YOOOOSH!! Saya mau coba bikin proyek fic berikutnya! Dan sekarang saya menargetkan Death note sebagai fandom berikutnya. Tolong direview dan tolong di review kasih saya saran. Saya akan sangat butuh itu. Kalian akan mengerti alasan saya bilang begini kalau sudah baca ficnya. Anyhoo, enjoy!!
Latar waktu: kira-kira setahun atau dua tahun sebelum kira jiken
Disclaimer: Death Note hanya milik Ohba Tsugumi-sensei dan Obata Takeshi-sensei yang diterbitkan di majalah Shounen Jump! Kalau death note punya saya, ceritanya pasti abal-abal dengan kadar keseriusan level ecek-ecek dan artwork yang diberi 100.000 thumbs down per orang di muka bumi ini karena ohba-sensei dan obata-sensei adalah dua orang jenius yang sangat saya hormati!! Karena itu, saya cukup bikin fic aja dan nggak ngerecokin death note yang udah tamat.
Pada suatu pagi yang cerah di Whammy's House, terlihat Mello sedang makan coklat sendirian di kamarnya. Hanya sendiri. Sepi. Kesepian. Tapi dia tetep pasang tampang bete.
"Berisik lo, narator!!" tiba-tiba Mello teriak. Hei, Mellon! Jangan ngehina narator!! Saya sebagai narator merangkap jadi author, lho! "sebodo amat!! EGP!! DL!! Lagi jadi orang malah make duit buat beli-beli komik sama game-game yang nggak dimainin!!" Mello mulai naik darah.
Coba darahnya beneran muncrat dari kepalanya~ kufufu.... kalau nggak bisa keluar, saya bisa bantu, kok~. "JANGAN COBA-COBA, NARATOR PSYCHO!!" teriak Mello sambil pasang defense mode. "GODDAMNIT!! MANA, SIH SI TUKANG OJEK ITU?!?!" agaknya Mello mulai stress.
Untuk melihat kenapa dia hanya sendirian dan memanggil-manggil tukang ojek, mari kita lihat flashback berikut. (Hint: yang pasti Mello bukan pesen anter coklat yang dianterin tukang
ojek)
Sebulan yang lalu di Whammy's House, anak-anak Whammy pada ngumpul di ruang makan. Semua anak ada. Mulai dari Near yang ultrasupermegahypermaster anti-sosial, Linda yang Cuma muncul 1 kolom doang dan selebihnya Cuma disebut-sebut aja (di manganya), bahkan anak-anak lain yang nggak perlu disebutin namanya dan nggak tampil di anime maupun manga ada. Hanya saja, kayaknya mata saya yang minus dan tidak pakai kacamata ini menyadari sesuatu. Disini si Mellon ga ada. Sebagai gantinya, Matt yang jadi pentolan akan-anak berdiri diatas meja
"SILEEENCEEEEEEEEEEEEEEE!!!" teriak Matt dari atas meja. Anak-anak lain pada diem. "Kalian tahu kenapa kaian gue kupulin disini?" tanya Matt sambil naro tangan di punggung kuping.
"NGGGAAAAAAAKK!! DAN BODO AMAT!!" seru anak-anak lain (kecuali Near tentunya) serempak. Matt hampir budek tapi berhasil selamat dari kebudekan.
"okeh, mau kalian peduli atau nggak, kalian harus bantu gue ngelaksanain rencana brilian yang jarang-jarang keluar dari otak gue, sang orang ketiga!!" kata Matt sambil ngacungin jempol ke dadanya.
"Astagfirullah!! Matt!! Kamu diduain sama siapa?!" seru Linda kaget. Reaksi anak-anak lain, ada yang ikutan kaget, ada yang diem, dan ada yang mencari tersangka kasus "penduaan Matt". Satu yang pasti, Matt ber-gubrak ria yang didahului sebuah sweatdrop.
Matt langsung berdiri dan teriak, "BUKAN, BEGOOOO!!! MAKSUD GUE ORANG TERPINTER KETIGA!!!". "ooh.... bilang, dong!" tanggap Linda dengan santainya (apa karena dia rada lemot?).
"Menurut perkiraan saya, kau mengumpulkan kami disini untuk mendisukusikan hadiah ulang tahun Mello. Apa saya benar?" tanya Near yang ada di luar lingkaran kerumunan sambil duduk dengan gaya khasnya dan nyusun-nyusun puzzle.
"Grh--!! Dasar peringkat satu! Jangan ngerusak mood-nya dong!!" seru Matt sambil menunujk Near dari atas meja.
Dengan tenangnya, Near berkata lagi, " Itu sudah bisa diduga, berhubung Mello adalah teman baikmu. Bahkan, saking baiknya, saya sering sekali melihat fanfiction MattxMello di internet. walaupun saya tidak pernah membaca fanfiction dengan pairing melenceng seperti itu. Itu cukup untuk menjadi alasan" .
"WHAT THE F**K?! AAAAH!! Masa bodo sama fanfic, pairing, dan fangirls!!! Sekarang, BALIK KE TOPIK!!" seru Matt sambil mukul meja. Tapi, berhubung dia diatas meja, dia mukul mejanya sambil jongkok. Pose yang (kelihatannya) cacat sekali, Mamat.
"Emang idemu apa, sih?! Dari tadi ga dibilang-bilang!!" tanya salah satu anak cowok berambut spike biru yang nggak berperan di anime/manga (mari kita sebut dia....em.... Frick...?).
"Sabar, bro! Ini baru mau gue bilang!!" tanggap Matt sambil pasang gaya sok pinter.
"Yaudah buruan!! Kebelet BAB, nih!!" kata Frick lagi, yang membuat sebagian anak-anak disana jijik (termasuk Linda), sebagian ketawa (termasuk Matt), dan satu orang yang nggak bereaksi (baca: Near).
"oke, oke, sekarang gue umumin" kata Matt sambil naik ke atas meja lagi.
"Gue...." kata Matt (mencoba) mendramatisir keadaan. Anak-anak lain (selain Near pastinya) pada deg-degan.
"punya rencana buat......" kata Matt berusaha mendramatisir keadaan lagi. Deg-degan bertambah, rasa kebelet Frick pun bertambah.
"ngasih Mello hadiah....." kata Matt yang lagi-lagi mencoba mendramatisir keadaan. Kalau dia nyobain kayak gituan biar pada penasaran, kayaknya dia salah taktik.
"AAAAARGH!! MAU KELUAAAAAAAAARRRRRRR!!!" teriak Frick. "Buruan, Mamat!!".
"oke, bro" jawab Matt sambil ngacungin jempol.
Matt menarik napas dalam-dalam lalu teriak,"GUE MAU KITA SEMUA KERJA SAMA BIKIN GAME BUAT HADIAH ULTAHNYA MELLO!!!"
"WHAAATT?!?!?!" teriak semua anak disana (saya udah mulai capek bilangnya. Ini semua anak kecuali Near).
Tanpa disadari siapapun, kayaknya saking kagetnya, kebelet Frick ilang karena yang tadi seharusnya hampir keluar malah masuk lagi.
"Sadar, Mat!! Bikin game tuh butuh satu perusahaan!! Kamu kira bikin game gampang?! Mello mana mau dikasih flash game!!" kata Linda sambil noel-noel jidat Matt.
Matt yang terusik segera menyingkirakn tangan Linda dari jidatnya dan berkata, "Gue juga tahu kalo Mello ga mau flash game. Tapi, masa kalian pada lupa sih kita lagi ada dimana?".
"Itu memang tidak mustahil, mengingat Whammy's House berisi anak-anak dengan kemampuan diatas rata-rata. Lagipula, dalam satu perusahaan game, yang mengembangkan sebuah game hanya beberapa orang dari perusahaan itu saja, bukan?" sela Near.
"AKH!! JANGAN DIBILANG DULU, DAMNED ALBINO!!! KENAPA ELO SELALU NGERUSAK BAGIAN-BAGIAN DIMANA GUE (berpotensi jadi yang) PALING KEREN?!?!" protes Matt sambil teriak. Linda hampir budek.
"Yang penting hasil akhirnya sama saja. Lagipula, daripada kita memperdebatkan screentime-mu yang hanya sedikit di anime maupun manga yang ingin diperbanyak di fanfiction ini dengan berbagai adegan yang kausebut keren, lebih baik kita mengatur kelompok-kelompoknya dulu" tanggap Near dengan kalem seperti biasa.
Matt yang merasa perkataan Near yang menusuk itu ada benarnya segera menyerah,"Shit... WHATEVER, LAH!! Sekarang, pembagian tug—".
"Tapi, sebelum pembagian tugas, sebutkan dulu tipe game yang akan kita buat" sela Near (dan untuk kesekian kalinya, dengan tenang).
"shit! Gue lupa bilang tipe gamenya!" kata Matt yang diiringi gubrak-an beberapa anak.
"yah, inget juga gue belom tahu mau bikin yang kayak gimana" kata Matt lagi sambil garuk-garuk kepala diiringi gubrak-an dari beberapa anak lagi.
"Kalau gitu mending nggak usah dibilang sekalian, Matt bego!!" seru Linda setengah berteriak.
"Siapa yang lo sebut bego, HAH?! Gue udah ngerencanain ini buat jadi RPG yang mengincar para anime, manga, dan game otaku sebagai konsumen dengan mencampur-adukkan bebagai dunia dari anime,manga dan game!! Emang lo tau kelebihan dan kekurangan tiap-tiap konsol?! Tau apa yang namanya BLU-RAY?! Tau yang namanya memory card?! Tahu processor *piiiiip* tipe *piiiiip* atau *piiiiip* tipe *piiip* dan *piiiiiip*?!?! TAHU ENGINE *piiiiip* dan *piiiip*?!?! HAH?! JAWAB!!" tanya (nanya? Ngebom kali...) Matt yang dengan suksesnya membuat muka Linda basah kecipratan "kuah-kuah" Matt dan hampiiiiir aja kupingnya Linda budek beneran.
"Dasar otaku..."pikir Linda dalam hati.
Matt menoleh ke arah pembaca—erm...maksud saya anak-anak lain,"Nah, udah pada denger kan?! PADA PILIH MANA?! XBOX?! WII?! PS3?! PC?! TERUS MAU DIBIKIN MMO GAK?!?!" tanya Matt galak.
Ada anak kecil (kira-kira 3 tahun di bawah Near) ngangkat tangan, "a...ano.... Matt-senpai....".
"Kenapa?" tanya Matt dengan tampang bete.
"ettoo... MMO itu... apa...?" tanya anak kecil tadi.
"OHMYGODDRAGON!! ELO IDUP DI JAMAN APA, SIH?! KOK BISA-BISANYA NGGAK TAHU MMO?!?!" teriak Matt saking kagetnya.
"HIIIII!! MAAF!!" tanggap si kecil instan.
Matt pun langsung mencoba membawa si kecil tadi ke jaman yang benar dengan menjawab pertanyaannya,"MMO ITU...."
"Kepanjangannya Massive Multiplayer Online. Biasanya sering digabung dengan RPG menjadi MMORPG, Massive Multiplayer Online Role Playing Game. Artinya, RPG ini dimainkan secara online dan bisa dimainkan oleh banyak orang sekaligus, sesuai namanya. Kita bisa bertemu orang yang sedang log in dalam satu server yang sama dari sebuah MMORPG. Tetapi, MMO tidak terbatas oleh RPG saja. Ada juga First Person Shooting game, Racing game, Dance game, MMORPG tipe sidescrolling juga ada" jelas Near panjang lebar. Si kecil manggut-manggut sedangkan Matt tampangnya makin murka. Untung Linda cepet-cepet nyiram kepala Matt pake wine dingin.
"yah, pokoknya sekarang, PEMBAGIAN TUGAS!!" seru Matt pada semuanya dengan berlagak leader.
"Gue yang susun storynya dan konsepnya, Linda yang menangani chara design original dan yang nggak original. Jadiin fanart gitu! Terus, Near, elo jadi petugas yang bantu-bantu dimana-mana! Bantu Linda bikin chara, bantu pemrograman game, bantu gue nyusun cerita dan bikin plot twists, dll. Terus, urusan pemrograman diserahin ke orang-orang yang ada di kiri gue! Sisanya urus musik sama background! Terus, battlenya pake hack-and slash kayaknya boleh juga... Konsolnya PC!! Nanti kita bikin controller khusunya dan kalau perlu bikin goggle-nya sekalian! Biar kayak "the world" di .Hack series! Ah, terus blahblahblahblah....." jelas Matt panjang lebar sambil mengkoordinir kelompok. Anak-anak Whammy lain juga mulai bersemangat.
"Kalau sudah siap, sekarang kita mulai!!" perintah Matt pada teman-temannya. "OOOOOOOOOOOOOOOUUUUUUUUU!!!" semua (dan sekali lagi, kecuali Near) berteriak bersemangat sambil mengangkat tangan mereka yang terkepal (berlaku untuk sebagian anak).
"tapi..." sela Near memecah suasana.
"Memang bahan-bahan dan alat-alatnya sudah siap?" tanya Near yang disambut keheningan. Sekarang, semua anak melirik Matt dengan doubtful eyes.
"Ah.... aku...lu...pa... KUBELI DULU!!!" kata Matt sambil ngabur keluar. Kayaknya dia mau beli segala keperluan bikin game itu dengan uangnya sendiri.
"Ah--!! Dia kabur!!" seru Linda.
" Biarkan saja... dia pasti akan kembali kesini dengan barang-barang yang kita butuhkan untuk membuat game itu. Dan dia membelinya dengan
uangnya sendiri" kata Near sambil menyusun puzzle lagi.
"Bagus, deh kalau begitu" kata Frick yang tiba-tiba ikutan. "Pengorbanan harus ditekan seminimal mungkin, kan?".
"ya, benar...." jawab Linda sambil senyum kecil.
Anak-anak Whammy's House yang tersisa (lecuali Near yang lagi sibuk sama puzzlenya) melihat matahari tenggelam di balik jendela. Lalu tiba-tiba, wajah Matt yang tersenyum terpantul di matahari (atau merekanya aja yang ngebayangin muka Matt pas liat sunset? Si Mamat kayak udah mati aja...).
Fuwaaaah!! Akhirnya selesai! Maaf kalau kependekan! Waktu saya juga mepet soalnya. Dan mungkin sebagian dari kalian ada yang penasaran si Mello di flashbacknya lagi ngapain sampe nggak nampang. Dia udah diminumin obat tidur kuat bernama "Cantarella" sama Matt yang nuangin itu obat tidur di gelasnya. Walhasil, Mello masih tepar dengan coklat yang meleleh di tangannya. Untungnya, nggak ada FG yang mau nge-raep dia pas dia tidur kayak di "Cantarella"-nya Kaito (yang hampir nge-raep Miku tapi nggak berani. Akhirnya, Miku yang udah bangun malah hampir nge-raep dia. Dan kalaupun ujungnya bener-bener jadi lemon, di videonya nggak ada bagian lemon jadi saya bisa nonton. Yah, sebagai orang yang jarang-jarang bisa ngetik, tolong dukung saya dengan memberi pasokan ide dan kritik maupun saran. Dukungan berupa review nggak penting juga saya terima. Yah, pokoknya, R&R PLEASE!!
Link to Cantarella video: .com/watch?v=TC49twXag2o (ini link buat youtube, tolong tambahin di depannya karena nggak bisa keluar pas dipublish)
