Lia: Halo~ Ketemu lagi dengan Lia si Author Cuwaw! Wah, akhirnya balik lagi ke FFn :3 Sekarang Lia gak sendirian, dan gak cuma OC Lia doang yang nemenin Lia mulai saat ini. Tapi...
Ali: Lama banget sih. Mau ngenalin aku doang basa-basinya lama banget =3=
Lia: Ehehe, maaf-maaf. Baiklah, readers! Perkenalkan genderbendku, Ali~
Ali: Yo! Salam kenal.
Lia: Mulai saat ini dia bakalan nemenin Lia bikin fanfic XD
Ali: Jadi asisten nih?
Lia: Pembantu sih, lebih tepatnya. Ya udah yuk langsung aja dibaca~
Ali: Sialan kau -_-
Too Late to Tell
Disclaimer: Vocaloid bukan punya Lia sama Ali!
WARNING! Jelek, abal, banyak typo, bikin sakit mata, gak layak dibaca, dst, dll, dllsb.
Don't like? So, don't read this junk fic!
-o-o-o-
[Kaiko POV]
Semalam, aku bermimpi bertemu denganmu. Kau tersenyum padaku, kemudian menggenggam tanganku. Mengisi sela-sela jariku yang biasanya kosong. Rasanya hangat. Mimpi itu terasa begitu nyata.
Tapi kenyataan menamparku, menyadarkanku. Bahwa itu hanyalah mimpi semata. Semu. Palsu. Aku terbangun dari mimpi itu.
Kini—di dunia nyata, dimana kenyataan itu menamparku. Kau berdiri di hadapanku. Menatapku. Dengan tatapan dingin, bagaikan es. Aku membalas tatapanmu. Dan ketika pandangan kita bertemu, aku merasa seperti ada pedang es yang menghujam dadaku. Sakit. Rasanya sangat sekali.
Bisakah aku menahan rasa sakit itu? Hey, aku kan masochist.
[Normal POV]
"Nii-san jadi dingin," ucap Kaiko.
Laki-laki bersurai teal yang ada di hadapannya—Mikuo, mengernyit, "Hee? Dingin? Memangnya es krim?"
"Entahlah. Mungkin hanya perasaanku," Kaiko mencoba menyangkal pikiran negatifnya.
"Yah… itu hanya perasaanmu."
Hening sesaat. Tak ada yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sepersekian detik saja terasa begitu lama bagi Kaiko. Dia pun mencoba untuk membuka suara, memecah keheningan yang ada.
"Engga, ini bukan cuma perasaanku. Nii-san berubah, jadi dingin. Seakan-akan ingin pergi menjauh dariku," ucap Kaiko lirih.
Mikuo menyangkal, "Itu hanya perasaanmu."
"Tapi dalam diriku seperti ada yang mengatakan bahwa nii-san akan pergi," ucap Kaiko yang berusaha keras menahan air matanya yang hampir jatuh.
"Aku disini, tak akan pergi."
"Janji?"
"Janji."
Mikuo tersenyum. Tapi Kaiko tau, bahwa senyuman itu hanyalah… senyuman palsu.
Teringat kembali kejadian di hari itu. Hari ketika Mikuo menyatakan perasaannya pada Kaiko.
"Really?"
"E-Eh?"
"Really love me?"
"Y-Yeah… as brother."
"More than brother?"
"No, just as brother."
"Ok, sorry…"
Dan kini Kaiko menyesali apa yang telah diungkapkannya pada Mikuo waktu itu.
-o-o-o-
Seiring berjalannya waktu, benih-benih itu mulai tumbuh. Kaiko selalu menyangkalnya. Kaiko selalu membohongi perasaannya sendiri. Tapi akhirnya dia sadar…
Kenapa laki-laki itu yang selalu dia khawatirkan?
Kenapa laki-laki itu yang selalu dia rindukan?
Kenapa laki-laki itu yang selalu dia cari ketika dia tiba-tiba merasa ketakutan di malam hari?
Kenapa laki-laki itu? Kenapa? KENAPA?
Karena tanpa Kaiko sadari, dia telah jatuh cinta pada laki-laki itu. Mikuo—laki-laki yang selama ini dia anggap seperti kakaknya sendiri.
[Epilog]
Tak bergeming. Tak bersuara. Tatapan kosong.
Gadis itu menatap nanar harapannya yang telah hancur berkeping-keping. Ia mencoba merangkainya kembali. Dipungutnya kepingan-kepingan itu, kemudian menyatukan setiap kepingannya.
"Tidak bisa," ucap gadis itu lirih.
"Sekeras apapun aku mencobanya... tidak akan pernah bisa."
"Semuanya sudah terlambat," gadis itu mulai putus asa.
Suaranya tercekat. Dadanya terasa makin sesak. Dan pandangannya mulai kabur, terhalang oleh air matanya yang tak terbendung lagi. Oh, akhirnya tangisnya pecah juga. Gadis itu terlambat menyadari, bahwa sebenarnya—
"Daisuki... nii-san."
—dia mencintai laki-laki itu.
.
.
.
.
.
END
Ali: Udah beres diketik tuh ficnya.
Lia: Uwaaa~ Makasih *peluk*
Ali: O-Oi, apaan sih *blushing*
Kuma: Genderbend Master ternyata tsundere.
Alice: Mbak creator, ini curhatan kamu kan?
Lia: Eh? EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH?!
Ali: Sudah kuduga.
Akari: Ternyata emang bener ya?
Lia: STOOOOOOOOOOOOOOOOP! SILAHKAN TINGGALKAN REVIEW, TERIMAKASIH SUDAH BACA FIC ANCUR INI *kabur*
Ali + Alice + Akari + Kuma: Kebiasaan, kalau salah tingkah suka teriak-teriak gitu ya *sweatdrop*
