Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Pairing : Sakura Haruno & Minato Namikaze
Rating : T
Warning : Nikmati cerita apa adanya!
Kemanapun aku pergi
Kemanapun aku melangkah
Dia selalu menemukanku
Lagi
Dan
Lagi
Hingga aku tak bisa lepas dari sisinya...
.
.
For You
~ Be Mine versi MinaSaku~
Bagian 1
.
.
Dia baru saja memejamkan mata ketika teman tidurnya beranjak dari sisinya. Dia tertegung melihat wanita yang sudah sah di kencaninya beberapa waktu lalu itu sibuk memunguti pakaiannya yang tergeletak indah dilantai.
"Kau mau pergi sekarang?" Tanya pria itu, pandanganya tak lepas dari sosok wanita yang ada didepannya. Menyeringai kembali, kala hampir sekujur tubuh wanitanya terhiasi bercak merah tanda kepemilikannya.
Wanita itu mendengus, tak merespon pertanyaannya. Membalikkan badan munyilnya, wanita itu mengejabkan mata bosan. "Aku pergi! Akan ku buktikan pada si orange itu jika aku patut untuk diperhitungkan."
"Aku tak pernah meragukanmu." Ujar Minato yang diikuti dengusan keras sang wanita.
Di sibakkan rambut merah mudanya dan terakhir mengancingkan kemeja merah lusuh yang dipakainya. Dia melirik Minato sekilas dan berlalu begitu saja keluar dari apartemen mewah itu tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Menarik selimutnya kembali Minato kembali berguman.
"Seperti biasa."
Beberapa bulan yang lalu.
Sejak lahir Minato Namikaze selalu mendapatkan semua keinginannya. Mengingat dia lah pewaris tunggal kejayaan bisnis dari keluarganya. Dibesarkan dalam keluarga kaya raya dia dituntut untuk menjadi seorang pria sempurna, berwibawa dan selalu berpikir cepat dan cermat. Tipekal seorang yang dituntut untuk menjadi seorang pangeran yang penuh kesempurnaan.
Tampan, pintar dan juga mematikan.
Kedati mewarisi kerajaan bisnis kelurganya, Minato Namikaze sama sekali tak tertarik untuk terjun ke dalam dunia yang telah ditekuni kakek buyutnya. Pria berambut pirang mencuat ini justru lebih tertarik dengan dunia keartisan. Hal yang tak di setujui oleh orang tuanya dan membuatnya terlempar keluar dari daftar pewari utama.
Hal yang sebanding dengan apa yang didapatkan saat ini, menjadi seorang aktor hebat yang sudah membintangi berpuluh top box office movie.
Dan sekali lagi selama tiga puluh enam tahun hidupnya didunia ini, Minato selalu meraih seluruh ambisinya. Berkat ketampanan yang berlebih, dia mampu mengapai impiannya menjadi seorang artis yang diperhitungkan di negara ini. Berbagai penghargaan telah disandangnya mulai dari aktor terbaik sampai dengan menjadi most populer male versi Akatsuki magazine.
Kesuksesan yang diraihnya ternyata berbanding terbalik dengan kisah asmaranya. Usia pernikahannya yang tak lebih dari satu tahun dengan seorang wanita menghatarkanya pada sebuah perceraian, menjadikannya menyandang gelar sebagai seorang duda. Kedati sempat bercerai Minato sama sekali tak tergangu dengan gelar barunya itu. Baginya hidup adalah suatu anugrah. Berkat ketampanan dan juga pesona yang di milikinya, Minato sama sekali tak kesulitan untuk mencari wanita yang di inginkannya. Tinggal tunjuk dan semua akan berakhir di ranjang.
Tapi itu dulu, sekarang beda. Setelah mengenal seorang gadis munyil yang ditemunya di salah satu rumah produksi tempo hari, membuat pikirannya selalu terarah pada sosok gadis itu. Gadis cantik bermata emerald yang telah mengusik ketenangan duda keren ini.
Haruno Sakura gadis berusia dua puluh lima tahun yang merupakan karyawan salah satu rumah produksi sahabatanya itu telah mengambil hatinya. Pertemuan dengan gadis itu sangatlah singkat, dimana Sakura yang sedang berdebat alot mengenai sudut pengambilan gambar dengan salah satu sutradara senior itu telah menarik Minato untuk mengenalnya.
Dengan sikapnya yang enerjik dan selalu berusaha keras mampu melumpuhkan hati sang aktor besar ini. Sakura si pembuat onar julukannya, tak mampu memudarkan perasaan debaran pada hatinya.
Tak ambil pusing, agar membuat gadis bermanik hijau cerah itu untuk tetap disampingnya. Dengan koneksi dan juga kekuasaanya, Minato mampu membuat gadis cantik itu menjadi assisten dadakan dalam proyek terbaru rumah produksi dimana Sakura bekerja.
Tersenyum hangat Minato menghampiri gadis itu, menyuguhkan secangkir kopi rendah gula yang menurutnya perlu untuk menghilangkan rasa kantuknya saat ini, tak lupa kudapan manis penuh kalori tersaji didepan sang gadis sebagai teman minum teh sore ini.
Sudah kelima kalinya Minato membicarakan pekerjaannya di apartemnnya. Cukup jangal jika dilihat dari kebiasanya yang melarang siapa saja yang berhubungan dengan pekerjaannya masuk kedalam aparteman pribadinya. Bagi pria keren ini privasi adalah segalanya.
"Pengambilan gambar kemarin kurang memuaskan. Yahiko-sensei menyuruhku untuk meninjau kembali jadwalmu dan menyuruhmu untuk tetap fokus pada film ini, Namikaze-san!" Jelas Sakura membolak balikan jadwal harian Minato. Pria itu berdiri menghiraukan segala penjelasan yang keluar dari mulut sang gadis.
Gadis itu mengeram jengkel. Kembali lagi si paman HOT itu tak memperdulikan penjelasan dari dirinya. Andai saja bos besarnya tak menunjuknya secara langsung sebagai seorang yang bertangung jawab atas perlindungan dan juga keselamatan yang merangkap assisten dadakan orang PALING PENTING dalam pembuatan film ini, mungkin saja Sakura tak segan-segan menjambak dan juga membakar semua koleksi novel porno paman itu. Paling tidak, agar kepongkahan yang ada dalam kepala pirangnya itu menghilang.
Sakura mengambil nafas. "Ayo kita lanjutkan kembali.." pintanya, Minato tak mengubris.
Merasa tak diperhatikan, Sakura kembali membaca jadwal yang diberikan menejer Minato padanya. Sudah biasa Minato mengacukannya begitu saja, mencorat coret jadwal kesal, Sakura membayangkan wajah Neji yang sedang memohon padanya, wajah imut yang mampu mengetarkan siapa saja yang memandangnya. Ini dilakukannya agar emosinya pada si empunya apartemen ini sedikit mereda.
"Oh Neji-nii." guman Sakura memerah.
Mendengus geli, Minat mengambil tas slempang Sakura, yang diletakkannya gadis itu disamping meja, dikeluarkanya isi tas slempang tersebut. Buku agenda, ponsel, dompet alat tulis dan sebuah belati kecil berwarna merah. Sangat lelaki batin Minato, tangannya membolak-balik agenda yang menurutnya tak menarik itu, merasa jenuh dibukaknya isi dompet Sakura, membongkarnya dan melihat apa isi dari dompet berwarna merah tersebut, yang jelas tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada si empunya yang masih asik dalam lamunanya.
Minato menyipitkan mata, diliriknya sebuah foto yang memperlihatkan Sakura yang tengah tersenyum dengan seorang pria. Diambilnya foto tersebut tanpa sepengetahuan gadisnya.
"Apa ini sebuah belati? Kau mengesankan Sakura-chan.."
"Jangan..!" Pekik Sakura. Terlambat jari Minato telah teriris belati tersebut. Diambilnya tangan pria pirang itu, diisapnya darah itu panik.
Minato tersenyum melihat reflek Sakura yang begitu tangap padanya. Rasa perih yang di rasakannya pun menghilang digantikan seringai indah yang meghiasi wajah seksinya. Jantungnya berdetak kencang dan otaknya tak bisa berpaling dari pesona gadis itu. Inilah yang disukainya, sensasi mengeletik perut yang membuat Minato candu atas sentuhan Sakura.
Tanggannya menyibakan helaian merah muda gadis itu, yang menurutnya menutupi pandangnya yang sedang asik melihat wajah gadis muda itu.
Hening
Tersadar, Sakura menyentak tangan Minato, dia berdiri mengambil tasnya dan membereskan barang-barang yang baru diobrak-ambrik oleh Minato. Tanpa berpamitan terlebih dahulu, Sakura melongos pergi.
Minato terkikik geli menanggapi tingkah laku Sakura yang sudah diprediksinya. Menarik sudut bibirnya kala bayangan Sakura tak terlihat lagi.
"Kau milikku.." bisik Minato meremas foto Sakura dan membuangnya ketempat sampah di pojok ruangan.
Sakura baru saja menyelesaikan pekerjaannya saat rekan setimnya mengajak gadis itu minum. Seperti biasa mereka akan berkumpul dan minum diruangan serba bisa di pojok studio tempat biasanya para karyawan beristirahat.
Cukup lelah Sakura menghendel semua pekerjaan yang seharusnya dikerjakan Sai sahabatnya. Tak bisa menyalahkan Sai yang harus pergi ke rumah sakit untuk menemani keluarga satu-satunya yang baru saja mengalami kecelakaan. Dan sialnya lagi dirinya lah yang harus mengerjakan itu sendirian sampai larut malam seperti ini.
"Kemarilah Sakura.."
Kata Kakashi sang sanpai, pria bermasker itu menepuk kursi di sebelahnya dan menyodorkan segelas kecil sake untuk Sakura. Sakura menolak di ambilnya sekaleng bir yang berada di meja tersebut.
Kakashi nyengir. Lupa jika Sakura tak kuat minum. Bukannya tak kuat minum, hanya saja jika Sakura mabuk sedikit saja, hal buruk akan terjadi. Pria itu mengelengkan kepala saat mengingat kembali peristiwa buruk yang pernah menimpanya tempo dulu. Saat gadis itu tanpa sengaja mabuk.
"Gomen.." gumannya.
Sakura hanya tersenyum maklum.
"Bagaimana pekerjanmu?"
"Maksud sanpai hubunganku dengan manusia pirang itu?"
kakashi terseyum menangapi, melihat rauk wajah Sakura yang tiba-tiba seperti orang yang sembelit saat membicarakan Minato.
"Dia memang agak keterlaluan, tapi percayalah dia orang yang baik."
"Ya ku harap juga begitu" ujar Sakura lirih.
"Dia cukup cakap dalam pekerjaan, dia aktor yang sangat hebat. Walaupun kata-katanya cenderung menyakitkan hati, di balik itu semua dia pribadi yang menyenangkan."
"Saat di Universitas dulu dia satu-satunya aktor terbaik yang pernah aku kenal. Dia tampan, pintar dan juga kaya, semua wanita tergila-gila padanya. Dia orang yang menarik."
"Aku salut orang sinting sepertinya bisa menghasilkan karya yang luar biasa bagusnya." Ujar Sakura lirih. Entah Kakashi bisa mendengar gumannanya atau tidak.
Dilain pihak pikiran Kakashi melayang mengenang masa lalu kebersamaan mereka di Universitas. Pria bermasker itu sangat mengagumi sensai-nya itu, pria yang mengajarkan segala hal padanya, termasuk kebiasaan buruk yang diturunkan seniornya itu. Tak segan-segan dia menambah sake yang entah sudah berapa botol yang dia tenggak. Tak menyadari seseorang yang berdiri di ambang pintu masuk ruangan tersebut memperhatikan obrolan mereka.
Minato tersenyum, tak sia-sia dia datang ke sini untuk mengembalikan ponsel Sakura yang tertinggal di apartemennya. Mengambil sebuah kursi, Minato duduk di depan Sakura dan Kakashi. Melipat kakinya pongkah, Minato melirik orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Hampir semua penghuni ruangan itu telah terlelap sambil memeluk botol sake. Termasuk pria silver sang mantan muridnya yang mungkin beberapa saat lagi akan tumbang.
"Minato-sensei kau datang, kami baru saja membicarakanmu..!" ujar Kakashi yang hampir kehilangan kesadarannya.
Minato menaikan sebelah alisnya tak suka, mengabaikan perkataan mantan muridnya itu.
"Kau membicarakanku? Sangat mengejutkan!" Gumannya, tatapannya masih tertuju pada emerald Sakura yang mulai meredup. Bagaikan di tarik oleh magnet tak terlihat, Minato sama sekali tak bisa memalingkan matanya. Selalu seperti itu jika setiap kali berhadapan dengan Sakura.
Sakura diam merasa tak perlu menangapi kata-kata pria yang ada di depannya. Bosan malah dengan mulut manis pria yang disebut-sebut Tom Cruise-nya Konoha. Di ambilnya keleng bir di hadapannya dan di tegungnya lagi dan lagi. Mengabaikan segala tindakan Minato yang sesekali menatapnya mesum kearahnya.
Minato mengambil gelas, di tuangkan bir kedalam gelas tersebut kemudian meminumnya. Tatapannya masih datar melihat gadis yang di amatinya mengejabkan mata lelah. Tinggal sebentar lagi.
Minato megambil sake dan di tuangkan cairan itu ke dalam galas, di sodorkan gelas itu ke hadapan Sakura.
"Minumlah...!"
Tanpa pikir panjang Sakura mengambilnya dan meminum cairan itu sampai habis. Tak ada reaksi, sampai beberapa menit kemudia Sakura membulatkan mata tak percaya.
"Apa ini?"
Minato menyeringai, didekatkan tubuhnya ke hadapan Sakura yang memerah. "Tak ada, ini hanya sake.. "
Setelah itu kepala Sakura seakan berputar-putar.
Udara dalam kamar ini terasa lebih panas dari biasa. Tak seperti kebiasaan pemilik aparteman ini yang selalu membawa wanita asing ke kamar tamu, kali ini Minato, duda HOT itu melakukan hal yang lain. Pria itu membawa mangsanya di kamar pribadinya. Kamar yang selalu menjadi tempat istirahatnya tempat paling privasi dari seisi ruangan yang ada di aparteman mewahnya ini.
"Uhh.."
Wanita yang ada dibawah pria itu melengkung panjang. Dimana dia sampai dititik kenikmatan. Mengimbangi pria itu sang wanita bergerak pasrah.
Sekali lagi Minato menghentak- hentakkan pinggulnya, di tariknya kaki jenjang wanita itu kearah bahunya, mempermudah memperdalam wilayah jajahannya. Minato mulai mempercepat gerakannya, menarik mundurkan miliknya. Membuat Sakura kembali lagi melayang mengabaikan kesadaran yang perlahan membaik.
"Nngh.."
Suara lengkungan itu keluar.
"ahh..."
"Nngh..."
"Kau keluar.." seringai puas menghiasi wajah Minato. Di lumatnya bibir Sakura lagi dan lagi.
Sakura menjerit merasakan kenikmatan yang di berikan Minato padanya, di tariknya rambut pirang Minato yang tak lagi rapi. Membalas ciuman panas yang dilayangkan pria seksi itu padanya.
Direbahkan tubuh tegapnya disamping Sakura. Tubuh mereka bersimpa keringat dan entah sudah berapa ronde yang mereka melakukannya. Yang pasti itu membuat mereka lelah. Minato memejamkan matanya dan di dekapnya tubuh yang ada di sampingnya itu. Membawa mereka ke alam mimpi, tak memperdulikan hari esok yang menunggu mereka.
.
.
.
Bersambung..
