Title : Nocturne
Author : mako-chan
Rating : M! yang polos minggir.. yang polos minggir.. *ditabok
Disclaimer: FT Island belongs to FnC Entertaintment's, their parents and god
dengan kata lain saya hanya pinjem nama-nama dari entertainer diatas. Tapi cerita ini benar-benar milik saya.
Pairing : [FT Island] Lee Hongki x Choi Jonghun.
Warning : YAOI, BoyLove, BoyXBoy, PWP, Bahasa abal, Explisit lemon, rada ngebosenin, Rape, Hard (?) ff ini hanya fiksi... fiction in fiction in fiction #malahnyanyi
I've been warned you
so,
Don't like? please don't read
.
Now Playing:
Frederick Chopin - Nocturnes Op.9 in E Flat
The Gazette - Taion
FT ISLAND - Distance
HAPPY READING GUYS…^^
Derap langkah menapak kubangan memenuhi lorong gelap. Menggema diantara tembok gedung tinggi berselaput lumut. Surai kelam terhentak saat seorang namja menolehkan paras cantiknya. Nafas namja itu semakin menderu saat sosok berselimut bayang bergerak semakin dekat. Tercekat. Isakannya lolos dari bibir. Otot-ototnya menjeritkan lelah, jemari kakinya lecet di beberapa tempat, paru-parunya terasa sesak. Tapi tidak! ia tak bisa berhenti, bahkan ia harus berjalan lebih cepat.
Tetesan air hujan menetes dari plavon. Menukik turun dari ketinggian dan membentur kaleng sarden sebelum terpecah menjadi bulir air mikroskopis. Mengalunkan ketukan berdentam seindah senandung kematian di telinga si namja cantik.
GREP!
"HMPPH!" si namja cantik meronta. Berusaha berteriak, disaat yang sama rasa pahit chlorophorm dari sapu tangan putih menyentuh lidah, Hidungnya serasa dibor. Tak lama kemudian tulangnya seolah meleleh. Tubuhnya terhuyung kedepan. Dan hal terakhir yang dilihat si namja cantik adalah mata kuning seekor kucing jalanan yang mengawasinya dengan bangkai tikus penuh cabikan di satu kaki depan.
.
.
.:mako-chan:.
.
.
Erangan terlontar. Entah dari mulut siapa. Bagai ilusi sosok seorang namja membayang, bergerak di atas tubuh si namja cantik. Kian lama kian jelas. Namja cantik itu mengernyit. Erangannya sekali lagi keluar saat sesuatu mencengkram dadanya.
"Kau miliku Hongki. Hanya milikku..." geram namja itu. Suara yang terasa familiar di telinga Hongki (si namja cantik). Detik berikutnya kepala bersurai hitam itu bergerak turun, keluar dari jarak pandang Hongki.
Manik cemerlang Hongki kembali terbuka begitu mendengar suara seseorang mendesah. Di saat yang sama benda basah dan hangat menyelubungi nipplenya. Otak Hongki terasa berselaput. Mata cemerlangnya yang terasa kabur bergulir keatas, mengamati lampu neon terang dengan sulur-sulur pelangi yang begitu indah.
"Tak kan ku biarkan kau pergi dariku. mmh.. Tak akan pernah." suara familiar itu terdengar lagi, membuat manik kristal Hongki bergulir turun. Ukh!. Ia melihat bayang surai itu. Makin jelas.
"ukh!" areolanya terhisap. Meremangkan tiap sel di tubuhnya. Mengembalikan kesadarannya. Sosok itu!
BRAK!
Namja yang tadi berada di atasnya terpental, membentur nakas yang ada tak jauh dari sana. Rongga dada keduanya bergerak naik turun. Deru nafas memburu. Secepat kilat jemari Hongki meraih bed cover, melapiskan ke depan dada miliknya yang penuh bercak.
"Jo-Jonghun-sshi?". Ini tak mungkin! Bukankah namja itu membenci dirinya? Membenci Hongki yang menolak cintanya saat SMA dulu?
Apakah Mungkin Jonghun masih menyimpan perasaan untuknya?
Jonghun mendengus dan menegakkan tubuh tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada namja cantik di depannya.
"Kau sudah bangun rupanya, eh? Pelac*r" gumam Jonghun enteng. Membulatkan mata cemerlang Hongki.
"Mwo?"
"Setelah menghancurkan hidupku dulu, kini siapa lagi korbanmu? Jung Yonghwa?"
"Apa maksud一ugh! Kau mabuk Jonghun-sshi" Hongki mendorong Jonghun saat nafas berbau minuman keras terhirup. Dorongannya tak begitu kuat kali ini, hanya bisa membuat namja itu terdorong beberapa senti darinya. Jonghun mendengus.
"Wae? Kau merasa jijik padaku?" Hongki menggigit bibir bawahnya. Beringsut mundur dan menggeleng samar. Tidak. Bukan itu maksud Hongki. Secepat kilat Jonghun mencengkram kedua lengan atas Hongki kuat-kuat membuatnya terangkat tinggi dengan bed cover melorot dan tersendat di paha .
"Kau membuat semuanya mencecarku. Membuatku bagai makhluk hina setelah mengucap kata cinta untukmu. Dan sekarang kau menerima Yonghwa mendampingimu! KAU SUNGGUH HEBAT LEE HONGKI!"
Hongki terlempar ke ranjang. Tidak! Ini tidak benar. Hongki tak pernah menerima cinta siapapun. Karena memang tak ada siapapun yang ia cintai selain Jonghun. Ini semuanya salah. Ini tidak benar. Hongki bangun memosisikan dirinya duduk di depan Jonghun sambil menahan bed cover di depan dada.
"Tidak. Semuanya salah paham. Aku一
PLAK!
"Akh!" Hongki kembali tersungkur. Tubuhnya memantul di ranjang yang empuk dengam pipi lebam dan sudut bibir pecah.
Jonghun melangkah maju dengan lututnya. Merenggut dagu Hongki, mengamati wajah dalam cengkraman dengan tatapan tajam sarat kebencian.
"Lihat wajah ini.. Kulit lembut ini.. Dan.." Srak! Jonghun merenggut coverbed di tangan Hongki. Melirik satu bagian yang tadinya tertutup lalu menyeringai. Pandangan Jonghun kembali ke atas.
"Hei, jalang! Apa kau pernah berciuman?"
"Mmmphh!" Hongki meronta. Tanpa memberi kesempatan menjawab, bibir Jonghun melumat bibir Hongki. Si Namja cantik terus meronta. Gengaman dirambut Hongki mengerat, menahan gerak kepala si namja cantik. Tak bisa. Hongki tak bisa melawan tenaga namja ini. Perlawanan namja cantik itu mengendur...
Lembut. Bibir Jonghun kini bergerak di bibir Hongki dengan lembut. Hati Hongki bergetar. Tanpa sadar bibir Hongki bergerak. Menyambut ciuman pertamanya dengan namja yang selalu menempati urutan teratas di hatinya. Walau ciuman pertama itu beraroma alkohol.
Tiba-tiba Rambut Hongki ditarik dengan kasar. Ringisan Hongki terdengar.
"Kau pernah melakukannya, eh? Siapa ciuman pertamamu Hongki-ah? Dengan yeoja? He? Tidak? Oh atau... YONGHWA! HAH?一PLAK!一DASAR JALANG!" lagi, bibir Jonghun melumat dibibir Hongki. Kali ini secara brutal. Menghisap sudut bibirnya yang pecah dengan ganas. Menjatuhkan hukuman pada namja cantik itu atas apa yang tak ia lakukan.
"U-Ungh... Hmmph... Lep-Lephasssh..."
Hongki meronta. Sekuat tenaga meronta, tapi geraknya tertahan dan sisa bius masih terasa menggelayuti tubuhnya.
Saat nafasnya terasa di ujung batas dan matanya terasa dilapisi semburat kuning, Jonghun melepaskan bibirnya dan berpindah ke leher. Hongki membuka mulut lebar-lebar. Berusaha mengais udara sebanyak mungkin. Sesak.
"Anndwae... Ukh, Berhenn-ti!" Entah bagaimana Hongki berhasil menjejak dada bidang Jonghun. Membuat namja tampan itu tersungkur dengan nafas terputus-putus karena batuk. Hongki beranjak dari sana. Menyambar baju dan celana sekenanya dan berlari.
BUGH! Jonghun menendang pinggang kanan Hongki, membuat namja cantik itu terpelanting ke kiri dan tersungkur menabrak tembok. Hebat! Sekarang mungkin tulang di pinggangnya patah menabrak nakas. Hongki tak bisa bergerak.
Kaki telanjang Jonghun berhenti di depan wajah Hongki yang tergolek miring dibawahnya. Melihat cemerlang namja itu menatapnya dengan pandangan nanar dari sudut mata. Tapi ia tak perduli. Jonghun tak perduli, malah menarik lengannya一menyeret tubuh itu dan menghempasnya kembali ke atas ranjang. Hongki mengaduh. Bunyi keretak tulang menguatkan spekulasi tentang tulang pinggang Hongki. Nafas namja cantik itu seolah terputus. Hatinya terasa sakit. Demi apapun, Making love bersama Jonghun adalah mimpinya. Demi apapun! Tapi tidak dengan cara seperti ini.
"Tidak! Kumohon.. Jangan..." rasa takut mulai menyusup.
"Kau milikku Hongki ah.. Hanya milikku!" Jonghun melahap nipple
Hongki beringas. Dalam tempo yang sama mengocok milik Hongki. Hongki meronta hebat. Jonghun geram. Detik berikutnya tamparan bertubi-tubi mendarat di pipi si namja cantik.
Isakan lolos dari sela deru nafas. Kini Jonghun berada di antara kedua pahanya. Mengulum miliknya dan meremas twinsballnya membabi buta.
"Unnhh.. A-aaahh~" Hongki tak mampu bertahan. Hingga akhirnya ia serasa membumbung dan menggapai klimaks pertamanya.
Nafas Hongki tersengal. Seluruh tubuhnya sakit. Begitu juga hatinya. Jonghun menekan kedua pipi Hongki dengan satu tangan.
"Apa kau dengar suaramu tadi? Meneriakkan namaku dengan suara serakmu yang seksi?" Dengusan terdengar. "Kau berlagak tak menikmatinya. Tapi slutty body mu menggemborkan hal lain, kau tahu?" bisik Jonghun meremas milik Hongki serta mengelus hole namja cantik itu dengan telunjuk dari tangan yang sama. Hongki terbelalak! Dengan tenaganya yang tersisa ia mendorong Jonghun. Tak berhasil. Jonghun menggeram marah. Membalikkan tubuh Hongki hingga tengkurap dan mengangkat pinggul itu dan membenamkan miliknya dalam-dalam.
"ARRGGGGHHHH!" Teriakan Hongki menggelegar. Tubuh bagian atasnya ambruk dan terkulai ke lantai seolah lumpuh. Air matanya terus mengucur. Menyakitkan. Tanpa peregangan, tanpa pelumas dan tanpa cinta lubangnya dikoyak.
"ungghhh... Ho-how tighth..." geram Jonghun. Seluruh tubuh namja tampan itu menegang. Hole Hongki menjepit miliknya erat. Membuatnya tak bisa bergerak maju.
"Sa-sakitt... Hentikan, Kumohon..." rintih Hongki. Jonghun kesal. Entah kenapa imajinasi wajah Yonghwa yang tersenyum meremehkan membayangi dan membuatnya membobol paksa lubang Hongki.
Teriakan pilu si namja cantik memenuhi udara.
Tanpa jeda Jonghun menarik miliknya hingga hampir keluar, lalu menghentakkannya keras-keras. Menanti desahan atau teriakan serak Hongki.
"Unggh! Hah.. Hah.." desahnya sendiri. Jonghun kembali memaju mundurkan miliknya. Dalam, tepat dan keras. Tapi tak ada desahan serak Hongki. Jonghun menggeram dan melesakkan miliknya membabi buta. Menuntut alunan melodi indah yang seharusnya menggetarkan gendang telinganya. Tak ada! Hanya suara pinggangnya dan pantat Hongki beradu-lah yang memenuhi telinganya.
Ia berhenti.
Bahu Jonghun bergerak naik turun. Engah nafasnya yang menderu menggema, menggantikan suara dentam tubuh beradu mereka.
Dengan cekatan tangannya membalik tubuh Hongki tanpa melepas miliknya dari dekapan lubang hangat si namja cantik.
Pias. Wajah namja cantik itu kini pias tanpa rona. Maniknya yang cemerlang kini kosong tanpa sinar, namun lelehan air mata terus meluncur turun di ujung mata. Tubuh itu tak merasakan getaran. Tak merasakan nikmat. Bahkan tak lagi merasakan rasa sakit. Nampak selongsong kosong bertopeng tanpa jiwa.
Tangan Jonghun bergetar. Buku jarinya memutih karena terkepal erat. Menyesakkan! Mengesalkan! Apa yang dilihat Hongki dari Yonghwa... Kepalan Jonghun terangkat tinggi-tinggi.
Pedih. Kenapa kau lebih memilih namja itu dari pada Jonghun...
"AAARRRGGGHHH!" raungan frustasi terdengar.
BRAKKK!
Tinju Jonghun membentur lantai一hanya beberapa senti dari mata Hongki. Bersamaan dengan itu gumpalan air mata menetes cepat dari cemerlang Hongki yang terbuka.
Jonghun mengibaskan wajah, memfokuskan pikiran pada hasrat menyakitkan yang berkumpul di ujung organnya dan menajamkan pandangan yang mengabur karena alkohol dan rasa lelah.
Jonghun Kembali menghujamkan miliknya dalam-dalam ke lubang Hongki. Erangan dan desahan tertahannya menggema di ruangan itu. Hanya ada suaranya. Huh! Ia sudah tak perduli bagaimana Hongki dan memilih memejamkan mata dan mengejar puncaknya sendiri, tanpa mengetahui manik cemerlang Hongki yang mengelam kembali menjatuhkan bulir kristalnya.
"Aahhh... Ha.. Ha.. Sso-So tighthhh... Ungh" Jonghun mendesah.
"O-Ouhh goddhh! Hmmh..!" bulir air mata menetes turun di pipi Jonghun. Tubuh liat namja tampan itu terus bergerak frustasi. Hingga sesuatu yang dingin meraba pipinya, menyentuh air matanya hingga bulir bening itu kini beralih mengalir di jemari itu.
Jonghun membuka mata. Mata kristal Hongki kini menatapnya, tangan dingin namja cantik itu terjulur. Terasa hangat.
"Saranghae... Jonghun-ah..." perlahan mata cemerlang Hongki memejam. Jemari yang tadi terangkat terkulai jatuh.
Grep!
Sebelum tangan itu menyentuh lantai, jemari Jonghun mencengkramnya. Mendorongnya lebih cepat ke lantai dan terus mencengramnya. Perut bagian bawahnya menegang. Miliknya berkedut hebat dan tiap sel dalam tubuhnya seolah meletup.
Dalam satu lenguhan dalam, benihnya menyembur. Membentur dan mengaliri lubang Hongki. Jonghun terdiam. Menikmati getaran-getaran yang tersisa.
Jonghun bergulir ke samping Hongki. Terengah sambil menatap langit-langit. Tak lama Jonghun berpaling, Menatap wajah cantik berhias lebam di sampingnya. Namja berwajah sendu itu terkekeh.
"Kini kau hanya milikku, Lee-Hong-ki." gumamnya. Menekan pipi chubby namja itu di tiap jeda nama Hongki. Jonghun kembali terkekeh sebelum alkohol membuatnya cegukan sekali lalu tertidur di samping si namja cantik.
.
.
.
gomawo for reading~
fuh.. ini ff langsung jadi dalam sehari dengan Editing seadanya(?) hahahaha. Ini sebenarnya ff prekuel. Tapi saya mau liat dulu tanggapan para reader. Kalau ada yang minta, ya minngu depan di share. Tapi yang namanya prekuel, jadi kemungkinan gaya bahasa author belum berkembang seperti ini..
jadi gimana minna san? Mau dilanjut, atau cukup one shot? Sekali lagi gomawo udah baca~~ *hugreader XD
