Bulan purnama masih bertengger dan bernyanyi merdu menyerukan keindahan sang malam. Bintang-bintang masih senantiasa bertaburan dilangit guna menemani sang purnama. Hembusan angin juga begitu menusuk hingga rusuk. Namun, itu tak menghalangi kaki kecil seorang bocah yang sejak tadi berlari tak menentu arah.

Matanya memancarkan ketakutan yang luar biasa, kaki kecilnya yang terlihat begitu rapuh masih saja dipaksa berlari menjauh dari segerombolan orang berpakaian serba hitam yang setia mengejarnya tanpa mengenal lelah.

Genap 6 jam sudah ia berlari, sungguh! Ia merasakan kakinya akan lepas dari tempatnya. Namun, keadaan memaksa ia terus berlari dan terus berlari. 'srak' kakinya tersandung sesuatu yang membuatnya tersungkur. Ia meringis, merasakan tulang kakinya tidak bersahabat. Hazel kecoklatan miliknya melirik kearah rasa sakit, dan ia mendapati kakinya sudah dialiri darah. "Sial"gumamnya pelan.

Ia mencoba bangkit, namun nihil! Kakinya sudah cukup mati rasa karena efek berlari. Suara derap kaki mulai terdengar mendekat, ia menoleh panik. 'tidak, tidak, tidak. Aku tak boleh tertangkap, aku harus segera pergi dari sini."gumamnya lalu menyeret tubuh kecilnya dengan tangan ringkih yang memiliki sedikit tenaga itu. Dan tanpa dia sadar, sepasang mata berpupil merah tengah menatapnya dari kejauhan dengan seringai mengerikan.

Langkah itu terdengar semakin mendekat diselingi dengan suara percakapan dengan nada geram terdengar. Ia masih menyeret tubuhnya mencoba menjauh. "Kau yakin bisa menjauh? Kau sudah tak memiliki tenaga, bocah" ia menoleh, mencoba mencari asal suara itu.

"Aku akan membantumu. Kau hanya perlu mengatakan bahwa kau membutuhkanku dan membuat sebuah kesepakatan. Katakanlah, dan aku akan membunuh mereka dan membawamu pergi menjauh dari sini." Lagi, suara itu masih terdengar. Hazel coklat itu menatap sekitarnya gelisah. Tubuh ringkihnya kembali tersungkur, tangannya sudah tak kuasa menahan beban tubuhnya sendiri.

Merutuki kelemahannya, tanpa ia sadar segerombolan itu sudah berada didepannya. Kekehan lembut namun menyeramkan terdengar dibarengi dengan senyuman remeh yang dilontarkan. "Masih berniat kabur heh? Tch, menyusahkan. Mengapa kau sama menyusahkannya dengan kedua orang tuamu heh? Menyerahlah sayang, lebih baik turuti keinginanku dan aku takkan membunuhmu. Layaknya aku membunuh orang tuamu."ucap seorang lelaki bersurai blonde dengan wajah cukup menawan itu.

"Mereka membunuh orang tuamu? Jika kau mau, aku bisa membantumu membalaskan dendam mu. Kim Taehyung, kau membutuhkanku. Cepat berikan perintah, maka aku akan membereskan mereka."suara berat dan sarat akan rayuan iblis itu kembali terdengar kala sebuah tarikan paksa dan seretan ia terima.

Ya, lelaki berhazel coklat yang tengah berlari tadi adalah Kim Taehyung, putra sulung dari Tadayashi Huara Sashime dan Kim Nahee. Selama ini dia lebih dikenal dengan nama Kuroshi Jeonggie Sashime seorang pewaris tunggal perusahaan Shasime Corp dan beberapa label terkenal diseluruh penjuru dunia.

Naasnya, sore tadi kala ia pulang dari sekolah. Ia menemukan orang tuanya tewas terbunuh oleh seorang pria yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia menatap tubuh sang ayah yang telah terkapar dengan beberapa luka tusuk dibagian dada dengan keberadaan seorang lelaki diatas sang ayah. Tak jauh darisana, ia juga menemukan tubuh sang ibu tegeletak tanpa busana dan juga terdapat beberapa luka tusuk pada dada dengan bagian usus terurai. Namun, keadaan sang ibu jauh lebih mengenaskan dengan bagian leher hampir putus.

3012KM PRESENT :

BLACKBUTLER : STORY OF DARKNESS LOVE

JEON JUNGKOOK X KIM TAEHYUNG

[ Iblis!Jungkook ― Sinner!Taehyung ― M for sexual activity ]

DON'T LIKE DON'T READ

[ Bahasa baku, berantakan, tidak sesuai EYD, alur sukar dimengerti, menggunakan beberapa kata vulgar dan tak pantas lainnya ]

—HAPPY READING―

Flashback on :

"Eoh- kau sudah pulang rupanya, kuroshi-chan"ujar lelaki itu bangkit dan sedikit menendang mayat Tuan Tadayashi kasar. "K-kenapa k-kau melakukan i-ini paman Jung."ucap Taehyung gemetar, kaki kurusnya berjalan mndur kala orang yang ia panggil 'Paman Jung' itu mendekat.

Lelaki bernama Kim Jung Ho itu menyeringai kala melihat Taehyung beringsut mundur, ekspresinya berubah 280 derajat. 280 derajat? Berlebihan mungkin, tapi itu adalah kenyataan. Awlanya Jungho berekspresi layaknya pembunuh berdarah dingin yang tak mengenal rasa kasihan, tapi sekarang ini dia menampilkan wajah bak malaikat dengan senyuman termanis yang ia punya.

"Hey sayang, kenapa kau mundur? Kau takut pada pamanmu ini heh? Kkkkk jangan takut sayang~ paman takkan menyakitimu."ujar jungho lembut lalu berusaha menggapai Taehyung yang semakin beringsur mundur.

Taehyung menggelengkan kepalanya kuat saat jungho mendekatinya. Tubuh kecilnya berhenti, saat merasakan pergerakannya dikunci oleh dua orang lelaki berwajah mirip itu. Mereka berdua terkekeh lalu menatap Taehyung intens sembari menjilat bibir mereka yang kering. "Ah—untung kalian datang tepat waktu. Kerja bagus kwon-san, swon-san."ucap jungho diiringi seringai dibibir tipisnya.

"J-jangan dekati a-aku. K-kumohon menjauhlah."suara Taehyung bergetar kala pamannya itu semakin dekat. Kakinya bergetar cukup kuat dan dahinya sdah dibanjiri keringat dingin efek dari ketakutannya. "K-kubilang j-jangan mendekat! J-jangan s-sakiti aku! K-kau p-pembunuh! Kenapa kau membunuh mereka!? K-kenapa paman?! Kenapa?!"emosi Taehyung meluap begitu saja.

Seringai jungho semakin melebar, tangannya terulur menggapai wajah mulus bak porselen Taehyung. Tangannya membuat gerak abstrak pada bagian pipi Taehyung, matanya memancarkan tatapan sulit. Bibirnya kembali membuat kurva senyuman tulus namun memiliki makna berbahaya didalamnya. Puas membuat gerakan abstrak diwajah Taehyung, kini jarinya beralih mencengkram kuat rahang Taehyung. Matanya memancarkan kebencian yang teramat dalam hingga sesaat membuat Taehyung tertegun saat mata keduanya tanpa sengaja terkunci.

Alih-alih melepaskan kuncian mata keduanya, Taehyung malah semakin dalam menatap netra penuh kebencian itu. Bibir tebal merah darah itu mengeluarkan ringisan kecil, kala jungho semakin mencengkram rahangnya kuat. Jungho menatap remeh Taehyung, tangannya kini beralih memegang pisau yang ntah bagaimana bisa berada ditangannya. Memainkannya pada kulit mulus bak porselen milik Taehyung.

"AKH—"ringisan itu terlontar begitu saja kalau benda dingin itu mengiris pipinya. Taehyung mengerang tertahan, rasa perih dipipinya tak berarti apapun dibandingkan dengan rasa sakit yang ia rasakan didalam hatinya. Matanya menatap nanar kearah kedua mayat orang tuanya.

Hatinya berdenyut nyeri menemukan fakta bahwa paman yang selama ini terlihat sangat baik dan begitu menyayangi dirinya adalah pelaku utama pembunuhan keluarganya sendiri. Hazel coklat miliknya menatap nanar dengan pancaran menyedihkan. Kenapa pamannya begitu tega membunuh orang tuanya? Apa salah mereka? Kenapa pamannya berubah? Otaknya yang jenius bahkan tak bisa mencerna semua itu.

"Ups— wajah cantikmu tergores kuroshi-chan~! Oh— maafkan paman sayang."ujar jungho menampilkan wajah tak berdosa miliknya. Kekehan terdengar dari bibir tipis miliknya, setelahnya seringai menakutkan kembali terhias diwajah pucat pasi itu. "Tapi itu tujuanku, merusak wajah cantikmu lalu menjualmu untuk dijadikan seorang hamba saudagar kayak kkkkkk."

"Bawa dia kemobil. Tuan Jang pasti sudah menunggu mangsa manisnya kali ini."ujar jungho menjilat darah segar yang mengalir dipipi Taehyung. "Dan jangan lupa, bereskan kekacauan ini. Ah— bukan. Bakar rumah ini. Agar terlihat seperti sebuah kecelakaan dan bukan pembunuhan. Hilangkan jejak kita agar kita tak tertangkap. Cepat bereskan! Dan kau kuroshi-kun ku yang cantik, mari aku antar kau mnuju tuanmu sayang."jungho menarik kasar Taehyung dan menyertnya menuju mobil.

Kaki kecil Taehyung melangkah terseok menjauhi rumahnya sendiri, tatapannya terus terkunci pada kedua mayat orang tuanya. Lelehan air lolos begitu saja dari kedua pipinya, nafasnya tercekat menerima sebuah fakta baru.

"Lihat betapa menyedihkan dirimu. Bahkan kau tak bisa melawan orang yang tengah menyeretmu. Aku bisa membantumu jika kau mau."suara tegas dan menyeramkan terdengar, seketika Taehyung merasakan aura hitam disekitarnya menguat. Mata kucingnya mencari sumber suara. "Siapa?"lirihnya pelan bahkan lebih mirip hembusan angin.

"Aku? Aku adalah seorang iblis pelayan. Aku akan melayani dengan syarat tentunya. Jadi, bersediakah? Aku akan langsung menghabisi mereka semua jika kau mau."suara berat itu kembali terdengar, Taehyung sejenak terpaku mendengar tawaran itu. Namun akal sehatnya mengahalau semuanya.

—bruk— tubuh Taehyung didorong masuk oleh jungho memasuki mobil yang ckup mewah itu. Kaki lebar jungho dengan segera melangkah menuju kemudi. Dengan kasar ia membanting pintu mobilnya lalu dengan segera menuju sebuah rumah mewah dibelakang perbukitan. Taehyung menggeram pelan mencoba membulatkan tekadnya. 'A-aku harus lari.'batinnya.

Dengan gerakan cepat, Taehyung membuka pintu mobil lalu melompat keluar. Tubuh ringkihnya berguling-guling diaspal karena terhempas begitu saja dari mobil yang melaju cukup cepat itu. Jungho yang menatap itu menggertakan giginya dan dengan segera menghentikan mobil dan bergegas keluar guna mengejar Taehyung.

"Ash— sakit."ringis Taehyung mencoba bangkit. Kepala cantiknya refleks bergerak menoleh kearah gebrakan pintu mobil yang kasar itu, dengan rasa sakit yang masih ia rasakan dengan segera ia bangkit dan mencoba berlari memasuki hutan dengan langkah terseok.

Flashback off.

Tarikan tidak main-main itu menggeret Taehyung menuju sebuah tempat yang kelam dan juga sepi. "Bocah tak tahu diuntung!"sebuah pukulan telak Taehyung dapatkan pada perutnya. Taehyung tersungkur, ia terbatuk pelan merasakan sakit diperutnya. "Aku sudah memberimu kebebasan dengan memberikan Tuan agar ia bisa mengurusmu, tapi kau malah lari. Kau! Brengsek!."amarah jungho meluap dan memberikan tendangan serta pukulan bertubi-tubi pada Taehyung.

Taehyung terpental cukup jauh dari tempatnya, ia mencoba bangkit namun naas ia tak punya cukup tenaga. Bahkan untuk membuka matanya saja ia tak bisa. Sekelibatan memori terulang kembali, pandangannya mengabur. Namun, ia dapat melihat sosok bertubuh tegap dengan mata merah nyalang dihadapanya tengah menatapnya seduktif.

Seringai mengerikan namun mempesona itu terlukis dari wajah seseorang yang tak Taehyung kenal itu. Aura hitam menelimuti sosok itu, Taehyung melihat bentangan sayap hitam yang indah terbentang. Seketika Taehyung terpesona dengan sosok itu. Sosok itu berjalan kearah Taehyung dengan seringai yang tak lepas.

"Masih tak ingin meminta bantuanku? Ckckck, tak kusangka kau akan mati sia-sia layaknya pecundang."suara berat bariton itu terdengar tajam ditelinga Taehyung. Taehyung menatap sosok itu sendu, tatapannya memancarkan sebuah pertanyaan tentang siapa sosok didepannya ini.

"Bukankah sudah aku katakan padamu? Aku adalah iblis pelayan. Aku adalah iblis paling setia dan berbahaya dari ribuan iblis yang ada. Aku akan menuruti segala perintahmu. Berminat bekerja sama denganku, Kim Taehyung?"tawaran menggiurkan telah dilayangkan. Kepala cantik Taehyung memproses segalanya.

Taehyung berpikir keras, jika ia bekerja dengan iblis ini dia pasti bisa membalaskan segala dendam yang ia miliki. Dia bisa membalas dendam orang tuanya, lalu ia juga masih bisa meneruskan segala hal yang berhubungan dengan Shasime Group yang merupakan warisan satu-satunya. Puas berpikir, menatap sosok itu yang masih senantiasa menatapnya penuh hasrat.

"A-apa balasan yang harus aku berikan padamu?"ujar Taehyung susah payah, sosok itu tersenyum sangat lebar. Sayapnya bergerak menghebuskan angin yang cukup kuat hingga Taehyung harus menutupi wajahnya. Sosok itu terbang mendekat kearah Taehyung, lalu mengangkat dagu Taehyung lembut.

Ia kembali menyeringai sebelum akhirnya membisikkan seusatu hal tepat didepan bibir Taehyung. "Jiwamu, aku hanya meminta jiwamu kala kau meninggal nanti."ucapnya lalu mengecup bibir Taehyung sekilas. Taehyung terkejut, tentu saja iblis itu dengan berani mencium Taehyung bahkan dihari pertama mereka bertemu.

"Hanya jiwaku? Dan sebagai imbalannya kau akan melakukan apapun yang kuperintahkan?"tanya Taehyung memastikan. Sosok itu menganggukkan kepalanya sembaru tangannya menyusuri lekukan wajah Taehyung. Taehyung memejamkan matanya kuat merasakan sensasi aneh yang ia rasakan. Selama 12 tahun hidupnya, sentuhan yang diberikan sosok kurang ajar didepannya baru pertama ia rasakan. Dan itu begitu memabukkan.

Taehyung membuka matanya dan disuguhi oleh tatapan nyalang sosok iblis itu. Jarak mereka hanya berbatas hidung mereka saja, Taehyung dapat merasakan hembusan nafas iblis itu menerpa wajahnya. Sosok itu kembali tersenyum kala melihat Taehyung terpaku. "Jadi, bagaimana? Apa kau setuju?"suara beratnya menarik kembali Taehyung kealam sadarnya.

Taehyung tersenyum miring, lalu tangannya meraih tangan iblis itu yang bertengger dipipinya. "Aku menerimanya. Jadilah milikku, dan aku akan memberikan apapun sebagai bayaranmu. Asal, aku bisa membunuh mereka dan menyelamatkanku."ujar Taehyung lirih.

Sosok itu tersenyum lebar, sayapnya bergerak memeluk tubuh Taehyung. Hangat, Taehyung merasa hangat. "Pilihan yang bagus, dan terdengar menggiurkan ditelingaku. Mulai detik ini aku milikmu, Kim Taehyung. Iblis terkuat dan berbhaya ini telah resmi menjadi milikmu."ujarnya seduktif.

"Argh—"Taehyung mengerang kuat saat merasakan sakit pada bagian tangannya. Ada sebuah tanda muncul pada punggung tangannya, sebuah tanda penuh keterikatan yang ia buat dengan iblis yang mendekapnya ini. Iblis itu tersenyum puas, berangsur melepaskan dekapannya pada Taehyung lalu berdiri gagah dihadapannya.

Tangannya terulur menuju mata sebelah kanannya, sebuah tanda persis milik Taehyung pun terpantri disana. "Dengan ini, Aku Jeon Jungkook mengabdikan diriku dan terikat untuk selamanya pada Kim Taehyung."ucap iblis bernama Jungkook itu. Mata Jungkook berbinar nyalang semakin memerah sepekat darah. "Berikan aku perintah dan aku akan menghabisi mereka, Tuan Muda."ujar Jungkook angkuh.

—BUGH— tendangan kembali Taehyung rasakan, matanya trbuka sayu. 'Apa tadi hanya mimpi?'batinnya. tangannya terangkat untuk melihat sebuah bukti perjanjiannya dengan sosok iblis yang mengaku berbahaya. 'Tidak, ini bukan mimpi. Ini nyata'dia kembali membatin.

"Jalang kecil! Untuk apa kau menyeringai?! Aku akan membunuhmu! Tak berguna!"jungho telah bersiap menusukkan pisau kearah Taehyung. Mata Taehyung terpejam lalu ia menyebut nama 'Jungkook' dalam hatinya. Alih-alih merasa kesakitan, Taehyung malah mendengar ringisan kecil.

"Lepaskan tangan akh— siapa kau!?"ujar jungho. Taehyung membuka matanya dan menemukan Jungkook telah berdiri dihadapannya dengan memegang erat tangan jungho. Jungkook tersenyum samar, pandangan matanya kembali memancarkan aura meremehkan.

"Watashi? Watashiwa akumade shitsujidesukara (Aku? Aku adalah seorang iblis pelayan)"ujar Jungkook angkuh.

Jungho berdecih, lalu mencoba melepaskan cengkraman tangan Jungkook. Namun, nihil tenaganya tak sebanding dengan Jungkook. Taehyung menatap takjub kearah Jungkook, 'Jadi, ini bukan mimpi?'batinnya.

"Berikan aku perintah, Tuan Muda"ujar Jungkook membuyarkan lamunan Taehyung. Taehyung menatap kearah Jungkook dan pamannya itu. Taehyung tersenyum samar dan menantang. Jungho yang melihat itu pun mentapnya kesal.

"Jangan tersenyum seperti itu brengsek! Cepat lepaskan aku! Atau aku akan membunuhmu!"ancam jungho sembari terus mencoba melepaskn genggaman tangan.

"Kau takkan membunuhku paman. Karena sebelum kau melakukannya. Aku akan membunuhmu terlebih dahulu."ujar Taehyung lemah. Tangan kiri nya terangkat, menutu sebelah matanya. Ia memejamkan matanya sejenak, sbelum akhirnya. "Jungkook"ujar Taehyung dengan nada sarat akan perintah.

"Ne, Tuan Muda. Katakanlah."jawab Jungkook dengan tatapn tunduk pada Taehyung. Taehyung membuka matanya perlahan dan menatap jungho penuh amarah. Bibirnya menyunggingkan kurva melengkung. "Bunuh dia dan anak buahnya. Jangan biarkan mereka tersisa, dan ini perintah."Taehyung berucap tegas.

Mata Jungkook berubah nyalang berwarna merah. Bibirnya melebar dengan taring yang terlihat berada disana. "Dengan senang hati, Tuan Muda. Pejamkan matamu."ucap Jungkook dan Taehyung langsung memejamkan matanya.

Dan selanjutnya, terdengar jeritan kesakitan dan juga banyak darah menghiasi jalanan dan juga pepohonan dihutan itu.

To Be Continued.

Hello! I'm brings a new strory in here! Terinspirasi dari anime Kuroshitsujiㅡ memang ada sedikit kemiripan dalam beberapa alur cerita. tapi gak senuanya sama kok! aku cuman ngambil beberapa latar, alur cerita. karena sisanyaㅡ aku yang membangun cerita ini agar lebih hidup.

sebenarnya ini sudah di publish di wattpadku, mungkin ada yang sudah membaca?

karya ini adalah hasil karya sendiri; yang kemudian berduet dengan adik kecil ku Rimi.

Hope you like it, guys.

so, can you give me a review?

please, don't do plagiarism. because this story is mine :)

01/10/2017. 3O12KM.