Hai~ saya author baru disini._. dan ini FF pertama saya. Hope you like it

Mohon maaf kalo FF nya kurang bagus karna masih newbie.-.v

Disclaimer nya sih FF ini milik saya walaupun terinspirasi dari beberapa cerita lain.

No hate, no plagiat!

Warning! Typo bertebaran dan kata-kata tidak sesuai dengan EYD

Tinggalkan review ya, karena review kalian semua berharga banget buat aku:*

Anyyeong~

-Author POV-

Matahari belum muncul sepenuhnya. Tapi itu tidak menghalangi namja kecil itu untuk segera bersiap ke kantornya. Kemeja biru laut dan dasi hitam telah ia pakai dengan rapi. Berulang kali ia memandang dirinya didepan cermin. Ya, ini adalah hari pertama Bekhyun, nama namja manis itu bekerja di salah satu perusahaan besar di Korea.

Baekhyun sendiri juga bingung kenapa ia bisa diterima di perusahaan besar tersebut, mengingat Baekhyun hanya lulusan universitas kecil di korea. Lagipula, banyak sekali pelamar kerja untuk posisi itu. Banyak juga yang berasal dari kampus-kampus ternama.

"Baekhyun, cepatlah nak. Kau bisa terlambat nanti." itu suara eomma Baekhyun.

"Iya eomma. Sebentar lagi." jawab Baekhyun sambil membawa tas kantor nya.

Baekhyun segera keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama ibu dan kakak nya. Ayah baekhyun sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Dan baekhyun bertekad untuk selalu membahagiakan eomma, orang tua satu-satunya yang ia miliki.

"Kau manis sekali haha" kata Byun Luhan, kakak laki-laki Baekhyun.

"Yak! Aku ini tampan, bukan manis!" kata Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

Eomma Baekhyun dan Luhan hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua anak lelakinya itu. Mereka pun sarapan dengan perasaan ceria. Walaupun hidup dalam kondisi kecukupan semenjak Appa baekhyun meninggal, mereka selalu bersyukur atas apa yang mereka punya.

Baekhyun melangkahkan kaki nya memasuki Park Coorperation dengan langkah ceria. Beberapa karyawan menyapa nya saat memasuki kantor. Beruntung sekali kau baek, batin baekhyun.

Setelah diberi sedikit pengarahan oleh atasan baekhyun dan berkenalan dengan beberapa karyawan, ia pun segera duduk di kursi kerja nya. Dari seluruh karyawan yang dikenalkan padanya, ada seorang yeoja cantik yang menarik hatinya. Jung Eun Ji, atau ia panggil eun ji.

"Oppa, mian ini ada beberapa pekerjaan yang harus oppa kerjakan." suara eun ji mumbuyarkan lamunan baekhyun.

"Ah, iya maaf." baekhyun pun salah tingkah.

"kenapa melamun oppa?" tanya eunji

"ah aniyooo, tidak ada apa-apa. ngomong-ngomong kau cantik sekali hari ini."

"ah oppa, jangan menggoda ku." eun ji tersipu mendengar pujian Baekhyun

Mereka pun saling bercanda dan Baekhyun sesekali mengeluarkan rayuan gombal nya yang berhasil membuat wajah eunji bersemu merah. Tanpa menyadari, ada seseorang yang memerhatikan mereka sambil mengepalkan tangannya.

Hari pertama baekhyun bekerja terasa sangat lancar. semua karyawan menyukainya mengingat kepribadian baekhyun yang ceria dan supel. Dan lagi ia bertemu dengan yeoja cantik dan ramah seperti eunji.

Baekhyun berjalan ke halte untuk menunggu bus yang akan mengantarnya pulang. Tapi, sudah setengah jam ia menunggu, tak ada bus yang lewat. Ini sudah malam dan semakin dingin. Baekhyun sangat tidak tahan dengan suhu dingin.

-Baekhyun POV-

Sial, ini sudah hampir jam 8 dan tidak ada satupun bus yang lewat. Aku menengok dan mencari-cari bus, tapi nihil. Tiba-tiba, seorang namja bertubuh tinggi berjalan ke arahku. Aku waspada, takut-takut kalau ia adalah orang jahat.

Dia tinggi, dengan postur yang tegap, berpakaian tebal dan menggunakan masker. Ia berdiri mematung di sampingku. mungkin juga menunggu bus, pikirku. Tiba-tiba dia melepaskan mantel nya dan memakaikan nya di punggung ku.

"Pakailah. Kau terlihat kedinginan." suara baritone nya membuat ku sedikit terkejut.

"Tidak usah, terima kasih." aku menolak dengan sopan.

"Tak baik menolak niat baik. Lagipula aku kepanasan."

Orang gila macam apa yang kepanasan di malam yang sedingin ini, pikirku. Tapi masa bodoh, aku memang kedinginan dan memang tak baik menolak niat baiknya untuk kedua kali.

"Baiklah. Terima kasih." jawabku sopan.

Sunyi. Kami tidak saling berkomunikasi lagi sekarang. Aku ingin sekali menanyakan siapa nama nya dan sedang apa disini. Tapi, sepertinya dia lelah dan tidak ingin berbicara dengan ku. Tak berapa lama, bus ku datang. Aku segera berdiri dan berniat mengembalikan mantel nya, tapi ia malah menolaknya.

"Tidak usah. Kau kembalikan saja kapan-kapan kalau kita bertemu."

"Tapi kapan kita bisa bertemu lagi?" tanya ku bingung.

"Kita pasti akan bertemu lagi." jawabnya datar.

Supir bus mulai mengklakson tidak sabar dan aku segera menaiki bus. Astaga, bodohnya aku! Kenapa aku tidak menanyakan nama namja itu. Bagaimana aku bisa tau kalo itu dia jika bertemu lagi dengannya. Wajahnya saja aku tidak tau. Pabbo! Baekhyun pabbo. Baekhyun merutuki dirinya sendiri.

-Author POV-

"Baekhyun? Ada yang ingin hyung bicarakan." Byun Luhan, atau yang biasa dipanggil luhan mengetuk pintu kamar baekhyun.

"Ya hyung? buka saja pintu nya." sahut baekhyun.

Luhan pun duduk di samping ranjang baekhyun. Wajahnya terlihat bingung. Baekhyun memandang hyung satu-satunya itu dengan aneh.

"Kenapa hyung? Ada apa?" tanya baekhyun memecah kesunyian di antara mereka berdua.

"Ah, tidak ada apa-apa. Hyung hanya ingin bertanya bagaimana hari mu di kantor?" kata luhan.

Baekhyun agak ragu dengan jawaban Luhan. mengingat wajah luhan yang tadi sepertinya serius, sekarang dibuat-buat agar terlihat ceria.

Baekhyun mengerutkan kening nya "Ah, hari ini hari yang indah. Aku sudah memiliki beberapa teman dan mereka juga banyak membantu pekerjaan ku."

"Wah, bagus lah kalau begitu." jawab Luhan senang.

"Aku juga berkenalan dengan yeoja cantik. namanya Jung Eunji. dia cantik sekali dan juga ramah!" wajah baekhyun berseri-seri.

"Wah, apakah kau menyukai nya?" tanya luhan ragu.

"Mungkin. Memang nya kenapa?"

"Ah aniyooo. tidak apa-apa. Lebih baik sekarang kau tidur agar besok kau tidak telat." luhan tersenyum dan segera keluar dari kamar adiknya.

Baekhyun merebahkan tubuh nya di kasur. Dan beberapa menit kemudian ia pun terlelap.

Baekhyun agak terlambat bangun pagi ini. Tapi untungnya dia tidak terlambat pergi ke kantor. Teman-teman baru nya menyapa nya ramah seperti kemarin. Hanya saja, ia tak melihat eunji hari ini.

Sampai jam makan siang tiba pun, ia tak melihat sosok eunji. Saat ini, baekhyun sedang duduk di kantin bersama Lay, salah satu teman nya sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Apakah kau melihat eunji hari ini Lay?" tanya baekhyun pada lay.

"Tidak. Aku tidak melihatnya. memang ada apa?" tanya lay

"Tidak ada apa apa sih. Aku hanya sedikit mengkhawatirkan nya."

"Rupanya kau menyukai nya? Haha! Baek, dia sudah bertunangan." perkataan Lay membuat baekhyun sedikit sedih.

"Jinjja? Beruntung sekali lelaki itu." kata baekhyun murung.

"Sudahlah. Toh masih banyak wanita cantik di kantor ini."

Baekhyun hanya diam. Ia mulai tidak berselera makan. Ah, ini hari yang buruk! batin baekhyun.

-Chanyeol POV-

Sungguh, ia manis sekali. Wajahnya lebih manis dari semua yeoja yang aku tiduri untuk menuntaskan hasrat ku. Kulitnya putih dan halus, bibirnya ah astaga! rasanya aku ingin menerkam nya sekarang juga. Wajahnya yang ceria itu, tak akan aku biarkan satu orang pun menyentuh apalagi melukai nya baek. Akan kupastikan ia tak melihat matahari lagi jika ada yang berani melukai mu baekhyun.

Ya, aku Park Chanyeol. Pemilik Park Coorperation. Sudah hampir 3 bulan aku mengamati seorang namja bernama Byun Baekhyun. Sejak aku melihatnya di taman kota, tersenyum memandangi ikan di kolam sambil memakan ice cream strawberry mu itu. Sejak aku melihat senyum mu itu, ku pastikan bahwa aku jatuh cinta padamu baek.

Ya, aku memang namja dan baekhyun juga. Persetan dengan hukum yang melarang hubungan sesama jenis. Aku mencintai nya dan seorang Park Chanyeol akan mendapatkan apapun yang ia inginkan. Dengan cara apapun. Pasti.

Sejak 3 bulan yang lalu, aku mengontrol hidup nya. Aku membuatnya melamar pekerjaan di perusahaan ku dan tanpa pikir panjang aku menerima nya. Masih ku ingat jelas, saat kakak nya, luhan meminjam uang pada ku untuk pengobatan ibu nya. Aku memang sengaja memberikan bunga yang besar pada luhan agar dia tidak bisa melunasi hutang nya dan aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Seorang Byun Baekhyun. Kejam? Masa bodoh.

Aku akan mendapatkan mu baek. Pasti.

-Baekhyun POV-

Hari ini aku pulang cepat karena pekerjaan ku sudah aku selesaikan kemarin. Hari ini aku memutuskan untuk pulang berjalan kaki. Sebenarnya, aku ingin mampir ke toko kue luhan hyung dan membantunya melayani pelanggan.

Di tengah jalan, aku mendapati sosok yeoja yang tak asing. Ya, itu eunji dan siapa namja berkulit tan itu? Apakah itu tunangan eunji yang lay ceritakan padaku? Dan kenapa eunji menangis sementara namja tan itu terus-terusan berteriak marah dan…. menampar eunji? Oh God! Ini tak bisa dibiarkan.

Aku memberanikan diri mendekat dan mendengar percakapan mereka. Sekarang namja tan itu sudah bersiap ingin menghajar eunji. Dengan sigap, aku memegang kuat tangan namja tan itu. Ia terkejut dan melepaskan cengkraman ku.

"Apa-apaan kau ini bodoh?! Siapa kau? Kau ingin menjadi pahlawan kesiangan?" namja tan itu terlihat murka pada ku. Dan hell yeah, aku memang takut sekarang dan merutuki kebodohan ku.

"Maaf tuan, tapi tidak baik memperlakukan wanita baik seperti eunji dengan kasar seperti itu." aku berusaha mengontrol suara ku agar tak terlihat gugup.

"Oh! Jadi kau mengenal nya eunji?! Siapa dia? Selingkuhan mu?" tanya namja itu pada eunji.

"Bu..bukan kai. Dia hanya teman sekantor ku. Kumohon, jangan sakiti dia." eunji kini mulai menangis dan terlihat sangat ketakutan.

"Bahkan sekarang kau membela nya?! Dasar murahan!" namja yang eunji panggil kai itu tadi menampar eunji hingga bibirnya berdarah. Aku sungguh tidak tega.

Dan sekarang kai menatap murka pada ku. Dia meninju ku, memukul wajah ku hingga darah segar itu mengalir dari hidung ku. Aku berusaha melawan nya, tapi tenaga ku kalah jauh dibanding tenaga nya. Dan sekarang kai telah meninju ku entah untuk keberapa kalinya. Tapi aku selalu bangkit lagi saat ia mencoba menampar eunji.

"Demi Tuhan kai! Hentikan! Baekhyun tidak tau apa-apa dan kami hanya rekan kerja." eunji berteriak pada kai.

"Coba buktikan pada ku! Tampar dia dan bilang jangan pernah mengganggu mu lagi!" Kai menjawab dengan nada kasarnya.

Eunji bangkit. Ia menatap ku. Aku sungguh tidak tega padanya. Namja itu benar-benar keterlaluan.

"Maafkan aku oppa. Kumohon jangan ganggu aku lagi." suara serak eunji benar-benar memilukan hati ku.

"Tampar saja aku. Kau tak perlu meminta maaf karna memang ini semua salahku." jawabku tenang.

Eunji menampar ku. Entah kenapa ini terasa lebih sakit dibanding saat kai memukul ku. Hati ku benar-benar terasa sakit. Mungkin karena eunji, wanita yang aku sayangi yang melakukan nya.

Kai menarik kasar tangan eunji. Dan eunji hanya diam sambil menahan isakannya. Sebelum mereka benar-benar pergi, kai memukul wajah ku hingga bibirku sedikit sobek dan mengeluarkan darah. Orang-orang melihat ku iba namun tak berani menolong ku hingga kai benar-benar pergi. Seorang ahjumma menolong ku dan mengompres luka ku.

"Terimakasih ahjumma sudah mengobati luka ku." kata bekhyun seraya menunduk hormat lalu pergi meninggalkan ahjumma itu.

Tanpa baekhyun, eunji atau kai sadari, seseorang telah memperhatikan mereka. Melihat bagaimana baekhyun dipukuli, ditampar hingga namja manis itu terluka. Ia benar-benar marah sekarang.

-Chanyeol POV-

Aku melihatnya. Aku melihatnya dipukul, dengan mata kepala ku sendiri. Bodoh kau kai, jangan berharap aku akan mengampuni mu. Aku tersenyum simpul pada preman suruhan ku.

"Bawa mereka kemari. Jangan pernah kembali sebelum kau berhasil membawa mereka." suara berat ku menggema di gudang kosong ini. Aku tertawa, tertawa memikirkan bagaimana menyenangkan nya menyiksa mereka. Aku tersenyum membayangkan namja itu memohon kepada ku.

"Baik tuan. Kami akan segera membawa mereka kemari." jawab anak buah ku patuh.

Sekarang aku disini, di gudang kosong yang sudah tidak terpakai lagi. Disini ada banyak pisau, tali, obat bius dan peralatan 'bersenang-senang' ku. Aku sungguh tidak sabar untuk menemui kai dan eunji.

Terdengar suara langkah mendekati gudang. Aku mengukir smirk di bibirku, rupanya tamu ku sudah datang. Sekarang didepan ku berdiri namja tan dan yeoja yang aku tunggu-tunggu sedari tadi. Eunji menangis dan terlihat ketakutan, sementara kai terus memberontak pada preman-preman ku dan terus mengumpat pada ku.

"Siapa kau?! Mau apa kau membawa ku kemari? Aku bahkan tidak mengenal mu." teriak kai padaku.

Sejenak aku terdiam, lalu tersenyum. "Wah, selamat datang tamu agung." jawab ku sambil terus tersenyum.

"Aku Park Chanyeol. Kau pasti mengenal ku kan eunji?" tanya ku pada eunji yang kini sedang menahan isakannya.

"Aku sengaja mengundang mu kesini. Untuk sedikit menjamu mu sebagai tamu kehormatan ku." kata ku melanjutkan.

"Sial! Apa mau mu sebenarnya? Aku tidak pernah melakukan kesalahan pada mu." kai kini terlihat semakin emosi.

"Benarkah? Sayang nya kau sudah melukai malaikat ku kai. Kau hampir merusak wajah manis nya." jawab ku.

"Malaikat mu? Aku bersumpah aku tidak pernah menyakiti yeoja mana pun kecuali eunji."

"Siapa bilang ia seorang yeoja?" aku menatap nya tajam. Kai terlihat shock.

"Jadi… dia? Apa dia baekhyun?" tanya kai ragu. Aku mengangguk.

"Dan kau harus mendapatkan balasan dari ku kai. Dan juga kau eunji, berani nya kau menampar baekki ku sayang?" kini aku menatap eunji yang sedari tadi menangis.

"Kumohon, jangan sakiti eunji. Aku sudah terlalu sering menyakitinya." kini kai terlihat meredam emosi nya.

"Hahaha! Sayangnya aku tidak mengenal istilah maaf untuk orang-orang yang telah menyakiti orang yang aku cintai." kini aku tersenyum bangga mendengar kai memohon padaku.

Aku mengambil pemukul baseball dan mulai memukulkan nya pada tubuh eunji. Aku menampar nya, menjambak nya, bahkan aku menendang tubuhnya yang membuat eunji merintih kesakitan. Kini darah segar mengalir dari hidung dan mulut eunji. Entah setan apa yang merasuki ku, aku sama sekali tak memperdulikan rintihan nya. Yang ada dipikiran ku saat ini hanyalah membalaskan dendam baekhyun.

"Kumohon! Jangan sakiti eunji." kini kai, dengan tangannya yang masih terikat berlutut dihadapan ku.

Aku benar-benar muak padanya. Bagaimana bisa ia menyuruh ku berhenti? Padahal ia sendiri selalu menyakiti eunji. Dasar bodoh. Aku beralih padanya, ku hajar kai seperti saat ia menghajar baekhyun. Tak ada ampun bagi mereka berdua. Hingga aku melihat gerakan dada eunji yang mulai melemah sampai akhirnya berhenti. Aku tersenyum puas. Tadinya, aku ingin mengirim pasangan brengsek ini bersama. Tapi, setelah kupikir-pikir akan lebih baik kai menderita dengan penyesalannya. Ku pastikan nafas eunji benar-benar hilang dan wajah kai benar-benar hancur lalu ku tinggalkan mereka.

Masih sempat kulihat kai menangis, namja bodoh itu menangis di hadapan mayat eunji. Sekarang aku benar-benar puas. Aku telah menghabisi eunji. Dia hanya akan membuat baekhyun bersedih dan semakin menyukainya jika ia tetap hidup.

"Aku janji sayang, aku akan membalaskan dendam mu pada chanyeol dan baekhyun. Aku janji." kini kai terisak di hadapan mayat eunji. Ia terus memegangi tangan eunji yang kini mulai dingin.

-Author POV-

Ini sudah 5 hari semenjak kejadian itu berlalu. Eunji tak pernah muncul lagi di kantor. Ia bagai hilang di telan bumi. Saat baekhyun bertanya pada Lay, Lay bilang eunji sudah pindah ke busan dan mengundurkan diri dari perusahaan ini. Setidaknya, itu yang didengar Lay dari boss nya.

Langit mulai gelap dan baekhyun ingin segera memasuki rumahnya jika saja ia tak melihat sekumpulan preman sedang memaki hyung kesayangannya, luhan. Baekhyun memilih berdiam dan mendengarkan percakapan mereka dari balik pagar.

"Kalau kau tak segera membayar hutang-hutang mu pada boss ku, akan ku sita rumah ini dan kupastikan ibu mu yang sakit-sakitan itu akan segera menyusul ayahmu." bentak preman itu pada luhan.

"Ne. Aku akan segera melunasi nya. Tapi.. apakah tawaran yang dulu boss mu berikan itu masih berlaku?" tanya luhan.

"Ya tentu saja. Aku akan kembali besok dan jika kau tak segera melunasi hutang mu atau menyerahkan adik mu pada boss ku, aku akan menyita rumahmu!" bentak preman itu lalu meninggalkan luhan yang kini berdiri mematung di depan pintu.

"Hyung? Siapa mereka? Dan apa maksud mereka berkata untuk menyerahkan aku?" baekhyun bertanya pada luhan. Luhan sedikit terkejut karena sekarang baekhyun sudah mengetahui semuanya.

"Baek, maafkan hyung karena merahasiakan semua ini dari mu. Aku meminjam uang dari seseorang untuk membuka toko kue kita dan membiayai pengobatan eomma baekhyun. Keadaan eomma semakin parah, tapi eomma menyuruhku untuk tidak memberitaukan ini padamu." jelas luhan panjang lebar.

"Apa? Bagaimana bisa begitu? Berapa jumlah uang yang kita pinjam? Aku akan bekerja lebih giat untuk membayar semua hutang kita." baekhyun berkata dengan suara yang mulai bergetar.

"Hutang kita sangat besar baek. Gaji mu 2 tahun pun tak akan bisa membayarnya. Mereka hanya memberi kita waktu sampai besok. Kalau tidak.. kalau tidak mereka…" luhan tak mampu melanjutkan kata-katanya.

"Kalau tidak mereka akan apa?" kini baekhyun makin frustasi.

"Mereka akan menyita rumah dan toko kue kita. Aku takut eomma akan bertambah parah penyakit nya baek." luhan kini tak kuasa menahan tangisnya. Liquid bening itu mulai terjun bebas dari matanya.

"Apa tidak ada penawaran lain?" tanya baekhyun.

"Ada. Boss mereka ingin menikahi mu baek. Menikahi lelaki itu. Dia bilang dia sangat mencintai mu baek. Aku sudah menawarkan untuk mengorbankan diriku saja, tapi ia tetap menolak. Kumohon baek, menikahlah dengannya. Hanya ini satu-satunya cara agar kita bebas." luhan tau ia egois, tapi mau bagaimana lagi? Kini baekhyun terdiam. Bagaimana bisa ia menikahi seorang namja? Ia straight!

"Kumohon baek, eomma adalah satu-satunya orang tua kita yang tersisa. Apa kau mau eomma menyusul appa?" luhan berlutut di hadapan baekhyun.

Baekhyun benar-benar merasa dunia nya berakhir. Tentu saja, ia tak mau eomma yang sangat ia cintai itu pergi meninggalkan nya dan luhan. Tapi, menikahi seorang namja? Apa ia gila? Baekhyun sangat tidak tega melihat kakak nya seperti ini. Baekhyun tau, luhan telah banyak mengorbankan dirinya untuk baekhyun dan eomma nya. Ia tak bisa membuat luhan terus-terusan berkorban sendirian.

"Baik. Aku akan menikah dengan namja itu." suara baekhyun mulai serak. Luhan menatap baekhyun seakan tidak percaya.

"Terima kasih baek. Terima kasih." luhan tersenyum miris melihat adiknya itu. Ia tau baekhyun terpaksa melakukan ini tapi ia benar-benar tak tau lagi harus bagaimana selain menempuh jalan ini.

...

TBC or END/?

Saya sangat menghargai review kalian^^

Kalo FF ini banyak yang berminat bakal saya lanjutin ne~

Anyyeong~