Saya senang sekali respon sebelumnya '83' cukup memuaskan buat saya :'D

Terimakasih banyak!

Kaisoo/ GS/ Menjurus ke M

.

.

.

.

oWo

.

.

.

.

Jongin itu teknisi sejati. Ia tidak pernah tertarik bekerja dikantoran dengan menggunakan pakaian formal dan dasi. Ia tidak pernah mau bekerja dengan lembaran kertas berjam jam dibawah hembusan AC. Jongin suka kebebasan. Setidaknya tidak untuk sekarang.

Perpisahannya dengan Kyungsoo agaknya cukup membekas dibenak Jongin. Beberapa kali menjalin kasih dengan wanita lain tidak membuahkan hasil. Bukan jongin tidak mencari, Jongin mencari melalui teman terdekat Kyungsoo. Baekhyun. Ketika 2 tahun lalu Baekhyun memutuskan menikah dan ikut sang suami untuk bermukim di Jepang, Jongin harus menelan pahit kenyataan. Ia tidak bisa bertemu Kyungsoo lagi.

3 bulan lalu Jongin menemukan keajaiban. Kala itu perusahaan kakeknya yang bergerak dalam sektor percetakan, interior design dan pendidikan mengadakan ulang tahun perusahaan. Jongin tidak berminat. Ia berencana untuk menghadiri pesta setidaknya 30 menit kemudian pergi. Tapi rencana nya gagal, saat netranya menangkap sosok yang ia cari selama ini. Do Kyungsoo.

Dengan tampilan barunya. Lebih segar. Lebih kurus dan lebih sexy. Ingin rasanya Jongin membawa Kyungsoo dalam pelukannya. Saat menyadari bisa saja Kyungsoo salah satu karyawan anak perusahaan kakeknya?

Seminggu kemudian Jongin mendapatkan kabar mengejutkan bahwa Kyungsoo telah menjadi pengajar tetap salah satu yayasan pendidikan milik kakeknya di Busan sejak 4 tahun terakhir.

I got you back darl.

Jongin berjiwa seorang teknisi sejati. Iya tidak pernah berpikiran untuk meneruskan perusahaan keluarganya. Ia ingin menjadi teknisi titik.

Fakta bahwa Do Kyungsoo bekerja pada salah satu cabang bisnis keluarganya membuat Jongin tertarik untuk menggeluti dunia bisnis. Jongin mengubah cita cita menjadi teknisi nya menjadibseorang bisnisman. Jongin bahkan mengambil kursus singkat berbisnis dan cara mengelola perusahaan. Tapi untuk kali ini Jongin memutuskan untuk mengelola sekolah milik keluarganya.

Jongin membuat gebrakan tersendiri dalam kepemimpinannya. Diantaranya ia membuat peraturan setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan diharuskan moving dalam artian mereka bekerja pada anak cabang yang berbeda setiao tahunnya. Hal ini berimbas pada Kyungsoo.

Kyungsoo sudah nyaman tinggal di Busan. Ketika mendapatkan surat keputusan untuk pindah ke Seoul duania nya serasa bergetar. Sudah 4 tahun terakhir Kyungsoo tidak pernah pergi ke Seoul.

Setidaknya kali ini Jongin bisa tidur dengan tenang.

.

.

.

48

.

.

.

Kyungsoo menetralkan dirinya. Menenangkan dirinya dari pesona Kim Jongin yang tidak pernah pudar.

"Lama tidak berjumpa, sayang" tidak bisa. Kyungsoo tidak bisa beramah tamah dengan Kim Jongin. Kyungsoo menghirup nafas sebanyak mungkin "Saya dengar anda meminta saya untuk menghadap."

"Kau merindukanku?"

"Jika tidak ada yang hendak anda sampaikan saya mohon undur diri."

"Tidak kah kau ingin memeluk ku sayang?"

"Saya mohon undur diri, saya memiliki tanggung jawab kelas sebelum peserta didik saling berkelahi"

Saat hendak berbalik diri Jongin dengan tanggap menarik Kyungsoo dalam pelukannya. Kyungsoo berontak. Ia beberapa kali memberikan pukulan dan berusaha mendorong tubuh Kim Jongin. Tapi Jongin semakin mengeratkan pelukannya. Jongin mendorong Kyungsoo untuk bersandar pada tembok. Jongin menatapnya dalam. Sialan sekali, Jongin semakin terlihat tampan dan gagah. Seakan terhipnotis Kyungsoo menerima ciuman yang Jongin berikan. Kyungsoo melenguh kasar saat Jongin memperdalam ciumannya. Tangan nya ia gunakan untuk meremas pantat Kyungsoo. Kenyal dan menggairahkan.

Jongin memutus kontak ciumannya dengan Kyungsoo. Benang saliva menjadi saksi kehebatan ciuman itu. Jongin mengambil ponsel miliknya "cari seseorang yang bisa menggantikan kelas Do Kyungsoo untuk hari ini isi kelas milik Do Kyungsoo." Jongin mematikan dan melempar ponsel nya ke sembarang arah. Tubuhnya bergerak menuju pintu dan menguncinya secara kasar.

Kyungsoo menatap Jongin waspada, "Biarkan aku pergi. Ini tidak benar."

Jongin berdiri di hadapan Kyungsoo dengan tatapan tajamnya. "Katakan. Bagian mana yang tidak benar?"

Kyungsoo tidak bisa menjawab manakala bibir Jongin mengeksploitasi leher nya dengan memberikan gigitan kecil "Apa kau seorang wanita menikah?"

Kyungsoo memejamkan matanya. Bohong kalau ia berkata Jongin tidak memabukan. Bohong.

"Jawab sayang" Jongin meloloskan kancing kameja Kyungsoo sehingga terpampang jelas 2 gundukan menggoda. Jongin memasukan mulutnya untuk menghisap salah satu pucuk payudara tegang Kyungsoo.

"Hng, ti..tidak" rupanya hati dan otak Kyungsoo tidak saling bekerjasama, saling menghianati.

.

Jongin mendudukan Kyungsoo diatas meja kantornya. Ini sedikit tidak manusiawi tapi nafsu Jongin sudah diatas segalanya.

Jongin melebarkan paha Kyungsoo dan memasukan batang kerasnya ke dalam milik Kyungsoo. Sebelum Kyungsoo menginterupsinya " Pengaman?"

"Tidak perlu"

"Kalau begitu aku pergi"

Jongin mencibir dan mengambil satu bungkus kondom berwarna merah yang terletak di laci meja kerjanya. Kyungsoo mengernyitkan dahi nya bingung, Jongin memiliki asupan pengaman dalam laci kerjanya?

"fuck. Tidak bisakah kau memberiku sedikit foreplay?"

Jongin tersenyum manis. Manis sekali.

Nafsu Jongin mengalahkan akal sehatnya. Jongin memegang kedua kaki Kyungsoo dan memaju mundurkan miliknya. Ah ini candu sekali.

oOoOoOo

Kyungsoo memakai kembali pakaian nya yang berserakan ketika Jongin sedang membersihkan diri. Ruangan ini dilengkapi dengan kamar mandi dan satu kamar tidur kecik berukuran single bed.

Orang bilang Penyesalan datang belakangan? Itu yang Kyungsoo rasakan. Seandainya Kyungsoo tidak termakan nafaunya. seandainya Kyungsoo tidak mudah terayu. Seandainya..

Seandainya sejak awal ia tidak menerima Kik Jongin.

Saat hendak pergi, Jongin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Rambut basahnya menambahkan kesan maskulin semakin kuat.

"Kemana?"

"Bukan urusanmu"

"Tentu saja urusanku"

Jongin mengurung Kyungsoo dalam pelukannya. Tidak bisakah Kyungsoo sadari jika Jongin benar - bemar merindukannya?

"A..aku harus pulang Jongin."

"Baiklah aku antar"

"Tidak.. tidak.. Maksudku aku akan pulang dengan bus."

Jongin tidak boleh tau dimana tempat tinggalnya. Tidak dan tidak.

.

.

.

oOo

.

.

.

Kyungsoo membalikan layar ponsel nya dengan seksama. Mencari lowongan pekerjaan yang sekiranya memenuhi kriteria nya. Ia tidak bisa bekerja secara profesional jika Kim Jongin berada disana. Tidak.

Ia mencintai pekerjaannya, sungguh!

Ia mencintai murid muridnya. Anak berkebutuhan khusus lebih jujur, positif dan menggemaskan.

Ia mencintai pekerjaannya. Meskipun tidak jarang Kyungsoo mendapatkan tamparan, gigitan bahkan amukan peserta disik yang tantrum. Ia tetap mencintai pekerjaannya sebagai guru anak berkebutuhan khusus.

Bekerja di yayasan itu memberikannya upah sedikit lebih tinggi dari biasanya. Minimal Kyungsoo harus mencari pekerjaan yang upahnya sama tingginya. Tidak. Kyungsoo tidak boros. Hanya saja Kyungsoo memiliki tanggungan lainnya.

Sejak 4 tahun lalu, ibu Kyungsoo satu satunya keluarga yang ia miliki tewas dalam kecelakaan saat hendak ke gereja.

Kyungsoo hanya memiliki satu alasannya hidup. Satu alasannya bekerja keras.

Seseorang yang menjadi alasannya dalam mencari uang banyak.

.

.

.

oOoOoOo

.

.

.

Jongin mengerutkan dahi nya heran. Setau Jongin setiap pendidik di sekolahnya mendapatkan upay yang lebih besar dari biasanya. Sekolah menekankan biaya pendidikan tinggi pada orangtua untuk mensejahterakan tenaga pendidik. Jongin sedikit heran mengetahui tempat tinggal Kyungsoo seperti mahasiswa rantauan. Tidak terlalu jelek memang, tapi cukup tidak nyaman.

No 14. setidaknya itu yang Jongin dapatkan dari data kepegawaian sekolahnya.

Sekali, dua kali bahkan sampai 9 kali ketukan pintu tidak seorangpun membukanya. Jongin menyesal tidak meminta nomor ponsel Kyungsoo sekalian.

Jongin akan menyerah sampai seseorang menggeser pintunya dengan perjuangan. Seorang anak perempuan. Kisaran 3 atau 4 tahun.

Jongin tidak bodoh untuk menilai jika anak ini mengalami hambatan penglihatan?

Anak itu menggunakan Tongkat dalam berjalan. Sedikit iba melihat anak sekecil itu merasakan gelapnya dunia.

"Permisi apa kau kenal seseorang bernama Do Kyungsoo?"

Tidak ada jawaban

"Hallo?"

Sang anak hanya menggerakkan kepala nya ke kanan dan ke kiri.

Kesak bukan main. Bagaimana bisa ia dipermainkan oleh anak kecil? Jongin meninggalkan tempat itu tanpa kata. Kalau data kepegawaian yang diterimanya salah, ia siap memberikan bogeman mentahnya pada tenaga kependidikan sekolahnya.

.

Kyungsoo baru saja tiba dari kegiatan mencari sarapan. Matanya membola saat melihat putri kesayangannya keluar dengan pintu yang terbuka.

Tangannya meraih tangan putrinya dan menggerakan gerakan yang hanya dipahami mereka.

"Jessie kenapa keluar?"

"mencari eomma"

Kyungsoo membawa tubuh mungil putrinya dalam dekapannya. Menyiapkan sarapan untuk putri kecilnya.

Keduanya berdoa dalam diam, Kyungsoo mengajarkan Jesselyn berdoa dengan gerakan tangannya. Kyungsoo mengajarkan menggunakan sumpit dan garpu.

Putri kecilnya terlahir sangat prematur. kurang dari 6 bulan putri kecilnya lahir. Sejak dalam kandungan dokter mengatakan bayi Kyungsoo sangat lemah dan meskipun bertahan tidak akan mampu bertahan lama . Hingga saat lahir Kyungsoo mendapatkan kenyataan pahit bahwa putri nya buta dan tuli. Ia sangat terpukul tentu saja. Sistem imun putri tercintanya tergolong lemah, Kyungsoo melakukan segala cara untuk kesembuhan putrinya. Kyungsoo menjual semua aset yang bisa ia jual untuk pengobatan Jesselyn. Baekhyun berperan banyak dalam hal itu sebelum akhirnya Baekhyun pindah ke Jepang untuk mengikuti suaminya.

Menjadi single parent membuat Kyungsoo harus membanting tulang secara ekstra. Biaya pengobatan dan terapis Jesselyn sendiri tidak bisa dikatakan murah.

Beruntung, dulu Kyungsoo mengambil jurusan pendidikan untuk anak luar biasa. Kyungsoo sendirilah yang mengajarjan orientasi dan mobilitas Jessie. Jessie bahkan mahir menggunakan tongkat dan menguasai medan rumahnya.

Kyungsoo juga mengajarkan bahasa isyarat dengan kemampuan taktilnya. Meskulipun Jessie tidak melihat, tapi Jessie mampu merasakan apa yang ia genggam.

Beruntungnya Jessie sendiri anak yang cukup cerdas. Di usia 5 tahun Kyungsoo berencana mengajarkan huruf Braille pada Jessie. Sebisa mungkin Kyungsoo membuat putrinya untuk mandiri.

TBC

Ini ga akan panjang kayaknya, paling 2/3 chapter doang wkwkwk