Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Putus © fanfction user

"saya tidak mengambil keuntungan material apapun dalam pembuatan fanfiksi ini"

Kise menunduk dalam. Rasanya bukan hanya kakinya, tapi lehernya juga terasa ngilu.

"Kenapa.." Pemuda bersurai pirang itu menatapnya sendu, "—kenapa kau baru ingin putus sekarang..ssu? Setelah semua yang kita jalani.." ujarnya lirih pada objek merah yang telah dikuncinya pada manik topaznya. Tapi objek yang ditanya hanya diam dengan angkuhnya—tak bergeming. Menghiraukan Kise yang tampaknya kehabisan kesabaran dan mungkin akan melemparnya—tapi hal itu sudah pasti tak akan terjadi.

"Kau ingin mempermalukanku, iya kan!?" nada suaranya meninggi, membuat beberapa pejalan kaki yang kebetulan melewati mereka menoleh dengan dahi mengerut.

"Kise.."

"Padahal—padahal..!"

"Kise!"

Aomine yang dari tadi hanya diam memperhatikan akhirnya mencengkeram bahu pemuda copycat itu karena jengah melihat Kise yang terus merajuk. Membuat Kise mengalihkan pandangannya sesaat pada pemuda dim yang tadi juga ikut dengannya.

"Kau tau, ada banyak yang lebih baik daripada—"

"Tidak!" tangan Aomine ditepis kasar, "Aku menyayanginya, Aominecchi! Tidak mungkin ada yang sama lagi sepertinya!"

Pemuda bersurai navy blue memutar bola matanya malas, kemudian beralih dengan tatapan yang tidak bisa di artikan pada si merah yang menjadi masalah. Kemudian tanpa aba-aba ia memutar tubuh Kise 90 derajat hingga menghadap etalase toko yang berada di tepat di samping mereka. Kise bisa melihat pantulan dirinya yang berwajah kusut dengan tangan Aomine tersampir di bahunya di etalase itu.

"Kau bisa lihat dari kaca itu kan? Ada banyak yang lebih baik—tidak menutup kemungkinan itu ada di dekatmu, Kise.."

"Aominecchi.." Kise tidak tau harus berkata apa untuk menanggapi kalimat sahabatnya itu. "ta—tapi..ssu!"

"Udah deh, Kise! Kamu berlebihan tau! Ini tuh cuma sandal jepit!" Aomine menendang sandal jepit berwarna merah yang dari tadi ditangisi Kise, "kalau putus masih bisa dibeli, bodoh!"

Kise akan kembali memprotes kalimat Aomine kalau saja pemuda gangguro itu tidak menoyor kepalanya pelan.

"Ayo cepat! Mumpung di depan toko sepatu!" ujarnya sambil memasuki toko sepatu yang ada tepat di depan mereka. Meninggalkan Kise yang kembali mewek.

"Hidoi-ssu!"