hai, sobat KH! ktemu sya lgi nih, di KH fanfic!

Sya jahat banget yah, Crita KH sblumnya sja, blum sya truskan.

Maklumlah. nmanya sja sya pelupa, tkut lupa sma crita ini, jdi sya buat dlu dah crita ini.

Oke, crita ini settingnya sebelum Ventus dkk ngliat meteor ya..

oke

ni dia!


Kingdom Hearts: Birth by Sleep

(dengan sedikit perubahan tentunya..)

.

Theme:

I am 'You'

..

Chapter 1: Her Name is Visa

.

Disclaimer: pokoknya bukan punya saya..

.


At Land of Departure

"Akh.." keluh Ventus atau sebagaimana dapat kita panggil 'Ven', yang dikalahkan oleh Terra.

"Wah, wah.. Sepertinya aku menang lagi, Ven. Kau lengah. Aku tau kalau kau ini cepat, tapi jangan terburu-buru. Memangnya kau mau ke kamar mandi?" tanya Terra, menodongkan keybladenya ke arah Ven.

Ven mengalihkan wajahnya, lalu berdiri dan membersihkan dirinya dari debu. "Lihat saja, Terra! Suatu saat nanti, aku akan mengalahkanmu!" janji Ven.

"Aku menunggu.." kata Terra tersenyum dan mengacak-acak rambut Ven.

"Hei, kalian sudah selesai latihannya?" tanya seorang wanita berambut biru yang menghampiri mereka.

"Yah.. Seperti biasa, tidak bisa sama sekali.." kata Terra sambil menunjuk Ven.

"Hei! Apa-apaan cara menunjuk begitu?" protes Ven.

"Sudah.. Aku ke sini untuk memberi tahu kalian.." kata Aqua.

"Memberi tahu apa, Aqua?" tanya Terra. Dapat ia rasakan tatapan sinis dari Ven, tapi ia hiraukan.

"Kalau Master Eraqus menerima murid baru, dari Master Xehanort.."

Ven dan Terra membelalak tidak percaya. "Apaa?"

"Cukup mengagetkan bukan? Akupun juga begitu.. Master bilang kalau murid baru itu sedikit misterius, karena Master Xehanort tidak memberi tahu detailnya secara terperinci.." kata Aqua.

"Master-Master itu... apa maunya sih?" tanya Ven dengan suara lemah sampai Terra dan Aqua hampir tidak mendengarnya.

"Apa, Ven?" tanya Aqua dan Terra secara bersamaan.

"Ah, tidak ada apa-apa.." jawab Ven.

"Oh iya, Master juga bilang, kalau murid itu bakal datang sebentar lagi, jadi kita harus ke tempat Master sekarang juga.." lanjut Aqua.

Ven dan Terra saling bertatapan. "Well, sepertinya kita tidak ada pilihan lagi selain pergi ke tempat Master.." kata Terra.

"Yaa.. aku setuju." kata Ventus.

.

.


Sesampainya di tempat Master Eraqua berada, Ven, Aqua, dan Terra melihat Master Xehanort bersama seseorang di belakangnya.

'Pasti itu muridnya..' pikir Ven.

"Oh, Ventus, Aqua, Terra. Kalian sudah tiba rupanya.." kata Master Eraqus. "Hari ini Master Xehanort membawakan muridnya dan ia akan menjadi muridku serta teman kalian..".

Lalu, keluarlah seseorang yang berkerudung dari belakang Master Xehanort dan memakai jubah hitam selutut, dan sisanya adalah legging hitam dengan sepatu boot hitam di kakinya.

"Namanya Visa. Ia ditemukan Xehanort di suatu tempat, dan sepertinya ia kehilangan memorinya. Jadi, semoga kalian bisa berteman baik dengannya ya.." kata Master Eraqus.

Si 3 sahabat itu mengangguk secara bersamaan karena refleks. "IYA!"

"Bagus.. Xehanort, sepertinya sudah kuambil alih untuk menjaganya. Kau yakin ini tidak apa-apa?" tanya Master Eraqus.

Master Xehanort mengangguk. "Tidak apa. Aku ingin teman lamaku menjaganya untukku. Kalau begitu, sampai jumpa Eraqus. Kita bertemu kembali di ujian Mark of Mastery.." katanya lalu pergi.

"Dasar orang aneh. Ven, Aqua, Terra, jaga dia baik-baik ya. Sekarang terserah kalian mau mengajaknya latihan atau apa.." kata Master Eraqus mendorong keempatnya keluar dari ruangannya. "Oh iya, dia juga bisa menggunakan keyblade.." lanjutnya sebelum menutup pintu.

"Hai, Visa. Namaku Aqua." kata Aqua. "Ini Terra dan Ventus.." lanjutnya sambil menunjuk Terra dan Ven.

Dan disitulah keheningan terjadi di antara mereka. Tapi yang membuat Ven penasaran, saat ia melihat Visa tersenyum dari balik tudungnya.

"Emm.. Terra, Ven, kalian berlatih saja lagi. Aku akan mengajak Visa berkeliling.." kata Aqua. "Ayo, Visa. Mungkin ini akan menjadi hari pertama kita berbincang.."

Aqua lalu berjalan dan diikuti Visa yang dari tadi diam saja seperti orang aneh.

"Misterius sekali.." kata Ven.

"Memang.. melihatnya saja seperti pertama kali melihatmu, Ven.. Kata Master, dia hilang ingatan ya?" tanya Terra.

Ven mengangguk. Dia tahu bagaimana rasanya menjadi sorotan, saat ia kehilangan memorinya dan berperilaku seperti zombie.

.

.


1st Day

"Morning, Aqua.." sapa Ven.

"Morning.." sapa Aqua balik.

"Emm.. bagaimana dengan hari pertamamu dengan Visa?" tanya Ven.

Aqua tersenyum kecut. "Dia diam saja. Cuma mau mengangguk dan menggeleng. Mungkin cara ia beradaptasi di sini lebih lama daripadamu, Ven.."

Ven tertawa hampar. Sebegitu dinginkah si Visa itu?

"Morning, Ven, Aqua. Bagaimana dengan hari pert-"

"Dia bagai zombie, Terra. Dia tidak berbicara sepatah katapun." kata Aqua memotong pembicaraan Terra yang baru datang.

Lalu, di tengah pembicaraan ketiga sahabat itu, datanglah Visa. Ia tidak berbicara, hanya lewat bagai kereta api.

"Emmm.. Morning Visa.." sapa Ven.

Visa menoleh ke arah Ven dan berjalan terus melewati mereka.

Setelah Visa pergi, Ven berbisik. "Kau benar, Aqua. Dia pendiam sekali.."

"Yaah.. mengingatkanku padamu, Ven" sahut Aqua. "Sepertinya anak itu sulit untuk beradaptasi.."

Terra mengangguk tanda setuju. "Well, suatu hari nanti, dia bakal berbicara kok," katanya.

.

.


2nd Day

"Apa? Kenapa?" tanya Ven terkejut.

"Sudah kubilang Ven. Aku tidak bisa latihan denganmu hari ini. Aku dan Aqua dipanggil oleh Master untuk suatu keperluan. Maaf, tapi kurasa kau harus berlatih sendiri.." kata Terra.

Ven menunduk. Dapat ia rasakan Terra mengacak rambutnya. "Tenang saja, setelah itu, kita bisa latihan kok." Lalu Terra pergi dari hadapan Ventus.

"Hah.. Dengan siapa aku berlatih?" tanya Ven. Entah kenapa, ia langsung mengunci matanya ke pada Visa yang dari tadi melirik Ventus terus.

"Eh..Em... Hai.." sapa Ven.

"..." Visa diam saja dan memutar tubuhnya lalu pergi dari hadapan Ven.

"Hem.. aneh.." kata Ven sambil memandang Visa yang pergi dari hadapannya.

beberapa jam kemudian..

"Lama sekali.. Mereka sedang membicarakan apa ya?" tanya Ven. Ia menunggu Terra dan Aqua yang dipinjam oleh Masternya untuk berdiskusi. Tapi entah yang membuat Ventus ngeri adalah... ketika ia dipandang, dan menjadi sorotan oleh Visa.

Dari tadi, Ven merasa ngeri, karena cara Visa memandangnya itu seperti dipandang oleh hantu. Tambah lagi, Visa memakai kerudung. Bahkan bulu kuduknya pernah berdiri semua, dan dia bersembunyi di balik dinding.

'Gila... Sebenarnya dia itu siapa sih?' pikir Ven sambil bersembunyi.

.

.


3rd Day

"Selamat pagi, Aqua, Terra.." sapa Ven. "Emmm.. Selamat pagi, Master.." lanjutnya begitu ia melihat Master Eraqus berada di antara Terra dan Aqua.

"Selamat pagi, Ven. Apa kau tidak keberatan kalau aku meminjam Terra dan Aqua? Kami ingin berdiskusi lagi. Kalau kau mau berlatih, berlatih saja dengan Visa.." kata Master lalu mengajak Terra dan Aqua pergi.

Ventus saja, sudah merinding melihat Visa yang menatapnya.

"Eh.. Em.. Jadi, Visa.. kurasa, tinggal kita berdua, jadi...emm...- Apa kau mau berlatih denganku?" tanya Ven dengan gugup tentunya.

Visa mengangguk pelan. Tentu saja Ven terkejut, baru pertama kalinya ia melihat Visa bereaksi padanya.

"Eh,, Oke. Ikut aku." kata Ven lalu berjalan menuju tempat latihannya, diikuti dengan Visa.

Sesampai di tempat latihan, kesunyian mulai menggenang di antara mereka berdua. Ventus memulai pembicaraan. "..Apa kau bisa mengeluarkan keyblademu?" tanya Ven. Visa mengangguk dan mengeluarkan keyblade di tangannya.

"..Jadi, Visa, apa hari ini adalah hari pertamamu berlatih menggunakan keyblade?" tanya Ven.

Visa menggeleng.

"Well, jadi kita bisa mulai sekarang.." Ventus lalu menghantam Visa dengan keybladenya, dan Visa dengan mudah menangkisnya.

'Wow.. cukup bagus, untuk pemula (sepertinya)..' pikir Ven.

Mereka bertarung, bertarung, bertarung, dan bertarung. Tapi, hasilnya sama saja. Mereka seri. Tapi Ven sadar, kalau Visa dari tadi hanya menangkis semua serangannya.

".. Aku pikir, latihan selesai di sini. Err.. umm... Well, aku rasa... sampai bertemu besok.." kata Ven menggaruk kepalanya dan berjalan pergi dari tempat itu. Tapi, ia menghentikan langkahnya begitu ia mendengar suara Visa, dari balik tudung itu.

"Ven...tus.." katanya. "Boleh aku... memanggilmu Ven...?"

Dengan refleks, Ven menjawab, "Eh.. Ah.. Ya.. tentu..".

Lalu yang hanya ia lihat adalah Visa pergi dari hadapannya.

.

.


4th Day

"Morning, Ven.." sapa Terra, diikuti Aqua."Morning Ven".

"Mor-Morning guys." sapa Ven balik dengan muka senyum-senyum nggak jelas.

"Ehh... apa terjadi sesuatu yang bagus? Mukamu aneh.." kata Terra sedikit ngeri dengan perilaku ven. "Kau kelihatan senang hari ini."

"Hm? Benarkah?" tanya Ven. Terra dan Aqua mengangguk.

"Selamat pagi, Ven.." sapa suara hangat dari belakang. Ven menoleh, dan ternyata yang menyapanya tadi adalah..-

"Maaf tentang hari-hari yang kemarin. Aku membuatmu takut, ya?" tanya Visa sambil tersenyum. "Nanti kita latihan bareng lagi, ya."

"Visa...?" kata Ventus tidak percaya. Ia melihat Visa yang ceria dan terbuka, bukan Visa yang berkerudung dan penutup. Wajah Visa memang kelihatan imut, kulitnya putih, matanya biru, dan rambutnya yang pendek berwarna hitam. Tapi tanpa tudungnya, Visa kelihatan seperti seorang gadis yang normal.

Terra dan Aqua memandangnya tidak percaya. "Di-Dia... berbicara.."

Dan itulah hari dimana Ventus mendengar suara dan melihat wajah Visa.

"Jadi, kita latihan apa hari ini?" tanya Visa setelah ia bersama Ven, sampai di tempat latihan.

"Emm.. hanya latihan biasa sih. Tapi, aku ingin melihat sejauh mana kemampuanmu dalam Magic. Bisa kau perlihatkan kepadaku?" tanya Ven.

Visa mengangguk. "Tapi aku belum terbiasa menggunakannya. Karena, aku agak sulit menggunakan Magicku.."

"Mudah kok. Konsentrasi saja." jelas Ven.

Visa mengikuti saran Ven dan akhirnya ia berhasil menggunakan Magicnya.

"Wow.. Tidak kusangka aku bisa. Konsentrasi penuh memang berguna!" kagum Visa sambil memandang keyblade dan tangannya.

Ven memandangnya heran. Sikapnya berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

"Hm? Ada apa?" tanya Visa.

"Ti-Tidak ada.. hanya melamun.." kata Ven.

"Oh iya, kulihat teman-temanmu, sepertinya mereka baik ya.." kata Visa tersenyum.

"baik? Terra saja selalu membuatku terpuruk.." desah Ven. "Tapi aku tau kalau suatu hari nanti, aku bakal mengalahkannya!"

Visa tertawa kecil. "Wah, sepertinya kalian berdua dekat sekali.. Dan sepertinya Aqualah yang terlihat seperti seorang ibu.."

Ven membelalak. "Wha? Yaa.. Terra dan Aqua adalah sahabatku." katanya. "Mereka yang mengerti aku, dan mereka yang membuatku menjadi seperti ini. Aku tidak ingin kehilangan mereka.. Biasanya, kalau aku dan Terra sudah lelah berlatih, Aqua selalu menghidangkan cemilan dan makan bersama.."

Visa menatapnya dengan senyuman yang lemah. "Itu terdengar bagus. Aku harap aku bisa menjadi temanmu.."

"Tentu saja! Semua murid Master Eraqus adalah teman! Kau bisa berbincang dengan kami.. kalau kau mau.." kata Ven.

Visa tersenyum cerah dan mengangguk. "benarkah? Aku tidak sabar!"

.

.


A/N: yo sobat.. akhirnya sya slesaikan fic ini dgn bgitu lamanya..

but remember, my lil' bro that gives me the idea. So.. thx to my bro.

okay, review ya.. dan jgn lupa, review to my bro. He really needs it.

peace (v). i'm out.