tentang penampilan, tapi saat pemuda di sampingnya begitu mengagungkan sang adik, dia benar-benar iri akan wajah yang memang nyaris serupa dengannya itu, terkecuali rambut mereka yang memang Shizuo sengaja untuk menyemirnya menjadi pirang.

"Kalian sama-sama laki-laki, mana cocok, lagian hubungan sesama laki-laki itu sangatlah tabuh."

Izaya merengut kesal, kini tubuhnya yang berbaring di lantai beton atap sekolah mereka, Shizuo duduk tenang menatap pemuda itu dengan sorot mata teduh, apa yang dikatakan Izaya tentang adiknya bukanlah hal yang salah, suka? Laki-laki dan laki-laki? Ah... dia sendiri laki-laki dan tolong garis bawahi jika dia juga menyukai seorang laki-laki dan laki-laki itu adalah Orihara Izaya, sosok yang sering bermain kejar-kejaran dengannya, hanya saja Izaya terlalu mencintai manusia-nya sehingga monster tampan sepertinya harus terabaikan.

Tersadar jika sekarang Izaya menaruh minat bukan hanya dengan seluruh manusia tapi terfokus akan satu manusia membuat Shizuo was-was, apa lagi dia sadar jika sosok itu adalah sang adik, apa dia harus bersaing dengan adiknya?

"Aku kembali ke kelas."

Izaya mengerjam bingung, dia mengira Shizuo mungkin akan mencekiknya atau bahkan melempar tubuhnya dari lantai tiga gedung sekolah mereka, namun sayang, pemuda itu hanya berdiri lalu berjalan berlalu begitu saja, entah malaikat mana yang menaruh minat pada monster itu sehingga membuatnya begitu baik hati pada Izaya hari ini.

"Shizu-chan, tak ingin membunuhku?"

Alis Shizuo menukik tajam, melihat Izaya yang menimang-nimang folding knife miliknya, pemuda itu sudah berdiri menatap remeh pada pemuda tinggi satunya. Shizuo membuang napas lelah, lelah akan dirinya yang tak tahu bagaimana mengutarakan perasaanya pada pemuda jenius sosiopat seperti Izaya, sehingga mereka akhirnya berkahir dengan 'Mari kejar aku'. jika dia berkata apa adanya, Izaya pasti akan menganggap semuanya lelucon dan berakhir dengan tawa menyebalkan dari Orihara sulung itu. Dia masih ingat Izaya selalu menyamakannya dengan hewan ber sel satu, jadi apa perkataannya dan perasaannya akan dimengerti dengan Izaya kelak?

"Aku sedang tak berselerah."

.

.

Pagi itu Shizuo turun dari lantai dua rumahnya menuju dapur, mengambil sekotak susu dan membawanya ke ruang tamu, ini hari minggu, dan dia sedang libur, di liriknya sang ibu yang sedang menjemur pakaian dan ayahnya yang sibuk membaca koran pagi, matanya memandang Kasuka, sang adik yang asik menatap bingkisan entah dari siapa.

"Kiriman dari siapa?"

Kasuka memutar bola matanya, menatap sang kakak yang sibuk menyedot susu dingin miliknya, pemuda berwajah datar itu meletakan secarik kertas dengan tulisan yang rapi.

"Dari teman sekelasmu."

Shizuo mengambil kertas didepannya, membawa baris demi baris kata yang di tulis di sana, dahinya berkedut kesal, kenapa juga manusia itu menulis surat pada adiknya.

"Dia temanmu bukan, Orihara Izaya."

Shizuo mengerling sesaat sang adik, mengembalikan surat milik adik laki-lakinya itu. Isi suratnya tak begitu panjang, hanya bertuliskan nama Orihara Izaya dan nama sang adik, dia tahu, pemuda gila manusia itu memang tak bisa merangkai kata apapun untuk menggobal.

"Apa isi paketannya?"

Sungguh, Shizuo tak menyangkah Izaya sampai juga ke tahap ini untuk mendekati adiknya, dilihatnya sang adik yang membuka bingkisan itu dengan tak sabar begitu juga Shizuo, dia benar-benar penasaran dengan apa yang di berikan pemuda itu untuk adiknya.

Sebuah jam tangan mewah, Kasuka terlihat biasa, dia tak begitu antusias melihat bedah mewah bermerek itu, sedangkan Shizuo terihat lebih buruk, moodnya benar-benar kacau, dia tahu Izaya orang kaya, hanya sekedar jam tangan mewah bukan berarti besar bagi pemuda itu. Dia juga pernah mendengar dari Shinra jika pemuda itu sudah mulai berjudi saat mereka masih SMP belum lagi kedua orang tuanya yang sekarang berada di luar negeri. Jadi sudah di pastikan jika pemuda itu memiliki uang lebih banyak saat ini.

"Kenapa dia memberiku hadiah?"

Shizuo membuang wajahnya kesal, mengabaikan Kasuka yang sibuk membolak balik isi kotak jam tangan itu. Tak ingin membanting perabotan rumah, Shizuo bangkit dari duduknya, berjalan kembali ke kamar.

.

.

"Shizu-chan..."

Shizuo berusaha tetap fokus akan langkahnya, dia memohon pada apapun saat ini agar dia tak membanting satupun properti negara hanya karena terlalu kesal dengan pemuda yang sekarang berlari menghampirinya.

"Shizu-chan... nani? Heh~ kau mengabaikanku, Shizu-chan, tumben tak menyerangku, biasanya kau akan terlihat agresif."

Shizuo terus berjalan, dengan langkah semakin lebar dan cepat, pemuda yang sedari tadi menguntilnya sibuk berputar-putar di sekitarnya, tersenyum senang lalu terus menggodanya.

"Berhenti mengikutiku, Izaya-kun."

Izaya tersenyum senang akhirnya mendapat respon dari monster Ikebukuro itu. Bosan melihat Izaya terus tertawa dan mengoceh, Shizuo berhenti berjalan, kini manik madunya menatap Izaya kesal sedangkan Izaya hanya tersenyum senang sok manis.

"Hidoi, jangan menatapku seperti itu, aku sebenarnya ingin menanyakan sesuatu padamu."

Shizuo diam memandang pemuda itu dalam, Izaya terlihat manis saat ini, pemuda itu tersipu malu dengan wajah sedikit merona, sungguh Shizuo sampai lupa bernapas melihat hal itu.

"Apa?"

"Bagaimana reaksi Kasuka melihat kado dariku?"

Shizuo mengencangkan genggamannya pada tas sekolah miliknya, sungguh, hatinya meletup-letup terbakar cemburu, sudah cukup dia berurusan dengan Seniornya kemarin, saat dia mendengar mereka ingin mendekati Izaya, hah~ sekarang kenapa harus adiknya, dia tak mungkin membanting sesuatu kearah Kasuka bukan karena rasa cemburunya saat ini.

"Dia terlihat biasa."

Izaya menunduk lesu. Shizuo bisa melihat raut wajah itu berubah muram, dia bisa merasakan bagaimana perasaan Izaya saat ini, bagaimana perasaan seseorang akan cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"Shizu-chan, boleh aku minta tolong padamu?"

"Jangan harap, Kutu busuk. Aku tak akan menolong apapun."

Shizuo meneguk ludah paksa kala melihat pemuda itu kembali menunduk sedih, dia terlihat lebih kacau dengan wajah yang semakin muram. Manusia mana yang bisa melihat orang yang kau cintai tertunduk sedih seperti itu didepanmu, walaupun memiliki kekuatan monter, Shizuo tetaplah manusia, apa lagi ini kali pertama Izaya berwajah seperti itu, sungguh, Izaya itu hiper, hiperaktif, hiperjenius dan hiperaneh, tapi sayang Izaya terlalu idiot untuk tahu jika Shizuo menyukainya, bukan membencinya seperti yang Shizuo katakan saat mereka pertama bertemu dan di perkenalkan oleh Shinra.

"Oke, apa yang bisa ku bantu?"

Ini kali pertama Shizuo merasa jantungnya berdetak cepat, bahkan Shizuo tak bisa menyembunyikan senyum samar saat pemuda kurus yang sering melemparinya dengan folding knife dan di balas dengan lemparan rambu-rambu lalu lintas itu memeluknya senang. Pemuda itu bahkan bergelantungan di leher jenjangnya.

Sadar jika mereka menarik minat banyak orang, kedua siswa Raira yang masih menggunakan seragam itu melepaskan pelukan mereka.

"Shizu-chan, tolong katakan pada Kasuka, aku Orihara Izaya menyukainya, dan katakan padanya juga, jika aku ingin menjadi kekasihnya."

.

.

.

TBC

A/N

Yooo fanfic ShiZaya baru^^, gak edit lagi, maaf kalau banyak typo disana sini. Semoga suka, Repyu Please…

-^Micky_Milky^-