SECRET AGENT COUPLE

Please read the authors note below before read the story!

Hallo, sebelum Author mulai ini kisah, Author akan sampaikan beberapa pesan /anggap saja pesan/ hihi.

Pertama, fanfiction ini adalah kelanjutan dari fanfiction SECRET AGENT WIFE dengan maincast HUNHAN. Fanfiction ini muncul karena banyak dari readers yang meminta kelanjutan kisahnya. Jadi untuk yang belum membaca SECRET AGENT WIFE, Author sarankan baca dulu biar semakin nyambung dan greget bacanya.

Kedua, untuk mencegah kebosanan dengan cast yang sebelumnya Author pakai yaitu HUNHAN, jadi sekarang Author kembali dengan CHANBAEK /horaaay/

Ketiga, fanfiction ini diupload dengan judul baru yaitu SECRET AGENT COUPLE. Author bikin baru dengan chapter 1 dan juga untuk chapter ini Author lanjut juga di SECRET AGENT WIFE chapter 15. Untuk chapter selanjutnya Author posting dibawah judul SECRET AGENT COUPLE. Jadi silahkan menyampaikan kritik dan saran disana.

Keempat, untuk readers yang membaca ini dibawah judul SECRET AGENT WIFE chapter 15, Author sarankan untuk memfollow atau memfavorite atau mereview di fanfiction dengan judul SECRET AGENT COUPLE.

Searce/author/lolipopsehun/secretagentcouple

Enjoy~

.

.

SECRET AGENT COUPLE

Aku mencintaimu. Melihatmu terluka menyakitiku juga. Tak bisakah kau melihatnya, Byun Baekhyun? –Park Chanyeol. CHANBAEK. BAEKYEOL. Baekhyun. Chanyeol. GS. M. Mature. Gender switch. Side story of Secret Agent Wife HunHan. EXO.

.

lolipopsehun proudly present

Secret Agent Couple

CHANBAEK

EXO12!

Enjoy~

.

.

Malam ini rasanya sedikit berbeda. Suhu ruangan masih sama seperti sebelumnya, namun terasa sangat dingin untuk seorang pria dengan pikiran yang kacau. Ia melirik jam dinding sekilas yang menunjukkan angka dua, kemudian ia melirik jendelanya yang tidak tertutupi tirai. Matanya menangkap gambaran langit hitam pekat dengan butiran putih berebut turun dari langit.

Ia hanya bisa mendesah, mengeratkan pelukan pada seorang gadis yang sedang meringkuk padanya seperti kucing dibalik selimut tebal. Ia bisa merasakan aroma rambut gadis yang sekarang sedang terlelap dipelukannya. Aroma gadis yang menenangkan itu, selalu membuatnya merasa terikat.

Ia selalu senang menyesap aroma rambut dan tubuh gadis mungil itu.

Park Chanyeol, seorang pria yang terikat dengan seorang gadis mungil bernama Byun Baekhyun.

Chanyeol tak tahu, karena ikatan itulah ia merasa resah malam ini. Baekhyun, gadis itu membuatnya nyaris berantakan meskipun sebenarnya –secara teknis- ia tidak melakukan apapun.

Gadis dalam pelukannya bergerak gelisah dengan mata yang masih terpejam, sedikit menjauhkan tubuhnya, sehingga membuat Chanyeol dengan leluasa memandangi wajah mungilnya yang tampak lelah itu.

Melihat Baekhyun tertidur saja biasanya membuat Chanyeol terpesona, tapi sekarang Chanyeol tidak bisa menemukan senyumnya saat melihat Baekhyun.

Pikiran pria itu sedang berkecamuk, saat melihat Baekhyun, semuanya tergambar jelas wajah gadis itu. Semua keresahan yang Chanyeol rasakan berasal dari gadis itu. Baekhyun selalu bisa membuatnya berantakan meskipun ia sangat mencintai Chanyeol.

Chanyeol tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Baekhyun esok, ia tak akan pernah tahu. Ia hanya bisa berharap gadisnya baik-baik saja, meskipun mungin itu tak akan terjadi.

Ia tak bisa berbuat banyak untuk gadisnya.

Ia masih sangat ingat bagaimana gadis yang dicintainya itu nyaris meregang nyawa didepan matanya. Baekhyun pernah tenggelam di sungai karena mobil yang ia tumpangi terkena tembakan yang membuatnya terbakar dan tenggelam. Chanyeol masih ingat dia mengambil resiko terjun dari ketinggian untuk menyelamatkan Baekhyun, ia nyaris gila saat melihat Baekhyun tidak bernapas beberapa saat.

Bahkan ia masih ingat bagaimana Kris menyiksanya saat itu, meninggalkan tugas dan menyelamatkan tim bukan tindakan yang bisa dimaafkan untuk Kris saat itu. Chanyeol tau ia melakukan kesalahan, tapi ia tak bisa menunggu regu penyelamat untuk tetap membuat Baekhyun tetap hidup.

Dan Chanyeol harus membayar mahal untuk apa yang ia lakukan.

Baekhyun juga pernah menghilang saat melakukan tugas, ia bahkan mematikan sinyal pelacak dan nyaris hilang selama dua puluh empat jam. Setelahnya, Baekhyun ditemukan sekarat di dalam sebuah rumah sakit tua di China Selatan.

Kejadian yang nyaris meregang nyawa Baekhyun berkali-kali, membuat Kris harus mengganti pekerjaan gadis itu. Seluruh tim tau, Baekhyun gadis yang luar biasa cerdas dengan kemampuan bertahan hidup yang juga luar biasa dalam keadaan apapun. Tapi secara fisik, Baekhyun masih lemah.

Akhirnya mau tak mau, Baekhyun ditempatkan dalam tim ruangan selama lebih dari setahun. Luhan menggantikan seluruh tugasnya dan Kris merekrut anggota baru dari luar untuk menggantikan Baekhyun di lapangan dan itu membuat Chanyeol sejenak bernapas lega.

Tapi sekarang, lagi-lagi perasaan lama yang pernah ia rasakan muncul kembali. Kecemasan itu lagi-lagi menyerang pikirannya.

Luhan memutuskan untuk keluar dari tim sementara, membuat Baekhyun harus kembali turun ke lapangan. Untuk kasus ini, Chanyeol tidak bisa menyalahkan Luhan sama sekali, karena gadis China itu sudah melakukan tugas-tugasnya dengan baik selama beberapa tahun terakhir.

Chanyeol juga tau, ia tak bisa selamanya mengurung tim lapangan dalam suatu ruangan penuh komputer. Tapi mengembalikan Baekhyun ke lapangan juga bukan pilihan yang bagus.

Dan Chanyeol tau ia tak punya kesempatan untuk memilih.

Lagi-lagi ia mendesah, mengeratkan pelukannya pada Bakehyun yang mulai bergerak-gerak gelisah. Bibir mungil gadis itu bergerak ringan, dan bersamaan dengan itu nama Chanyeol terdengar dengan suaranya yang terlampau indah.

Chanyeol tersenyum tipis, mendengar namanya mengalun dari bibir mungil gadisnya.

Ia tak tau lagi apa yang mungkin terjadi esok pada Baekhyun dan mungkin juga pada dirinya. Tapi malam ini, ia pikir Baekhyun sangat aman dalam pelukannya. Dan itu sudah cukup untuk Chanyeol.

.

.

Chanyeol menggeliat malas saat sebuah sinar terang menusuk indra pengelihatannya. Ia mengusap kedua matanya dengan kasar dan memaksakan diri untuk duduk, kemudian menguap. Pendengarannya yang tajam mendengar suara-suara dari luar kamarnya, ia pikir itu Baekhyun.

Chanyeol memaksakan diri untuk berdiri, ia memeriksa alat pelacaknya yang mati dan ponselnya yang tidak menunjukkan apapun.

Ia beruntung Kris tidak memulai tugasnya dipagi ini.

Chanyeol bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera menyusul Baekhyun.

Saat ia sampai di dapur, Baekhyun berada disana. Meletakkan piring terakhir di meja makan dan tersenyum melihat Chanyeol yang sudah rapi. Baekhyun melirik jam dinding sekilas, kemudian melihat Chanyeol lagi.

"Kau tampak kusut," ucap Baekhyun sambil tersenyum, ia duduk dan mulai menyendokkan makanan ke dalam mulut mungilnya. Chanyeol mengikuti gadis itu dan duduk diseberangnya.

"Aku tak bisa tidur semalaman," balas Chanyeol sambil menguap, dan Baekhyun terkekeh ringan.

"Mengagumiku sepanjang malam?" Baekhyun menjilat ujung sendoknya dengan gerakan menggoda dan menatap Chanyeol dengan kedipan mata ringan.

Chanyeol mendengus, menunjuk Baekhyun dengan telunjuknya. "Kau pasti bercanda,"

"Benarkah?" Baekhyun memajukan tubuhnya ke arah Chanyeol dan mengecup bibir pria itu sekilas.

Chanyeol memutar bola mata sebal. "Jangan menggodaku. Ini terlalu pagi untuk membuatmu berkeringat," bisiknya.

Baekhyun tertawa renyah, membuat Chanyeol lagi-lagi mendengus. "Apa rencanamu hari ini?" ia masih melanjutkan makan dengan tenang, sedangkan Chanyeol memandanginya dengan tatapan asing.

"Kupikir kau sudah tau karena akan sama seperti hari kemarin,"

Baekhyun terkekeh ringan, terdengar canggung. Ia masih fokus dengan makanannya. "Luhan melakukan hal yang benar, kan?"

Chanyeol mendesah ringan, meletakkan sendok dengan kasar hingga membuat dentingan keras. "Kalau aku bisa, kupikir aku ingin membunuh Luhan,"

Baekhyun tertawa lagi, kali ini terdengar seperti kekehan asing. "Luhan tak bersalah Chan, kau tau itu,"

Chanyeol mendengus. "Kau pikir begitu?" ia mulai mengambil sendoknya lagi dan mengunyah makanannya. "Aku tak tau apa lagi yang bisa kulakukan untuk menyelamatkanmu,"

Baekhyun tersenyum, menyentuh tangan Chanyeol yang dingin dengan jemarinya. "Tak perlu menyelamatkanku, aku baik-baik saja,"

Chanyeol mendengus, mengecup tangan Baekhyun ringan. "Kau pikir Xiumin akan membiarkanmu baik-baik saja hari ini? Dia hampir membunuhmu kemarin"

"Minseok orang baik. Ia hanya berusaha menenggelamkanku," Baekhyun nyengir.

Chanyeol menggeleng. "Kau akan baik-baik saja?"

Baekhyun mengangguk ringan. "Luhan akan membantuku, kan?"

Chanyeol hanya mengangguk ringan, selanjutnya ia memperhatikan gadisnya makan dengan tenang. Meski pikirannya kalut dan sangat bercabang, tapi melihat gadisnya membuatnya sedikit merasakan tenang.

.

.

Baekhyun mengerang saat lagi-lagi Minseok menarik rambutnya ke atas dengan kasar dan melemparkan tubuh mungilnya ke atas matras. Membuat tubuhnya berguling-guling dengan kepala mencapai bawah terlebih dahulu.

Ia memejamkan mata sejenak, merasakan kepalanya yang pening.

"Ayolah Baekhyun, apa aku terlihat sedang mengajakmu tidur siang bersama?" ucap Minseok, kembali menarik tubuh Baekhyun, membuat gadis itu terpelanting dan kembali terbanting di atas matras.

Baekhyun berdiri dengan susah payah, mengikat rambutnya yang berantakan dan menerjang Minseok dengan satu erangan keras keluar dari bibirnya. Ia mendorong tubuh Minseok dengan tubuhnya hingga keduanya berguling-guling di atas matras beberapa kali.

Setelah tubuh mereka berhenti, Baekhyun membalikkan tubuh Minseok hingga ia berada di atas tubuh Minseok, kedua tangan tangannya bergerak dengan cepat, berusaha melukai wajah mulus Minseok dengan kepalan tangan. Tapi ia sama sekali tidak menyentuh wajah Minseok.

Detik berikutnya, Baekhyun sudah kembali berada dibawah Minseok setelah ia lagi-lagi dibanting.

Baekhyun terengah-engah.

"Ayolah Baekhyun," Minseok setengah berteriak, frustasi. "Jangan bercanda, kita tidak sedang girls day out,"

Baekhyun mencoba berdiri, dengan napas pendek-pendek dan terengah-engah. "Aku – sedang – tidak – bercanda," ucapmya putus-putus. Ia berusaha menggapai kaki Minseok, tapi ia hanya mendapatkan udara kosong disana.

Detik berikutnya Minseok sudah melayangkan tendangan yang tepat mendarat di pantat gadis itu. Lagi-lagi Baekhyun mengerang dan tersungkur di atas matras.

"Ini tidak akan berhasil. Kutunggu kau setelah makan siang. Aku akan mencarikan partner untukmu," bisik Minseok, menarik tangan Baekhyun untuk membantunya berdiri.

Baekhyun tersenyum kecut. "Apa Yixing sedang tidak ada jadwal?" hanya Yixing yang bisa ia kalahkan dengan mudah.

Minseok tertawa keras, melemparkan handuk untuk Baekhyun. "Aku tidak tau apakah bertarung dengan seorang penggila komputer bukan perbuatan curang,"

"Bertarung denganmu adalah perbuatan curang," dengus Baekhyun.

Minseok tersenyum ringan, kemudian berjalan keluar meninggalkan Baekhyun yang masih berusaha mengatur napasnya dengan benar. Baekhyun memilih untuk berbaring di atas matras dan memejamkan mata.

Sebuah suara langkah kaki terdengar di telinga Baekhyun. "Kau datang, Chan?" bisiknya ringan, matanya masih terpejam.

Chanyeol terkekeh. "Kau sudah bisa mengenali langkah kakiku dengan baik sekarang,"

Baekhyun terkekeh, menarik tubuhnya untuk berdiri dengan satu gerakan cepat, membuat Chanyeol memandanginya bingung.

"Kau datang kemari untuk melihat dua orang gadis berkelahi atau apa?" dengus Baekhyun, mengusap keringat ditubuhnya dengan handuk.

Chanyeol mengangkat bahu acuh. "Menemanimu makan siang?"

"Itu bisa menanti," lalu dengan satu gerakan cepat, Baekhyun menerjang Chanyeol. Ia melemparkan tubuhnya ke atas tubuh Chanyeol dan membuat keduanya berguling-guling di atas matras untuk beberapa saat.

Chanyeol baru saja berusaha mencerna apa yang terjadi saat tubuh Baekhyun sudah menindih tubuhnya. Baekhyun mengapit kepala Chanyeol dengan kakinya, sedangkan Chanyeol berusaha meloloskan diri –meskipun Chanyeol berusaha tidak menyakiti Baekhyun.

Chanyeol memutar tubuhnya dengan satu tarikan napas, meloloskan diri dari Baekhyun dan ia berhasil melemparkan gadis itu dari atas tubuhnya. Ia berdiri menjauhi Baekhyun dan membuat gadis itu terengah-engah karena ulahnya sendiri.

Baekhyun berdiri lagi, kali ini ia memasang kuda-kuda. Setelah memejamkan mata beberapa detik, ia lagi-lagi berlari ke arah Chanyeol. Ia mengangkat kakinya ke udara, mengincar kepala Chanyeol tapi pria itu menundukkan kepalanya dengan cepat. Detik berikutnya Baekhyun menghujani Chanyeol dengan pukulan cepat, ia masih berusaha menggapai wajah Chanyeol.

Sedangkan Chanyeol menangkisnya dengan baik.

Chanyeol memegang kedua tangan Baekhyun yang nyaris menyentuh dadanya, kemudian pria itu tersenyum tipis. Saat Baekhyun hendak menggerakkan kakinya, Chanyeol sudah mendorong tubuh gadis itu hingga jatuh ke matras –membuat erangan kesal Baekhyun terdengar. Chanyeol mengungkung tubuh gadisnya dengan tubuhnya. Kedua tangannya memegang tangan Baekhyun ke atas dan Chanyeol mengapit kedua kaki Baekhyun dengan lututnya.

Chanyeol terkekeh ringan, menurunkan wajahnya untuk mencium Baekhyun. Ia menyesap bibir tipis gadis itu, sedangkan Baekhyun lagi-lagi mengerang. Baekhyun berusaha meloloskan tangannya di atas kepalanya, dan Chanyeol melepaskan tangan gadis itu. Lalu Baekhyun menarik rambut Chanyeol dengan kasar, membuat pria itu melepaskan ciumannya.

Chanyeol tertawa sedangkan Baekhyun terengah-engah mencari udara. "Kau masih mau melanjutkan ini?" ucap Chanyeol.

Baekhyun mengangkat kedua tangannya ke atas kepala dan menggeleng. "Sudah cukup, kurasa," ia terkekeh. "Kudengar Kris membicarakan tugasmu malam nanti," Baekhyun berusaha mengatur napasnya yang belum stabil.

Chanyeol menggeleng ringan, masih berada di atas tubuh Baekhyun yang berkeringat. "Masih sama,"

"Kau akan turun denganku?"

Chanyeol berpikir sejenak. "Tidak,"

Baekhyun mendorong dada Chanyeol dengan tangannya, tapi pria itu menahannya. Ia memandangi Chanyeol dengan pandangan penuh pertanyaan. Sedangkan Chanyeol masih berusaha mendorong tangan Baekhyun dengan dadanya –berusaha menghimpitnya lagi. "Kenapa?" protes Baekhyun.

Chanyeol tersenyum, mendekatkan wajahnya untuk mengecup Baekhyun lagi. "Aku akan melakukan pesta dengan para pria, kau tak perlu ikut," ia terkekeh.

Baekhyun mendengus. "Aku sudah merindukan Luhan," bisiknya ringan berusaha melepaskan diri dari Chanyeol.

Chanyeol balas tertawa, ia bangkit dan menarik Baekhyun untuk berdiri. "Luhan baru meninggalkanmu satu bulan," bisiknya.

Baekhyun hanya mendengus ringan, ia tau harinya masih panjang dengan Minseok.

.

.

Malamnya, Baekhyun sudah harus berkutat dengan komputer di kantor. Rasa lelahnya belum sepenuhnya hilang dan kini ia sudah harus berurusan dengan pekerjaan yang menumpuk –menunggu untuk diselesaikan. Ia masih berusaha menyesuaikan data-data yang dikirim dari pusat peretasan.

Malam ini Chanyeol dan Suho harus mengantarkan barang menuju pelabuhan. Karena barang itu adalah puluhan patung pahatan berlapis emas yang berharga sehingga membutuhkan perlakuan khusus menuju China, Baekhyun harus mengatur agar tugas ini bersih.

"Oke, tim. Kita mulai dalam lima menit," ucap Kris lantang. Baekhyun berusaha untuk tidak mendengus.

Ia melirik Kyungsoo yang sedang menunggu data yang diunggah. "Selesai," balas Kyungsoo.

Baekhyun menggerakan jemarinya di atas layar untuk mengetikkan sesuatu. "Oke dalam posisi. Akan ada beberapa kesulitan di sini," Baekhyun menunjuk sebuah jalan dalam GPS. "Kita harus menurunkan Jongdae atau Suho untuk mengawal dititik ini,"

Kris mengikuti pandangan yang ditunjukan oleh Baekhyun di layar besar. "Mereka masih berada di Jepang sekarang," balas Kris ringan, membuat Baekhyun dengan cepat menoleh ke arahnya.

Yixing mendesah kasar. "Zitao?" panggil Yixing. Zitao bangkit dari kursinya, mengambil jaketnya dengan cepat dan mengikat tali sepatunya.

Kris terkekeh ringan. "Jangan terburu-buru," ucapnya, membuat semua orang memandanginya dengan bingung. "Kalian siap?" tanya Kris, membuat semua orang di ruangan itu mengerutkan kening.

Beberapa detik kemudian sebuah suara berisik terdengar di telinga mereka. Terdengar seperti suara mesin kendaraan bermotor yang meraung-raung dan bising. Baekhyun memandang Kyungsoo dan Yixing bergantian, tapi keduanya saling menggelengkan kepala. Sedangkan Zitao hanya tersenyum ringan.

"Merindukanku?" suara Luhan yang tiba-tiba terdengar membuat Baekhyun nyaris terlonjak kaget. Luhan tertawa renyah, diiringi dengan suara-suara bising di belakangnya. Baekhyun mengumpat ringan, kemudian ia tersenyum.

"Brengsek, aku merindukanmu," ucap Baekhyun acuh.

Luhan terkekeh. "Aku masih normal. Berhentilah terobsesi denganku," protes Luhan, Baekhyun hanya tertawa ringan menanggapi ucapan Luhan, jemarinya sudah kembali sibuk.

"Oke. Aku mendapatkan sinyalmu. Kau harus mengitari dua blok ke arah selatan untuk memotong jalan. Alihkan perhatian polisi disana dan Sehun mengikuti truknya sampai pelabuhan," ucap Baekhyun. "Jangan sampai tertangkap," tambahnya.

"Copy that," ucap Luhan dan Sehun bersamaan. Kemudian suara-suara bising kembali menyapu pendengaran mereka.

.

.

Baekhyun mendesah ringan, meletakkan kepalanya yang terasa panas ke bantalan kursi kerjanya. Ia meregangkan otot-otot tangannya yang kaku, kemudian memejamkan mata. Tugasnya baru saja selesai dan ia hanya ingin beristirahat sebentar.

Kris berdeham keras, membuat Baekhyun dengan malas membuka mata dan meliriknya. Kris menekan layar di hadapan Baekhyun, menunjukkan sebuah foto seorang pria asing.

"Zhoumi," bisik Kris, membuat Baekhyun memperhatikan wajah pria itu baik-baik. Berusaha menggali ingatan tentang pria di foto itu, tapi ia tak menemukan apapun. "Penjual senjata illegal terbesar,"

Baekhyun mengerutkan kening, tapi tidak mengucapkan apapun.

"Dia memberikan seluruh pasokan senjata untuk perusahaan Lee Hyukjae. Data yang berhasil Luhan ambil menunjukkan seluruh bukti kejahatannya. Aku sudah menerima perintah dari pusat hari ini," tambah Kris.

"Apa maksudmu?" Kyungsoo menyahut, sedangkan Baekhyun masih berpikir.

"Kita akan mendapatkan bantuan dari pusat," tambah Kris, ia menekan layar komputer Baekhyun lagi. "Kita tak perlu menangkap Lee Hyukjae untuk kasus ini. Pusat akan melakukannya sendiri dengan tim khusus,"

Baekhyun mendengus. "Jadi kau menyerahkan tugas ini langsung pada pusat?"

Kris menggeleng. "Aku tak punya pilihan lain. Ini kasus besar dan kita masih punya tumpukan kasus yang menunggu untuk diselesaikan," Kris berhenti sebentar. "Tapi pusat tidak membiarkan kita lepas sepenuhnya dari tugas ini,"

Yixing mengerang. "Bisakah kau jelaskan dengan singkat? Aku mulai bingung.

Baekhyun terkekeh ringan dan Kris menggelengkan kepala beberapa kali merutuki Yixing.

"Kita memiliki dua tugas tersisa dalam kasus ini," Baekhyun melirik Kyungsoo yang sedang fokus menatap Kris. "Mengungkap transaksi illegal bernilai miliyaran dan menangkapnya," Kris menunjuk foto di layar.

"Lalu kita akan selesai?" tanya Zitao.

Kris mengangguk. "Setelah kita menangkap penjualan senjata illegal terbesar, maka semua bukti untuk membekuk Lee Hyukjae lengkap sudah,"

"Kasus pembunuhan kakak Sehun?" tanya Baekhyun.

Kris tersenyum, ia mengangkat sebuah map coklat. "Semua buktinya ada disini. Kita akan menyatukan seluruh buktinya dan dia segera bisa ditahan,"

Baekhyun mengerutkan kening. "Jadi dimana penjual senjata itu sekarang?"

Yixing berdiri untuk menekan layar komputer Baekhyun, menunjukkan gambaran sebuah peta dunia yang terpampang dengan jelas pada layar besar di ruangan itu. "Aku melacaknya bulan lalu ia berada disini," ia menunjuk suatu titik di layar besar itu dengan pointer.

"St. Lucas, Mexico?" tanya Kyungsoo.

"Pesisir pantai yang luas," balas Baekhyun ringan. "Ia pasti berkeliling dengan kapal,"

"Bingo," tambah Yixing. "Dua minggu lalu aku melihat sinyalnya disini," lagi-lagi Yixing menunjuk satu titik, membuat seluruh orang di ruangan mengikuti arah yang ditunjukan gadis itu.

"Puerto Aisen, sebelah selatan Santiago," bisik Baekhyun, membuat Yixing menoleh ke arahnya dengan cepat. "Chili bukan wilayah yang luas. Kita bersyukur dia tidak lari ke Kanada atau Rusia,"

Yixing mendengus. "Tak perlu bersyukur. Kuperkirakan dia disini satu minggu lagi," Yixing menunjuk sebuah titik membuat Baekhyun membulatkan kedua matanya dengan mulut terbuka lebar. "Kau benar. Ia sedang berada disini,"

"Kerch?" suara Zitao untuk pertama kalinya terdengar. "Apa yang dipikirkan pria itu?"

Yixing mengangkat bahu acuh. "Ia akan menemui beberapa orang disana untuk transaksi, kupikir. Aku berhasil masuk sistem komputernya dan ia memang memiliki jadwal disini minggu depan,"

"Kau yakin?" tanya Kyungsoo dengan nada mengambang.

Yixing mengangguk. "Kupastikan dia disini minggu depan,"

"Bisa dibilang itu perbatasan Ukraina dan Rusia. Aku hanya khawatir dia pergi ke Rusia. Akan sulit menemukan dia disana," ucap Baekhyun.

"Dia tidak bisa kesana," tambah Kris, membuat semua orang memandanginya bingung. "Dia dilarang kesana,"

"Apa dia masuk blacklist?" tanya Zitao.

"Tidak. Dia hanya tak bisa masuk. Kita sedikit beruntung," tambah Kris. "Jadi ini adalah tempat dimana kita menangkapnya,"

"Kau akan melakukan operasi di Ukraina?" tanya Kyungsoo.

Kris mengangguk dan Baekhyun mendengus lagi. "Kris aku tidak bilang ini akan gagal. Tapi kita tak menguasai daerah itu,"

Kris menggeleng. "Seminggu waktu yang cukup untuk mempersiapkan segalanya,"

Baekhyun berpikir lagi. "Akan ada banyak kesulitan untuk menangkap Zhoumi dan jika kita berhasil, akan butuh waktu lama untuk membawanya pulang,"

"Kau tak perlu mengkhawatirkan hal itu," balas Kris.

Baekhyun memiringkan kepalanya. "Siapa yang akan turun kali ini,"

Kris tampak berpikir sejenak. "Secara teknis, di lapangan, aku harus meletakkanmu, Chanyeol, Jongin, Suho, Jongdae, Zitao. Kyungsoo dan Yixing akan tetap mengendalikan dari pusat,"

"Luhan?" ucap Baekhyun pelan.

Kris menggeleng. "Luhan dan Sehun tidak akan ikut,"

"Kenapa Kris?" tanya Baekhyun lagi, bagaimanapun ia butuh orang seperti Luhan untuk menyusup dengan cepat.

Kris menggeleng. "Harus ada orang yang tetap berada disini,"

Baekhyun hanya mendengus ringan tanpa berniat untuk melanjutkan perbicaraan tentang hal ini.

Pintu lift terbuka, Baekhyun menoleh dengan cepat. Ia melihat Luhan dan Sehun berdiri di dalam sana. Keduanya tersenyum ringan dan melambaikan tangan. Baekhyun berdiri untuk menerima pelukan Luhan.

"Merindukanku, Byun?" tanya Luhan.

Baekhyun memukul lengannya. "Kau biarkan aku hampir dibunuh Minseok sedangkan kau menikmati liburanmu," Luhan memeluk Kyungsoo, Yixing, dan Zitao bergantian. Sedangkan Sehun sedang meminum kopi Kris tanpa ijin.

"Aku menikmati liburanku, Byun. Sangat," Luhan menekankan perkataannya, kemudian melirik Sehun dan Kris yang sedang pura-pura tidak melihat Luhan.

Baekhyun terkekeh ringan.

"Pekerjaan yang Sehun berikan padamu lebih mudah, bukan?" balas Yixing.

Luhan mendengus, kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa di samping Yixing dan Kyungsoo. "Aku harus bekerja dalam ruangan selama sepuluh jam dengan rok pendek yang ketat dan sepatu hak tinggi, kau pikir itu hal yang mudah?" Yixing terkekeh ringan.

"Kau tidak pernah melakukan pekerjaanmu dengan benar," protes Sehun.

Luhan mengangkat bahu acuh. "Kris tidak pernah mengajariku menjadi sekretaris pribadi. Bagaimana aku bisa mengerjakan tugasku dengan benar?" dengus Luhan, membuat semua orang tertawa.

"Jadi kau tidak akan bergabung dengan kami?" tanya Baekhyun.

Sehun menggeleng. "Luhan ingin pergi tapi kita harus tetap disini," ucapnya.

Lagi-lagi Luhan mendengus. "Aku akan senang menjadi anjing penjaga disini," bisiknya, ia melirik Kris sekilas.

Kris memejamkan matanya. "Jangan terlalu banyak protes, Lu. Kau membuat telingaku sakit,"

Luhan memukul perut Kris, membuatnya mengerang karena rasa ngilu. "Kenapa kau memberiku tugas saat aku sedang berlibur?" sindir Luhan.

Zitao terkekeh. "Jongdae dan Suho masih menjalankan tugas sedangkan Jongin pergi ke rumah sakit,"

Luhan menegakkan tubuhnya. "Jongin baik-baik saja?"

Kyungsoo tersenyum ringan. "Hanya pemeriksaan rutin,"

Luhan menghembuskan napas lega. "Jadi apa yang akan kita bahas sekarang?" tanya Luhan.

Baekhyun mendesah ringan. "Kita tunggu semua datang dan Kris membagi tugas,"

.

.

TBC

.

.

Hallo~ ini masih prolog ya /anggap saja begitu/ jadi ini kejadian chapter satu ini ceritanya satu bulan setelah kejadian Luhan cuti yang di Secret Agent Wife dulu ya (inget kan yang Luhan sama Sehun jadi kaya Superhero itu, yang dapet panggilan tugas mendadak? Ya inilah tugasnya /ceritanya begitu/)

Silahkan review ya~ author sangat menghargai readers sekalian yang memberikan kritik dan saran.

Oh ya jangan lupa ya kritik dan sarannya (review) di fanfiction Secret Agent Couple.

Lebih kurangnya Author mohon maaf. Sampai jumpa di Chapter depan~