Tautan tangan itu terlepas ketika Baekhyun Byun berkata kepada salah satu teman bisnisnya, "Selamat datang di pesta yang keduapuluhdelapan dari seorang lajang sepertiku, kawan." Lalu keduanya tertawa dan berpelukan akrab.
"Aku tidak percaya jika kamu masih lajang diusia sekarang ini," kata Kyungsoo Do, tamu sekaligus teman bisnis yang dimaksud. "maksudku, siapa yang tidak tertarik dengan kamu? Kamu kaya sekaligus sukses muda, kamu menarik baik dari sikap maupun sifat, kamu sosialis—tidak sepertiku yang cukup antisosial, dan diantara itu semua," Kyungsoo mendekatkan wajahnya kepada Baekhyun, bola matanya yang biasa membulat seperti burung noktural yang selalu berbunyi uhuu-uhuu memicing, hingga Baekhyun mau tidak mau merespon ekspresi seriusnya. "Kamu ini agresif dan nakal. Pria dan wanita mana yang tidak suka dengan sisi lainmu itu, Baekhyun?"
Baekhyun Byun tertawa. Terbahak-bahak, sampai-sampai setitik air mata keluar di masing-masing sudut kedua matanya yang indah dan mempesona dan perutnya bergetar-getar. Pria itu tidak risih jika ada segelintir dari tamu-tamunya menatap heran padanya, toh itu suka-suka dia, dan mereka tidak bisa melarang apapun yang tuan rumah sekaligus tuan acara lakukan, selama itu masih dijangkau nalar. Selain itu, ia senang sekali jika menjadi pusat perhatian.
Tapi tidak dengan Kyungsoo Do. Pria muda satu tahun dibawah usia Baekhyun tersebut merasa risih dan canggung dengan ragam tatapan para tamu lain, maka dari itu, ia memilih meringis kikuk sambil menundukkan kepalanya sekilas, kemudian menendang tulang kering kaki kanan Baekhyun dengan agak keras, untuk memperingati pria cantik tersebut. "Jaga sikapmu, paling tidak jika sedang bersamaku!"
"Oh, ayolah, jangan sungkan-sungkan di tempatku. Dan berusahalah untuk mencoba mengakrabkan diri dengan yang lain," sanggah Baekhyun, setelah mengusap air mata di pelupuknya dengan perlahan. Ia tidak ingin tampil memalukan hanya karena eyeliner-nya luntur, walaupun produk yang ia gunakan memang termasuk tahan air untuk beberapa jam ke depan. Tapi, siapa yang tidak ingin tampil sempurna di hadapan publik? Baekhyun Byun bukan termasuk di dalamnya. "sekaligus mencari tambatan hati, Kyungsoo. Jangan hanya karena kamu adalah satu tahun dibawahku, lantas kamu tidak berpikir untuk sebaiknya mencari pasangan pula. Jika memang benar," jeda Baekhyun, ia menggapai pundak kecil Kyungsoo yang hampir sama sepertinya. "aku tidak terima dengan ucapanmu sebelumnya, karena kamu juga seperti itu. Siapa wanita dan pria yang tidak terpikat dengan kharisma sepertimu?"
Keduanya tertawa bebas. "Benar-benar Baekhyun Byun yang tidak ingin kalah." Kyungsoo mulai melangkah untuk memasuki ruangan rumah mewah Baekhyun yang terletak di salah satu perumahan eksklusif di pusat kota. "Akan aku coba untuk melakukannya, Baekhyun. Kamupun harus begitu. Sampai jumpa nanti di dalam."
Sebuah dengusan disertai senyum simpul didapatkan Kyungsoo dari sang tuan rumah. Dan setelah memberikan sebuah undangan resmi kepada salah satu maiden yang bertugas mengecek tamu, Kyungsoo memilih untuk menghampiri meja yang menyediakan segala jenis buah-buah segar dengan macam bentuk menarik.
Di sisi lain, Baekhyun kembali melempar pandangan ke halaman rumahnya, yang kini terdapat beberapa mobil mewah dan berkelas terpakir rapi dan dikawal oleh petugas keamanan rumahnya. Lalu melempar pandangan ke arah langit-langit malam yang tampak muram durja, hanya dihiasi sebuah bulan sabit yang sesekali dihalangi kabut langit hitam. Dan mendesah pelan, seolah ada beban berat di pundak, dan itu semakin terasa begitu ia melihat jam Swiss Army-nya yang menunjukan pukul tujah lewat tigapuluh menit waktu setempat, yang artinya Baekhyun harus menyambut dan menyamankan tamu-tamu undangan untuk waktu dua setengah jam ke depan.
Masalahnya, Baekhyun tipe orang pembosan. Dan mengingat ia telah mengadakan atau menghadiri pesta-pesta seperti ini di waktu ke belakang, sampai saat ini, ia tidak menemukan sesuatu atau seseorang dapat dapat menarik hatinya dari lubang kebosanan yang amat sangat.
"Hh," desah Baekhyun lagi. Ia mulai mengarahkan tubuhnya yang dibalut silver formal suit ke dalam rumah mewahnya, ketika setelah salah seorang maiden memberi tahu jika semua tamu undangan telah terkumpul di dalam, dan menginstruksikan kepada salah seorang penjaga keamanan untuk mengunci gerbang rumah. "berjuanglah untuk bertahan dalam lubang kebosanan diantara hingar-bingar pesta, Baekhyun Byun."
.
.
Private Dance
.
Screenplays!Chanbaek and others
.
I don't own anything, except storyline (c) 2015
.
Yaoi, Alternative Universe with much typo
.
No like, don't read!
.
.
Summary!: Baekhyun menyelenggarakan pesta ulang tahun keduapuluhdelapan-nya yang meriah di perumahan eksklusiftempatnya tinggal, namun alih-alih ia terlarut dalam kegembiraan dan kegilaannya yang pestanya berikan, ia justru sangat bosan. Hingga tak lama berselang, matanya yang indah menemukan sesuatu yang menarik hatinya, dan sebagai Baekhyun Byun—salah satu eksekutif muda perusahaan di bidang telekomunikasi, ia mutlak untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan hatinya.
Bagaimanapun itu. Termasuk dengan memakai cara licik untuk menariknya masuk ke dalam lubang kenikmatan yang Baekhyun janjikan.
Young-Executive!Baekhyun with Accountant-who-Older-than-Baekhyun!Chanyeol
.
.
1] Halo. Panggil aku Akai atau Momo.
2] Setelah aku ingat-ingat lagi, diantara OT12, rasanya aku belum pernah membuat ff rated M-nya Chanbaek, ya? Dan ini dia!
3] Soal ff 'bagaimana cara mencium pacar tinggimu'? plot yang aku tulis di kertas hilang, cukup membuatku badmood dan mager membuatnya ulang. Tapi kemungkinan bulan depan akan aku posting di sini. Harap bersabar, terima kasih.
3] Rnr!please for fast update soon!
.
.
Bagian Satu
.
.
"Screw hello, you had me at sex
Don't need to intro, let's skip to the bed
From the head to your toes, legs up over your head
From begs to moans, we're both seeing red
"Some believe in love at first sight,
But this is just lust on the first night
If it turn into more than that's alright
But right now i don't want your kiss
"I want your bite,
Wanna feel your teeth on my neck,
Wanna taste the salt of your sweat,
Gonna rock your body all night
It's lust at first sight
"The way you're making me hot,
Don't stop, you hitting the spot,
Gonna rock your body all night,
It's lust at first night.
"Lost control, but not get mislead,
Don't ask for my phone
Yeah, we're just sex friends
Who needs clothes, when you covered in men
You never now, the hand i will lend
"It's just a one night stand,
Maybe even just a fve minute jam
Yeah, i'm sure you'll rate your gram,
But you sex is all i'm intrested in
So, please don't put me in you're plans,
Just put me in your mouth,
Yeah, put me in your hand,
You're not the one for me,
You're just the one for my pee pee.
Oh, oh baby just bite me." ( I Want Your Bite – Chris Crocker)
.
.
Chanyeol Park menggerutu dalam tugasnya yang menawarkan gelas-gelas berisi alkohol mahal dalam nampan peraknya, ia mengumpat dan mengertak-gertak kakak sepupunya yang seharusnya melakukan pekerjaan ini.
Saat itu, ketika akan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat seseorang menyewa pelayanan barnya, Jungso—kakak sepupu lelakinya yang berwajah malaikat namun sebenarnya memiliki dan mengelola langsung belasan bar-diskotik terkenal di kota, mendadak dihubungi sang suami yang memberitahu bahwa anak bungsunya yang berusia tujuh tahun terserang demam tinggi. Karena itulah, dengan keputusan sepihak yang datang tiba-tiba, Jungso menyuruh Chanyeol untuk datang ke salah satu bar-nya, dan menyuruhnya untuk menggantikan posisi sebagai waiter.
Sementara Chanyeol, yang akhirnya mendapat jatah libur setelah lembur tiga hari penuh mengerjakan laporan keuangan perusahaan yang menyewa jasanya sebagai akuntan, mau tidak mau orang akan memaklumi jika ia menggerutu. Jungso pun juga, tapi dengan iming-iming Chanyeol akan mendapat jatah bayaran dari mengganti shift-nya, akhirnya pria tigapuluh tahun itu bersedia dengan masih bersungut-sungut.
Belum lagi begitu ia datang kemari dan menghampiri ruang belakang tempat para staf pelayan berkumpul, ia nyaris saja dijadikan samsak tinju dadakan hanya karena tuduhan tak berdasar yang dilayangkan salah satu bawahan wanita Jungso.
"Kamu siapa?" kata salah seorang waiter wanita. Matanya yang agak tersembunyi di balik poni bob-nya memicing tajam. Lalu beberapa detik wanita itu gunakan untuk melirik keseluruhan tubuh Chanyeol yang semampai. "Aku baru melihatmu. Apa kamu tamu tidak diundang yang sebenarnya adalah pencuri?!" tuduhnya. Berhasil menarik perhatian hampir semua orang yang ada di ruangan itu.
Dituduh tanpa tendeng aling, Chanyeol tentu saja terkesiap. Namun tak lama ia memberikan sebuah amplop putih yang berisi surat kuasa tulisan langsung dari Jungso jika masalah macam ini terjadi nanti, dan amplop itu tentu saja diterima sang wanita denagn gerak kasar. Tak lama kemudian, raut wajah angkuh dan tidak bersahabatnya luntur, digantikan dengan raut wajah pucat, bingung, dan canggung, hingga beberapa detik kemudian, wanita itu membungkukkan tubuh mungilnya yang berisi berkali-kali disertai ucapan maaf yang mengalir deras melalui bibir berpolesnya. Chanyeol hanya mendengus tak ramah sambil memutarkan bola matanya searah jarum jam.
"Sudahlah, lupakan masalah itu." Kata Chanyeol setelah mengambil kembali amplop putih dari tangan sang waiter wanita. "sekarang kamu hanya perlu mengantarkanku ke tempat dimana aku bisa mengganti pakaianku dengan pakaian waiter sekarang, dan tolong beritahu yang lain aku aku menggantikan kehadiran Jungso-hyung. Mengerti?"
"Baik, tuan. Maafkan saya," jawab wanita itu. "Mari ikuti saya untuk mengambil ukuran pakaian waiter anda yang cocok dan ke tempat ganti."
Dan setelah melewati tetek bengek yang harus Chanyeol lakukan, demi merubah penampilan dari gaya seorang akuntan muda yang masih bujang dan fashionable menjadi salah seorang waiter bar yang melayani tamu-tamu undangan pesta perayaan hari lahir sang tuan rumah. Turun jauh derajatnya, tapi apa boleh buat, biarkan Chanyeol mendapatkan pengalaman yang berbeda dari biasanya, meskipun artinya saat ini ia tampak seperti orang asing yang sedang menyamar.
Berkeliling-keliling Chanyeol menawarkan gelas-gelas yang dibawa oleh nampan peraknya. Dan terkadang, para tamu menolak dengan cara halus atau langsung mengambil dan meneguknya sedikit demi sedikit, sambil sesekali mereka menjawab atau membalas apa yang diutarakan sang lawan bicara. Sementara sisanya, sedang menikmati sajian makanan ringan atau buah-buahan yang mereka bawa menggunakan piring porselen kecil berwarna biru safir, sesuai dengan tema warna pesta hari lahir sang tuan rumah. Dan bising-bising suara para tamu undangan membaur menjadi satu bersama alunan musik instrumental yang dimainkan oleh sekelompok pemusik handal di ujung kanan ruangan mewah tersebut, mengundang sebagian para tamu untuk berdansa dan agak mengganggu kerja Chanyeol karena terkadang ia tersenggol dan membahayakan eksistensi gelas-gelas yang ia bawa.
Gelas-gelas itu terisi oleh macam-macam racikan alkohol terkenal di kalangan orang yang biasa mengunjungi bar atau diskotik, seperti Martini, Cocktail, Silver Bullet, Champage, Wine dan lain-lain. Cukup membuat Chanyeol tergoda dan nyaris saja diam-diam meneguk salah satu dari mereka sampai habis di jam kerjanya, ketika tanpa sengaja ia melihat sang tuan rumah—Baekhyun, berdiri menyandarkan tubuh mungilnya di dinding salah satu sisi ruangan, bertopang dagu dan menatap kumpulan orang-orang yang berdansa dengan pandangan bosan. Sesekali ada pria maupun wanita yang mengajaknya untuk turun ke lantai dansa, namun dengan halus sekaligus tegas Baekhyun menolak dengan gerak tubuhnya, membuat pria-wanita yang mengajaknya hanya tersenyum masam dan mengiyakan bahasa tubuh pria Byun.
Chanyeol yang merasa menganggur dan ingat bahwa dirinya belum menawari Baekhyun minuman, memilih untuk melangkahkan kaki-kaki jenjangnya mendekati Baekhyun. Begitu beberapa langkah lagi ia akan sampai di jarak pas mereka berbicara, Chanyeol menunduk singkat dan menyapa sang tuan rumah dengan suara bass-nya yang agak tenggelam dalam irama musik waltz yang menggema.
Sementara Baekhyun, ia cukup terkejut dengan suara yang menyapa ramah padanya. Cukup takut juga, karena suara itu hampir-hampir persis seperti suara om-om paruh baya yang menggoda para gadis remaja untuk bersedia menghabiskan waktu bersama, bahkan ia nyaris mengabaikan pemilik suara bass itu dan melangkah pergi berpura-pura tak peduli.
Tetapi, sebagai tuan rumah dan penyelenggara pesta yang baik, ditambah bahwa Baekhyun ingin tampil berkesan bagi para tamu-tamunya, maka yang ia lakukan adalah melempar pandangan kearah sumber suara dengan senyum simpul untuk menyembunyikan rasa bosannya rapat-rapat.
Namun apa yang terjadi jauh diluar perkiraan Baekhyun Byun. Irisnya yang berkilau-kilau cantik cukup terkejut melihat sang pemilik suara tersebut, terutama ketika ia menyadari bahwa dalam tubuhnya mulai memberontak dan memberikan sinyal-sinyal bahwa ia tertarik pada Chanyeol Park—pria bersuara bass tersebut.
Dan pria Park pun merasa demikian.
.
.
(bersambung)
