Sebagai hunter yang memburu penjahat demi uang hadiah, Gray selalu bergerak sendirian. Ia tak pernah memiliki tempat tinggal yang tetap, pun tak pernah berada di dekat orang yang sama selama lebih dari satu bulan. Tapi kali ini berbeda. Ia sudah bersama dengan gadis bertudung merah itu selama tiga bulan. (Beware: Mixed characters. You might even find some from RF here :D)

DISCLAIMER: ALL HARVEST MOON products are belong to NATSUME, Inc.

CHARACTERS: Campur aduk. Some Harvest Moon (even RF series) mixed together!

~1~

"The Hunter"

Malam di pertengahan musim gugur yang dingin. Udara di Mother's Hill, Mineral Town, saat ini mencapai 10 derajat celsius. Sebagian pepohonan tampak telah meranggaskan daun-daunnya, bersiap untuk menyambut musim dingin yang semakin dekat. Meski malam belum begitu larut, jalan-jalan di kota kecil Mineral Town tampak sangat sepi. Jika ditelurusuri lebih ke timur, di lereng Mother's Hill, barulah tampak seorang pria berambut pirang pendek yang tengah berjongkok di salah satu dahan pohon. Ia telah berada di sana sejak satu jam lalu, mengamati pergerakan di dalam sebuah cottage tua yang berada di tengah lahan terbengkalai.

Ia melihat kembali jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul 10 pm. Suara dari dalam cottage mulai tidak terdengar, sesuai dugaannya. Ia melompat turun dari ketinggian sekitar 2 meter, dan berlari dengan langkah seringan bulu ke depan pintu cottage. Ia menempelkan telinganya ke daun pintu, memastikan bahwa tak ada lagi pergerakan dari penghuni di dalamnya. Setelah yakin, ia menghunus pedang kecilnya dan merusak knob pintu dengan satu gerakan. Di dalam cottage itu ia mendapati apa yang ia cari: seorang bocah laki-laki berambut hitam yang terikat dengan mulut terbungkam kain di salah satu tiang cottage. Pria pirang itu meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya, mengisyaratkan agar anak itu tetap tenang. Setelah anak itu mengangguk, baru ia melepas ikatan di tangan dan mulutnya. Di meja makan dekat anak itu disekap, tampak lima orang pria besar tertidur lelap dengan botol-botol wine berserakan di meja. Ia mengajak anak itu keluar dari cottage.

Setelah berada di luar, pria itu menunduk dan berbisik pada sang bocah yang masih tampak gemetaran, "Tunggu disini. Tutup telingamu. Tutup matamu. Paham?"

Mata dingin pria itu membuat sang bocah hanya sanggup mengangguk. Namun ketika pria itu hendak masuk, tangan kecil si bocah menahan ujung jaketnya. "Te- terimakasih... sudah menyelamatkan... ku... Aku Stu. Paman..?"

Si pria menyipitkan mata birunya, ia tampak menimbang perlukah dirinya menyebutkan namanya pada si kecil ini.

"Gray," katanya pendek, lalu langsung melangkah masuk ke cottage. Stu menutup telinganya seperti perintah Gray. Meski begitu, ia masih dapat mendengar beberapa suara dari dalam cottage. Ia mendengar suara air yang tumpah, lalu beberapa pria penculiknya tampak kaget.

"Siapa kau? Hey, mana bocah itu?!"

Dan beberapa suara "Buak! Buak!" langsung mengakhiri seluruh kegaduhan itu. Beberapa lama situasi hening. Membuat Stu tak tahan untuk mengintip ke dalam cottage. Di tiang tempat Stu diikat barusan, kini terikat dua orang pria besar yang tampak pingsan. Tiga orang lainnya terikat dan teruduk di lantai. Mulut Stu menganga tidak percaya. Tubuh Gray jelas lebih kecil dari lima pria itu, tapi ia menyelesaikan segalanya hanya dengan beberapa suara "buak".

"Bagaimana kau melakukannya?" tanya Stu kagum. Gray lagi-lagi tampak menimbang perlukah ia menjelaskannya pada Stu. "Ayolah... beritahu aku, paman!"

Gray menghela napas kesal. Ia tak pernah suka dengan anak-anak, dan ia tak ingin terlibat dengan mereka. Menghemat waktu, Gray memanggul Stu di bahu kirinya, tak mengindahkan keluhan dan rontaan Stu. Ia berjalan dengan tenang melewati hutan menuju ke area pedesaan. Tak tahan dengan rengekan Stu yang terus menerus, akhirnya Gray menurunkan Stu di jalan.

"Kau ingin tahu?" Tanya Gray. Stu menjawabnya dengan anggukan keras. "Aku hanya meletakkan beberapa botol wine yang telah kuberi obat tidur di dapur cottage. Dan mereka tertidur lelap dalam waktu 1 jam. Soal bagaimana aku mengalahkan mereka, jawabanku hanya satu," pada bagian ini Stu menelan ludahnya. "Kekuatan dan kecepatan."

Stu mengerutkan wajahnya kecewa. "Hanya itu?"

"Hanya itu."

"Kau tidak menggunakan sihir atau semacamnya?"

"Aku tidak percaya sihir."

"Kau tahu, aku kenal seorang kakak yang bisa sihir, meski ia memintaku merahasiakannya," ujar Stu.

"Maksudmu trik sulap?" sahut Gray.

"Tidak, sihir sungguhan! Kau tahu, ia bisa membuat pohon yang layu hidup kembali hanya dengan menyentuhnya!" seru Stu. Gray mengerutkan dahinya. Bocah ini sungguh imajinatif.

"Oh ya?" Gray hanya menanggapi pendek. Ia lalu berjalan mendahului Stu, membuat bocah itu berlari kelabakan karena takut tertinggal. Gray membawa Stu ke Doug's Inn. Berbeda dengan kondisi desa yang sepi, di bagian dalam Doug's Inn seluruh warga Mineral Town berkumpul. Mereka tampak lega saat melihat Stu memasuki Inn didampingi oleh Gray. Tampak seorang gadis berbaju terusan warna biru muda segera menghambur dan memeluk Stu.

"Stuu! Kau selamat! Syukurlah..." serunya. Stu membalas pelukannya.

"Paman itu menolongku, Kak."

Kakak perempuan Stu tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya pada Gray. Ia berjalan ke arah Gray, mengeluarkan sebuah kantung berisi beberapa keping gold dari sakunya, dan menyerahkannya pada Gray.

"Terimakasih, Tuan Hunter," katanya. Gray menerima kantung itu dan membukanya sedikit untuk melihat isinya. Ia mendapat 1000 Gold, sesuai dengan kesepakatan mereka.

"Terimakasih kembali," jawab Gray sambil memasukkan kantung itu ke saku di bagian dalam jaketnya. Stu melihat transaksi mereka dan ia mulai paham bahwa paman yang menolongnya merupakan seorang hunter, sebutan masyarakat untuk seseorang yang mencari uang dengan memburu penjahat atau meminjamkan keahliannya untuk hal lain.

Setelah warga merasa tenang, mereka meninggalkan Inn dan pulang ke rumah masing-masing. Namun Stu bersikeras ingin tetap di Inn dan menempel terus pada Gray. Tampaknya dalam diri Stu terbangun kelekatan dan kekaguman pada Gray. Kakak Stu akhirnya menyerah setelah Doug membujuknya untuk membiarkan Stu bermalam di Inn.

"Biarlah dia tidur di sini malam ini. Kau istirahatlah temani nenekmu. Kalian telah melalui hari yang berat," bujuk Doug. Dan seperti itulah, malam ini Stu tidur di penginapan Dough, di kamar yang sama dengan Gray. Gray tidak menyatakan keberatan ataupun persetujuan, mungkin karena Doug memberinya gratis penginapan satu malam, dengan syarat ia berbagi kamar dengan Stu.

"Jadi paman seorang hunter?" tanya Stu dengan mata bersinar. Ia duduk di sebelah Gray yang sedang mengelap pedang kecilnya. Gray hanya menjawab dengan "hm" kecil.

"Pedangmu kecil sekali. Apa kau bisa membunuh penjahat dengan itu?" Tanya Stu lagi. Gray menghentikan pekerjaannya, dan merubah posisi duduknya sehingga ia kini duduk bersilah, berhadapan dengan Stu.

"Seorang hunter memburu penjahat, bukan membunuhnya," kata Gray tegas. Ini membuat mata Stu semakin berbinar dengan kekaguman.

"Kau keren sekali! Aku juga ingin jadi hunter kalau sudah besar nanti!" Seru Stu sambil menghempaskan dirinya ke kasur. "Menurutmu apa aku bisa?" tanyanya lugu. Gray yang sudah selesai dengan perawatan rutin pedangnya, telah menyarungkan pedangnya dan meletakkannya di samping bantal. Ia melihat Stu yang berbaring di sebelahnya.

"Lebih baik jangan," jawab Gray.

"Kenapa?"

Gray mengalihkan pandangannya dari Stu ke telapak tangan kanannya yang kosong. "Jalan hunter bukanlah jalan seorang pahlawan. Hunter tidak digerakkan oleh rasa kemanusiaan, tapi oleh uang," lanjut Gray, mata birunya tampak semakin dingin. Stu yang merasakan itu, lalu duduk di atas kasur dan memegang tangan Gray dengan kedua tangan kecilnya.

"Aku tahu itu. Aku juga pernah mendengar banyak hunter yg seperti itu dari Zack. Tapi kau berbeda!" kata Stu. "1000 Gold adalah jumlah yang sangat sedikit. Kau bisa meminta jauh lebih banyak dari itu. Dan kau menghindari konflik sebisa mungkin. Kupikir normalnya seorang hunter akan langsung menggebrak dan mencedrai lawannya, tapi kau tidak. Kau bahkan menyuruhku menutup telinga agar tak mendengar kekerasan. Kau orang baik!"

Gray tampak terdiam, agak tercengang dengan cara bicara Stu yang jauh di atas anak seumurannya. Ia mengacak-acak rambut Stu, lalu mendorong kepala Stu agar ia kembali berbaring. "Dari pada hunter, kau lebih cocok jadi politikus," kata Gray sambil berbaring di samping Stu. Stu menggeser tidurnya lagi, menghadap Gray.

"Politikus? Apa itu?"

Gray mendecakkan lidahnya. Ia tak seharusnya bicara lebih banyak pada anak ini.

"Tidurlah, bocah!" perintah Gray kesal. Ia membelakangi Stu, dan segera memposisikan dirinya untuk tidur, tidak mengindahkan keluhan-keluhan Stu setelahnya.

-000-

Doug terkejut ketika ia hendak menyiapkan menu sarapan di pagi hari. Ia menemukan secarik kertas dan beberapa keping gold di meja kasirnya.

"Biaya makan malam kemarin. Gray."

Doug tersenyum membaca notes yang sangat pendek itu. Penginapannya sudah sering disinggahi berbagai jenis hunter, dari yang barbar, klimis, hingga psikopat. Namun ada juga beberapa hunter yang seperti Gray. Tak banyak bicara, terlihat dingin, namun berhati lembut. Ia menduga saat ini Gray mungkin sedang menuju ke Forget-Me-Not Valley, mengingat bahwa kemarin Gray menanyakan jalan ke sana tadi malam.

Setelah Ann pergi ke lantai dua bersama Stu, Gray menghampiri Doug yang sedang mengelap gelas-gelas, bersiap menutup Inn.

"Doug, kau pernah dengar tentang gerombolan sirkus gipsy?"

Doug menghentikan pekerjaannya sejenak, dan melihat mata Gray yang tampak serius.
"Hmm. Kurasa ya. Sekitar dua hari lalu ada pelanggan yang datang dari Forget-Me-Not Valley. Dia bilang ada kelompok sirkus yang sedang singgah di sana. Mereka sangat hebat, dan para wanitanya seksi. Itu katanya," jelas Doug. "Kau tertarik?" tanya Doug dengan maksud menggoda.

Bukannya menjawab, Gray malah menguap. "Kau lupa aku ini hunter? Hanya uang yang menarik perhatianku," jawabnya enteng, dengan senyuman yang lebih mirip seringai. Doug tertawa kecil.

"Bisakah kau tersenyum dengan lebih manis?" Tanya Doug di sela tawanya.

"Kau bercanda?"

Doug tersenyum mengingat malam kemarin. Gray adalah orang yang -meskipun wajahnya dingin tanpa ekspresi, tapi membuat orang merasa ingin disisinya.
"Semoga perjalananmu menyenangkan, Tuan Hunter."

-000-

(Bersambung...)

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

Chapter pertama selesai! Yeay~

Another Graire pairing! Maaf atas kegilaan author pada pasangan ini /./

Setting Mineral Town yang sedikit berbeda. Dunia Harvest Moon yang berbeda. Nantinya Gray akan pergi ke beberapa kota Harvest Moon lain seperti Zephyr (Grand Bazaar), Forget-Me-Not Valley (Wonderful Life), dan beberapa penduduk kota Konohana (Tale of Two Town) akan ikut berperan. Maafkan juga author yang mencampur-adukkan dunia Harvest Moon seenaknya, dengan time line yang mungkin agak atau sangat ngaco, hohoho. Claire belum muncul di sini. Oh ya, pace nya mungkin agak lambat, jadi sabar ya :-)

I hope you enjoy this :DDD!