Sinopsis:

Pooja adalah anak dari kepala kepolisian India, Surinder Sharma. Keselamatannya terancam setelah Ayahnya menangani kasus besar yang mengakibatkan Ayahnya terbunuh oleh kelompok Mafia terbesar di India. Tapi berkat seorang bodyguard, hidupnya terselamatkan. Apakah setelah itu hidup Pooja bahagia? Atau aka nada lagi bahaya yang akan datang?

ATTENTION:

Sebelum membaca cerita saya, kalian harus tau ini hanyalah fanfiction atau cerita fiksi yang ditulis oleh Fan. Sebagai Fan Shapoo, saya menulis cerita tentang mereka berdua. Tapi cerita ini tidak benar dan murni hanya hasil karangan dan hayalan saya saja. Jadi harap diterima dan tidak dipermasalahkan oleh pihak siapapun.

Terima kasih.!


Chapter 1

Pooja POV

"Tuan, Bodyguard yang baru akan tiba besok." Salah satu bawahan ayah memberitahukannya.

"Okay. Beritahu laksmi untuk membereskan ruangan yang di halaman belakang. Bodyguardnya akan tinggal disana." Ayah menjawab dan memberi perintah tapi pikirannya fokus dengan file-file yang ada diatas meja.

Seperti biasa, setelah makan malam, ayah akan ke ruang tengah dan mempelajari kasus yang sedang dia tangani.

Kadang-kadang aku merindukan ibu. Ini yang membuat ayah sangat berbeda. Setelah kematian ibu dua tahun yang lalu, hampir setiap malam ayah akan begadang larut malam cuma demi memecahkan kasus-kasusnya. Aku sudah berulang kali memperingatkan ayah untuk beristirahat daripada begadang seperti itu. Tapi tetap saja, dia tidak akan mendengarkan perkataanku. Hanya ibu yang dia dengar. Tapi bukan berarti Ayah tidak menyayangiku. Ayah sangat memperhatikan keselamatanku. Dan dia selalu memenuhi apa yang aku inginkan. Tapi menjadi anak dari seorang kepala kepolisian tidaklah gampang. Musuh ayah ada dimana-mana.

Akibatnya, aku tidak bisa bebas melakukan apa-apa. Aku harus terus dibawa penjagaan bodyguardku. Ayah sampai harus menyewa beberapa ahli bodyguard hanya demi agar keselamatanku tidak terancam. Dan karena salah satu bodyguardku dipinjamkan kepada anak perdana mentri, aku jadi harus mempunyai bodyguard baru.

Aku dengar dia berasal dari New Delhi. Tapi berapa umurnya dan apakah dia baik, aku sama sekali tidak tahu.

Jujur aku sebenarnya benci memiliki bodyguard, karena gara-gara mereka, di kampus aku sering dijauhi oleh teman-temanku. Mereka ketakutan saat melihat bodyguardku yang bertampang seram dan selalu besikap dingin kepada mereka.

Gara-gara mereka juga, kencanku dengan beberapa laki-laki yang aku suka selalu gagal. Ayah mengizinkanku berkencan tapi bodyguardku juga harus ikut. Bukankan itu sangat memalukan dan menjengkelkan?

Akibatnya, bukan menikmati kencan malah para pria-pria yang berkencan denganku meninggalkan restoran bahkan sebelum makan malamnya dimulai. Sumpah, sekarang bahkan hampir tidak ada lagi laki-laki dikampus yang ingin mengajakku jalan.

Tapi, walaupun begitu, aku masih bersyukur karena aku mempunyai dua sahabat yang sangatlah baik dan setia padaku. Mereka adalah Tasmeen dan Meenama. Mereka tidak takut kepada bodyguardku, tidak seperti teman-temanku yang lainnya. Well, mereka berdua bukan sekedar teman bagiku. Aku selalu menganggap mereka sama seperti saudaraku sendiri. Kehadiran mereka membuatku yang merupakan anak tunggal tidak merasakan kesepian.

Aku tersadar dari lamunanku ketika hape ayah berbunyi.

"Okay, saya akan segera kesana". Jawab ayah kemudian menutup telfonnya. sambil berdiri dan mulai membereskan file-file yang ada diatas meja ruang tengah.

"Ayah mau kemana? Ayah harusnya beristirahat sekarang. Baru juga pulang tapi kenapa harus pergi lagi?" dengan wajah cemberut aku berusaha menahan ayahku. Aku kasihan melihatnya. Dia sudah berumur, tapi tetap saja harus mengurus ini itu.

"Orang dikantor menelfon. Telah terjadi perampokan di bank dekat kampusmu. Ayah harus segera kesana dan memastikan apa saja yang terjadi." Ayah berusaha menjelaskan.

"tapi ayah, kau hanyalah manusia biasa. Kau juga butuh istirahat. Aku tahu, ayah sama sekali belum tidur sejak kemarin kan? Ayah kau bukan robot. Sekali-sekali perhatikan kesehatanmu." Aku dengan keras kepala masih terus berusaha menahan ayah. Walaupun aku tahu, pasti ucapanku tidak akan didengarkan.

"sudahlah Poo. Kau saja yang beristirahat. Besok kau akan kuliah dan bertemu dengan bodyguard barumu. Setelah semuanya beres ayah janji akan pulang dan beristirahat." Ayah mulai memakai jaket dan mengambil kunci mobilnya.

Aku menyerah. Dan lebih memilih berdiri diam seperti patung di tengah ruangan.

"Maafkan Ayah sayang. Tapi ini sudahlah tugas ayah. Kau jaga diri baik-baik. Sanu akan berjaga di gate depan." Ayah mengecup keningku dan meninggalakan rumah.

Aku dengan perasaan kesal, naik ke kamarku.

"Ibu, aku merindukanmu" aku duduk di dekat jendela kamarku. Memeluk lututku dan menangis memikirkan ibu dan ayahku.

"Tuhan, selalu jaga dan lindungi ayahku dimanapun dia berada. Jangan biarkan aku kehilangan dia. Kehilangan ibu sudah cukup buatku. Ayah adalah satu-satunya hal yang paling berharga dihidupku sekarang".

Setelah air mataku berhenti. Aku mulai beranjak ke kasurku dan memejamkan mataku.

Keesokan harinya…..

Tok..Tok.. Tok..

Laksmi pengurus rumahku, mengetuk-getuk kamarku. Memastikan aku sudah siap atau tidak.

"Nona Poo, Tasmeen dan Meenama sudah menunggumu. Cepatlah turun dan kita sarapan bersama".

"Iya bibi. Aku akan segera turun". Jawabku menatap cermin.

aku menyerah berusaha menutupi mataku yang bengkak. Percuma saja, sudah berusaha ditutupi dengan make up tapi tetap saja terlihat.

Setelah merapikan rambutku, aku turun menemui kedua sahabatku yang hari ini reancananya akan berangkat bersama.

Aku belum sampai diruang makan, tapi aku bisa mendengarkan suara Tasmeen dan Meenama yang sedang mengobrol dengan Laksmi.

"Kapan bodyguard baru Poo akan datang bibi?" Tanya Tasmeen antusias.

"Katanya sih hari ini. Tapi kelihatannya Nona Poo tidak senang dengan semua ini." Jawab Laksmi. Saat itu aku sudah berdiri didekat pintu ruang makan dan melihat Laksmi menumpahkan susu ke gelas mereka berdua.

"Tentu saja tidak senang. Siapa yang mau memiliki bodyguard dengan tampang seram dan tua seperti om-om." Sahut Meenama dengan mulut penuh makanan.

"Ehhmm…" aku pura-pura batuk supaya mereka sadar aku daritadi dengar pembicaraan mereka.

"Astaga Poo, kau mengagetkan kami. Harusnya kau bilang kalau kau sudah ada diruangan ini". Kata Meenama dengan wajah masih terkejut.

"Bagaimana mau bilang, kalau kalian saja masih terus sibuk menggosipkan bodyguard baruku." Jawabku dengan mengangkat bahu dan kemudian duduk disamping Tasmeen.

"Maaf, tidak bermaksud begitu. Kami hanya mau memastikan bodyguardmu tidak segalak bodyguardmu yang lainnya". Kata Tasmeen, member pembelaan.

"Sudahlah girls. Its okay. Im fine kok." Sahutku dan mulai memakan makananku.

Tepat pukul 8 pagi, kami tiba di kampus. dan kami langsung menuju kelas pertama buat hari ini.

Ketika masuk dalam kelas, semuanya memperhatikanku. Aku melewati meraka dan berjalan ke meja tempat duduk yang sering aku tempati.

"Mana bodyguardmu yang seram itu Pooja? Atau jangan-jangan kau mencampakannya?". Tanya viky tiba-tiba dan kemudian di susul dengan suara tawa yang lain.

"sudahlah Poo, tidak usah hiraukan mereka. Mereka hanya iri saja kau punya bodyguard pelindung sedangkan mereka tidak". Tasmeen berbisik ditelingaku dan Meenama menarik tanganku ke tempat dudukku.

Benar kata Tasmeen, mereka hanya suka untuk mengejekku karena aku punya apa yang mereka tidak punya. Toh, aku juga sudah sering diperlakukan seperti ini.

Aku, Tasmeen dan Meenama duduk ditempat kami. Dan tak lama kemudian, Profesor kami masuk.

Semua kelas berakhir dengan cepat hari ini. Saatnya pulang kerumah.

"Poo, kami mau mampir ke Salon dulu. Kau benar tidak mau ikut?" Tanya Tasmeen saat kami tiba didekat mobilku.

"Iya, aku yakin. Lagian 2 hari yang lalu aku habis dari salon. Aku juga mau memastikan Ayah sudah tiba dirumah atau belum. Kalian berdua bersenang-senanglah. Sampai ketemu besok ya." Aku menjelaskan kepada mereka dan kemudian mencium pipi mereka.

Aku masuk kemobil dan langsung meninggalkan tempat parker sekolah.

"apa ayahku sudah ada dirumah?" aku bertanya ke supir pribadiku.

"Iya nona Poo. Dan dia juga sudah bersama dengan bodyguardmu. Dia baru saja sampai. Aku menerima kabarnya dan langsung di suruh untuk menjemputmu"

Aku tidak membalasnya lagi. Aku hanya terdiam dan melihat keluar jendela. Aku memikirkan tentang bodyguard baruku. Pasti sama seperti apa yang Tasmeen dan Meena bilang tadi pagi diruang makan. Bodyguardku pasti bertampang seram dan galak. Ayah selalu memilih Bodyguard seperti itu buatku.

Tak lama kemudian, aku tiba di rumah. Tanpa menunggu supir untuk membukakan pintuku, aku langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah untuk bertemu Ayah dan bodyguardku. Lebih cepat ketemu lebih baik. Supaya setelah melihat bodyguardku, aku bisa menyuruh ayah beristirahat dan aku juga sekalian bisa mengerjakan tugasku.

Ketika sampai diruang tamu, aku melihat ayah dan seseorang.

Aku terdiam sejenak memperhatikannya…

Karena diruang tamuku berdiri seorang laki-laki, dia terlihat keren. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia membelakangiku. Badannya besar dan berotot. Tapi tidak sama seperti yang di TV-TV yang kelebihan berotot. Dia berbeda. Dia tinggi dan terlihat masih sangat muda. Aku tidak menyangka Ayah akan memilihkan bodyguard seperti ini untukku.

Aku masih terus memperhatikannya sampai ayah sadar akan kehadiranku diruangan itu dan dia memanggilku.

"Pooja, kesini nak. Temui bodyguard barumu. Namanya Shaheer dan akan menjadi bodyguard pribadimu mulai sekarang." Kata ayahku memperkenalkan.

Aku masih belum beranjak dari tempatku berdiri ketika cowok sempurna yang dihadapanku berbalik dan menatapku.

Sekali lagi aku terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa…. Bahkan waktu dia mengulurkan tangannya kepadaku untuk berjabat tangan aku masih terdiam membisu ditempatku…


Chapter berikutnya POV-nya Shaheer ya.

Follow Instagramku : ShapooFanfiction. Untuk tau kapan update chapter berikutnya. Kalian juga bisa kasih saran atau apapun tanggapan kalian mengenai ceritaku dengan komen disini atau komen di akun IGku.

Terima Kasih.