june 6th, 2017.

suara kucing mengeong mendominasi keheninganan di sebuah kamar. kucing itu meloncat naik keatas ranjang yang ditempati oleh sang tuan. lidah kucing itu menjilat-jilat pipi tuannya, bermaksud untuk membangunkan sang pemilik.

"mmmh.." si pemilik kucing mulai terusik oleh jilatan-jilatan itu, namun sama sekali tak ada niat untuk membuka matanya.

miaw~!

kucingnya mengeong lebih kencang, seperti meneriakinya untuk bangun.

"mmmhh.. baiklah baiklah, kau menang, aku bangun" pemuda sang pemilik kucing itu dengan susah payah membuka matanya, lalu bangkit dari posisi tidurnya.

kucingnya mengeong riang, seakan memekik senang saat tuannya bangun. lalu merangkak naik ke pangkuan sang tuan. sedangkan pemuda itu tersenyum kecil sambil mengelus-elus rambut halus sang kucing.

tangan pemuda itu mengambil ponselnya, mengecek apakah ada notifikasi yang penting atau tidak. setelah mengeceknya—dan sama sekali tidak ada yang penting, ia menaruh asal ponselnya di ranjangnya.

dan seusai mengumpulkan nyawanya, ia memindahkan kucingnya itu ke ranjangnya, lalu turun dari ranjangnya, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

tak berapa lama, ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar—meskipun matanya tetap terlihat seperti orang beler, dan sudah mengganti pakaiannya.

ia pun membuka tirai yang menutupi kaca pintu menuju balkon kamarnya. matanya menangkap sosok lelaki—yang sepertinya seumuran dengannya terduduk disebuah kursi roda dengan pandangan kosong kedepan di balkon kamar tepat di sebrang balkonnya.

untuk sesaat ia terus memperhatikan lelaki itu dengan seksama. kulitnya putih bersih, bibirnya merah merona, dan terlihat cukup manis, persis seperti putri salju.

keningnya mengerut kala melihat sosok itu menggerakkan kepalanya—seperti mencari sesuatu, namun matanya tetap memandang kedepan.

hingga sosok itu mengarahkan kepalanya kearahnya—seperti menatapnya namun dengan pandangan lurusnya, lalu menampakan senyuman yang sangat manis ke arahnya.

dia... tersenyum padaku? cantik.tapi matanya...

• • •

"longguo! wǒmen xià lóu qù ba! zǎocān!" (yongguk! ayo turun ke bawah! sarapan!) panggilan dari mama-nya itu menyadarkannya dari lamunannya.

"shì! děng yīxià mā!" (iya! tunggu bentar ma!) sahutnya, lalu ia meraih kucingnya dan ponselnya, setelah itu ia keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah menuju ruang makan untuk sarapan.

"pagi ma, ba" sapanya sambil mengecup sekilas pipi mama dan baba nya.

"pagi sayang" balas mama-nya dengan tersenyum, tangannya masih sibuk menyajikan roti bakar untuk suami dan anaknya.

"ya, pagi nak" balas baba nya yang masih sibuk membaca koran dan sesekali menyesap kopi hitamnya.

anak laki-laki berusia sekitar tujuh belas tahun bernama longguo atau yongguk itu duduk di kursi yang tersisa dan memangku kucingnya itu. tangannya masih mengelus-elus kepala kucingnya dengan lembut.

"guk-ah, ini meja makan, jangan bawa kucing sayang" ujar mama nya memberi nasehat ke anaknya dan hanya dibalas senyuman lebar yang membuat mama-nya menggelengkan kepalanya.

yongguk pun menurunkan kucingnya, lalu beranjak menuju wastafel dapur untuk mencuci tangannya. setelah merasa tangannya bersih, ia kembali ke meja makan untuk sarapan bersama mama dan baba nya.

"eum.. ma?" panggilnya ditengah acara sarapannya.

"ya sayang?" sahut mama-nya yang masih sibuk memotong sosis dipiringnya.

"rumah sebelah udah ada yang nempatin? tadi guo lihat ada anak kayaknya sih seumuran sama guo di balkon sebrang kamar guo" tanya yongguk penasaran.

mama-nya mengalihkan perhatiannya ke anak tunggalnya itu. "rumah sebelah? ah, iya, keluarga kim baru aja pindah kemaren sore" jelas mama-nya.

yongguk menganggukkan kepalanya setelah mendengar penjelasan mama-nya. "kenapa sayang?" tanya mama-nya lagi.

yongguk menggeleng, "tidak, hanya penasaran, ma" balasnya setelah menelan daging asapnya.

mama-nya hanya mengangguk paham, lalu kembali melanjutkan sarapannya, begitu pula dengan baba-nya yang tadi sempat menghentikan pergerakannya untuk mendengarkan perbincangan istri dan anaknya.

• • •

june 5th, 2017.

sebuah mobil sedan memasuki perkarangan rumah tingkat berdesian minimalis. seorang pria paruh baya keluar dari pintu pengemudi, lalu membuka pintu bagasi mobil, dan mengeluarkan sebuah kursi roda yang terlipat.

pria itu membuka kursi roda tersebut didekat pintu penumpang sebelah kanan, lalu menggendong seorang remaja laki-laki sekitar enam belas tahun dari dalam mobil.

ia mendudukkan anak lelaki itu dengan telaten diatas kursi roda. "terima kasih pak kang" ujar seorang wanita yang baru memasuki usia tiga puluhan, setelah menutup pintu mobil itu, lalu mendorong kursi roda itu masuk kedalam rumah, diikuti dengan pria tampan berusia empat puluh lima tahun disampingnya.

pria paruh baya itu tersenyum hangat lalu membungkukkan badannya, memberi hormat, sebelum sang majikan masuk kedalam rumah, lalu beranjak masuk kembali kedalam mobil untuk memarkirkannya dalam garasi.

• • •

june 6th, 2017.

"sihyunnie?" seorang wanita cantik itu melangkah masuk kedalam sebuah kamar yang masih terlihat lengang.

anak lelaki—yang bernama sihyun tengah terduduk di kasurnya itu menengokan kepalanya kearah asalnya suara. "ne eomma?" jawabnya dengan lembut, namun tatapannya mengarah lurus saja.

sang ibu duduk di tepi ranjang anaknya itu. "mau sarapan? bibi jung masak sup rumput laut kesukaanmu" ujar sang ibu seraya mengusap rambut sang anak dengan penuh kasih sayang.

sihyun menganggukkan kepalanya. "eung!" jawabnya dengan imut.

"baiklah, akan eomma bawakan." ujar sang ibu. "kamarmu ada balkonnya, mau keluar?" tawar sang ibu dengan lembut.

"benarkah?" tanya sihyun dengan antusias. "mau!" serunya semangat.

sang ibu tersenyum, "kajja" ujarnya seraya membantu sihyun turun dari kasurnya dengan perlahan, lalu mendudukkan sihyun di kursi rodanya.

wanita itu mendorong kursi roda tersebut menuju balkom kamar anaknya, yang berdahapan langsung dengan balkon kamar rumah tetangga sebelah.

"tunggu disini ya, eomma ambil dulu sup rumput lautnya" ujar ibunya seraya mengusap surai legamnya.

sihyun mengangguk, lalu ia merasakan kecupan hangat di pucuk kepalanya dari sang ibu, membuatnya tersenyum manis.

tak berapa lama setelah sang ibu pergi meninggalkannya, ia merasakan ada yang memperhatikannya sedari tadi.

kekurangannya dalam melihat membuatnya mengedarkan kepalanya kearah tempat sosok yang memperhatikannya berada menurut feelingnya.

merasa ia sepertinya menemukam tempat sosok itu berada, ia tersenyum, tanda bahwa ia merasakan jika ia diperhatikan—meskipun ia tak dapat melihatnya.

• • •

hello! tea balik lagi dengan ff kimbros!

adakah kimbros shipper disini? ㅋㅋㅋ

dan ini terinspirasi dari lagunya mereka yg wonderland, serta akan ditambahkan dengan lagu exo - peterpan! (satu-satunya album exo yg masih aku dengerin sampe sekarang, cuma XOXO :'3)

so, kasih masukannya ya! jangan lupa vomment!

with love, lattea ca.