Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. Cerita ini dibuat hanya untuk hiburan dan meramaikan fandom NaruSasu. Tidak ada keuntungan material apapun, selain kepuasan penulis dan pembaca.
[Twoshot]
Title : From Aw! to the Zome
Chapter : 01 / 02
By : Gatsuaki Yuuji
Genre : Drama / Romance
Main Cast : Uzumaki Naruto & Uchiha Sasuke
Rating : T
Sum : Hanya potongan drabble alfabet tentang kehidupan Naruto dan Sasuke. Dimulai dari 'Aw' hingga 'Zome'. Karena kisah cinta mereka memang Aw!Zome.
Hanya potongan drabble alfabet tentang kehidupan Naruto dan Sasuke. Singkatnya, aku lagi malas bikin yang panjang-panjang #plak
BTW, Ini NS bisa NaruSasu ataupun NejiSasu :v
Prolog : Tiga belas bulan (A - M)
Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke adalah siswa kelas 1 SMU swasta di kota Konoha. Mereka tidak ditempatkan dikelas yang sama, sehingga mereka belum mengenal satu sama lain.
Chapter ini dimulai dari bulan April, saat mereka masih menyandang status murid semester I.
April.
A for Aw!
"NARUTO!" teriak seorang siswi berambut pink, bernama Haruno Sakura. Sakura mengamuk karena Naruto baru saja menyibak roknya. Dengan membawa sapu, dia berlari mengejar Naruto.
Naruto berlari sesekali menoleh ke belakang, memastikan bahwa Sakura tidak mengejarnya lagi. Tapi ternyata, siswi pink itu begitu bersemangat.
BuuuK
Naruto tidak sengaja menabrak sosok yang tiba-tiba muncul di persimpangan koridor. Buku-buku yang dibawa sosok itu terbang -terlepas dari tangannya dan mendarat di lantai saat Naruto menabraknya.
"AW!" seru mereka bersamaan.
Naruto merasakan nyeri di pantatnya, begitu pula dengan sosok siswa yang ditabraknya itu. Naruto melihat siswa itu meringis sambil memegang bahu kanannya.
"Kau tid..." belum sempat Naruto menghampirinya, dari samping kiri terlihat kaki Sakura yang sudah melayang.
DuaG!
Kaki itu berhasil menapak di wajah Naruto.
"Eheheh...pink..." cengir Naruto mesum setelah melihat celana dalam yang dikenakan Sakura.
Sebuah pijakan kembali menapak di wajah Naruto, hingga membuatnya mimisan dan pingsan di tempat.
Sebelum pingsan, manik biru Naruto sempat bertatapan dengan manik hitam milik siswa itu.
Mei.
B for Bini.
"KYaaa!" teriak siswi bernama Hyuuga Hinata -teman sekelas Naruto. Seorang siswa pecinta anjing yang bernama Inuzuka Kiba, baru saja menyibak rok Hinata. Setelah melakukan hal mesum itu, Kiba langsung melarikan diri.
Kiba adalah sahabat Naruto, tapi mereka tidak sekelas. Kiba di kelas 1A, sedangkan Naruto di kelas 1D. Mereka memiliki hobby yang sama, yaitu menyibak rok anak perempuan.
"Kau tidak mengganggu binimu lagi?" tanya Nara Shikamaru -teman sebangku Naruto, sekaligus sahabat Naruto dan Kiba.
"Malas," Naruto melirik Sakura -bini masa depan Naruto- yang sedang tertawa kecil bersama teman-temannya.
Dulu Naruto sangat menggilai gadis pink itu. Tak heran jika dia terus-terusan mengganggu Sakura demi menarik perhatiannya. Tapi rasa gila itu mulai memudar karena Sakura selalu melakukan kekerasan, padahal Naruto hanya menyibak roknya, belum sempat menyentuh yang lain. Kebayang kan jika Naruto menyentuh yang lain? Mungkin saja wajah Naruto sudah seperti mochi -lembek-lembek tak bertulang.
"Aku mau cari bini baru."
"Kau menyerah?"
"Tidak!" tolak Naruto tegas, dia bukan tipe yang mudah menyerah sebelum impiannya terwujud.
"Lalu?"
"Aku..." Naruto menggantungkan ucapannya, karena secara tidak sengaja, mata Naruto menangkap siswa berambut pantat ayam yang sedang berbicara dengan salah satu teman sekelasnya.
Naruto mengenali siswa itu. Dia adalah Uchiha Sasuke, wakil ketua kelas 1B sekaligus korban tabrakan di koridor satu bulan yang lalu. Beruntung Sasuke tidak mengalami cidera parah, hanya keseleo di bagian bahunya.
Bagai slow motion dihiasi bingkai blink-blink, Sasuke berjalan menghampiri meja Naruto.
"Apa kau ketua kelas 1D?" tanya Sasuke pada Shikamaru.
"Ada apa?"
"Hatake-sensei memintamu untuk mengambil soal latihan di ruang guru."
"Hoam~ Lagi-lagi latihan~" keluh Shikamaru bermalas-malasan berjalan ke ruang guru.
Setelah menyampaikan pesan dari Hatake-sensei, Sasukepun pergi meninggalkan kelas.
Sementara itu, Naruto hanya diam menatapi kepergian Sasuke. Detak jantung Naruto tidak karuan saat Sasuke di dekatnya. Dia terpesona pada Sasuke. Entah itu aromanya, wajahnya, suaranya, cara bicaranya, cara berjalannya, postur tubuhnya ataupun bokongnya. Belum pernah Naruto melihat sosok seseksi ini, bahkan Sakurapun kalah.
"Biniku~" tatapan Naruto berbinar-binar seperti karakter perempuan di manga shojo.
Juni.
C for Cemen.
"BAZINGAN!" teriak Hinata melempari Kiba dengan penghapus papan tulis. Kiba baru saja menepuk pantat dan menyibak rok Hinata. Kiba menjulurkan lidahnya, mengejek lemparan Hinata yang meleset. Tidak terima, Hinata mengejarnya. Terjadilah kejar-kejaran polisi vs maling kutang.
Naruto memandang aksi itu dengan sebelah alis terangkat. Bayangkan saja, Hinata yang lemah lembut bak princess bisa berubah kasar hanya dalam waktu satu bulan setelah bergaul dengan Sakura.
"Sakura memang bukan bini yang baik." Naruto bersyukur telah move on dari Sakura.
"Hinata-chan berubah. Dan kau juga berubah," ucap Shikamaru.
"Benarkah?"
"Aku tidak pernah melihatmu menyibak rok Sakura lagi."
"O, itu.. Aku masih sayang wajah."
"Dia bukan binimu lagi?"
"Hn. Aku punya bini baru."
"Siapa dia?"
"Ada deh!"
"Kau pernah menyibak roknya?"
"Aku tidak bisa."
"Kok tidak bisa? Sibak donk! Aku ingin melihat aksi bejadmu!"
"Aku tidak bisa melakukannya...ehehehe..." Naruto memang tidak bisa menyibak rok orang yang ditaksirnya karena orang itu memang tidak mengenakan rok. Sasuke kan laki-laki, tidak pakai rok, Shika!
"Tembak dia langsung!"
"Aku takut, Shika."
"Yah! Cemen!" cibir Shikamaru.
Ya, Naruto memang cemen, tidak segentle penampilannya. Dia tidak berani berkenalan dengan Sasuke. Padahal hampir tiap hari dia melihat Sasuke berlalu-lalang di koridor.
Apa daya, Naruto hanya memandangi Sasuke yang seperti angin lewat di hadapannya. Menyibak rok Sakura memang lebih mudah daripada mengajak bicara Sasuke.
Juli.
D for Destiny.
Liburan musim panas baru saja dimulai. Naruto memantapkan diri untuk mendekati Sasuke. Tepat di hari ulang tahun Sasuke, Naruto datang ke toku buku -tempat Sasuke berada sekarang.
Sambil bersembunyi di pohon besar, menunggu Sasuke keluar dari toko buku.
Yap! Inilah saatnya.
Sasuke baru saja keluar dari sana sambil menjinjing sekantung plastik kecil berisi buku-buku.
"Hai!" sapa Naruto bersikap 'kebetulan lewat'. "Kau masih ingat aku?"
"Hn. Kau yang membuat bahuku bergeser. Aku tidak mungkin lupa itu."
"O, itu...ehehehe..." Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ternyata Sasuke masih mengingat kejadian itu. "Kau sendirian?"
"Hn."
"Kebetulan, aku juga sendirian."
Tanpa menunggu lama, Naruto langsung memperkenalkan diri. Walau sebenarnya itu tidak perlu, karena Sasuke sudah tahu itu. Siapa yang tidak mengenal sosok kuning ini, si mesum yang gemar menyibak rok anak perempuan?
"Bolehkah aku memanggilmu 'Sasuke'?"
"Hn. Silakan."
"Yosh! Sesi perkenalan berjalan mulus!" teriak Naruto dalam hati. Naruto tidak menyangka bahwa Sasuke begitu ramah lingkungan.
"Ne, Sasuke! Apa kau tahu arti tulisan itu?" Naruto menunjuk sebuah tulisan 'Destiny' yang tertera di kaca toko pakaian.
"Takdir," jawab Sasuke.
"Hn. Takdir telah mempertemukan kita!"
Naruto bercuap-cuap tentang pertemuan pertamanya di koridor sekolah, kemudian secara 'tidak' sengaja bertemu lagi di jalan. Dan sama-sama dalam kondisi sendirian. Itu jelas takdir kan?
"Dasar Dobe!" Sasuke tersenyum tipis mendengar hipotesa Naruto. Sedangkan Naruto merasa berbunga-bunga melihat Sasuke tersenyum.
Naruto hampir saja melupakan kado yang sudah dipersiapkannya. Naruto mengeluarkan kado berupa gantungan kunci berbentuk bintang, di dalamnya terdapat huruf 'D'. Walaupun harganya tidak seberapa, tapi Naruto nekat memberikannya pada Sasuke.
"Selamat ulang tahun, Sasuke!"
"Ah! Thanks!" Sasuke menerimanya dengan ikhlas, dia tidak menyangka bahwa Naruto mengetahui tanggal ulang tahunnya ini.
"D dari Destiny." Naruto menjelaskan arti inistial 'D' itu. "Ini benar-benar takdir, kan Sasuke?"
"Lebih tepatnya, D for Dobe," ralat Sasuke.
Sejak saat itu, Sasuke memanggil Naruto dengan sebutan 'Dobe'.
Agustus.
E for Ehem!
Liburan musim panas tahun ini, Naruto habiskan untuk belajar bersama Sasuke. Untuk pertama kalinya, Naruto sangat bersyukur diberi banyak PR oleh Hatake-sensei, salah satu guru yang suka memberi murid-muridnya latihan dan PR daripada teori.
Naruto juga memberi imbalan beberapa buku untuk Sasuke. Tentu saja Sasuke menerimanya, karena Sasuke sangat suka membaca.
"Uh!" dengus Sasuke saat sesuatu masuk ke matanya.
Naruto mencegah Sasuke untuk mengucek matanya. Naruto menawarkan diri untuk meniup mata Sasuke.
Degdegdeg
Detak jantung Naruto tidak karuan, saat jarak wajahnya berdekatan dengan wajah Sasuke.
Degdegdeg
Semakin dekat jaraknya, semakin cepat detakannya. Ingin rasanya dia mencium bibir ranum Sasuke.
"Hanya sekedar menempelkan bibir saja, Sasuke tidak akan marah kok! Percayalah!" bujuk iblis mesum menghantui pikiran Naruto.
"Ehem!" sebuah deheman keras membuat Naruto mengambil jarak jauh dari Sasuke.
Jika saja Naruto mengunci kamarnya, mungkin ibu Naruto tidak akan bisa masuk dan mengganggu momen indah ini.
September.
F for Festival.
Sebuah festival diadakan dalam rangka ulang tahun sekolah yang ke-13. Bersama Kiba dan Shikamaru, Naruto ikut berpartisipasi dengan membawakan dua buah lagu rock.
"WACHAAaaaaaaaW!" teriak Naruto sambil melompat tinggi, menandakan lagu pertama telah berakhir. Naruto memang payah di bidang akademik, tapi urusan musik, tidak perlu diragukan. Suara cemprengnya membuat Kiba dan Shikamaru memilihnya sebagai vokalis band.
"Lagi! Lagi! Lagi!" teriak penonton yang memenuhi aula. Naruto bisa melihat Sasuke berdiri di tengah-tengah kerumunan.
Mengambil jeda untuk menyampaikan beberapa kata, sebelum menyanyikan lagu kedua.
"Lagu ini untuk seseorang yang ada di sana!" Naruto menunjuk ke arah Sasuke sambil mengedip genit. Para penonton -termasuk Sasuke tidak menyadari sosok yang ditunjuk Naruto.
JReng JRennnG
Lagu keduapun dimulai, diiringin dengan teriak histeris penonton. Naruto melompat-lompat, berteriak kesetanan, bertingkah seperti penyanyi rock profesional. Memang overact, tapi penonton suka.
Pada pertengahan lagu, Kiba dan Shikamaru menunjukkan talent mereka dalam memainkan gitar dan bass. Sementara itu, Naruto mengambil sebotol air mineral dan meneguknya sedikit. Kemudian botol itu ditutup kembali.
"Tangkap ini, sayang!" teriak Naruto sambil melempar botol bekasnya itu ke arah Sasuke. Bermaksud agar Sasuke juga meneguknya, seperti ciuman tidak langsung.
Tapi sayangnya, Sasuke tidak tahu maksud Naruto. Botol air meneral yang masih terlihat penuh itu malah mendarat keras di mata kiri Sasuke.
Butuh waktu empat hari, agar bengkak di mata Sasuke menghilang. Sejak saat itu, Naruto memutuskan untuk tidak naik panggung lagi.
Oktober.
G for Gondrong.
Akhir-akhir ini, Sasuke lebih sering bersama Hyuuga Neji -si senpai gondrong sekaligus abang Hinata. Dari makan siang hingga pulang sekolah, si gondrong itu terus menempeli Sasuke.
"Kau menyukai Hyuuga-senpai?" tebak Naruto langsung.
"Hn," angguk Sasuke malu-malu ayam. "Apa kami terlihat serasi?"
Pertanyaan itu membuat separuh jiwa Naruto lenyap.
"Lusa, kami akan pergi ke KDL *Konoha Disney Land*."
"Lusa?"
"Hn! Neji-senpai ingin aku menemaninya."
Pernyataan Sasuke berhasil menghilangkan semua jiwa Naruto.
Mengapa harus lusa? Apakah Sasuke tidak tahu bahwa lusa itu adalah hari ulang tahun Naruto?
Ya, Sasuke melupakan itu.
November.
H for Hore!
Sasuke sedang berbaring di ranjang Naruto, sambil tersenyum-senyum memandangi langit-langit kamar. Sasuke sedang happy hari ini.
"Ne, Dobe!" panggil Sasuke.
"Ya? Ada apa, Sasuke?"
"Aku telah berpacaran dengan Neji-senpai."
Naruto sudah menduga bahwa hubungan Sasuke dengan si gondrong itu akan berakhir seperti ini.
"Ho... HORE!" teriak Naruto sekuat mungkin. "C'mon, Sasuke! Say 'HOREEEE!'"
Naruto menarik Sasuke berdiri dan melompat-lompat di atas ranjang.
"HOREEEE!"
"Hore! Sasukeku diambil orang!" teriak Naruto hanya dalam hati.
Desember.
I for Istimewa.
Natal bersalju adalah moment yang pas untuk bersweet-sweet-an bersama yang terkasih. Begitu pula dengan Sasuke. Semenjak Sasuke berpacaran dengan Neji, Naruto ingin menjauhinya, tapi tidak bisa. Naruto tidak sanggup mendengar cerita Sasuke tentang Neji, Neji, dan Neji. Seharusnya Naruto memarahi Sasuke, tapi Naruto terlalu takut jika Sasuke memutuskan pertemanannya.
"Dobe? Mengapa kau duduk di sini? Apa tidak dingin?" Sasuke tidak sengaja melihat Naruto duduk sendiri di bangku taman dekat rumah Naruto, padahal kondisi cuaca sedang bersalju. Sasuke berencana mampir sebentar ke rumah Naruto untuk memberikan kado Natal, sebelum dia berangkat ke Paris. Keluarga Sasuke akan menghabiskan liburan Natal dan tahun baru di sana.
"Dingin," lirih Naruto.
Sasuke langsung melepaskan syal merah yang melilit di lehernya, kemudian syal itu dililitkannya di leher Naruto. Sasuke juga memasangkan sarung tangannya pada Naruto.
"Apa kau diusir, Dobe?"
"Aku tanpamu hanya butiran salju yang jatuh ke tanah, mencair dan menghilang."
"Tahun depan aku akan kembali kok!" Sasuke mengira bahwa Naruto kesepian tanpa dirinya. Ya, Naruto memang kesepian saat Sasuke tidak di sisinya.
"Ini kado Natal istimewa dariku. Semoga kau suka."
Sasuke mengeluarkan sebuah topi rajut dari paper bag yang dijinjingnya. Topi orange dengan huruf biru 'D'.
"D for Dobe," jelas Sasuke sebelum memakaikan topi rajut di kepala Naruto. "Merry Christmas, Dobe!"
Naruto sangat menyukai senyuman Sasuke. Baginya, senyuman itu begitu manis dan hangat, membuatnya ingin selalu memiliki dan melihat senyuman itu.
CHuuu
Tanpa sadar Naruto mencium bibir Sasuke, walaupun hanya sekilas. Baginya lima detik itu adalah moment yang paling istimewa.
"Merry Christmas, Sasuke! Itu kado istimewa dariku...ehehehehe..."
Walaupun Sasuke tampak terkejut dengan ciuman itu, tapi Sasuke menanggapinya dengan tersenyum. Baginya itu adalah ciuman persahabatan.
Januari.
J for Jeruk.
Orang tua Naruto pergi berbulan madu, meninggalkan Naruto dalam keadaan demam. Naruto berharap Sasuke menjenguknya. Dan itu terjadi. Sasuke datang dengan menggendong sekantung penuh buah jeruk berwarna orange.
"Ne, Dobe! Jeruk di swalayan sedang diskon, jadi aku membelinya untukmu!"
"Kau membeli sebanyak itu?"
"Hn. Aku khilaf." Sasuke tidak bisa memasukkan semua jeruk yang dibelinya ke dalam kulkas, karena sudah penuh.
"Kau boleh membawa pulang sebagian."
"Aku tidak suka jeruk."
"Lalu? Kau pikir aku suka jeruk?"
"Kau tidak suka jeruk?"
"Aku lebih suka ramen dan...kau."
"Hn. Aku juga suka kau, Dobe!" Sasuke memberi sebuah pelukan pada Naruto. Sebuah pelukan persahabatan.
"Kau demam, Dobe?"
"Hn. Aku memang demam. Sebagai sahabat, tolong rawat aku."
Ya, sebagai sahabat. Hubungan mereka saat ini adalah masih sebagai sahabat.
Februari.
K for Kiba.
"KAMPRETTOZZ!" teriak Hinata sambil mematahkan sapu. Hinata marah besar karena Kiba mencium pipinya. Padahal Hinata sudah memberinya coklat Valentine, tapi Kiba masih bersikap kurang ajar padanya.
Hinata mengacungkan patahan sapu, bermaksud menghajar Kiba. Sikap Kiba kali ini, memang kelewatan. Sebagai sahabat, Naruto dan Shikamaru hanya menonton saja dan mendukung Hinata.
Sakura mengambil patahan sapu dari tangan Hinata, bermaksud menenangkan Hinata. Walaupun sebenarnya Sakura ingin sekali melihat Hinata menghajar Kiba habis-habisan.
"Mengapa kau terus melecehkanku?" marah Hinata yang sudah lelah menghadapi Kiba.
"Itu karena aku menyukaimu!"
BLusssH
Wajah Hinata mendadak memerah. Inilah wajah asli Hinata yang sesungguhnya. Hinata yang mudah blushing.
Kiba berlutut ala pangeran di hadapan Hinata.
"Jadilah pacarku, maka aku janji tidak akan melecehkanmu lagi. I promise, my Hime!" Kiba mendadak berubah menjadi romantis.
Wajah Hinata kian memerah.
"Terima! Terima! Terima!" sorak teman-teman sekelas.
Timang-menimang, akhirnya Hinata menerima pernyataan cinta Kiba. Sejak hari itu, Kibapun berubah. Kiba memperlakukan Hinata layaknya princess.
Naruto berpikir, jika dia melecehkan Sasuke seperti Kiba melecehkan Hinata. Membuat Sasuke marah, lalu tiba-tiba menembaknya di depan umum. Apa Sasuke akan menerima cintanya?
Tidak, Sasuke pasti akan membencinya. Tipe yang Sasuke sukai adalah goodguy seperti Neji.
O, iya! Ngomong-ngomong, Sasuke tidak memberinya coklat.
Maret.
L for Laboratorium.
Sepulang sekolah, Sasuke selalu mampir ke laboratorium. Sasuke senang membantu Neji melakukan penelitian.
"Sasuke, bolehkah aku menciummu?" pinta Neji.
"Hn," angguk Sasuke sambil berposisi ready.
Neji meraih dagu Sasuke, memiringkan sedikit kepalanya agar hidung mereka tidak saling membentur.
Chuu~
Ciumanpun terjadi.
Tidak puas hanya sekedar menempelkan bibir, mereka melakukan ciuman lebih dalam lagi. Mereka memejamkan mata, menikmati ciuman yang memabukkan ini.
Tanpa mereka sadari, Naruto tidak sengaja melihat adegan itu dari balik pintu. Naruto merutuki betapa bodohnya dia. Mengapa dia harus mencari Sasuke untuk mengajaknya makan ramen bersama? Jelas-jelas dia tahu bahwa Sasuke sudah menjadi milik Neji.
Hatinya sakit, sangat sakit. Jika tahu akan sesakit ini, mungkin dia tidak akan mencintai Sasuke.
April.
M for Menjauhlah!
Di taman belakang sekolah.
"Menjauhlah dari Sasuke!" perintah Neji pada Naruto.
Neji tahu bahwa Naruto memiliki perasaan khusus pada Sasuke. Neji juga tidak suka perhatian Sasuke terbagi pada orang lain.
"Sasuke adalah pacarku. Kau hanya sahabatnya, tidak lebih dari itu," Neji memandang sinis Naruto.
"Hn. Aku memang hanya sahabatnya. Lalu? Untuk apa kau memintaku menjauhinya? Apa kau takut jika Sasuke malah menyukaiku?" sekarang malah Naruto yang mensinisi Neji.
Neji menahan diri untuk tidak menghajar Naruto. Sebisa mungkin dia bersikap tenang, memikiran cara agar Naruto menjauhi Sasuke.
"Kami sudah melakukan sex. Tadi malam adalah yang ketiga." Neji terpaksa memamerkannya pada Naruto, berharap Naruto menyerah.
Naruto hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, dadanya terasa panas mendengar pengakuan Neji. Sasuke bahkan tidak pernah menceritakan ini padanya.
"Ah! Ternyata kalian di sini!" Sasuke tiba-tiba datang. Neji berharap bahwa Sasuke tidak mendengarkan pembicaraan mereka.
Naruto berjalan cepat menghampiri Sasuke, dengan kasar menarik seragam Sasuke hingga kancingnya terlepas. Naruto terkejut melihat bercak-bercak merah di perpotongan leher, dada dan perut Sasuke. Mereka memang melakukan sex tadi malam.
Sasuke terkejut sekaligus malu karena Naruto melihat bercak-bercak itu. Neji mendorong Naruto hingga terjatuh ke tanah. Segera dia merapikan kembali seragam Sasuke, memeluk Sasuke yang masih shock.
"Menjauhlah dariku! Jangan bersahabat lagi denganku! Kau bukan sahabatku!" Naruto bangkit berlari meninggalkan mereka.
Naruto sadar dengan yang diucapkannya barusan. Menjauhi Sasuke itu artinya dia menyerah. Apa kau yakin, Naruto?
Terputus
See u bulan depan :v
Silakan tinggalkan sesuatu di kolom review :D
Akhir kata :
Motor mogok, kehabisan minyak.
Banyak review, author semangat.
(ノ˚̯́ ∇˚̯̀)ノ✧
