Chapter 1 The Beginning

School Of Freedom

Disclaimer : bukan milik saya...!

Warning : Gaje!, Typo! Dimana-mana, OOC!, Bahasa gak baku!, Imajinasi Author!, Gak Suka Jangan Baca!,... Yang penting gue nulis buat "DIRIKU SENDIRI"

Pairing : Naruto X ...

Summary : Belajar itu membosankan, membuat pandangan ku tentang sekolah menjadi buruk... Hingga akhirnya aku mendapat kabar tentang sekolah swasta yang berkurikulum Everything is determined by bets...

The Beginning

Kuoh Academy merupakan sekolah swasta tingkat menengah atas. Sekolah ini memiliki satu aturan sederhana, yaitu segalanya di tentukan oleh taruhan. Artinya seluruh kegiatan di sekolah ini di tentukan berdasarkan apa yang di pertaruhkan

Seorang laki-laki berseragam perak dengan logo Kuoh Academy di dadanya serta blazer hitam yang pas dengan tubuh atletisnya, membuatnya nampak gagah saat berjalan menuju sekolah

Selama di perjalanan laki-laki ini dipandangi banyak gadis dengan wajah memerah, rambut pirangnya yang acak-acakan menambah kesan keren

Sesampai di gerbang sekolah, siswa ini melihat seorang siswi bertubuh mungil berdiri dengan rambut hitam sampai dibahu serta sebuah kacamata merah di hidungnya yang menambah kesan manis di wajahnya

Siswa pirang ini terus berjalan tanpa memperdulikan siswi tersebut

"Hei pirang. Apakah kamu siswa pindahan dari Tokyo Academy itu ?"

Naruto yang mendengar pertanyaan itu berhenti dan langsung berbalik menuju siswi itu

"Iya, aku murid baru dari Tokyo" jawab Naruto dengan sopan

"Siapa nama mu ?" Tanya siswi dengan menaikkan kacamata yang melorot

"Bukankah tidak sopan jika menanyakan nama seseorang sebelum memperkenalkan diri"

Naruto menatap siswi tersebut dengan pandangan tertarik

"Maaf, namaku Sona Sitri salam kenal" ucap Sona menjulurkan tangannya, Naruto menjabat tangan Sona

"Uzumaki Naruto salam kenal"

"Kau mau ke ruangan Kouchou kan,biar aku antar" tawar Sona

"Arigatou, mohon bantuannya" Balas Naruto dengan tersenyum

Sona berjalan dengan Naruto di belakang nya

"Jadi, Uzumaki-san kenapa kamu pindah ke sekolah ini ? " Tanya Sona melirik kebelakang

"Aku dengar sekolah ini memiliki suatu aturan yang sederhana, yaitu segalanya ditentukan oleh taruhan. Itulah yang membuat ku tertarik dengan sekolah ini" jawab Naruto melihat sekitarnya

"Souka, menarik Uzumaki-san" gumam Sona dengan senyum tipis

"Kau mengatakan sesuatu Sitri-san" ucap Naruto menghampiri Sona yang agak jauh darinya

"Tidak ada, dan panggil aku Sona" balas Sona menoleh ke Naruto yang sudah berada di sampingnya, Naruto mengangguk sebagai jawaban iya

"Kalau begitu panggil aku Naruto" ucap Naruto dengan senyum tipis

Setelah sampai di depan ruangan Kouchou Sona mengetuk pintu

Tokk tokk tokk

"Masuklah" terdengar suara pria dewasa dari dalam menyuruh mereka masuk

Cleek

Pintu terbuka dan masuklah Sona yang disusul Naruto dibelakangnya

"Apa dia murid pindahan itu ?" Tanya sosok dewasa dengan rambut hitam serta pirang di bagian depan nya

"Hai, Azazel-sensei saya mengantar dia kemari, mohon undur diri" jawab Sona meninggalkan ruangan tersebut, setelah Sona pergi azazel mempersilahkan Naruto duduk

"Jadi kenapa kau pindah kemari nak ?" Tanya azazel menyatukan kedua tangan menopang dagunya

"Sepertinya sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya. Sensei tau sendiri kan, kalau aku dari Tokyo Academy yang merupakan siswa tercerdas disana, seluruh pelajaran menengah atas maupun perguruan tinggipun sudah aku kuasai, hal itulah yang membuat ku bosan berada di sana" jawab Naruto dengan Malas

"Tapi kau belum menjawab pertanyaan ku" azazel sudah tau bahwa anak ini sangat cerdas dan jenius, tapi dia tidak tau alasan dia pindah ke kuoh

Naruto menghela nafas malas menatap azazel dengan senyum tidak tepatnya sebuah seringai

"Alasanku pindah ke sekolah ini karena adanya aturan dimana segalanya di tentukan oleh taruhan, itulah yang membuat sekolah ini menarik perhatian ku" jawab Naruto dengan seringai yang makin lebar

Azazel terkejut mendengar jawaban Naruto tapi kemudian ia langsung tenang

"Ehm, baiklah jika itu jawaban, aku akan menjelaskan kepada mu tentang sekolah ini serta peraturannya, tapi secara garis besarnya saja"

Naeuto mengangguk, Azazel menghela nafas sebelum menjelaskan kepada Naruto

"Seperti yang kau katakan tadi di sekolah ini segalanya ditentukan oleh sebuah taruhan, dari ketua kelas hingga seito kaichou semuanya ditentukan dengan melakukan permainan yang mempertaruhkan jabatan tersebut. Di sekolah ini nilai akademic maupun non-akademik tidaklah mempengaruhi naik kelas maupun tinggal kelas seorang murid. Seorang murid dinilai dari kelayakannya serta keikutsertaan dalam kurikulum sekolah ini, apa kau paham ?" Azazel menatap Naruto yang menganggukk

"Di sekolah juga terdapat peraturan tentang cara melakukan pertaruhan, pertama sang penantang boleh menantang siapa saja selama orang tersebut berada di dalam lingkungan sekolah..."

"Begitu ya, jadi aku bisa menantang guru maupun orang luar yang masuk ke lingkungan sekolah" ucap Naruto dengan senyum tipis meminta Jawaban azazel

"Ya, kau bisa menantang siapa pun yang berada disekolah ini, termasuk aku jika kau mau"

Mendengar jawaban azazel membuat Naruto langsung menatap azazel seolah-olah pandangnya berkata 'kamu serius' yang di balas dengan anggukan kepala, mendapat anggukan kepala membuat Naruto memperlebar seringainya yang membuat Azazel makin tertarik dengan bocah ini

"Kedua, taruhan di lakukan dalam sebuah permainan yang ditentukan oleh orang yang ditantang, penantang juga boleh mengusulkan permainan yang akan dimainkan tapi yang ditantang lah yang tetap menentukan. Ketiga, permainan akan dilakukan apabila sang penantang maupun yang ditantang telah menentukan taruhan yang akan di pertaruhan, taruhan ini harus di setujui oleh kedua pihak dan harganya harus sama. Keempat, siapa pun yang kalah harus menerima kekalahan dan menerima kenyataan yang dialaminya. Itu saja peraturan di sekolah ini dan satu lagi proses pertaruhan dapat di lakukan kapan saja" ucap Azazel panjang lebar menatap Naruto yang masih memikirkan penjelasan tadi

"Sensei apa hari ini saya boleh mulai ?" Tanya Naruto dengan serius, Azazel Hanya bisa menghelah nafas

"Ya, kau bisa mulai dan mulai hari ini dan kau akan tinggal di asrama tua di belakang sekolah"

"Eh, bukannya aku akan tinggal di asrama pria"

"Tidak, asrama pria sudah penuh jadi kamu tinggal di asrama tua itu"

"Bagaimana bisa aku tinggal di asrama tua yang sudah tidak terpakai selama beberapa tahun terakhir ini sensei"

"Kau pasti bisa kok, gak perlu khawatir asrama itu sudah dibersihkan oleh OSIS jadi kau tinggal istirahat saja sampai nya disana"

Azazel meyakinkan Naruto bahwa asmara tua itu layak huni

"Kalau begitu kamu akan di antar oleh fuku kaichou ke tempat tinggal mu, masuklah Sitri-kun"

Cleck

Muncullah sosok siswi yang tadi mengantar Naruto ke ruang Kouchou

"Sona-san kau fuku kaichou ?"

Naruto cukup kaget mengetahui bahwa gadis mungil ini ternyata fuku kaichou di sekolah ini

"Sitri-kun antar bocah ini ke asrama tua"

"Hai sensei, ikuti aku Uzumaki-san"

Selepas itu Sona pergi diikuti oleh Naruto, Azazel terus memikirkan bocah tadi 'apa yang akan kau lakukan bocah, semoga kau dapat hidup tenang disekolah ini' batin Azazel menatap keluar jendela dengan senyum tipis

At Naruto

Setelah mereka keluar ruangan mereka berjalan di koridor melewati berbagai kelas yang telah kosong hingga mereka melihat satu kelas yang ramai, Naruto yang melihat itu tertarik untuk kesana

"Hei Sona bisakah kita kesana terlebih dahulu, aku ingin lihat apa yang ada disana ?" Tanya Naruto yang di balas anggukan oleh Sona

Setibanya di sana Naruto melihat dua orang bermain catur yang satunya berambut merah panjang bertubuh seksi serta oppai yang gede sedangkan yang satunya gadis mungil berambut perak sebahu bertubuh loli

Dilihat dari permainan sepertinya siswi loli itu tersudutkan, sedangkan siswi milf itu nampak senang karena merasa akan menang, setelah beberapa menit kemudian siswi milf itu melakukan checkmate ke siswi loli dengan senyum kemenangan di wajahnya

"Hhhh, aku menang sesuai dengan kesepakatan kau akan menjadi budakku" tawa siswi milf menatap ke siswi loli yang sedang menangis

"Hei, gadis tomat bagaimana jika kau melawanku"

Terdengar suara dari belakang penonton yang membuat semua siswa menatap sumber suara yang menampakkan seorang laki-laki berambut pirang dengan mata biru saphire serta sebuah senyum meremehkan

"Hah, apa kau bilang dasar kuning tai" balas siswi milf itu menatap tajam ke Naruto

"Huh, aku menantang mu gadis tomat" teriak Naruto agak keras

"Siapa dia, beraninya menantang Rias-senpai"

"apa dia pikir ia bisa menang"

"Bagaimana gadis tomat ?"

"Baiklah aku terima tantangan mu dan jangan panggil aku tomat namaku Rias Gremory"

Rias menerima tantangan dari Naruto, yang di balas anggukan kepala

"Jadi kau ingin permainan apa dan namaku Uzumaki Naruto"

"Baik Uzumaki-san, kita akan bermain catur, dan apa yang kau pertaruhkan ?"

"Diriku sendiri"

Mendengar jawaban Naruto membuat semua siswa di dalam kelas terkejut, terutama Rias ia tidak tahu bahwa laki-laki ini mempertaruhkan dirinya, apa orang ini sudah gila

"Baiklah, jika kau mempertaruhkan dirimu maka aku akan mempertaruhkan gadis ini, bagaimana ?"

Rias mempertaruhkan lawan yang sudah dikalahkan nya tadi yang saat ini telah menjadi budaknya, sedangkan gadis loli itu matanya melebar terkejut akan tindakan yang di ambil Rias, air mata yang sudah ia tahan dari tadi kini mulai membasahi pipi mulusnya

Sedangkan Naruto yang mendengar taruhan Rias memikirkannya dan melihat gadis yang menjadi taruhan Rias, kemudian menatap Rias dengan senyum meremehkan

"Oke, aku setuju"

Rias yang melihat senyuman Naruto, membuatnya marah dan ingin membuat Naruto menyesalinya

"Baiklah mari kita mulai"

Naruto maupun Rias segera duduk di bangku yang telah tersedia, di depan mereka telah tersedia papan catur yang telah disusun rapi

Rias yang mendapat bidak putih mulai bergerak, pion telah di pindahkan begitu pula dengan Naruto ia juga mulai menggerakkan bidak caturnya

Permainan yang awalnya tenang-tenang saja sekarang mulai memanas di mana Naruto melakukan beberapa kali check ke Rias yang membuatnya berpikir keras untuk mengantisipasi serangan dari Naruto

Naruto yang melihat Rias kesusahan menaikkan kedua sudut bibirnya

"Ada apa Gremory-san, dimana kepercayaan dirimu tadi"

Mendengar perkataan Naruto hanya membuat Rias tambah bingung apalagi suara-suara dari penonton

"Hebat orang itu membuat Rias-senpai tersudutkan"

"Iya kau benar, ternyata laki-laki itu hebat juga"

"Hei, aku rasa Rias-senpai belum serius saat ini"

"Benarkah ?"

"Apa iya senpai belum serius"

Raut wajah cantiknya telah hilang di gantikan raut wajah ketakutan, keringat telah membasahi wajah mulus milik Rias, hingga akhirnya Rias menghembuskan nafas menenangkan dirinya sendiri

"Kau pikir aku akan kalah kuning tai, tentu saja tidak"

Suara Rias agak dikeraskan sambil menggerakkan rook miliknya, kemudian menatap Naruto dengan sinis

Naruto yang dimelihat gerakan Rias hanya bengong dan menatap Rias kemudian mengangkat knight miliknya

"Kau kalah gadis tomat, inilah yang terjadi jika kau merehkan lawanmu, checkmate"

Semua orang terkejut melihat Rias dikalahkan oleh siswa baru. Tidak ada satupun suara yang keluar, semuanya hanya terdiam. Naruto melirik sebentar yang lainnya yang saat ini terdiam kemudian menatap Rias dengan pandangan bosan

Berbeda dengan Naruto, Rias saat ini syock dengan mata melebar

'a-aku k-kalah tidak mungkin, o-orang ini mengalahkan ku' batin Rias menatap nanar ke arah papan catur

Sreet

Rias yang mendengar decitan kursi didepannya kini menatap Naruto yang berdiri dari kursinya dengan pandangan bosan

Naruto yang ditatap oleh Rias langsung berjalan dan mendekati Rias membisikkan sesuatu di telinganya

"Bersyukurlah karena bukan dirimu yang menjadi taruhan, seandainya dirimu aku pasti akan membuat mendesah semalaman"

Rias yang mendengar bisikan Naruto semakin melebarkan matanya

Naruto perlahan menjauh dari Rias dan berjalan keluar kelas menghampiri gadis berisis violet yang dari tadi Hanya berdiam diri didekat pintu kelas

"Selamat atas kemenangan perdanamu Naruto" ucap Sona melihat Naruto berjalan mendekatinya

Naruto yang mendengar ucapan Sona membalasnya dengan senyum tipis

"Ayo pergi, aku sudah selesai" ucap Naruto berjalan melewati Sona

Mereka pun menuju ke tujuan awal, selama perjalanan mereka hanya dihiasi dengan keheningan

At Rias

Selepas perginya Naruto, Rias meratapi kekalahannya. Ia kalah hal itu sungguh memalukan baginya, dilihat secara langsung oleh orang lain bagaimana ia kalah itu sangat memuakkan

"Hei bukankah tadi itu fuku kaichou"

"Ya, apa yang dilakukannya bersama murid baru itu"

"Apa mereka saling mengenal"

"Atau jangan-jangan dia dari tadi melihat pertandingan Rias-senpai dengan murid baru itu"

Terdengarlah suara-suara tentang hubungan murid baru itu dengan fuku kaichou yang membuat ribut seisi kelas

Rias yang mendengar perkataan tentang adanya Sona yang melihat dirinya kalah membulatkan matanya

'bagaimana ini Sona melihatku kalah' batin Rias takut jika Sona melaporkannya ke seito kaichou, ia harus membuat alasan yang kuat agar ia tidak kehilangan kehidupannya di sekolah ini

Back to Naruto

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju

"Wah, gedungnya besar juga ya" ucap Naruto menatap kagum gedung asrama tua yang akan ditinggalinya.

Gedung yang terletak di tengah-tengah hutan yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi. Gedung ini berjarak kurang lebih 150 meter dari gedung sekolah yang di hubungkan dengan jalan setapak, ukuran gedung ini cukup besar untuk menampung sekitar 20-an orang walaupun hanya dua lantai

"Apakah gedung ini tidak sesuai dengan ekspektasi mu ?"

Ia menggeleng mendengar pertanyaan Sona yang membuat Sona menaikkan satu alisnya

"Sudah kuduga gedung ini pasti layak huni, mendengar perkataan sensei tadi membuaku menarik sebuah kesimpulan..." Naruto menoleh kearah Sona yang menunggu lanjutan perkataan nya

"Bahwa gedung ini telah dirawat dengan baik oleh pengurus OSIS dan aku penasaran kenapa sensei menempatkan ku ditempat ini" lanjut Naruto menatap iris violet milik Sona dengan senyum tipis

Sona yang ditatap seperti itu menaikkan kacamata nya dan melirik kekiri dan kekanan padahal kacamata tidak melorot sama sekali seolah-olah dijadikan alasan untuk mengelak dari tatapan Naruto

Naruto yang menyadari bahwa Sona bertingkah aneh tertawa dalam hati, sungguh ia benar-benar ingin tertawa melihat tingkah Sona yang lucu dimatanya

Sona yang sudah tenang berdehemk "Ehem, k-kalau begitu aku pergi dulu" ucap Sona berbalik pergi dari tempat itu dengan rona merah tipis

Setelah beberapa langkah ia berhenti dan berbalik menatap Naruto dengan tatapan datar serta aura intimidasi yang berat

"Mulai besok jangan dekati aku seolah-olah kita tidak pernah bertemu" ucap Sona datar

Naruto yang mendengar perkataan Sona hanya mengangguk dan berkata

"Aku mengerti apa maksudmu, setelah apa yang terjadi tadi itu sudah menjawab sebagian perkataan mu apalagi posisimu sebagai fuku kaichou" ucap Naruto santai menatap Sona yang saat ini terkejut akan perkataannya yang mengetahui maksud dari perkataan Sona

"B-bagaimana k-kau tau maksudku" luntur sudah wajah datar Sona yang tergantikan dengan pandangan tak percaya

Naruto yang melihat reaksi Sona menggaruk belakang kepalanya "ya.. bisa di bilang aku dari tadi memperhatikan mu" ucap Naruto dengan senyum tulus

Mendengar tanggapan Naruto membuatnya merona, lidahnya keluh untuk mengeluarkan sepatah katapun

Melihat Sona berdiam diri, ia pun berbalik memasuki gedung itu

"Sayonara, Sona...chan" ucap Naruto mengangkat tangan kanannya ke atas

Sona yang mendengar ucapan Naruto tersenyum tipis dengan rona merah tipis yang menambah kesan manis serta imut di wajah cantiknya, seandainya Naruto melihat ekspresinya saat ini dipastikan ia akan terpesona oleh kecantikan Sona

"Sayonara ne, Naruto...Kun" balas Sona dengan suara yang di kecilkan, ia pun berbalik setelah Naruto hilang dari balik pintu...

Ruang OSIS

Kini terlihat seorang wanita berambut perak panjang duduk di sofa membaca berkas tentang murid pindahan

"Akhirnya kita bertemu ne, Naruto-kun" ucap gadis misterius dengan senyum manis terpampang jelas wajahnya

TBC

Halo my friend..., Ok pertama saya masih pemula kawan, mungkin alurnya Gaje kan... Tapi i'ts no problem...

Setelah lama menjadi silent reader akhirnya saya beranikan diri untuk menjadi author (ya walau masih pemula)...bye bye

Next chapter : belum punya ide... hehehehe gomen!