Summary: Naruto adalah putra tunggal Kushina Uzumaki yang berprofesi sebagai detektif terkenal, yang sudah bercerai dengan suaminya ketika Naruto masih berumur 1 tahun. Setelah dewasa, Naruto bertemu dengan Namikaze Kyuubi yang jatuh cinta padanya dan ternyata adalah saudara kembarnya yang ikut dengan ayahnya. Bagaimana saat Sasuke hadir di antara mereka? Gaara the brother complex is back here.
Fict ini ku persembahkan buat:
1. Author faforit yang menjadi panutanku dalam membuat fic. Mereka adalah: kucing perak, aicchan, aoi no tsuki, kionkitchee, kiroikiru no mikazuki chizuka. Ke-5 author inilah yang membuat saya berani membuat fic. Saya selalu membaca karya-karya mereka semua yang ada di fandom Naruto,dan mereview beberapa karya mereka dengan penname KUCINGBIRU sebelum memiliki akun. Saya salah satu fans mereka.
2. Sahabat baikku 'Safaria' yang sekarang berada di kelas 10 akutansi A.3 SMUN 1 Kendari. Salam buat teman-teman kamu di kelas akutansi A.3. ayo… tingkatkan masa muda dan kenakalan kalian. Anak-anak muda seperti kita ini memang harus di penuhi dengan semangat masa muda membara. Daku mendukung kalian! (lee mode:on). Juga 'Nur Ayni' yang seoklah di SMU kendari entah apa namanya, saya tidak tahu, lupa…#plak#. Kalian jauh sekali… sejak masuk SMU, kita baru 1 kali ketemu. Susah ya… mau ketemu saja harus naik mobil 2 jam, trus naik kapal laut 3 jam, trus naik mobil lagi 1 jam. Haah…
YOSH…
Mari kita mulai….
Desclaimer: Masashi Kishimoto.
Pairing: SasuNaru
Rated: T (untuk permulaan)
Warning : AU, OOC, YAOI, TYPO(S), INCEST(MAYBE). PAIRING DAN GENRE BISA BERUBAH (termasuk rate). This is my 1st fic. Menerima semua saran, kritikan yang membangun, ide untuk chapter selanjutnya, atau apapun, yang penting tinggalkan jejak, supaya saya tahu, ada yang membaca fic saya. FLAME pun akan saya terima…
Pagi yang cerah di suatu kota kecil bernama Sunagakure. Pagi ini, angin bertiup sepoi-sepoi, jalanan juga masih lenggang karena para penduduk masih belum memulai kegiatannya.
Baru beberapa saja yang terlihat beraktifitas seperti para pedagang yang mulai membuka toko mereka dan bersiap menyambut pelanggan pada pagi yang cerah ini. Semua begitu tenang sampai…
"NAA… RUUU… TOOO...!"
Hah. Ini dia yang di tunggu –tunggu. Sunagakure memang tidak pernah tenang, damai, dan tentram seperti yang sudah di terangkan di atas. Selalu saja ada yang merusak kedamaian yang tengah di nikmati ini.
Hal merusak tersebut berasal dari sebuah rumah yang bisa dibilang, tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil, atau intinya sederhana. Ada apa sebenarnya di rumah itu? Mari kita lihat bersama-sama.
"Apa yang kau lakukan Naruto? Kau ini mau tidur sampai jam berapa hah..? Kita ini sudah terlambat, tahu tidak sih?" ternyata, seorang perempuan cantik berumur sekitar 30-an yang masih seperti gadis 20-an tahun dengan rambut merah dan body yang waw bernama Kushina lah yang memecahkan ketenangan Sunagakure pagi itu.
Wanita itu terlihat sedang berusaha membangunkan putra semata wayangnya yang masih asik tidur walaupun jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
"Engghhhh... 1 jam lagi..." jawab anak yang dibangunkan tadi sambil menarik selimutnya lebih merapat ke dirinya.
"Naaruutoooo!" Di saat seperti ini, selimut itu sangat berguna bagi Naruto. Selain untuk menghangatkan diri, selimut itu juga sekaligus bisa menjadi tameng bagi Naruto dari suara Kushina yang menggelegar.
"Tidak ada 1 jam lagi." jawab atau tepatnya teriak Kushina "Juga setengah jam lagi... apalagi satu menit lagi... cepat siap-siap!" sambungnya ketika melihat gelagat Naruto yang langsung membuka selimutnya dan sepertinya ingin melayangkan protes.
"Huuh kejam sekali... dasar setan merah..." balas Naruto yang kini sudah membuka seluruh selimutnya. Tampaklah sepasang iris biru langit terang yang dapat mempesona siapa saja dengan rambut pirang cerah bagaikan matahari dengan muka kusut sambil menggerutu tidak jelas.
"Apa kau bilang tadi, BOCAH?" tanya Kushina yang sepertinya mulai mengeluarkan aura kehitaman di sekitar tubuhnya dengan penekanan pada kata yang ditulis menggunakan caps lock. Melihat ini, Naruto jadi keder sendiri.
"Hah! Ha..ha..ha.. kaa-san ku yang baik, yang cantik, yang manis, memangnya Naru tadi bilang apa? Sepertinya Naru tidak bilang 'setan merah' deh?" Naruto tertawa hambar untuk menghilangkan kegugupannya, lupa akan satu hal...
Si setan merah a.k.a Kushina menyeringai licik. "Setan merah, eh?" tanyanya sambil mengeluarkan pistol yang terselip di pinggangnya dan membidik ke arah Naruto.
"Eh? Hah! Ha..ha.. tidak kok kaa-san, tadi kan aku bilangnya kaa-san yang cantik dan baik? memangnya kita siap-siap mau ke mana?"
otak Naruto yang lola itu pun akhirnya konek juga. Rupa-rupanya di sini ada yang berusaha mengalihkan perhatian. Apa Kushina akan terjebak?
"Kamu ini bagaimana sih Naru-chan? Kemarin kan kaa-san sudah bilang, hari ini kita akan pindah ke Konoha? Jangan-jangan kamu belum siapin barang-barang kamu lagi?" tanya Kushina. Yang di tanya hanya bisa nyengir.
Sambil nyengir angel (baca enjel/ endak jelas) sambil menggaruk-garuk pipi tembem berkumis kucingnya, Naruto menjawab salah tingkah "He..he.. iya kaaa-san. Naru mau mandi dulu ya. " Naruto langsung melesat ke kamar mandi yang ada di kamarnya sendiri saat melihat Kushina kembali di kelilingi aura pekat. 'Sial, padahal tadi kaa-san udah gak marah lagi' pikirnya. "Kaa-san tolong siapkan ya!" tambahnya lagi setelah berada di dalam kamar mandi.
Naruto POV
Di dalam kamar mandi...
Holla minna. Namaku Uzumaki Naruto, siswa kelas 10 SMU. Aku anak tunggal dari setan mer-, maksudku Uzumaki Kushina, ibuku yang paling baik dan cantik.
Aku hanya remaja berusia 15 tahun biasa dengan rambut pirang cerah seperti matahari dan mata saphire yang kata nenek yang menjadi tetanggaku, birunya mataku ini seperti langit yang sedang cerah atau lautan di pesisir pantai yang biru bening dan dapat menenggelamkan siapapun ke dalam pesonanya.
Terlalu puitis memang, tapi aku suka. Jangan tanya kenapa aku menggaris bawahi kata-kata di atas. Alasannya nggak perlu di jelasin. Malu-maluin banget tau!.
(Mecha: haaeeaaahhh tajuu kitten eyes no jutsu!)
Uugh... iya... iya... aku cerita...
Huft... alasannya tentu saja karena hanya dia satu-satunya wanita yang aku kenal yang pernah memujiku. Kenapa lagi? Karena ibuku sama sekali tidak pernah dan tidak akan pernah mau berkata-kata manis seperti itu hanya untuk sedikit menyenangkan hati anaknya yang satu ini, malahan aku selalu hampir saja mati di tangannya.
Dan jangan tanya dengan siswa-siswi yang menjadi teman sekolahku. Bukannya mau narsis atau bagaimana, tapi aku memang sangat manis untuk ukuran anak laki-laki, badanku juga tidak kecil, bisa di bilang pas untuk ukuran remaja pria dan aku selalu jadi anak baik di sekolah(?).
Otomatis masalah tidak ada padaku, tapi pada orang-orang yang menjadi teman sekolahku itu. Orang-orang itu selalu saja menilai orang dari penampilan luarnya saja.
"Naruto! mau sampai kapan kau di dalam kamar mandi, hah?" ibuku memanggilku. Huuh... kalau diingat-ingat, sebenarnya sumber masalahku ini adalah ibuku sendiri.
"Sebentar bu! Aku sedang BAB!" jawabku dari dalam kamar mandi.
"Cepat sedikit Naru!"
"Ya!"
Huft... sorry ya minna, tadi ada interupsi sedikit. He..he.. aku memang sedang berada di kamar mandi, lagi sakit perut nih. Entah kenapa, kalau sedang ada di suatu tempat entah di mana pun dan kapan pun, kalau aku sedang sendiri, aku pasti akan menghayal, memikirkan yang tidak-tidak. Sepertinya, otak kanan dan kiriku sedang berdebat, seperti saat ini.
Kalian pasti berfikir, kenapa aku malah mengatakan kalau ibuku adalah sumber masalahku dan bukannya orang-orang yang kusebutkan di atas tadi? Ya... ini semua karena pekerjaan ibuku. Kalian pasti tidak tahu, ibuku yang cantik dan berbody sexy itu adalah seorang detective yang sangat di takuti di dunia kriminalitas.
Semua pelaku kejahatan yang mendengar bahwa Uzumaki Kushina akan membantu penyelidikan sebuah kasus, pasti akan langsung menyerahkan diri dengan hati ikhlas dan lapang dada, karena tidak ada satu pun kasus yang tidak bisa di selesaikan ibuku.
Karena itulah, banyak para mafia yang mengejar dan berusaha membunuhku (dengan alasan karena aku anak dari Kushina Uzumaki yang hebat, membunuhku berarti bisa membuat ibuku drop dan tidak ikut campur dalam urusan para mafia itu), sehingga aku harus selalu berpindah-pindah sekolah dan menyamar sebagai anak yang culun, lugu dan bodoh agar aku tidak ketahuan dan bisa aman.
Kepergian kami ke Konoha kali ini pun karena ada anggota mafia yang sudah mengetahui kalau aku bersekolah di Sunagakure High School (SHS), dan datang ke sekolah hanya untuk membunuhku. Aku terharu, penjahat itu sengaja susah-susah datang ke SHS karena aku.
Saat itu, aku hampir saja mati di tikam oleh penjahat itu. Untung saja ada Gaara yang menolongku. Oh ya... hampir lupa, Gaara itu adalah sepupuku yang paling kusayang dan satu-satunya sahabat yang kupunya. Dia selalu saja menemaniku menyamar dan bahkan ikut-ikutan pindah sekolah demi untuk menjagaku. Aku terharu lagi. Aku ini memang mudah terharu.
Yosh...! aku sudah selesai BAB dan mandi, sekarang tinggal bersiap-siap.
End Naruto POV
Normal POV
Ckleek
Naruto membuka pintu kamar mandi dan berjalan menuju lemari yang berada di pojok kamarnya, yang letaknya bersebrangan dengan pintu kamar mandi tempatnya berada sekarang.
Dia sudah akan menarik lepas handuk yang ada di pinggangnya saat dia melihat ada siluet berwarna merah di atas tempat tidurnya dengan ekor matanya.
"WAAAAAAAA!" kontan saja Naruto berteriak keras karena tidak menyangka ada orang di kamarnya ketika dia akan berpakaian.
"Naru-chan?" Siluet merah atau tepatnya orang dengan rambut merah, baju merah dan tas ransel merah (itu Gaara) yang tadi duduk di tempat tidur Naruto segera memanggil Naruto, cemas kalau-kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada sepupu kesayangannya itu.
"Ga-gaara... kau mengagetkanku tahu!" Jawab Naruto yang baru pulih dari serangan jantung mendadaknya. Sempat sweatdrop juga dia melihat sepupunya berpakaian seperti yang dilihatnya saat ini.
'Oh.. Gaara my lovely cousin, kau sudah terlihat seperti power ranger merah dengan dandanan serba merah begitu, apalagi dengan pistol yang terselip di pinggangmu itu. Kalau ada anak kecil yang melihatmu, dia pasti merengek untuk membawamu pulang agar bisa dijadikan pajangan. Untung saja, celana jeansmu warnanya hitam, tapi aku penasaran, apa kau juga memakai sepatu warna merah yang diberikan kaasanku padamu?'. Ucap naruto dalam hati tentunya.
Tentu saja kata-kata itu diucapkan Naruto dalam hati. Dia tidak berani macam-macam pada Gaara, takut dengan pistolnya. Gaara memang orang yang selalu menjaga Naruto sejak kecil, dan lagi entah bagaimana cara ibu Naruto membuatkan surat izin memegang senjata pada Gaara yang notabene hanya lebih tua beberapa bulan dari Naruto sendiri.
Gaara kembali duduk di tempat tidur naruto."Kau lama." Kata Gaara datar.
"Lalu bagaimana aku bisa bersiap-siap kalau kau masih ada di sini? Keluar sana!" usir Naruto.
Gaara yang bingung akan apa yang di maksud kan Naruto hanya menaikkan bibir bawahnya ke atas sehingga bibir atasnya seperti tertarik ke dalam, lalu menggigit bibir bawahnya tadi sehingga 2 gigi depan atasnya terlihat seperti gigi kelinci.
Memang seperti inilah cara gara bersikap kalau dia sedang tidak paham pada suatu hal. Beda sekali dengan Naruto yang 'BIMOLI' atau BIbir MOnyong Lima centi, cara Gaara ini terkesan lebih imut.
"Maaf." Gaara yang sepertinya juga baru sadar akan tingkahnya hanya bisa berkata dengan wajah datar dan pergi keluar dari kamar itu dengan meninggalkan Naruto yang sweatdrop. Sepertinya, karena sudah terlalu lama bergaul dengan Naruto, Gaara jadi ikut-ikutan lola.
Begitulah. Singkatnya, setelah di tinggal Gaara, Naruto segera membuka lemarinya untuk mengambil baju yang akan dipakainya. Saat membuka lemarinya, dia hanya bisa terdiam saat tidak menemukan satupun barang dalam lemarinya. Sepertinya, otaknya masih memproses apa yang terjadi.
1...
2...
3...
4...
5...
"KKAAA-SSAANN!" akhirnya, pagi yang cerah itu kembali rusak dengan suara cempreng Naruto yang walaupun merdu, tapi karena distel dengan volume 100% itu menyebabkan orang yang berada dalam radius 3 km dari tempatnya berada bisa mendengar suaranya dengan jelas.
Jadi bagaimana dengan orang-orang yang berada di sekitar rumah Naruto? Jangan tanya... kaca rumah mereka semua pecah. Malang bagi Kushina, sepertinya setelah ini, dia harus membayar ganti rugi pada para tetangganya.
Drap... drap... drap... braakkkk
Terdengar suara langkah kaki dan pintu yang di dobrak lalu...
"Jangan bergerak! Taruh tangan di belakang kepala dan jongkok! Serahkan diri baik-baik!" teriak Gaara dan Kushina kompak setelah masuk ke dalam kamar Naruto dengan mendobrak pintu yang sebelumnya sudah di kunci oleh yang punya kamar sambil menodongkan pistol pada Naruto.
Naruto yang kaget, langsung mengikuti instruksi sepupu dan kaa-sannya yang masing-masing memegang 2 pistol yang siap membunuh siapa saja yang berani menentang mereka sambil berlinangan air mata.
"Sedang apa kau di situ Naru? Cepat keluar! Di sini berbahaya!" kata Kushina yang melihat Naruto yang jongkok di depan lemari.
"Mana penjahat yang menyerangmu tadi Naru? Ke mana dia kabur?" tanya Gaara yang ternyata sudah selesai berkeliling kamar Naruto untuk memeriksa kalau-kalau ada penjahat yang sedang bersembunyi dan akan menyerang saat mereka lengah. Bahkan sekarang dia sudah masuk ke bawah tempat tidur Naruto untuk memeriksa.
"Tidak ada penjahat." kata Naruto dengan mata berkaca-kaca dan muka merah menahan tangis.
"Apa!" teriak duo merah yang ada di situ. Sekarang, jelaslah kenapa mereka tiba-tiba mendobrak pintu kamar dan langsung menodongkan senjata.
Semua orang pun akan melakukan hal yang sama bila mendengar teriakkan pilu (?) dan melihat posisi orang yang disayanginya sedang jongkok di lantai dengan tampang mau nangis?
"Jadi ada apa?" tanya Gaara yang sudah kembali memasukkan pistol ke saku celananya.
"Kaa-san... rumah kita kemalingan... baju... hiks... bajuku hilang semua... hiks... hiks... HUA..." Akhirnya Naruto tidak bisa menahan tangisnya. Pecahlah sudah tangis memekakan telinga itu. Kushina yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa sweatdrop.
Di tambah melihat tingkah keponakannya yang langsung menjadi detective dadakkan yang sekarang sedang berdiri di depan lemari Naruto sambil menaburkan bubuk entah apa namanya itu untuk memeriksa sidik jari yang ada di pintu dan rak-rak lemari malang yang kini sudah menjadi barang bukti terjadinya kejahatan oleh Gaara, Kushina jadi double sweatdrop.
Di tambah lagi dengan tingkah sok mendramatisir Naruto yang sekarang sedang memeluk kaki kanan Gaara dengan mata yang memancarkan harapan yang besar akan apa yang sedang di lakukan Gaara saat ini, Kushina jadi triple sweatdrop.
"Naru.. Gaara.. kalian OOC." kata Kushina dengan tampang horor 'Seperti menonton telenovela' pikirnya. "Lagian, baju kamu gak ilang Naru... semuanya udah kaa-san masukin koper." tambahnya lagi sambil berjalan ke arah Naruto dan Gaara.
"Eh? Apa iya?" tanya Naruto sambil menelengkan kepalanya ke samping atasnya, tepatnya ke arah Gaara.
"Ampun dah Naru... masa nggak lihat sih? Baju yang untuk kamu pakai ke Konoha kan sudah kaasan siapkan di atas tempat tidur!" kata Kushina lagi sambil menunjuk sebuah baju kaos berwarna biru muda dengan jaket hitam dan celana jeans hitam di atas tempat tidur
"He..he.. nggak lihat kaasan.." kata Naruto dengan tampang innocent. "Lagian juga tadi Gaara duduk di situ, jadi ya nggak keliatan" tambahnya lagi.
"Kami-sama... dosa apa hambamu ini? Kenapa aku sampai bisa punya anak seperti ini? Tukar saja dia ya kami-sama... aku menginginkan anak yang seperti Justin Biebers, bukannya yang seperti preman pasar begini. Apa mungkin dia tertukar waktu aku melahirkan di rumah sakit ya kami-sama?" ucap Kushina sambil duduk bersimpuh di jendela kamar Naruto yang kacanya sudah pecah sambil melihat langit dan berlinangan air mata.
"Lebay deh..." kata Naruto dan Gaara kompak. Sekarang gantian mereka berdua yang sweatdrop melihat Kushina.
'Kenapa aku bisa punya kaasan/bibi seperti ini? Apa mungkin tertukar di panti jompo?' kata mereka berdua dalam hati tentunya.
"Sudah-sudah! Sekarang kamu cepat pakaian Naru! Kamu juga Gaara! Dapat dari mana bubuk itu? Lagi-lagi kamu mengambil dari lemari bibi ya? Walaupun kamu bercita-cita ingin menjadi detektive terkenal seperti bibimu ini, kamu masih belum boleh langsung praktek dengan alat-alat asli. Kamu tahu, harga bubuk itu sangat mahal. Walaupun bibi pernah termakan rakun eyes no jutsu-mu(?) saat kamu merengek meminta surat izin senjata dengan alasan agar dapat menjaga Naru dulu, kali ini bibi tak akan bisa kamu bujuk untuk mendapatkan bubuk itu." kata Kushina panjang lebar sambil merebut bubuk yang ada di genggaman Gaara sambil bernarsis ria tentang profesinya, sedangkan dua orang lain yang ada dalam ruangan kamar itu hanya bisa kembali bersweatdrop ria.
"Bukannya bibi sendiri yang menawariku memegang senjata saat umurku 10 tahun? Saat itu bibi mau keluar kota dan menyuruhku menginap di rumah ini untuk menjaga Naru-chan. Karena khawatir kalau ada yang mencuri pakaian dalam bibi di jemuran saat bibi pergi, bibi menyuruhku untuk memegang senjata dan menembak siapa saja yang berani masuk ke halaman belakang tempat jemuran. Padahal aku sudah bilang tidak mau, tapi bibi bilang ini berguna kalau Naru di jahili oleh kakak kelas di sekolah. Akibatnya, paman Orochimaru yang kena imbasnya." jelas Gaara panjang lebar dengan cepat dalam 2 kali tarikan nafas.
Naruto speechless, Kushina cengok. Sebentar dia berpikir, lalu setelah sepertinya ingat hal yang terjadi 5 tahun yang lalu itu, dia hanya bisa nyengir angel.
Dor! Dor! Dor!
"Jangan bahas lagi masalah itu! Ayo cepat siap-siap naru!" kata Kusihna sambil berjalan keluar kamar yang atapnya sudah memiliki beberapa bekas penganiayaan darinya. Gaara pun mengikut di belakangnya hingga yang berada dalam kamar itu hanya Naruto seorang yang triple sweatdrop.
Singkat cerita, Naruto yang sudah selesai berpakaian langsung keluar kamar dan langsung membantu ibu dan sepupunya memasukkan barang-barang mereka ke bagasi mobil sport merah milik Gaara.
Saat pertama keluar rumah, Naruto sempat cengok melihat sepatu dan mobil Gaara yang sudah berwarna merah, padahal sebelumnya warnaya putih. Usut punya usut, ternyata Gaara mengecat (?) sendiri mobilnya karena dia sama sekali tidak mempercayai seorangpun untuk mententuh mobilnya, sekalipun itu seorang montir bengkel.
Katanya, dia takut jangan sampai para montir itu ada yang menyamar dan memasukkan alat penyadap ke mobilnya. Terlalu paranoid.
Trio uzumaki itu lalu memasuki mobil dan bersiap berangkat ke konoha. "NARUUUU... GAARAAAA.." saat mobil sudah mulai melaju pelan, terdengar teriakkan dari belakang.
Naruto dan Gaara langsung menoleh ke belakang, sementara Kushina tetap berkonsentrasi menyetir. Dia tidak memberhentikan mobilnya, sepertinya terlalu asyik dengan musik yang didengarkannya dari earphone yang kini tersumbat di telinganya.
Saat menoleh, Naruto dan Gaara melihat teman mereka satu-satunya di SHS, Matsuri sedang berlari bersama seorang remaja pria yang sepertinya sepantaran dengan mereka yang mereka berdua tidak kenal sambil melambai-lambai.
"SELAMAT JALAN! JANGAN LUPAKAN AKU YA!" teriaknya " YAAA" jawab NaruGaa kompak sambil tersenyum.
Matsuri dan temannya baru berhenti berlari saat mobil yang dipakai Gaara dan Naruto sudah menghilang di tikungan jalan.
"Matsu-chan?" tanya orang di samping Matsuri.
"Hn?" Matsuri menoleh pada si penanya.
"Pemuda pirang tadi yang bernama Naruto?" tanyanya lagi
"Uun, dia manis kan?" Matsuri mengangguk dan tersenyum lebar.
"Ya, manis" jawab orang itu 'dia itu... terlalu manis' tambahnya dalam hati.
'Sunagakure... tempat yang menyenangkan. Padahal sudah senang bisa menetap di sini. Semoga saja, aku bisa betah di konoha, seperti aku betah di Suna.' batin Naruto saat mobil mereka sudah melewati gerbang kota kecil itu menuju ke kota Konoha yang besar.
Naruto tidak tahu apa yang akan menyambutnya esok di Konoha. Karena itu, dia hanya bisa berharap semoga semuanya bisa lebih baik di Konoha. Tapi, tidak ada yang bisa menebak masa depan kan? Semoga sajalah... semoga...
tbc
omake
flashback 5 tahun lalu tentang Orochimaru
Siang bolong di komplek perumahan di Suna, dua anak kepala kuning dan merah sedang bertepar ria di teras rumah mereka. Dari gelagatnya yang seperti orang kehausan, di tambah bila melihat ada 2 lembar uang seribuan di meja dekat mereka, semakin menambah keyakinan bahwa mereka sebenarnya sedang menunggu tukang es krim lewat.
"Haah... mana sih tukang esnya? Aus neehhhh" Teriak si kepala kuning a.k.a Naruto pada orang yang ada di sebelahnya.
"Sabar Naru, sebentar lagi juga lewat." Sahut si kepala merah a.k.a Gaara.
"Huuh" dengus Naruto kesal. Tiba-tiba saja...
Brakkk... bruuukkk... duagh... pranggg... kompyang... meong... jduar... es krim... es krim...
Terdengar suara-suara aneh yang berasal dari belakang rumah. Gaara yang mendengarnya langsung bangkit berdiri dan mengambil pistol yang berada dalam saku celananya.
"Naruto! kau tunggu di sini, jangan mendekat ke halaman belakang. Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan di belakang sana!" ucap Gaara sambil memasukkan peluru ke dalam pistolnya tanpa melihat Naruto.
"Aku tahu ini berbahaya Naru, tapi kau jangan mencegahku ke belakang. Kau tenang saja, aku melakukan ini semua karena aku sayang padamu dan ingin melindungimu. Walaupun mungkin aku tidak akan selamat, tapi setidaknya aku sudah melakukan hal yang berguna untukmu. Kau tunggu saja di sini dan doakan aku ya, Na-" ucapan Gaara sukses terpotong saat dia menoleh ke tempat di mana seharusnya orang yang diajaknya bicara sedari tadi berada dan menemukan hanya bangku kosong yang ada di situ.
"HOOOIII... TUNGGU...! JANGAN PERGI DULUUUU... AKU MAU BELIII!" Ternyata oh ternyata, sejak mendengar suara abang penjual es krim tadi, Naruto langsung melesat ke arah jalanan, meninggalkan Gaara yang kini pundung di pojokkan karena tidak di siraukan, padahal sudah meniru kata-kata heroik dari telenovela yang pernah di tontonnya dulu untuk membuat kesan cool. How poor Gaara...
"Naru-chan... tega sekali kau... tapi, tidak apa-apa! Biasanya hero itu memang selalu tidak di pedulikan saat orang-orang sedang baik-baik saja dan akan menjadi penyelamat utama saat ada bahaya bukan? Ha..ha.. itulah aku! Bibi Kushina! Kau akan bangga punya keponakan seperti aku! Aku akan segera melihat ke halaman belakang, tapi sebelum itu... HOOOIIII... NARU... BELIKAN AKU 1 ESKRIM RASA MELON...! TAPI KALAU AKU TIDAK SELAMAT HARI INI, KAU SAJA YANG MAKAN ES KRIMNYA...!" Teriak Gaara pada Naruto yang sekarang sedang mengantri untuk membeli es krim bersama anak-anak lain.
"YAAA...!" Jawabnya dari jauh.
Setelah menyampaikan wasiat terakhirnya pada Naruto, Gaara langsung melesat ke halaman belakang rumah dan yang dia temukan di sana adalah seorang wanita berambut panjang yang sedang berdiri di dekat tiang jemuran dengan gerakan yang mencurigakan.
Wanita itu terlihat sedang toleh kanan-kiri, seperti pencuri yang sedang memastikan kosongnya lokasi pencurian bagi Gaara. Tanpa pikir panjang, Gaara langsung menembak wanita mencurigakan itu. Dan a... aw... ternyata wanita itu adalah Orochimaru-sensei. Sensei dari Otogakure yang kebetulan saat itu sedang mengadakan tinjauan lahan kesuburan lingkungan di Suna dan menjadi tetangga keluarga Uzumaki selama dia di Suna.
Malang bagi Orochimaru-sensei, akibat tindakan Gaara yang semena-mena, dia harus mendekam di rumah sakit selama seminggu, padahal dia Cuma mau mencari ular peliharaannya yang kabur di halaman belakang rumah keluarga Uzumaki. How poor orochimaru-sensei...
End omake
A.N:
Nyia.a.a.a minna. Ini 1st fict saya. Gimana? Pasti banyak kata yang salah ya? Ficnya lebay ya? Nggak bagus ya? Ngebosanin ya? Nggak suka ya? Mau bunuh saya ya? Gomen... saya masih baru di sini. Jadi, buat senpai semua, mohon bantuannya ya... oh ya... saya butuh bantuan senpai dan readers sekalian.
Di sini mungkin Gaara agak OOC, tapi dia akan kembali stoic di chap depan, dan akan ada penjelasannya juga kenapa dia bisa jadi stoic dan tertutup.
Chapter selanjutnya rencananya Naru-chan dan Gaara akan saya masukkan ke sekolah di Konoha, tapi saya bingung memilih nama samaran yang pas untuk mereka berdua. Di bawah ini, ada beberapa nama yang sudah saya bolak-balik hurufnya (gak kreatif).
mohon di pilih dan berikan jawaban senpai semua lewat review ya... tolong untuk nama buat Naru-chan di pilihkan yang agak feminim seperti nama cewek, saya punya rencana untuk Naru-chan... fufufu... (demon laugh). Pilihan terbanyak akan saya pakai untuk chap selanjutnya.
Uzumaki:
1.Uzukima, 2. Uzakumi, 3. Miukuza, 4. Azukumi, 5. Amikuzu, 6. Umikazu, 7. Uzukami, 8. Zukaumi, 9. Kauzumi, 10. Mizukau, 11. Umizuka,
12. Izukuma, 13. (usulan pribadi)
Naruto: a. rounta, b. taorun,c. runato, d. touran, e. rauton, f. taorun, g. (usulan pribadi)
Sabaku:
1. Sakuba, 2. Kusaba, 3. Basuka, 4. (usulan pribadi)
Gaara: a. Agraa, b. Aarga, c. Araga, 4. (usulan pribadi)
Contoh:
naruto: 2c ( Uzukima Runato) & Gaara: 1b (Sakuba Aarga)
Sekian semuanya…mohon maaf kalau ada salah kata, arigato bagi yang udah mau baca sampe sini. Menerima semua saran, kritikan yang membangun, ide untuk chapter selanjutnya, atau apapun. Tinggalkan jejak kalian ya...
Review or flame, please..
Salam... Mechakucha no aoi neko a.k.a. Mecha-chan.
