Monster Girl and Prince Playboy

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Pairing : SasuHina

Genre : Romance / Humor

Warning : Ooc, miss Typo, gaje, and many more.

-0-0-

Don't like Don't read

-0-0-

Siapa yang tidak mengenal sosok anak remaja bernama Uchiha Sasuke. Dia adalah mahluk tuhan yang paling, tidak paling juga sih, sempurna didunia ini. Dengan memiliki tubuh yang tinggi atletis, wajah yang tampan rupawan, serta sikap yang sangat super cool membuat dirinya dijuluki pangeran dilingkungan sekolahnya maupun lingkungan yang mengenalnya. Dengan ditambah kata-kata manis yang dimilikinya, banyak wanita yang telah jatuh didalam genggamannya dengan mudah. Bahkan terlalu mudah seperti mudahnya membalik telapak tangan. Dia benar-benar play boy sejati.

Kecuali satu. Satu gadis monster bernama Hinata yang belajar di satu kelas bersamanya, yang tidak dapat ia taklukan.

Ya, dia adalah gadis monster. Julukan itu sama sekali diberikan kepadanya bukan tanpa ada alasannya. Bagaimana tidak, anak perempuan seperti dia yang seharusnya lemah lembut kok sukanya berantem. Apa itu tidak bisa dibilang gadis monster.

Apalagi pernah ada satu kejadian dimana Sasuke menyaksikannya sendiri kemonsterannya, disaat dirinya sedang mengencani seorang wanita yang tanpa sepengetahuannya ternyata wanita itu masih memiliki seorang kekasih.

Disaat tangan miliknya mulai bermain ditubuh wanita itu, tiba-tiba saja pacarnya yang tidak diketahuinya itu datang ketempat mereka berada. Tentu saja tanpa ampun pria itu memelintir tangan nakal Sasuke yang sedang mengerayangi tubuh pacarnya itu.

Seandainya tubuh pria itu kecil, maka Sasuke akan berani untuk melawannya. Tapi tubuh pria itu gedenya minta ampun, mirip gedenya sama dengan penyanyi dangdut yang membawa barbel disetiap pertunjukannya. Sungguh ngeri melihatnya, apalagi melawannya. Jadi mana mungkin dirinya mau melawannya, apalagi berharap untuk menang. Itu sungguh mustahil.

"A-ampun om," Sasuke sambil meringis kesakitan meminta ampun pada pria itu. Tapi entah mengapa tiba-tiba saja akibat dari ucapannya itu muncul siku empat dikening pria itu. Sudah memiliki wajah seram ditambah siku empat dikeningnya, membuat Sasuke tambah ketakutan melihat wajah seramnya.

"OM, KAU BILANG OM! UMURKU BARU 18 TAHUN KAU PANGGIL AKU OM!" buset kali ini sungguh kacau. Sudah wanita gebetannya tidak cantik-cantik amat, sekarang pacarnya sudah hampir mematahkan tangannya, dan lagi orang itu semakin marah akibat kata-katanya yang salah, pasti ini semua akan berakibat nyawannya akan tinggal separuh karena dihajar. Sungguh hari ini benar-benar sial untuknya.

-0-0-

Disaat seperti ini Sasuke kemudian berjanji pada yang kuasa, jika dia selamat pada situasi ini maka dia tidak akan main-main lagi soal cinta. Dia berjanji pada yang kuasa, jika wanita seumurannya yang ia lihat pertama kali saat dia selamat maka hatinya akan diberikan kepada wanita itu. Itu janji yang ia buat dengan Tuhan.

Dan kejadian berikutnya bisa ditebak. Gadis moster itu tidak sengaja lewat ketempat Sasuke berada. Dia menghajar si raksasa itu dengan mudahnya hingga Sasuke yang melihatnya tidak percaya.

Ini dia awal dari pangeran play boy mencoba mendapatkan gadis monster sesuai dengan perjanjian pada yang kuasa.

-0-

Diwaktu pagi, rayuan Sasuke dimulai. Dia yang sudah menyusun kata-kata penggugah hati untuk para wanita tadi malam, mulai akan mempraktekannya.

Dia bertekat, sebelum bel masuk berbunyi maka dia akan mendapatkan Hinata.

"Hinata," ucap Sasuke saat duduk disebelah Hinata, namun Hinata tetap sibuk mengerjakan PR yang belum ia selesaikan tadi malam.

"Aku akan jujur padamu Hinata. Kita itu seperti kopi dan gula.

Aku kopinya, dan kau gulanya.

Dimana kopi membutuhkan gula untuk disukai orang." Sasuke langsung to the poin untuk mengeluarkan jurus-jurus jitunya. Dia yakin pasti dia akan berhasil mendapatkan Hinata dengan rayun yang satu ini.

"Aku tidak suka kopi ..."

Jder!

Hinata masih tetap menulis tanpa mengalihkan pandangannya.

Sasuke kaget mendengarnya. Trik kopi dan gula telah gagal. Ini baru pertama kalinya trik itu bisa gagal, tapi dia sudah menduga kemungkinan itu karena gadis moster tak mungkin semudah itu ia taklukan. Jadi dia akan melancarkan serangan keduanya, sesuai dengan daftar yang ia buat.

"Kita itu seperti Handphone dan chargernya.
Karena handphone tidak bisa hidup lama tanpa chargernya.

Seperti aku yang tidak akan bisa hidup lama tanpamu."

"Oh," tangan Hinata tiba-tiba saja masuk kedalam tas miliknya. Dia sedikit lama mengobok-obok dalam tas itu hingga akhirnya dia menemukan barang yang ia cari. Diletakanlah benda itu ditangan Sasuke sambil tetap pandangannya tak teralihkan pada bukunya.

"Jika sudah, kembalikan lagi chargerku."

Ya, benda yang ditaruh Hinata ditangan Sasuke adalah charger ponsel miliknya.

Tapi bukan itu masudnya!

Ini membuat alis mata Sasuke berkedut. Dia kesal, benar-benar kesal karena Hinata tidak mengerti sama sekali dengan maksudnya.

'Sabar Sasuke, sabar.'

Masih ada waktu beberapa menit sebelum bel berbunyi, Sasuke ingin melancarkan satu rayuan kembali.

Dia berharap jika rayuannya kali ini akan berhasil.

"Dirimu bagaikan manga...

Yang ingin aku miliki dan baca setiap hari,"

'Mudah-mudahan ini berhasil.' Harap-harap Sasuke.

"Kau ini kenapa sih, mengganggu saja. Kau taukan aku sekarang sedang sibuk," lagi-lagi Hinata merogoh tas miliknya "Ini, baca dan bawa ketempat dudukmu!"

Sasuke hanya bisa menerimanya. Dia menerima manga keluaran terbaru yang judul sampulnya bernama Naruko. Manga ninja yang sedang populer dikalangan anak remaja.

"Sana!" usir Hinata "Dasar, tau saja jika aku memiliki manga baru." gumam Hinata melihat Sasuke berjalan kembali menuju tempat duduknya sebelum kembali mengerjakan PRnya yang hampir selesai.

'Bukan seperti itu juga kali,' Sasuke menunduk lemas saat berjalan kembali ketempat duduknya.

-0-0-

Waktu jam istirahat, Sasuke tidak dapat melancarkan aksinya karena terbentur ramainya tempat mereka berada. Bahkan untuk mendekati Hinata saja tidak bisa, apalagi harus merayunya.

Tapi diwaktu pulang sekolah, suasana sekitar mereka sangatlah berbeda dengan suasana istirahat tadi. Ditempat mereka berdua berada sekarang, tidak ada satupun orang yang akan mengganggu mereka. Bisa dibilang kelas mereka sekarang benar-benar sepi tak berpenghuni.

Ini situasi yang selama ini Sasuke nantikan. Jadi dengan begini ia bisa melancarkan kembali aksi-aksinya. Aksi dimana dia akan merayu si gadis monster.

Sasuke melihat gerak-gerik Hinata yang sedang menyapu lantai kelas saat ini. Rambutnya yang diikat ekor kuda itu melambai-lambai kekanan dan kekiri. Sungguh seksi melihatnya. Meskipun gadis itu gadis moster, tapi jika dilihat seperti ini dia tampak sangat menggairahkan.

Keringat yang membasahi kening dan lehernya, perut yang langsing tanda tak ada lemak sedikitpun disana, pantat yang padat menggemaskan, serta dada yang menonjol bak menara, membuat Sasuke ingin segera memilikinya. Memiliki Hinata serta tubuhnya yang aduhai itu, meski tenaganya tenaga monster.

"Hinata," Sasuke mulai mendekati Hinata yang sedang sibuk menyapu.

"Ada apa?" ucapnya cuek.

"Aku ingin bicara," Sasuke mulai bersiap melancarkan aksinya.

"Bicara saja."

List berikutnya dalam catatan rayuan ampuh.

"Kita itu seperti rumput dan tanah Hinata.

Aku rumputnya, dan kau tanahnya.

Karena aku tak bisa hidup tanpa kehadiranmu."

"Hah, apa maksudmu? Dimana tanahnya? Aku sepertinya telah membersihkan tempat ini tanpa melewatkan satu titik pun," dan lagi-lagi Hinata mengacaukannya "Mana ada tanah yang tertinggal." dia tidak mendengarkan dengan betul, malah mengambil kesimpulan sekenanya.

Mana tanahnya? Apa maksudnya itu? Kenapa dia mencari tanah?

Hinata masih melihat kesana kemari untuk mencari tanah yang dimaksud oleh Sasuke.

"Bukan itu maksudku Hinata," persetan dengan rayuan lagi, langsung saja tembak.

"Aku menyukaimu." melihat ketampanannya, Sasuke yakin jika dia akan diterima Hinata menjadi kekasihnya. Sasuke yakin sekali. Hidup ketampanan. Jadi dia tidak perlu ragu-ragu lagi untuk mengutarakannya.

-0-0-

"Mama ada panda." tunjuk seorang anak perempuan kepada seorang laki-laki yang memiliki mata yang hitam seperti mata panda.

Itu bukanlah Gaara yang notabennya memakai riasan, tapi melainkan dia adalah laki-laki berambut hitam bertampang, yang tadinya ganteng sebelum mata pandanya itu muncul, Sasuke.

"Benar-benar gadis monster.

Auch!" Sasuke memegang luka bengkak pada matanya.

Hinata memukulnya. Memukulnya dengan keras hingga matanya itu menghitam saat dia menembaknya.

Gadis apaan tuh ditembak oleh orang ganteng malah memukulnya. Aneh sekali anak itu. Dan parahnya lagi disaat dirinya mau menjelaskan niatnya itu, si monster memukul mata sebelahnya lagi sehingga kedua matanya membengkak dan menghitam.

'Ya Tuhan, bisakah aku melanggar janjiku kepadamu. Si monster terlalu kejam untukku. Meskipun dia menggairahkan, tapi dia terlalu kejam Tuhan. Apakah kau tidak kasihan padaku,'

Disaat Sasuke sedang berharap seperti itu, tanpa ia sadari dari arah belakang munculah sepeda roda dua yang dikendarai oleh tante-tante gendut. Entah sedang meleng atau apalah, tiba-tiba saja tante-tante itu menyerempet badannya sedikit hingga jatuh.

Srempetan itu hanya mengenainya sedikit, tapi efeknya sangat besar. Terlebih lagi disaat dirinya tanpa sengaja melihat sepenggal-sepenggal kata-kata yang ada didepan matanya.

Dibaliho diatas jembatan penyebrangan didepannya, tertulis kalimat iklan panjang. Namun yang ditangkap matanya hanya kata 'INI'

Lalu disaat memalingkan kepalanya dimenangkap kalimat lain, tapi kali ini kalimat penarik pengunjung datang disebuah toko. Kalimat itu tidak panjang, tapi yang ditangkapnya cuma satu kata 'PERINGATAN'

Jadi artinya 'INI PERINGATAN'

"Kau kejam sekali Tuhan, peringatanmu saja kau berikan aku sepeda tante-tante itu, nanti jika kau marah kau akan berikan apa padaku!" teriak Sasuke keatas langit dengan gaya memohon yang lebay.

Tot Tot

Suara itu sangat keras. Itu adalah suara klakson sebuah truck yang melintas. Truck tronton berwarna putih dengan kecepatan sedang.

"Eee..." Sasuke hanya bisa terbengong sambil melihat truck itu lama kelamaan pergi menghilang.

"Kau benar-benar tidak suka diajak bercanda ya Tuhan."

-0-0-

Perjuangan ini akan terus berlanjut hingga Sasuke berhasil mendapatkan Hinata. Karena peringatan Tuhan yang tidak secara langsung itu membuat dirinya sangat bertekat, atau kata lain sangat takut.

Namun melihat tempat yang ditujunya sekarang sangatlah menakutkan membuat dirinya sedikit merinding. Tempat itu penuh dengan anak laki-laki yang terlempar jatuh kelantai. Berterbangan bagaikan kapas yang tertiup angin. Mengerikan sekali.

Mana mungkin dirinya bisa merayu ditempat seperti ini. Ditempat dimana Hinata berlatih judo.

Ini sungguh mustahil berhasil. Apalagi yang melemar anak-anak itu adalah Hinata sendiri. Sungguh menakutkan.

"Berikutnya." suara Hinata memecah ketakutan Sasuke. Dia menyuruh korban selanjutnya maju. Dan korban itu adalah Sasuke sendiri.

Demi Hinata ia masuk kekelas judo. Demi Hinata ia mulai masuk kedalam estrakulikuler.

Tapi ini... ini tidak seperti yang ia rencanakan. Bisa-bisa tulang-tulangnya patah akibat perlakuan Hinata padanya.

"Ayo berikutnya."

-0-tbc-0-

A/N : Masih mau melihat kelanjutan rayuan-rayuan dari Sasuke, tunggu chapter berikutnya. Hanya dua chapter.

Tanks buat adik kecilku yang membuat rayuan-rayuan diatas. Tanpa rayuan-rayuan tidak jelasnya, maka fic ini tidak akan bisa dibuat.

Semoga fic ini bisa menghibur meski humornya gaje.

Review selalu ditunggu